Anda di halaman 1dari 51

FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA

EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

TUGAS AKHIR

Oleh :
OLIVIA ERDIANA
NIM. 361793301017

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau
Jawa. Hal inilah yang menyebabkan Banyuwangi dikenal dengan The Sunrise Of Java
karena terbitnya matahari pertama kali di Pulau Jawa. Kabupaten yang berbatasan
langsung dengan selat Bali ini memiliki letak daerah yang strategis sebagai penghubung
Pulau Jawa dan Bali menjadi kunci bagi pertumbuhan wisata daerah ini. Banyuwangi
merupakan Kabupaten dengan daerah terluas di Provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi
daerah terluas di Pulau Jawa, dengan luas mencapai 5.782,50 km 2 (Puspitaningtyas et al,
2013). Dengan daerahnya yang luas, Banyuwangi memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai industri pariwisata hal ini dikarenakan oleh keanekaragaman potensi alam,
kekayaan seni, serta adat tradisi yang terus dilestarikan. Kekayaan alam yang dimiliki
Banyuwangi menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi wisata pilihan bagi wisatawan.
Untuk menjadi salah satu destinasi wisata pilihan tentunya hal ini tidak terlepas dari
adanya unsur daya tarik wisata.
Daya tarik wisata merupakan suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan,
yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau
tempat tertentu. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya
dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan. Dalam
Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik
wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas daya tarik wisata ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna dan daya tarik
wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni dan budaya, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan
komplek hiburan.
Salah satu daya tarik wisata buatan di Banyuwangi adalah Akbar Zoo. Akbar Zoo
merupakan salah satu daya tarik wisata baru yang telah diresmikan pada tahun 2020.
Lokasi dari Akbar Zoo sendiri berada di Jl. Raya Lijen, Sukosari, Paspan, Glagah
Kabupaten Banyuwangi. Dari Banyuwangi, jaraknya hanya 8.7 km atau waktu perjalanan
kurang lebih sekitar 14 menit. Daya tarik wisata Akbar Zoo mengusung konsep yang
komplit, yaitu memadukan antara wahana kebun binatang mini dengan wahana
permainan yang seru seperti waterpark, dan spot foto yang menarik. Adanya wisata
kebun binatang menjadi wahana edukasi yang bagus untuk anak-anak mereka dapat
berinteraksi langsung dengan binatang yang ada, diantaranya seperti kelinci, domba, sapi,
aneka burung, dan lain sebagainya. Akbar Zoo juga menawarkan wahana permainan
seperti flying fox, ATV (All Terrain Vehicle), skybike¸dan wahana outbound lainnya.
Namun saat ini, keberadaan Akbar Zoo sebagai wisata edukasi masih belum dikenal luas
oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, pengetahuan
wisatawan atas adanya wisata baru Akbar Zoo masih sangat minim. Hal ini disebabkan
oleh terkendalanya pihak Akbar Zoo untuk melakukan Promosi, Bapak Parta selaku
manager Akbar Zoo mengatakan bahwa “Kegiatan promosi yang kami lakukan masih
sebatas melalui media sosial instagram, dan tik tok salah satu cara yang kami lakukan
untuk awal pengenalan Akbar Zoo ke masyarakat ini dilakukan juga melalui kerjasama
antar pihak Sekolah Dasar (SD) maupun Taman Kanak-kanak (TK). Ditambah lagi
membaca peluang di era pandemi sangat sulit, mahalnya biaya promosi juga menghambat
kami dalam melakukan kegiatan promosi”. Akbar Zoo telah membranding dirinya
sebagai wisata edukasi, namun pada saat ini masih belum ada sisi yang ditonjolkan untuk
menggambarkan Akbar Zoo sebagai wisata Edukasi. Hal ini dibuktikan dari adanya
promosi berupa video pada media sosial yang belum mengarahkan dan menampilkan
nilai-nilai edukasi atau pendidikan pada Akbar Zoo. Permasalahan yang dihadapi oleh
Akbar Zoo tentunya tidak terlepas dari pengaruh strategi promosi yang diterapkan maka
dari itu, pentingnya pemahaman atas promosi agar promosi yang dilakukan dapat sesuai
dengan target yang diinginkan.
Promosi merupakan varіabel khuѕuѕ pemaѕaran untuk menarіk perhatіan
wіѕatawan potenѕіal ke daya tarik wisata tertentu dan menіkmatі berbagaі kegіatan yang
dіrancang dalam parіwіѕata (Hasan, 2015). Pada hakikatnya promosi dimaknai untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan wisatawan. Media promosi pariwisata
merupakan bagian teknis dari bauran promosi pariwisata seperti periklanan, promosi
penjualan dll. Media promosi memiliki ragam seperti: brosur, spanduk, foto, banner
hingga film. Maka dari itu, perlu adanya inovasi lain dalam penerapan strategi promosi.
Media promosi yang dipilih sebagai pengenalan daya tarik wisata Akbar Zoo yang
dimaksud ini adalah melalui film. Terdapat hal penting yang harus diperhatikan terkait
dengan isi iklan wisata yang menggunakan film sebagai media promosinya, yaitu: (1)
warna ataupun gambar yang diproyeksikan dari film dirancang untuk menarik perhatian
wisatawan; (2) tampilkan fitur yang dapat memperkuat keunikan citra destinasi wisata;
(3) tunjukkan sifat multi dimensi destinasi (aneka kegiatan apa saja yang dapat dilakukan
di daya tarik tersebut); (4) gunakan rasio 54% tampilan gambar dan 46% informasi. Film
yang dapat digunakan sebagai media promosi Akbar Zoo kali ini yaitu film dokumenter.
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan atau mempresentasikan
kenyataan. Artinya apa yang direkam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam
penyajiannya dapat dimasukan pemikiran-pemikiran Manusia. Kunci utama dari film
dokumenter adalah penyajian fakta, film dokumenter berhubungan dengan orang-orang,
tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata (Ayawaila, 2008). Film dokumenter tidak
menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-
sungguh terjadi atau otentik. Pada perkembangan pariwisata Indonesia film dokumenter
digunakan sebagai media promosi untuk mengenalkan atau menginformasikan destinasi
wisata tertentu sekaligus digunakan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Film dokumenter pariwisata Indonesia menjadi primadona dalam Festival Film
Internasional Seni dan Budaya Populer ke-4 di Kota Cuenca, Ekudor baru-baru ini.
Dalam festival film yang berlangsung tanggal 17-20 Oktober 2017 tersebut, Indonesia
menampilkan dua film dokumenter yaitu Keris dan Wayang (Amelia, 2017).
Dengan pemilihan film dokumenter sebagai media promosi ini diharapkan agar
target audience dan target market dapat melihat dan merasakan potensi wisata edukasi di
Akbar Zoo. Film ini nantinya akan menampilkan kegiatan yang mengarah pada edu
tourism, yang akan disajikan berdasarkan realita di lapangan. Melalui media promosi
Film dokumenter diharapkan agar menjadi salah satu cara yang efektif yang dapat
digunakan dan diperlihatkan kepada pelajar khususnya Anak-anak Sekolah Dasar (SD)
dan Taman Kanak-kanak (TK). Media ini dipilih karena sebuah pendokumentasian secara
videography dapat memunculkan dan memperlihatkan secara nyata yang terjadi pada
objek. Tidak hanya visual saja yang dapat menarik perhatian target, tetapi suara dan gerak
dapat lebih memperkuat keingantahuan wisatawan setelah melihat film dokumenter
tersebut. Film dokumenter ini dipilih juga menyentuh emosi dan memori target audience,
sehingga dapat lebih memperkuat keinginan para wisatawatan untuk mengunjungi Akbar
Zoo. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara ekspektasi wisatawan dengan fakta
di lapangan yang menggambarkan Akbar Zoo sebagai wisata edukasi.
Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas, maka akan dilakukan penelitian
dengan judul “Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi di Akbar
Zoo Banyuwangi” Harapan dari hasil penelitian ini adalah dapat berperan langsung
untuk membantu pihak manajemen dari Akbar Zoo memperkenalkan serta membangun
citra perusahaan sebagai wisata edukasi kepada masyarakat luas melalui media promosi
berupa film dokumenter yang nantinya akan di publikasikan melalui media sosial yang
diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa karakteristik wisata edukasi pada daya tarik wisata Akbar Zoo?
2. Bagaimana desain film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar
Zoo Banyuwangi?
3. Bagaimana hasil validasi oleh para ahli film dokumenter sebagai media promosi wisata
edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi?
4. Bagaimana evaluasi dari responden mengenai film dokumenter sebagai media promosi
wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan laporan ini dibuat sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik wisata edukasi pada daya tarik wisata Akbar Zoo.
2. Untuk mengetahui desain film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo Banyuwangi.
3. Untuk mengetahui hasil validasi oleh para ahli film dokumenter sebagai media
promosi wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi.
4. Untuk mengetahui hasil validasi oleh para ahli film dokumenter sebagai media promosi
wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pariwisata sebagai sumber bacaan atau dapat dijadikan sebagai referensi yang
dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, serta dapat
menambah daftar pustaka yang telah ada.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acara dalam melakukan
pemasaran produk yang dihasilkan oleh wisata Akbar Zoo dan memperkuat brand
identity sebagai wisata edukasi kepada masyarakat yang belum mengetahui.

