Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FUNGSI BIROKRASI PEMERINTAHAN PADA TINGKAT KEPUASAN

MASYARAKAT TERHADAP FASILITAS UMUM DI LEMBANG BUNTU TANGTI

Disusun oleh
Yan Rigel Para’pean (3020218428)

Program Studi Kepemimpinan Kristen


FAKULTAS BUDAYA DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN0

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA


2023/2024
Pendahuluan
Negara seringkali diperhadapkan dengan berbagai polemik-polemik kontroversial.
Pada saat terjadinya polemik, pemangku-pemangku kekuasaan berupaya mencari problem
solvinguntuk melunakkan setiap polemik yang terjadi. Penyimpangan-penyimpangan
ditengah krisis merupakan tantangan nyata, sehingga pemangku kepentingan selalu
menyiapkan strategi untuk mempertahankan setiap situasi krisis. Study Goverment bukanlah
prasyarat untuk menjamin pemerintahan untuk tetap menjaga asosiasi dan integritas sosial di
lingkungan bernegara.Dalam struktur pemerintahan, telah diketahui pada dasarnya
pemerintahan menganut sistem manegerial teknis sebagai media yang mempermudah setiap
informasi untuk diolah sehingga output dari informasi tersebut berguna bagi kepentingan-
kepentingan administrasi kedepannya.
Pemerintah telah meluncurkan sebuah rancangan berupa birokrasi pemerintahan yang
awalnya diadakan sebagai bentuk perhatian terhadap masyarakat lewat pelayanan publik. 1
Terbentuknya birokrasi pada dasar mempermudah setiap pelaksanaan dari setiap pelayanan
publik dan ditambah lagi setiap prosedur dalam pelayanan publik tidak lagi dipersulit. Segala
bentuk birokrasi dan kebijakan pemerintah berkonsensus pada pengorganisiran yang
menerapkan standar oprasional pelaksanaan yang bermutuh tinggi. Pernyataan ini lebih
mengerucut pada sumber daya yang bergerak dalam pemerintahan. Struktur birokrasi disusun
oleh beberapa anatomi khusus dengan menyematkan beberapa persyaratan yang berkriteria
dan diselaraskan dengan standar normalisasi organisasi serta kapabilitas seperti intelegensi
yang memumpuni. Peranan Birokrasi bagi negara tidak berjalan hanya pada proses penetapan
kebijakan untuk mendasari semua elemen-elemen negeri untuk bertingkah laku batas-batas
kebijakan tertentu, namun birokrasi masuk kedalam sistem dan struktur sosial dengan fungsi
lain yang lebih pada kualitas pelayanan dan kebutuhan warga negara. Kaitan ini merujuk pada
kebutuhan masyarakat, seperti apa yang ditulis oleh Dr. Abdul Khadir mengenai kebijakan
ekonomi, pemerintah membuat regulasi ekonomi untuk menetapkan upah minimum regional
bagi setiap karyawan dan anggota perusahaan sebagai hak atas pekerjaannya. Fungsi ini
menyatakan bahwa pemerintah tidak meminta masyarakat untuk melayani, atau dengan kata
lain regulasi yang dibuat tidak diperuntukkan demi kepentingan pemerintah. 2
Dari sudut pandang tugas, menurut Data Wardana dan Geovani Meiwanda memberi
pandangannya mengenai tugas birokrasi dapat dimaksimalkan untuk memenuhi pelayanan
publik serta kinerja pelayanan tersebut harus diberlakukan secara holistik. 3Namun dengan
fenomena yang terjadi menambah rumit persoalan birokrasi yang ada. Publik mempercayai
terdapat pergeloncohan yang dimainkan oleh oknum tertentu, sebagai oknum perumus
kebijakan publik, masyarakat menjadi kehilangan rasa kepercayaan terhadap hal tersebut.
Para eselon dalam pemerintahan menjadi bulan-bulanan publik dengan menerima cibiran
akibat pengadaan indentitas dan persyaratan publik yang dinilai lamban dan tidak cegatan
dalam memproses setiap permintaan yang diperlukan oleh masyarakat. Perangkat pemerintah

1Sitna Hajar Malawat, Pengantar Administrasi Publik( Banjarmasin : Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al-Banjary Banjarmasin, 2022), 22