1.5 Batasan Masalah


Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka
diperlukan batasan-batasan masalah dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a) Perancangan pembuatan film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi
Akbar Zoo difokuskan pada film dokumenter yang menyajikan pengenalan wisata
edukasi dan menampilkan seluruh aktivitas di Akbar zoo.
b) Penelitian ini berlangsung selama 5 bulan yaitu dimulai dari bulan Februari
sampai bulan Juni 2021. Waktu peneletian ini dimulai dari pengajuan judul hingga
penyelesaian laporan Tugas Akhir.
c) Penelitian ini menggunakan enam narasumber, dengan teknik pengumpulan data
menggunakan sumber data primer dan data sekunder, serta alat bantu yang
digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development – R &D) dengan model
pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implement, Evaluation)
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Berdasarkan judul penelitian mengenai “Film Dokumenter Sebagai Media
Promosi Wisata Edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi” maka diperlukan beberapa
penjelasan mengenai teori-teori terdahulu sebagai acuan peneliti.
2.1.1 Destinasi
Destinasi menurut UNWTO (2007) ialah ruang fisik yang memiliki batas-batas
fisik dan administrasi yang mencakup campuran (bauran) dari layanan, produk, serta daya
tarik. UNWTO (2007) juga menyatakan bahwa daya tarik dan pengalaman destinasi dapat
dibentuk oleh berbagai elemen seperti atraksi, fasilitas, aksesibilitas, sumber daya
manusia, citra, dan harga (Tuohino & Konu, 2014). Destinasi adalah campuran dari
produk pariwisata, yang menawarkan pengalaman terintegrasi kepada konsumen. Secara
tradisional, destinasi dianggap sebagai area geografis yang terdefinisi dengan baik, seperti
negara, pulau, atau kota (Buhalis, 2000). Namun, semakin diakui bahwa destinasi juga
dapat dianggap sebagai persepsi persepsi. - kecuali, yang dapat diartikan secara subyektif
oleh konsumen, tergantung pada rencana perjalanan mereka, latar belakang budaya,
tujuan kunjungan, tingkat pendidikan dan pengalaman masa lalu.
Menurut Buhalis (2000) dalam Chaerunissa (2020) mengemukakan teori yang
berbeda bahwa komponen pengembangan pariwisata terdiri dari 6A yaitu Attraction,
Amenities, Ancillary, Activity, Accessibilities dan Available Package. Sebagai berikut:
1. Attraction (Atraksi)
Atraksi adalah segala hal yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke
kawasan wisata. Atraksi terdiri dari apa yang pertama kali membuat wisatawan
tertarik untuk berkunjung ke sebuah kawasan. Atraksi dapat didasarkan pada
sumber daya alam yang memiliki bentuk ciri-ciri fisik alam, dan keindahan
kawasan itu sendiri. Selain itu, budaya juga dapat menjadi atraksi untuk menarik
minat wisatawan datang, seperti halhal yang besejarah, agama, cara hidup
masyarakat, tata cara pemerintahan, dan tradisi-tradisi masyarakat baik dimasa
lampau maupun di masa sekarang. Hampir setiap destinasi memiliki atraksi
khusus yang tidak dapat dimiliki oleh destinasi lainnya.
2. Accessibilities (Akses)
Akses mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatawan
untuk menuju destinasi wisata, sehingga harus tersedia jasa seperti penyewaan
kendaraan dan transportasi lokal, rute atau pola perjalanan (Cooper 2000).
3. Amenities (fasilitas pendukung)
Amenities adalah berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan di
destinasi wisata. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk memenuhi kebutuhan
akomodasi, penyediaan makanan dan minuman (food and beverage), tempat
hiburan, tempat perbelanjaan (retailing), dan layanan lainnya seperti bank, rumah
sakit, keamanan dan asuransi (Cooper et al, 2000). Menurut Inskeep dalam
Hadiwiijoyo (2012:59-60) fasilitas (facilities) dan pelayanan lainnya (other
services) di destinasi bisa terdiri dari biro perjalanan wisata, restaurant, retail
outlet kerajinan tangan, souvenir, keunikan, keamanan yang baik, bank, penukaran
uang (money changer), (tourist infomation office), rumah sakit, bar, tempat
kecantikan. Setiap destinasi memiliki fasilitas yang berbeda, namun untuk
melayani kebutuhan dasar wisatawan yang berkunjung destinasi melengkapinya
sesuai dengan karakteristik destinasi tersebut.
4. Available packages (Paket yang tersedia)
Available packages merupakan paket-paket yang tersedia dalam destinasi wisata,
paket ini meliputi penawaran hotel, paket tour dan lain sebagainya.
5. Activities (aktivitas)
Aktifitas berhubungan dengan kegiatan di destinasi yang akan memberikan
pengalaman (experience) bagi wisatawan. Setiap destinasi memiliki aktivitas yang
berbeda sesuai dengan karakteristik destinasi wisata tersebut (Brown and Stange,
2015). Aktivitas wisata di destinasi merupakan kegiatan yang salah satunya
menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke destinasi.
6. Ancillary services (Layanan Pendukung)
Ancillary adalah dukungan yang disediakan oleh organisasi, pemerintah daerah,
kelompok atau pengelola destinasi wisata untuk menyelenggarakan kegiatan
wisata (Cooper et al, 2000). Hal yang sama juga disampaikan oleh Wargenau dan
Deborah dalam Sugiama (2011) bahwa ancillary adalah organisasi pengelola
destinasi wisata. Organisasi pemerintah, asosiasi kepariwisataan, tour operator dan
lain-lain. Dalam hal ini organisasi dapat berupa kebijakan dan dukungan yang
diberikan pemerintah atau organisasi untuk terselenggaranya kegiatan wisata.
2.1.2 Wisata Edukasi
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo,
2003). Wisata edukasi sendiri adalah jenis wisata minat khusus yang dikategorikan
menurut motivasi tertentu yang biasanya terkait dengan waktu, hobi, dan mengejar waktu
luang, dimana ada penggabungan rekreasi dan pendidikan. Berikut merupakan beberapa
definisi wisata edukasi menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:
a) Wisata edukasi adalah suatu program dimana peserta kegiatan wisata melakukan
perjalanan wisata pada suatu tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan
utama mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait dengan lokasi
yang dikunjugi (Rodger, 1998)
b) Menurut Barus (2015), Edukasi adalah proses pembelajaran yang dilakukan baik
secara formal ataupun informal untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
lebih baik, yang bertujuan untuk mendidik, memberikan pengetahuan, dan
mengembangkan potensi diri.

Wisata edukasi adalah sebuah gagasan yang menerapkan pendidikan nonformal


terhadap suatu pengetahuan kepada wisatawan saat berkunjung ke suatu daya tarik wisata.
Penerapan konsep wisata edukasi merupakan sebuah konsep yang multidimensi dan
multidisiplin, sehingga perlu persiapan yang matang dan pengawasan yang ketat terhadap
penerapannya agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Konsep wisata edukasi ini
muncul karena proses pendidikan yang formal yang membosankan, sehingga wisata
edukasi ini dapat dijadikan jalan keluar dalam proses pendidikan karena tidak formal,
kaku dan membosankan. Wisata edukasi ini juga sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan dan objek wisata. Di Indonesia terdapat 4 jenis wisata edukasi,
yaitu:
1. Wisata Edukasi Science atau Ilmu Pengetahuan
Wisata edukasi science atau ilmu pengetahuan merupakan wisata yang berbasis
pada pendidikan ilmu pengetahuan.
2. Wisata Edukasi Sport atau Olahraga
Wisata edukasi sport atau olahraga ini merupakan wisata edukasi yang
berbasis kepada pendidikan olahraga.
3. Wisata Edukasi Culture atau Kebudayaan
Wisata edukasi culture atau kebudayaan ini mencakup dalam bidang seni, adatisti
adat, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebudayaan.
4. Wisata Edukasi Agrobisnis
Wisata edukasi agrobisnis ini berbasis pada pendidikan dibidang agro atau
pertanian dan peternakan yang merupakan bisnis dari suatu perusahaan atau
perorangan.
Wisata edukasi ini sangat penting dalam kegiatan pariwisata karena pengunjung
tidak hanya dapat menikmati kawasan tersebut, melainkan juga dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang suatu hal yang baru.
2.1.3 Promosi
Promosi menurut Pitana dan Diarta (2009) merupakan kegiatan komunikasi
dimana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha memengaruhi khalayak darimana
penjualan produknya bergantung. Berbagai metode promosi dapat ditempuh oleh pemasar
produk pariwisata, sehingga menjadi sangat penting untuk menetapkan tujuan promosi
yang hendak dicapai terlebih dahulu. Tahapan promosi dimulai dari (1) penetapan tujuan
promosi perusahaan; (2) menetapkan beberapa statement alternatif berkaitan dengan
perbedaan strategi bauran promosi yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. Tahap
ini harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya seluruh kemungkinan metode
promosi yang bersedia, biaya yang tersedia, posisi competitif perusahaan dan produk saat
sekarang, evaluasi dari program promosi sebelumnya.
Menurut PhilipKotler (2008) "Promotion encompasses all the tools in the
marketing mix whose mayor is persuasive communication". Dari kutipan tersebut dapat
disimpulkan bahwa promosi adalah agen pemasaran perusahaan untuk menginformasikan
dan mempengaruhi orang atau pihak lain yang tertarik pada suatu transaksi atau
pertukaran barang atau jasa yang dipasarkan. Macam media komunkasi di Indonesia
seperti : Surat kabar, Televisi, Radio, Majalah, Buletin, Brosur, Telepon dan Internet.
Tahapan promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar
yang kegiatannya melalui tahapan-tahapan berikut (Sunaryo, 2013):
a. Penetapan tujuan promosi kepariwisataan
b. Menetapkan beberapa statement alternatif berkaitan dengan perbedaan strategi
bauran promosi kepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
c. Mempertimbangkan beberapa hal yang diantaranya adalah menganalisis seluruh
kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya, posisi kompetitif
destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi wisata
sebelumnya, sikap dan perilaku wisatawan terhadap produk wisata yang akan
dijual, serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif
d. Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi yang terukur
e. Penilaian dari rencana promosi agar sesuai dengan anggaran yang tersedia
f. Tujuan promosi wisata dan alternatif pencapaiannya bisa ditinjau kembali

2.1.4 Film Dokumenter


Film dokumenter adalah suatu jenis film yang melakukan interprestasi terhadap
subyek dan latar belakang yang nyata. Di Indonesia, film sebagai alat penyampai pesan
sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Film dapat dijadikan media promosi pemasaran
yang efektif untuk memasarkan sebuah pariwisata. Dalam buku “Memahami Film”
menerangkan film dokumenter adalah film yang berhubungan dengan orang-orang, tokoh,
peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak mnciptakan suatu peristiwa atau
kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik (Pratista,
2008). Penggunaan film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar Zoo
merupakan salah satu implementasi dari penyebarluasan potensi wisata edukasi di Akbar
Zoo.
Jenis film dokumenter menurut Ayawaila (2008) dalam Ramadhan (2017) dibagi
kedalam dua belas jenis sebagai berikut :
1. Laporan perjalanan, jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari
para ahli etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa
membahas banyak hal dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang
sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, travel film,
travel documentary, dan adventures film.
2. Sejarah, genre film dokumenter sejarah menjadi salah satu yang sangat
bergantung pada referensi peristiwanya, sebab keakuratan data sangat dijaga
dan sebisa mungkin tidak ada yang salah dalam pemaparannya.
3. Potret/Biografi, jenis film dokumenter ini berkaitan dengan seseorang. Tokoh
tersebut diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang ini dikenal oleh
masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, maupun aspek lainnya.
4. Nostalgia, film dokumenter jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah.
Namun jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas
dari kejadian seseorang atau sekelompok.
5. Rekonstruksi, Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang
terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Terdapat kesulitan sendiri dalam
mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses
rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa
kriminal, bencana, dan lainnya.
6. Investigasi, Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi
jurnalistik. Peristiwa yang diangkat umumnya peristiwa yang ingin diketahui
lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia
suatu negara, atau yang lainnya dengan menonjolkan aspek visualnya.
7. Perbandingan dan kontradiksi, film dokumenter ini menengahkan sebuah
perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya
Steve James yang risil di tahun 1994.
8. Ilmu pengetahuan, film dokumenter genre ini bisa dibilang sangat dekat
dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan
Fauna.
9. Buku harian (Diary), film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan
perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain.
10. Musik, jenis film dokumenter ini merupakan yang termuda dibandingkan
dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di
mana Donn Alan Pannebaker yang pertama kali mendokumentasikan
pertunjukan musik.
11. Association picture story, Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film
eksperimental. Film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak
berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang
muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak
mereka.
12. Dokudrama, merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan
selain peristiwanya hampir seluruh aspek film (tokoh, ruang dan waktu).