2 Abdul Kadir, Fenomena Kebijakan Publik dalam Perspektif Aministrasi Publik di Indonesia ( Medan : CV
DHARMA PERSADA, 2020), 8
3Data Wardana dan Geovani Meiwanda, “Reformasi Birokrasi Menuju Indonesia Baru, Bersih dan
Bermartabat,” WEDANA Jurnal Pemerintahan Politik dan Birokrasi Vol. 3, No. 1 (April : 2017):332
berperangkat pada jabatan ASN (Aparatur Sipil Negara) dan PNS (Pegawai Negeri Sipil)
sudah melewati serangkaian seleksifikasi untuk menandakan bahwa mereka merupakan
bagian yang memenuhi prosedur pemilihan. Kelayakan bahwa mereka diperbolehkan untuk
menerima jabatan tersebut, malah berbalik dengan kenyataannya sekarang. Dari segi kualitas
wawasan dan alur berpikir mereka sudah pantas untuk menerima jabatan tersebut. Setelah
datangnya waktu, serta mulainya lahir naluri duniawi bermunculan dalam diri setiap individu
tersebut, lama-kelamaaan pedoman diri ataupun pedoman budaya organisasi mulai tengelam
terhimpit oleh munculnya sikap picik tersebut. Maka tidak heran kebanyakan dari mereka
yang dijuluki “orang-orang berpengaruh” diseret dalam berbagai kasus mulai dari tindak
asusila, pencemaran nama baik, korupsi (suap), kolusi, nepotisme, grativikasi, pencucian
uang dan berbagai tidakan yang membawa kerugian besar bagi sektor kehidupan dalam
bernegara. Melaui data survei, pada tahun 2012-2016 Indonesia memperoleh peningkatan
yang minim dengan naik 5 level, yang dirilis oleh Corupption Perception Index (CPI) namun
peningkatan tersebut belum mencapai angka 50. Penilaian Corupption Perception Index (CPI)
berbasis dari 0-100 yang artinya negara yang tergolong pada angka 0-50 memiliki tingkat
korupsi yang tinggi sedangkan untuk nilai 100 sudah di pastikan negera tersebut memiliki
tingkat korupsi yang rendah. Dalam periode 2016 sendiri Indonesia menempati angka 37 dan
dipastikan rasio dari perilaku korupsi di Indonesia masih cukup tinggi.4 Dalam hal ini saja
birokrasi setelah memasuki zaman reformasi belum mampu untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan publik dengan kualitas mutu yang terjamin. Birokrasi dewasa ini,
berfokus pada satu sektor yakni permasalahan korupsi. Permasalahan pelayanan publik masih
terlampau banyak dan perlu untuk membenahi sistem birokrasi yang ada.
Berdasarkan kejadian-kejadian diatas, terdapat lokasi yang akan menjadi bahan kajian
yang akan disasar oleh peneliti. Lokasi ini terletak di kelurahan BuntuTangti Kecamatan
Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Lokasi tersebut sangat menarik untuk dikaji karena
secara pragmatis lokasi tersebut merupakan salah satu wilayah kecamatan yang populasi
masyarakatnya cukup banyak dengan taraf kesejahteraan masyarakat yang cukup
memumpuni jika dilihat dari segi fasitas umum seperti jalan raya, pasar, sekolah dan berbagai
fasilitas umum lainnya. Maka dari itu, peneliti akan melihat progresifitas yang akan
dimunculkan dari birokrasi publik yang dijalankan oleh pemerintah setempat.
Metode Penelitian
Penelitan ini mengunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan mengambil
sempel yang terdapat dalam populasi di lingkup tertentu dan melihat pola interaksi yang
terjalin dalam kasus ini. Penelitian ini pula memakai referensi ataupun literatur yang
berkualitas dan terpercaya seperti buku, jurnal dan beberapa situs terpercaya. Selain itu, lokasi
strategi yang diupayakan untuk observasi dalam hal ini adalah tempat-tempat umum seperti
Sekolah, fasilitas Kesehatan, dan lembaga kependudukan lainnya.