Film dokumenter yang akan dibuat oleh peneliti merupakan jenis film dokumenter
ilmu pengetahuan, karena dalam pembuatan film ini nantinya akan memuat dan
menerangkan kegiatan berwisata di Akbar Zoo, selain itu akan ditampilakan juga kegiatan
edu wisata untuk memperkuat dan mengenalkan citra dari Akbar Zoo. Beberapa jenis
pendekatan dan cara penyajian dalam film dokumenter yang berkaitan erat dengan gaya
penceritaan, antara lain (Putri, 2013):
a) Narasi, sesuai namanya, cara penyajian ini dilakukan secara naratif, dengan
melalui penceritaan tentang apa yang diangkat dalam film dokumenter.
b) Recreations, cara penyajian ini dilakukan dengan melakukan reka ulang atas
peristiwa yang diangkat dalam film dokumenter. Cara penyajian ini membutuhkan
naskah yang detil yang didasarkan pada riset yang komprehensif sehingga apa
yang direka ulang tidak berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.
c) Animasi, cara penyajian ini memakai animasi sebagai media untuk melakukan
dokumentasi.
d) Dokudrama, mengatasi hambatan ketidakadaan gambar visual dari peristiwa
yang pernah terjadi.
e) Cinema Varite, menolak menggunakan aktor terkenal, serta pemakaian peralatan
yang sederhana.
f) Filmmaker, keterlibatan pembuat film dalam apa yang diangkat dalam film
dokumenter.
g) Wawancara, cara penyajian ini sesuai dengan namanya, dilakukan dengan
wawancara terhadap subyek yang dipilih oleh filmmaker sesuai dengan tujuan
produksi film dokumenter.
h) Arsip Footage, menggunakan arsip-arsip footage yang memiliki informasi
penting
i) Arsip Foto, Film dokumenter ini menampilkan gabungan dari berbagai arsip foto
yang kemudian membangun jalinan cerita. Jadi tidak semata - mata slide show
saja, namun juga harus diperhatikan unsur kontiniti sehingga rangkaian foto
tersebut bisa berbicara pada penonton.
Dalam pembuatan film dokumenter di Akbar Zoo menggunakan pendekatan
narasi, dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut, Menurut Primanti (2012) ada tiga
tahapan dalam sebuah produksi film yang diantaranya adalah:
1. Pra produksi, merupakan kegiatan tahap perencanaan produksi film yang akan
diproduksi. Ditahap ini, perekrutan awak produksi fim sudah terpilih, kru film
sudah menentukan jenis film yang akan dibuat, serta naskah cerita yang akan
dipakai, sudah matang dan tidak lagi mengalami perubahan. Pemeran dan pelaku
dalam film telah dipilih melalui proses seleksi (casting).
2. Produksi, Setelah semua kegiatan pra-produksi serta kegiatan lain yang berkaitan
dengan preparasi selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah
melaksanakan pengambilan gambar adegan (take shot) atau yang lebih dikenal
kaum awam dengan sebutan “syuting‟. Proses syuting dilaksanakan sesuai
dengan jadwal syuting yang telah dibuat.
3. Pasca produksi, Setelah proses produksi rampung, maka kegiatan selanjutnya
dalam pembuatan film adalah pasca-produksi. Dalam tahap ini, hasil perekaman
gambar diolah dan digabungkan dengan hasil rekaman suara. Penggabungan
tersebut disesuaikan dengan naskah sehingga dapat menjadi satu kesatuan karya
audio-visual yang mampu bercerita kepada para penikmat film.
Berikut adalah kerangka konsep dalam pembuatan film dokumenter:

Pra Produksi
Melakukan Riset Menentukan Konsep Menentukan Alur,
Lokasi Ide Film Pesan, dan Inti Cerita.

Produksi
Proses Perekaman

Pasca Produksi
Proses editing, mixing, dan
Evaluasi Film Publikasi
rendering.
Gambar 2.1 . Kerangka Konsep pembuatan film dokumenter
2.1.5 Media Publikasi
Publikasi adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam rangka menarik
minat mansyarakat terhadap suatu produk atau jasa agar mereka bersedia menggunakan
hal tersebut melalui media ragam publikasi ilmiah yang bersifat komersial seperti halnya
pamflet, buku, video, foto, poster, wawancara televisi, iklan radio, dsn iklan maajalah
(Assauri, 2015). Menurut Liliweri (2011) Unsur-Unsur Publikasi Berdasarkan definisinya
terdapat unsur utama yang mempengaruhi dalam proses publikasi, diantaranya:

1) Adanya sumber publikasi sebagai sumber informasi Yakni dimana stimuli,


media, atau informan menyampaikan pesan berupa informasi apa yang sedang
terjadi baik diumumkan melalui media atau seorang sumber informan.

2) Adanya message yang bersifat informative Yakni terdapat sesuatu isi pesan yang
disampaikan sebagai bahan informasi.

3) Adanya media dalam bentuk ruang-ruang fisik sebagai tempat dimana sesuatu
diinformasikan atau disebarluaskan. Yaitu media sebagai suatu penyalur dimana
informasi itu akan diumumkan.

4) Adanya menejemen kegiatan atau aktivitas mulai dari perencanaan,


penorganisasian, penggerakkan orang, dan pengawasan atau evaluasi.

5) Adanya audiens, masyarakat atau khalayak umum, segmen khalayak khusus yang
menjadi target penyebarluasan informasi. Yaitu audiens sebagai sasaran untuk
menerima dari hasil publikasi sehingga dapat dimengerti isi pesan dari informasi
yang disebarkan tersebut.

6) Adanya tujuan, yaitu untuk mengetahui suatu informasi tertentu, mengubah


sikap untuk setuju atau tidak setuju tentang sesuatu yang ditunjukkan dengan
adanya keputusan tertentu untuk diikuti.
Dalam publikasi pemilihan media massa yang sesuai dengan sasaran khalayak
sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran siaran berita informasi. Menyadari
potensi yang dimiliki oleh media massa dalam penyebarluasan berita dan informasi, maka
diperlukan tentang pemikiran media dan cara-cara menggunakan media sehingga media
benar-benar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam proses mempublikasikan
suatu informasi. Ada beberapa macam media sebagai alat komunikasi yaitu, hubungan
media (media relation) melalui audio visual, media elektronik dan media cetak, pameran,
sponsorship, seminar, periklanan, dan sebagainya. Selanjutnya yakni melalui media
massa, yaitu media cetak dan media elektronik, selain mempunyai kredibilitas untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak yang jangkauannya lebih luas, juga memiliki
keserempakan dalam penyampaian berita secara serentak. Selain itu berikut merupakan
media yang tak bermassa, dapat melalui korespondensi, surat-menyurat, faximile, poster,
spanduk, film dokumenter, dan lain sebagainya.