4 Ibid 332
Isi dan Pembahasan
Pemerintah dan Birokrasi
Berdasarkan kata dasarnya, pemerintah bersumber dari kata “Perintah yang berarti
sesuatu yang harus dilakukan, dari dalam kata “perintah” tersebut termuat beberapa unsur
yaitu keharusan, dua pihak (pemberi dan penerima), hubungan fungsional antar dua pihak dan
wewenag dari pihak pemberi. Kata Indonesia sendiri setara dengan kata Government dalam
bahasa Inggris yang merupakan kata serapan yang digunakan dalam mendefenisikan arti dari
kata Pemerintah Bahasa Indonesia.5Jika dirujuk dari Kamus Besar Bahasa Indoensia, Kata
“pemerintah” mempunyai lima arti yaitu: 6
1. Sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan yang mengatur kehidupan sosial,
ekonomi dan politik suatu Negara atau bagian-bagiannya.
2. Sekelompok orang yang mempunyai tanggungjawab terbatas untuk menggunakan
kekuasaan.
3. Penguasa suatu negara
4. Badan tertinggi yang berkuasa dalam suatu negara
5. Pengurus atau pengelola

Pemerintah secara umumdapatdiartikansebagai seorang atau sekelompok orang yang


mempunyai kuasa wewenang untuk memerintah atau memimpin suatu kelompok dalam
sistem yang disebut sebagai pemerintahan dengan memengang kekuasaan tertinggi
didalamnya. Dalam system pemerintahan Indonesia sebenarnya pemerintah terbagi jadi dua
yaitu pemerintah pusat sebagai penguasa skala nasional, dan juga pemerintah daerah yang
berkuasa atas daerah otonomnya masing-masing. Dimana kedua kekuasaan tersebut
mempunyai wewenangnya masing-masing. Wewenang pemerintah pusat yaitu politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yuridis, moneterdan agama. 7 Sedangkan Wewenang
pemerintah daerah ditingkat kabupaten kota mempunyai wewenang untuk mengatur
daerahnya sendiri dengan tetap dikontrol dan diawasi oleh pemerintah pusat. Adapun
kewenangan pemerintah daerah kabupaten kotayaitu:8
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan;
6. Penyelenggaraan pendidikan;
7. Penanggulangan masalah sosial;

5Rabnia Yunus, Memahami IlmuPemerintahan (Makassar: Humanities Genius, 2022); 17-18.


6KBBI.
7UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 1
8UU RI Nomor 32 tahun 2004 Pasal 14 ayat 1
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
10. Pengendalian lingkungan hidup;
11. Pelayanan pertanahan;
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. Pelayanan administrasi penanaman modal;
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Oleh karena itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki koridor wewenangnya
masing- masing tetapi mereka dapat berkolaborasi dalam menjalankan wewenang masing-
masing.
Birokrasi dari asal katanya sebernarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu
bureaucracy yang terdiri atas dua kata yang dileburkan jadi satu yaitu kata Bureau (meja)
dan Cratein (kekuasaan) artinya kekuasaan pada orang-orang yang di belakang
meja.9Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia, Birokrasi berarti sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah yang berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan, cara
bekerja atau susunan pekerjaan yang banyak liku-likunya, menurut tata cara.10Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa birokrasi merupakan suatu system pemerintahan yang
menerapkankan sistem hirarkis, di dalamya termuat tata cara yang bersifat berliku-liku.
Jika dilihat lebih jauh sebenarnya pemerintah dan birokrasi mempunyai korelasi
yang cukup erat dimana pemerintah adalah pembuat birokrasi dan berada dalam birokrasi
itu sendiri sebagi seorang pemberi perintah atau penguasa tertinggi, sehingga berjalan
tidaknya birokrasi dapat dilihat dari hasil kerja pemerintah yang dapat dirasakan oleh
masyarakat baik itu infrastuktur, sarana dan prasarana, transportasi dan lain-lain. Hal
tersebut juga menjadi indikator penentu dari baik atau buruknya pemerintah suatu negara
atau pun daerah otonom dalam menalankan proses kepemimpinannya.
Kebijakan dan Aparatur Pemerintah Kelurahan Buntu Tangti
Kebijakan merupakan pedoman yang berasal dari suatu ketentuan-ketentuan yang
disepakati secara bersama. Daerah-daerah pemerintahan seperti desa juga memiliki
kebijakan yang diatur dalam PP No. 11 tahun 2019 mengenai Desa di pasal 1 (1)
menyatakan bahwa desa atau nama lain dari wilayah tertentu merupakan suatu kelompok
yang mendiami wilayah regional yang memiliki frekuensi batas dan berstatus sebagai
masyarakat hukum.11 Terdapat beberapa unsur dalam kebijakan yang sekiranya mendukung
keberhasilan dari sebuah kebijakan. Unsur tersebut bersangkut paut dengan Aparatur atau
staf, dan estimasi dana kebijakan. Aparatur pemerintahan menurut Sihabudin merupakan

9Muhammad, Birokrasi: Kajian Konsep, Teori Menuju Good Govermence (Aceh: Unimal Press, 2018);11
10KBBI
11Rasman Rasman, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Desa (Studi Di Desa Babana Kecamatan
Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah” Kajian Ilmu Administrasi Vol.- No.-, 2
sekumpulan orang yang menjalakan fungsi manajemen kewenangan, mengimplematasi
kepemimpinan dengan melakukan kordinasi pemerintah terhadap lembaga terkait serta
membangun masyarakat lewat pelatihan-pelatihan.12 Alokasi dana merupakan pelimpahan
atau pemberian dana dari sebauah himpunan dana yang digunakan dalam mengoptimalkan
kebijakan-kebijakan yang telah dirancang. 13 Kedua unsur dalam kebijakan pemerintah
saling simultan dalam menentukan keberhasilan kebijakan dalam suatu wilayah regional.
1. Aparatur Pemerintahan Lembang Buntu Tangti
Kepala Lembang
Kepala lembang merupakan aparat tertinggi dalam lembang yang memiliki
kewajiban untuk mengkoordinir, mengawasi, mengelolah, segala bentuk pelaksanaan
pemerintahan dalam lingkup lembang.
Sekertaris
Sekertaris merupakan aparatur lembang yang memiliki tugas untuk
mendokumentasi, mengarsipkan, mengaudit data dan informasi yang sehubungan
dengan pelaksanaan kegiatan maupun pendataan penduduk dalam lembang.
Bendahara
Bendahara merupakan aparatur lembang yang bertugas untuk menyimpan dana
dari pemerintah pusat yang digunakan dalam desentralisasi program di wilayah
lembang.
BPD
Badan Permusyawaratan Daerah merupakan lembaga naungan lembang yang
bertugas untuk memperhatikan setiap partisipasi dan aspirasi dari masyarakat.
Unit Pelayanan Masyarakat
Unit Pelayanan Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang menjalankan peranan
dalam menyelenggarakan pelayanan masyarakat di lembang secara umum.

12Siti Hajar, Pemerintahan Desa dan Kualitas Pelayanan Publik (Medan : UMSUPRESS 2021) 9
13Meriyanti dan Amir Salim, “Sosialisasi Pengalokasian Dana Tepat Guna dan Sasaran Dalam Kehidupan
Ummat Di SMA Tri Dharma Palembang” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat AKM Vol. 1 No. 1 (Juli
2020) 41
Unit Pelayanan Teknis
Unit Pelayanan Teknis merupakan suatu lembaga yang menjalankan peranan
pemerintah berupa pelayanan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan kompetensi masyarakat di lembang.
2. Alokasi Dana Pemerintah Desa Buntu Tangti

Kementerian Keuangan menyatakan tiga bentuk pengalokasian anggaran untuk


memenuhi kebijakan dan pelayanan publik yaitu DAU (Dana Alokasi Umum), DAK
(Dana Alokasi Khusus) dan DHB (Dana Bagi Hasil). Dana Alokasi Umum (DAU)
merupakan dana yang dihasilkan atau dana yang disalurkan dari kas APBN dengan
maksud membantu daerah dalam membiayai keperluan daerah dalam menyukseskan
program desentralisasi.14Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan perimbangan yang
diperoleh dari kas APBN yang disalurkan dengan tujuan perimbangan program khusus
yang merupakan prioritas pembangunan nasional. 15 Dana Bagi Hasil (DBH)
merupakan dana yang di salurkan pada daerah yang memang mamiliki potensi dan
persentase yang bertujuan untuk membantu daerah dalam mendesentralisasi program
daerah. 16 Tujuan alokasi dana berdasarkan asasnya merupakan fasilitator untuk
melancarkan pelayanan publik. Lembang Buntu Tangti memiliki program pemerintah
dan juga program pelayanan kepada masyarakat. Berikut disajikan beberapa estimasi
dana APBD tahun 2023 yang diterapkan oleh Lembang Buntu Tangti dalam
merealisasikan pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik. 17