2.2 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Sintesa
Penulis Analisis
1 Putra, Karya Metode Dengan kekuatan lokal dan
(2013) komunikasi Deskriptif tradisional melalui Film
seperti film Kualitatif dokumenter ini
dokumenter menjadikan kota wisata
memberi tradisi dapat tercapai dan
sumbangsih dapat meningkatkan
yang besar kunjungan wisata ke kota
terhadap Solo semakin bertambah.
pengemban Selain itu, budaya untuk
gan dan kembali ke pasar
pelestarian tradisional juga dapat
kebudayaan muncul kembali ke tengah
Bugis. masyarakat Kota
Surakarta.
2 Chrisnanto, Promosi Metode Karya komunikasi seperti
(2014) Budaya Kualitatif film dokumenter memberi
Tradisional sumbangsih yang besar
Paresean terhadap pengembangan
Lombok dan pelestarian
Melalui kebudayaan Bugis pada
Film
Dokumenter
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
4 Perkasa dan Perancanga Metode Perancangan film
Sayatman, n Film penelitian yang dokumenter ini
(2015) Dokumenter digunakan menghasilkan dua
Kawasan antara lain informasi penting yaitu 1)
Purbakala pengamatan banyaknya situs purbakala
Gunung langsung/obser dan 2) informasi sejarah
Penanggung vasi, dan budaya di sekitar
an wawancara, gunung Penanggungan
studi literatur,
studi eksiting,
situs internet,
dan
pemberitaan
dalam media
majalah dan
surat kabar.
5 Juškelytė, Film Theoretical Penelitian ini juga
(2016) induced analysis, the membahas mengenai
tourism: logical wawancara dengan
destination analysis and industri film dan ahli
image synthesis of wisata yang mengerti
formation the scientific situasi asli serta paham
and literature akan kesempatan yang bisa
developmen dikembangkan. Tetapi
t hanya beberapa ide saja.
Karena penelitian ini fokus
pada latar belakang teori
film wisata.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
6 Pranata et Film Jenis Hasil uji respon film
al (2019) Dokumenter penelitian yang dokumenter Seni Lukis
Seni Lukis digunakan Wayang Kamasan
Wayang dalam Klungkung Bali terhadap
Kamasan penelitian ini 30 responden yang berasal
Klungkung adalah dari masyarakat terutama
Bali penelitian dan generasi muda yang ada di,
pengembangan diperoleh persentase
dengan model keseluruhan sebanyak
cyclic strategy. 91.18 %. Hasil yang
diperoleh ini dikategorikan
ke dalam pencapaian
sangat baik.
7 Ardiansah, Perancanga Menggunakan Perancangan fil ini
(2019) n Film gabungan dari membangun unsur
Dokumenter beberapa lokalitas sebagai jati diri
Sebagai pendekatan, yang dapat menjadi
Media direct cinema, patokan nilai-nilai moral
Promosi cinematic, dan sehingga kebudayaan yang
Wisata dokumenter dimiliki memiliki arti dan
Kabupaten serta ditunjang landasan dalam
Tegal dengan elemen membentuk sistem
“Desa motion kemasyarakatan, sebuah
Wisata graphic. proses, sebuah potensi
Cempaka” wisata.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


8 Nuritasari, Perancanga Metode Pada penelitian ini media
(2019) n Film Kualitatif utama promosi yang
Dokumenter dipakai adalah film
Sebagai dokumenter dengan bentuk
Media penyebaran melalui
Promosi publisitas yang dilakukan
Kampung peneliti. Peneliti
Wisata mengawali penelitiannya
Batik dengan melakukan
Tatsaka di pengumpulan data potensi
Desa dari industri Batik Tatsaka.
Tampo
Cluring
Banyuwang
i
9 Indriani, Film Metode Hasil dari penelitian ini
(2020) Dokumenter Kualitatif adalah mengetahui potensi
Pendek Interaktif yang dimiliki oleh
Sebagai melalui 3 Ekowisata Mangrove Blok
Media aktivitas yaitu Bedul di desa Sumberasri
Promosi reduksi data, sebagai alur cerita dalam
Ekowisata penyajian data, perancangan film
Mangrove dan penarikan dokumenter pendek.
Blok Bedul kesimpulan Pembuatan film ini juga
di Desa mengetahui upaya
Sumberasri publikasi film dokumenter
Banyuwang pendek yang telah dibuat
oleh peneliti melalui media
sosial YouTube

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


10 Sinulingga Pembuatan Penelitian Pembuatan film ini,
et al, (2020) Film Wisata kualitatif, memiliki beberapa hal
Sebagai menggunakan yang harus
Media ilmu dipertimbangkan, yaitu 1)
Promosi fenomenologi. proses pembuatan film
Pariwisata wisata 2) validasi yang
Di Desa membuktikan bahwa film
Rumah wisata dibuat dan
Galuh diperuntukkan sebagai
Kabupaten media promosi
Langkat

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi
Lokasi penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan di daya tarik wisata Akbar
Zoo yang beralamatkan di Jl. Raya Lijen, Dusun Sukosari, Desa Paspan, Kecamatan
Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada potensi
yang dimiliki oleh Akbar Zoo karena daya tarik wisata ini baru dibuka dan diresmikan
pada tahun 2020, maka dari itu perlu adanya promosi dengan baik melalui media film
dokumenter.
3.1.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni
2021. Waktu pelaksanaan tersebut diawali dengan pencarian lokasi, pengajuan judul
hingga penyelesaian Tugas Akhir.

3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian


Menurut Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam bidang pendidikan. Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hal ini didasarkan pada rumusan-rumusan yang
muncul dalam penelitian ini yang menurut peneliti untuk mengidentifikasi tentang
penerapan strategi promosi melalui film dokumenter untuk mengenalkan potensi yang
dimiliki oleh Akbar Zoo, kemudian melakukan pengumpulan berbagai data dan informasi
melalui observasi, penyebaran kuisioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun
metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development – R & D)
Menurut Sugiyono (2018) metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Model
pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah Model ADDIE yang
merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Menurut Romiszowski
(1996) dalam Tegeh (2015) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi
pembelajaran dan pengembangan, sistematik sebagai aspek prosedural pendekatan sistem
telah diwujudkan dalam banyak praktik metodologi untuk desain dan pengembangan teks,
materi audiovisual, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Pemilihan model ini
didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak
pada landasan teoretis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan
urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang
berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
pebelajar. Penelitian ini dilakukan menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang
mengacu pada pada model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation, Evaluation) merupakan sebuah model yang mudah diterapkan dengan
sistematis dengan langkah-langkah yang jelas untuk menghasilkan sebuah produk yang
kreatif, efektif, dan efesien.

3.3 Langkah-langkah dan Pengembangan Model


Dalam penelitian pengembangan dikenal salah satu model pengembangan yaitu
model ADDIE. Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran
yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang
bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan
pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi
fase berikutnya (Utami, 2019). Model ini terdiri atas lima langkah, Secara visual tahapan
model ADDIE dapat dilihat sebagai berikut (Yuliarni, 2020):