14 Kementerian Keuangan, “Apa Saja Jenis-Jenis Dana Perimbangan”


https://djpk.kemnkeu.go.id/?ufaq=apa=saja-jenis-jenis-dana-perimbangan (diakses 10 November
2023)
15 Ibid
16 Ibid
17 Selviana Intan Patinggi, Wawancara oleh penulis,Mengkendek, Tana Toraja, 10 November 2023.
Bidang pemerintahan
I BIDANG PEMERINTAHAN 380.250.681,92
Penyediaan Penghasilan Tetap Dan 50.400.000,00
Tunjangan Kepala Lembang
Penyedian Penghasilan Tetap Dan 209.400.000,00
Tunjangan Aparat Lembang
Penyediaan Jaminan Sosial Bagi Kepala 1.895.400,00
Lembang Dan Perangkat Lembang
Penyediaan Operasional Pemerintah 39.186,281,92
Lembang
Penyediaan Tunjangan BPL 39.000.000,00
Penyediaan Operasional Tambahan 22.200.000,00
Pemerintah Lembang Yang Bersumber
Dari Dana Desa
Penyediaan Sarana (Aset Tetap) 3.500.000,00
Perkantoran/Pemerintahan
Pelayanan Administrasi Umum Dan 5.000.000,00
Kependudukan
Penyelenggaraan Musyawarah 3.570.000,00
Perencanaan Lembang/Pembahasan APBL
Penyelenggaraan Musyawarah Lembang 4.170.000,00
Lainnya
Penyusunan Dokumen Keuangan Lembang 1.929.000,00

Bidang Pembangunan Desa


II BIDANG PEMBANGUNAN DESA 498.003.271,00
Penyelenggaraan PAUD Non Formal Milik 39.606.400,00
Desa
Dukungan Penyelenggaraan PAUD 27.750.000,00
Penyelenggaraan POS Kesehatan Desa 14.868.271,00
/POLINDES Milik Desa
Penyelenggaraan POSYANDU (Makanan 76.770.000,600,00
Tambahan, Kelas Ibu Hamil, Kelas Lansia,
Insentif Kader POSYANDU)
Penyelenggaraan Desa Siaga Kesehatan 36.115.000,00
Pengsuhan Bersama Atau Bina Keluarga 21.843.000,00
Balita (BKB)
Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa 31.000.000,00
(Gotong-Royong)
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pe 50.000.000,00
ngerasan Jalan Usaha Tani
Pembuatan/Pemuthakiran Wilayah Dan 880.000,00
Sosial Desa
Penyelenggaraan Informasi Publik Desa 3.770.000,00
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan 195.400.000,00
Sarana Dan Prasarana Pariwisata Milik
Desa

Bidang Pembinaan Masyarakat


III BIDANG PEMBINAAN 5.208.000,00
KEMASYARAKATAN
Pembinaan PKK 5.208.000,00

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa


VI BIDANG PEMBERDAYAAN 119.810.00,00
MASYARAKAT DESA
Peningkatan Produksi Tanaman 61.000.000,00
Pangan(Alat
Produksi/Pengelolaan/Penggilingan)
Pelatitan BIMTEK/Pengenalan Teknologi 42.840.000,00
Tepat Guna Untuk Pertanian/Peternakan
Pelatihan Dan Penyuluhan Pemberdayaan 15.970.000,00
Perempuan
Bidang Penaggulangan Bencana , Keadaan darurat, dan Mendadak
VII BIDANG PENAGGULANGAN 102.800.000,00
BENCANA, KEDAAN DARURAT DAN
MENDADAK
Penaggulangan Bencana 20.000.000,00
Keadaan Mendesak 82.800.000,00

JUMLAH BELANJA 1.106.071.952,92


SURPLUS/(DEFISIT) 14.492.952.,92
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 14.492.952,92
PEMBIAYAAN NETTO 14.492.952,92
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 14.492,952,92

Kepuasan Masyarakat Kelurahan Buntu Tangti terhadap kualitas Fasilitas Umum


Masyarakat Buntu Tangti juga memiliki sikap dalam menilai fasilitas umum. Tanggapan
masyarakat Buntu Tangti mengenai pelayanan pemerintah berdasarkan
1. Fasilitas kesehatan, masyarakat Buntu Tangti mengatakan mereka puas dengan
pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Fasilitas kesehatan yang ada
meliputi PosKesDes dan Puskesmas. Jam buka dari kedua fasilitas ini buka dua puluh
empa jam (1x24 jam).
2. Perlayanan sosial, masyarakat Buntu Tangti juga merasakan hal yang sama dengan
pelayanan sosialisasi. Kegiatan seperti gotong royong yang meliputi jumat bersih dan
gotong royong di acara Rambu Solo dan Rambu Tuka’. Peran pro aktif pemerintah
lembang juga bersinergi dengan respon masyarakat
3. Pelayanan Administrasi di lembang Buntu Tangti meliputi pengarsipan data-data
penduduk, pembuatan kartu identitas seperti KTP dan Akta. Masyarakat lembang
Buntu Tangti juga sangat terbantu dengan adanya pelayanan ini
4. Fasilitas pendidikan, fokus pengembangan dari aspek pendidikan di lembang Buntu
Tangti juga dirujuk berdasarkan respon masyarakat. masyarakat dengan sangat
senang menerima adanya fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD). Masyarakat
yang memiliki anak diumur 1-5 lima tahun akan diajarkan mengenai pendidikan
norma dan kedekatan untuk membentuk sikap disiplin setiap anak.
Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masyarakat
Lembang Buntu Tangti merasa puas dengan kinerja aparat lembang khususnya dalam hal
penyediaan fasilitas umum yang sangat membantu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
baik itu dalam bidang kesehatan, pendidikan, administrasi maupun sosial. Meskipun begitu,
kinerja aparat Desa Buntu Tangti harus terus ditingkatkan dalam hal pengadaan alat-alat
pendukung guna meningkatkan kualitas dari tingkat pelayanan Aparat Lembang Buntu
Tangti .
Daftar Pustaka
Hajar, Siti. Pemerintahan Desa dan Kualitas Pelayanan Publik. Medan : UMSUPRESS
2021.
Kadir, Abdul. Fenomena Kebijakan Publik dalam Perspektif Aministrasi Publik di Indonesia.
Medan : CV DHARMA PERSADA. 2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “birokrasi”
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemerintah”.
Kementerian Keuangan. “Apa Saja Jenis-Jenis Dana Perimbangan”
https://djpk.kemnkeu.go.id/?ufaq=apa=saja-jenis-jenis-dana-perimbangan (diakses 10
November 2023).
Malawat, Sitna Hajar. Pengantar Administrasi Publik. Banjarmasin : Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin. 2022.
Meriyanti dan Amir Salim. “Sosialisasi Pengalokasian Dana Tepat Guna dan Sasaran Dalam
Kehidupan Ummat Di SMA Tri Dharma Palembang.” Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat AKM Vol. 1 No. 1 (Juli 2020); 39-52.
Muhammad, Muhammad. Birokrasi: Kajian Konsep, Teori Menuju Good Govermence.
Aceh: Unimal Press, 2018.
Patinggi, Selviana Intan. Wawancara oleh penulis. Mengkendek. Tana Toraja. 10 November
2023.
Rasman, Rasman. “Implementasi Kebijakan Pemerintah Desa (Studi Di Desa Babana
Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah.” Kajian Ilmu Administrasi
Vol.- No.-, 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 ayat 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 1
Wardana, Data dan Geovani Meiwanda. “Reformasi Birokrasi Menuju Indonesia
Baru, Bersih dan Bermartabat.” WEDANA: Jurnal Pemerintahan Politik dan Birokrasi
Vol. 3 No. 1 (April 2017):311-336.
Yunus, Rabnia. Memahami Ilmu Pemerintahan. Makassar: Humanities Genius, 2022.

Anda mungkin juga menyukai