Analyze

Design

Development

Development

Development

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Model ADDIE


Langkah- langkah model ADDIE pada gambar di atas dijelaskan dengan penjabaran
sebagai berikut:
1. Analisis (Analyze)
Analisis (Analyze) merupakan tahap pertama dalam menerapkan model
ADDIE untuk mendesain dan mengembangkan sebuah produk. Dalam tahap ini,
dilakukan proses paling awal dalam sebuah penelitian yaitu dengan
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
hendak diteliti. Permasalahan yang diangkat nantinya akan dijadikan sebagai
konsep atau alur dalam pembuatan film dokumenter sebagai media promosi di
Akbar Zoo.
2. Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan ini dilaksanakan setelah melakukan tahap analisis.
Proses perancangan merupakan tahap sebelum melakukan strategi pengembangan.
Pada tahap ini konsep yang telah dibuat pada tahap analisis akan diterapkan
melalui proses pembuatan film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi
di Akbar Zoo.
3. Pengembangan (Development)
Tahap ketiga adalah tahap pengembangan (development) yang ada pada
proses kegiatannya melakukan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, sehingga
terbentuk sebuah draft produk pengembangan. Kegiatan pada tahap ini akan
dilakukan validasi oleh pihak-pihak yang terkait. Validator dipilih secara
proposive sampling dengan tujuan untuk memperoleh data bahwa film yang telah
dibuat layak atau tidak untuk di publikasikan. Ahli yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bidang pemasaran dan
Pengelola pihak Akbar Zoo. Proses validasi ini dilakukan oleh validator dengan
menggunakan instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap keempat adalah tahap implementasi (implementation), kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini dilakukan setelah dilakukannya penilaian atau
validasi terhadap hasil film dokumenter pada tahap pengembangan untuk
mengetahui kualitasnya. Serta, melakukan uji coba di lapangan untuk memperoleh
gambaran mengenai keseuaian film terhadap konsep wisata edukasi, tingkat
keefektifan, kemenarikan, dan keefesiensinya. Menurut Sadiman (2012) dalam
Utami (2019) untuk uji coba produk dilakukan dengan cara uji coba kelompok
kecil, lalu uji coba lapang.
5. Evaluasi (Evaluate)
Tahap terakhir yaitu evaluasi yang dapat dimaknai sebagai proses yang
dilakukan untuk menentukan nilai, harga, dan manfaat dari suatu objek (Pribadi,
2014) dalam Utami (2019). Dalam tahap ini diterapkan pada semua tahapan
diatas, Proses ini dilakukan untuk perbaikan terakhir sebuah produk yang telah
dikembangkan berdasarkan masukan atau saran dari masyarakat yang telah
mengaskses film dokumenter. Tujuan dari adanya evaluasi adalah untuk
memperoleh data informasi seabagai bahan pertimbangan untuk membuat
keputusan dalam melanjutkan apakah film dokumenter yang telah dibuat layak
atau tidak untuk diterapkan sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar Zoo.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang dinilai strategis dalam
penelitian, karena mempunyai tujuan yang utama dalam memperoleh data (Sugiyono,
2016). Dalam tipe penelitian ini jika didasarkan pada sumber, dibagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan oleh pihak
peneliti dengan cara langsung dari suatu objek dalam penelitian. Sedangkan Data
Sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti.
Selanjutnya Jika dilihat dari segi cara, teknik pengambilan data dapat dilakukan
dengan cara observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),
dokumentasi, dan gabungan ke empatnya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
menggunakan sumber data primer dan data sekunder, sebagai berikut:
a) Data Primer
Data primer adalah jenis data utama atau pokok di dalam suatu penelitian. Proses
pemerolehan data ini didapatkan langsung dari tangan pertama, atau sumber
utama. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan beberapa teknik sebagai
berikut:

1. Wawancara
Menurut Subagyo (2011) Wawancara merupakan suatu kegiatan dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada para respoden. Wawancara bermakna berhadapan
langsung dengan interview dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara
lisan. Wawancara adalah salah satu jenis pengumpulan data yang paling sering
diandalkan dalam penelitian kualitatif, apalagi dalam pengumpulan jenis data
primer. Alasannya adalah karena wawancara bisa dilakukan dengan menggunakan
informan utama sehingga data yang dihasilkan juga memiliki tingkat keakuratan
tinggi serta keaktualan yang tinggi. Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah
untuk mendapatkan data mengenai permasalahan serta potensi Akbar Zoo yang
nantinya akan dijadikan sebagai alur cerita dalam pembuatan film dokumenter.
Selain itu, wawancara juga digunakan untuk mendapatkan upaya apa yang dapat
diterapkan untuk mempublikasikan film dokumenter di Akbar Zoo sebagai media
promosi.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah in-
depth interview (wawancara mendalam). In-depth interview adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai
(Hendri, 2009). Penenentuan informan dalam melalukan in-depth interview dari
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2008) teknik purposive sampling merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini informan yang
akan diwawancarai adalah:
a. Owner Akbar Zoo
b. Manager Akbar Zoo selaku pengelola Akbar Zoo
c. Marketing Akbar Zoo
d. Pemandu Wisata (guide) Akbar Zoo
e. Dinas Pariwisata bagian Promosi
f. Pengunjung Akbar Zoo

2. Kuisioner
Menurut Anwar (2009) berpendapat bahwa kuisioner merupakan sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini kuisioner
digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang sederhana untuk
menggambarkan secara umum respon dari penonton yang telah mengakses
film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar Zoo
Kabupaten Banyuwangi.
b) Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2009), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan
lain- lain. Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang subjek (Herdiansyah, 2009). Sumber data sekunder yang
digunakan dalam perancangan ini adalah:
a. Databases dari penelitian terdahulu
b. Teori-teori pendukung dan literatur-literatur yang sesuai

3.4 Teknik Analisis Data


Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam melakukan
penelitian, karena data yang terkumpul akan dijadikan bahan analisis dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif pada penelitian ini bertujuan untuk dapat
mengidentifikasi tentang pembuatan film dokumenter sebagai media promosi
wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi. Harapan penulis dalam penelitian ini
yaitu dengan adanya media promosi melalui film dokumenter dapat membuat
penonton dari film tertarik untuk mengunjungi wisata Akbar Zoo, serta
memperkuat brand identity dari Akbar Zoo.
2. Analisis Data Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Data kuantitatif
diperoleh pada tahap penelitian validasi desain dan uji coba pemakaian. Nilai yang
diperoleh pada setiap langkah-langkah tersebut didapat dengan menggunakan
angket data analisis validitas ahli dan angket data respon pengunjung Waroeng
Kemarang. Aturan pemberian skor terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Aturan Pemberian Skor
No Kategori Skor
1 SB (Sangat Baik) 5
2 B (Baik) 4
3 C (Cukup) 3
4 K (Kurang) 2
5 SK (Sangat Kurang) 1
(Sumber: Sugiyono, 2013)

Berdasarkan Tabel 3.1, langkah selanjutnya yaitu menggunakan statistik sebagai


berikut:
1. Menghitung presentase kelayakan dari setiap aspek dengan rumus:
Rumus Skala Likert
ΣS
x i= ×100 %
Smax
Keterangan :
Smax = Skor Maksimal
ΣS = Jumlah Skor
xi = Nilai kelayakan aspek tiap angket
2. Menghitung presentase rata-rata seluruh responden dengan rumus:
n

∑ Xt
x́= i=2
n

Setelah menghitung rata-rata akhir, maka selanjutnya yaitu mengubah nilai skor
rata-rata tersebut menjadi nilai kelayakan yang sesuai dengan kriteria sebagai
berikut :

Tabel 3.2 Studi Kelayakan


No Skor Kelayakan Kriteria
1 0 - 20 % Sangat Kurang Layak
2 20,01 - 40 % Kurang Layak
3 40,1 – 60 % Cukup Layak
4 60,1 – 80 % Layak
5 80,1 – 100 % Sangat Layak

3.5 Kerangka Pemikiran


Menurut Fatmawati (2019), kerangka pemikiran merupakan alur yang menjelaskan
penelitian ini secara terstruktur dalam bentuk bagan. Kerangka pemikiran menjelaskan
tentang permasalahan yang ingin diteliti, hubungan antar permasalahan, cara menyelesaikan
masalah dengan desain penelitian yang digunakan, dan hasil penelitian yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran bertujuan untuk
memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diteliti.
Setelah menganalisis penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
ditentukan konsep dalam perancangan film dokumenter ini adalah “Eksplorasi Wisata
Edukasi Akbar Zoo”. Konsep ini dibuat berdasarkan hasil perumusan masalah dan
kebutuhan yang dihadapi oleh wisata Akbar Zoo. Selain itu, promosi yang sudah
dilakukan belum begitu mendongkrak eksistensi Akbar Zoo sebagai wisata edukasi. Film
ini dibuat guna mempromosikan Akbar Zoo sebagai salah satu daya tarik wisata buatan di
Banyuwangi yang mengusung tema edukasi dan cocok digunakan sebagai wisata
keluarga. Segmentasi audience dari film ini adalah masyarakat dengan rentan usia 05-40
tahun baik laki-laki maupun perempuan. Target market dalam pembuatan film ini adalah
kalangan pelajar khususnya anak-anak sekolah dasar hingga menengah pertama.
Berikut merupakan Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini dapat dijelaskan pada
gambar 3.2 sebagai berikut:

Potensi Akbar Zoo yang Digunakan dalam Alur Cerita Film


Dokumenter

Pengumpulan Data
Wawancara
Kuesioner
Dokumentasi
Analisis kebutuhan SDM,
Analyze Perlengkapan, dan
Perancangan Alur Cerita

Design Pembuatan Film


Develop- Proses Validasi Film
ment Dokumenter oleh Ahli

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran


Implemen- Proses Publikasi Film
tation Dokumenter

Penyebaran Kuesioner ke
Evaluation Penonton Sebagai Proses
Evaluasi

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. 2015. Tourism Marketing. Center for Academic Publishing Service.
Yogyakarta.
Anonim. Undang Undang tentang Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun 2009. Jakarta:
Direktorat Jenderal Hukum dan HAM
Ardiansah. 2019. Perancangan Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Wisata
Kabupaten Tegal “Desa Wisata Cempaka”.[Tugas Akhir].Universitas Negeri
Semarang
Bambang Sunaryo. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media
Buhalis, D. (2000). Marketing the competitive destination of the future. Tourism
Management, 21(1), 97–116. https://doi.org/10.1016/S0261-5177(99)00095-3.
Chrisnanto, D. 2014. Promosi Budaya Tradisional Paresean Lombok Melalui Film
Dokumenter. Jurnal. Universitas Kristen Maranatha
Ekonomi Penduduk Asli “Suku Using” Dalam Meningkatakan Produktivitas dan
Kesejahteraannya di Kabupaten Banyuwangi. [Laporan Akhir Penelitian Hibah
Bersaing]. Universitas Jember
Ella. 2019. Perancangan Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Kampung Wisata
Batik Tatsaka Di Desa Tampo Cluring Banyuwangi. [Tugas Akhir]. Politeknik
Negeri Banyuwangi.
Indriani.2020. Film Dokumenter Pendek Sebagai Media Promosi Ekowisata Mangrove
Blok Bedul di Desa Sumberasri Banyuwangi. [Tugas Ahir]. Politeknik Negeri
Banyuwangi
Internet Design School. 2014. Jenis-Jenis Film Dokumenter. [diakses pada tanggal
Juškelytė, D. 2016. Film induced tourism: destination image formation and development.
Regional Formation and Development Studies. [Internet].
http://dx.doi.org/10.15181/rfds.v19i2.128319(2): 54-66. [diunduh pada 2021
Februari 18]
Kotler, P., and Amstrong, G. 2012. Principles of Marketing. Global Edition,.14Edition.
Boston: Pearson Education.
Lukitasari, R. 2017. Promosi Pariwisata Melalui Film Studi Kasus Film “Eat Pray Love‟
dan “Laskar Pelangi‟. Jurnal Kajian Pariwisata 3(2)

DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta.
Nugroho. 2018. Analisis Potensi Wisata Kampung Sayur Organik Ngemplak Sutan
Mojosongo Berdasarkan Komponen Pariwisata 6a. Jurnal Pariwisata dan Budaya
Vol. 19, No. 02 [diunduh 23 Februari 2021] tersedia di https://idseducation.com
Perkasa dan Sayatman.2015. Perancangan Film DokumenterKawasan Purbakala Gunung
Penanggungan. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2 2015: 2337-3520
[internet]. [diunduh 2021 Februari 18]
Pitana, I G. dan Diarta, I K. S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Pranata et al.2019. Film Dokumenter Seni Lukis Wayang Kamasan Klungkung Bali.
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika Vol. 08, No.02 2019:142
[internet]. [diunduh 2021 Februari 18]
Puspitaningtyas et al. 2013. Model Orientasi Kewirausahaan Kelembagaan
Radike. 2014. Perancangan Video Promosi Wisata Surabaya dengan Tema Cagar Budaya.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, [diunduh pada 2021 Februari
17]
Ramadhan, R.A. 2017. Penyusunan Skenario dalam Pembuatan Film Dokumenter
Berbasis Silhoutte yang Berjudul “Wayang Krucil Wiloso” di Kabupaten Malang.
Tugas Akhir. [Internet]. http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2488/. [diunduh
pada 2021 Februari 22].
Sinulingga. 2020. Pembuatan Film Wisata Sebagai Media Promosi Pariwisata Di Desa
Rumah Galuh Kabupaten Langkat. Jurnal 6(2) : 350-374. [Internet]
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jumpa/article/download/56596/33256. [diunduh
pada 2021 Februari 21].
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Utami. 2019. Pengembangan Buku Panduan Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran
Matematika Tema 1 Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar. [ Tugas Akhir ]. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
Yoeti, O.A. 2010. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Lampiran In-Depth Interview Pengelola Wisata Akbar Zoo


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

IN-DEPTH INTERVIEW

JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :

2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti
1. Gambaran Umum
a. Bagaimana awal mula peresmian wisata Akbar Zoo
Banyuwangi? Jawaban :
b. Apa saja daya tarik yang dimiliki dari Akbar Zoo?
Jawaban :
c. Apakah keunggulan wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
2. Pengelolaan Ekowisata Mangrove Blok Bedul
a. Bagaimana pengelolaan wisata Akbar Zoo dalam
memaksimalkan daya tarik yang dimiliki?
Jawaban :

b. Bagaimana keterlibatan masyarakat lokal dan pemerintah


daerah?
Jawaban:
3. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang sudah diterapkan?
Jawaban :
b. Apakah promosi yang diterapkan dirasa berhasil? Jawaban :
c. Apakah Bapak/IBu pernah mengetahui tentang promosi wisata
melalui film dokumenter pendek?
Jawaban :
d. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi Akbar Zoo
sebagai wisata edukasi melalui film dokumenter pendek?
Jawaban :
e. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo?
Jawaban :
f. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam
publikasi film dokumenter pendek sebagai media promosi?
Lampiran In-Depth Interview Pemandu Wisata Akbar Zoo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

IN-DEPTH INTERVIEW

JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti:
1. Gambaran Umum :
a. Bagaimana peran seorang pemandu wisata di Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Hambatan/kendala apa saja yang sering terjadi ketika memandu
wisata di Akbar Zoo?
Jawaban :
c. Apakah Anda turut berperan dalam mempromosikan wisata Akbar
Zoo?
Jawaban :
d. Apakah promosi yang diterapkan pada Akbar Zoo sudah mengarah
pada wisata edukasi?
Jawaban :
e. Bagaimana menurut Anda jika promosi wisata edukasi di Akbar Zoo
dilakukan melalui film dokumenter?
Jawaban :
f. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar
Zoo?
Jawaban :
Lampiran In-Depth Interview Marketing Wisata Akbar Zoo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

IN-DEPTH INTERVIEW

JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti:
1. Gambaran Umum :
a. Bagaimana upaya Anda dalam mempromosikan wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Apa Hambatan/kendala dalam mempromosikan wisata di Akbar Zoo?
Jawaban :
c. Apakah strategi promosi yang diterapkan sudah maksimal dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan?
Jawaban :
d. Apakah promosi yang diterapkan pada Akbar Zoo sudah mengarah
pada wisata edukasi?
e. Apa media yang digunakan untuk mempromosikan wisata Akbar
Zoo?
Jawaban :
f. Bagaimana menurut Anda jika promosi wisata edukasi di Akbar Zoo
dilakukan melalui film dokumenter?
Jawaban :
g. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar
Zoo?
Jawaban :
Lampiran In-Depth Interview Disbudpar Kabupaten Banyuwangi Bidang Pemasaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

IN-DEPTH INTERVIEW

JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti :
1. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang sudah diterapkan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata terkait objek wisata yang ada di
Banyuwangi khususnya Wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Selain melalui Banyuwangi Festival apakah ada strategi lain,
megingat di era digitalisasi seperti ini sering kali ada penggunaan
media sosial?

c. Bagaimana keterlibatan pemerintah daerah utamanya bagian promosi


terhadap wisata Akbar Zoo?
d. Apa sajakah hambatan yang dihadapi dalam mempromosikan wisata
Akbar Zoo?
e. Bagaimana pendapat bapak tentang promosi wisata Akbar Zoo
melalui film dokumenter pendek?
f. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi Wisata Akbar Zoo?
g. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam publikasi
film dokumenter pendek sebagai media promosi?
Lampiran In-Depth Interview Pengunjung Akbar Zoo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

IN-DEPTH INTERVIEW

JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI

A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti :
1. Gambaran Umum
a. Sebelumnya apakah pernah berkunjung di Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Apakah anda mengetahui tentang wisata edukasi?
Jawaban :
c. Apakah anda menemukan kegiatan wisata edukasi di Akbar Zoo?
Jawaban :
d. Apa saja daya tarik yang anda temui di Akbar Zoo?
Jawaban :
e. Daya tarik manakah yang menjadi favorit anda?
Jawaban :
2. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang diterapkan Akbar Zoo yang pernah
anda temui?
Jawaban :
b. Apa sajakah informasi yang anda dapatkan dari promosi tersebut?
Jawaban :
c. Apakah dalam promosi tersebut menggambarkan wisata edukasi di
dalamnya?
Jawaban :
d. Apakah promosi yang diterapkan dirasa berhasil?
Jawaban :
e. Apakah anda pernah mengetahui tentang promosi wisata melalui film
dokumenter pendek?
Jawaban :
f. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi melalui film dokumenter
pendek?
Jawaban :
h. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam publikasi
film dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo?
Jawaban :

Lampiran Kuisioner Penelitian Penonton Film


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Dengan hormat ,
Saya Olivia Erdiana mahasiswi Politeknik Negeri Banyuwangi dari program Studi
Manajemen Bisnis Pariwisata. Saat ini sedang melakukan penelitian “Film Dokumenter
Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi Di Akbar Zoo Banyuwangi”. Saya sedang
mengadakan penelitian untuk studi saya dan sangat membutuhkan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai calon wisatawan atau wisatawan yang pernah berkunjung di
Akbar Zoo. Sehingga saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan
alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini untuk melengkapi data-data
penelitian saya.
Semua jawaban dalam kuesioner ini adalah semata-mata untuk mendukung data
penelitian. Jawaban dipilih sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri dan
sangat membantu apabila seluruh pertanyaan diisi dengan lengkap dan jujur. Atas
kesediaan dan waktu yang diluangkan, saya ucapkan Terimakasih.

Hormat Saya,

Olivia Erdiana

Hari/Tanggal :
Data Identitas
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Profesi :
Apakah sudah pernah berkunjung ke Wisata Akbar Zoo? Berapa Kali :

No Kriteria SB B C K SK
1. Kesesuaian tampilan gambar dengan jalan
cerita
Match of image appearance with the storyline
2. Kesesuaian jalan cerita dengan konsep
eduwisata ( muatan interpretasi dan
pembelajaran)
The suitability of the storyline with the
concept of edutourism (content of
interpretation and learning)

3. Kesuaian pesan yang ingin disampaikan untuk


berwisata di kawasan eduwisata
The suitability of the message to inform for
traveling in the edutourism area
4. Kesesuaian kejadian sebenarnya sehingga
disebut film dokumenter pendek sebagai
media promosi
The suitability of the actual story is therefore
called a short documentary as media
promotion

5. Film dokumenter pendek menampilakn cerita


yang mudah dipahami
A short documentary featuring a story that is
easy to understand

Penggunaan bahasa mudah dipahami


6.
The use of language is easy to understand
7. Menggambarkan potensi wisata yang dimiliki
oleh Akbar Zoo
Describe the tourist attraction of the Akbar
Zoo
8. Film dokumenter pendek sebagai media
promosi Eduwisata Akbar Zoo
Short documentary as promotion media for
the Akbar Zoo Edutourism
9. Pengunaan film dokumenter pendek sebagai
media promosi sudah efektif dan efisien
The use of short documentary as
a promotional media has been
effective and
Efficient
10. Anda ingin berkunjung/ berkunjung lagi ke
Akbar Zoo?
Do you want to visit / visit again to the
Akbar Zoo?
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Lampiran Kuisioner Penelitian Penonton Film


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http:// poliwangi.ac.id

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Dengan hormat ,
Saya Olivia Erdiana mahasiswi Politeknik Negeri Banyuwangi dari program Studi
Manajemen Bisnis Pariwisata. Saat ini sedang melakukan penelitian “Film Dokumenter
Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi Di Akbar Zoo Banyuwangi”. Saya sedang
mengadakan penelitian untuk studi saya dan sangat membutuhkan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai para ahli di bidang masing-masing. Sehingga saya
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan alternatif jawaban yang
tersedia dalam kuesioner ini untuk melengkapi data-data penelitian saya.
Semua jawaban dalam kuesioner ini adalah semata-mata untuk mendukung data
penelitian. Jawaban dipilih sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri dan
sangat membantu apabila seluruh pertanyaan diisi dengan lengkap dan jujur. Atas
kesediaan dan waktu yang diluangkan, saya ucapkan Terimakasih.

Hormat Saya,

Olivia Erdiana

Hari/Tanggal :
Data Identitas
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Profesi :
Apakah sudah pernah berkunjung ke Wisata Akbar Zoo? Berapa Kali :

No Kriteria SB B C K SK
1. Kesesuaian tampilan gambar dengan jalan
cerita
Match of image appearance with the storyline
2. Kesesuaian jalan cerita dengan konsep
eduwisata ( muatan interpretasi dan
pembelajaran)
The suitability of the storyline with the
concept of edutourism (content of
interpretation and learning)

3. Kesuaian pesan yang ingin disampaikan untuk


berwisata di kawasan eduwisata
The suitability of the message to inform for
traveling in the edutourism area
4. Kesesuaian kejadian sebenarnya sehingga
disebut film dokumenter pendek sebagai
media promosi
The suitability of the actual story is therefore
called a short documentary as media
promotion

5. Film dokumenter pendek menampilakn cerita


yang mudah dipahami
A short documentary featuring a story that is
easy to understand

Penggunaan bahasa mudah dipahami


6.
The use of language is easy to understand
7. Menggambarkan potensi wisata yang dimiliki
oleh Akbar Zoo
Describe the tourist attraction of the Akbar
Zoo
8. Film dokumenter pendek sebagai media
promosi Eduwisata Akbar Zoo
Short documentary as promotion media for
the Akbar Zoo Edutourism
9. Pengunaan film dokumenter pendek sebagai
media promosi sudah efektif dan efisien
The use of short documentary as
a promotional media has been
effective and
Efficient
10. Anda ingin berkunjung/ berkunjung lagi ke
Akbar Zoo?
Do you want to visit / visit again to the
Akbar Zoo?
Masukan Sebagai Bahan Pengembangan:

Anda mungkin juga menyukai