Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI

LUBUAK JAMBU DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

SEBAGAI OBJEK WISATA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Egi Fadli

NIM/BP: 19135077

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN

JURUSAN PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan proposal penelitian yang berjudul
“Strategi Pengembangan Lubuak Jambu Di Kabupaten Padang Pariaman Sebagai
Objek wisata”

Penelitian dan penulisan proposal penelitian ini dilaksanakan guna memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Prodi D4 Manajemen Perhotelan Jurusan
Pariwisata Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.

Hambatan-hambatan baik dalam penulisan maupun penyusunan proposal penelitian ini


banyak peneliti temui, tetapi berkat tetapi berkat bantuan bimbingan maupun dorongan dari
berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini Oleh sebab itu
melalui proposal ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pariwisata san Perhotelan
Universitas Negeri Padang.
2. Ibu Dr. Yuliana, SP.M.Si., selaku wakil Dekan 1 sekaligus dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian.
3. Bapak Trisna Putra, SS, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pariwisata Fakultas Pariwasata
dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.
4. Dr. Retnaningtyas Susanti, S.Ant., M.Sc. selaku dosen Pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian.
5. Terkhusus kepada Ayah dan Ibu yang telah banyak memberi dukungan kepada
penulis berupa moril dan materil.
6. Dan terimakasih kepada seluruh teman-teman untuk dukungannya selama ini.
Peneliti menyadari pproposal ini madih jauh dri kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca khususnya.

Pariaman, September 2021

Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk menikmati keinginan
yang beraneka ragam.
Pariwisata tidak lepas dari istilah potensi dan daya tarik wisata. Menurut
Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ketempat tersebut. Sukardi (1998:67), juga mengungkapan pengertian
yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya
tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah
tersebut.
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata
dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik
dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti
luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat
disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Dalam pengembangan suatu objek wisata harus memenuhi beberapa kriteria
pengembagan pariwisata agar objek tersebut diminati pengunjung, yaitu:
1. Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang
bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain
objek wisata tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk
menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata disana
bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan
senang,bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun
tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu
membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada
umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa
dijadikan sebagai oleh-oleh, (Yoeti, 1985).
Dilihat dari sektor pariwisata, Kabupaten Padang Pariaman memiliki
keragaman objek wisata alam yang dapat membangkitkan perekonomian demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Salah satu objek wisata potensial di
Kabupaten Padang Pariaman yaitu objek wisata alam Lubuak Jambu yang
terletak di Nagari Sikucua Tengah, kec. V Koto Kampung Dalam Kabupaten
Padang Pariaman. Objek wisata alam Lubuak Jambu ini merupakan objek
wisata alam yang sangat potensial untuk di kembangkan karena masih banyak
potensi lain di dalamnya yang dapat mendukung perkembangan wisata alam
Lubuak Jambu dan dapat menarik minat wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Berdasarkan pengembanganya kondisi objek wisata Lubuak Jambu
belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata, yaitu (something to do)
belum memenuhi fasilitas yang mendukung untuk kegiatan wisata sehingga
wisatawan dapat merasakan perasaan senang. Dilihat dari kondisi existing
objek wisata Lubuak Jambu masih sangat minim fasilitas wisata yang
ditawarkan seperti tidak adanya penginapan, restaurant/rumah makan, sarana
kesehatan, sarana keamanan, dan masih minimnya toilet/tempat bilas.
Sedangkan jika dilihat dari kriteria (something to buy) objek wisata Lubuak
Jambu tidak terdapat fasilitas perbelanjaan, toko-toko penjualan cinderamata
khas/icon daerah tersebut.
Objek wisata Lubuak Jambu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
namun kelebihan dan kekurangan tersebut harus di kembangkan dengan
menggunakan strategi yang tepat. Maka digunakan analisis SWOT untuk
mendpatkan strategi yang tepat. Rangkuti (2005) mendefenisikan analisis
SWOT merupakan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini membandingkan antara faktor
internal (strength and weakness) dengan faktor eksternal (opportunities dan
trheats). Alat yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor strategis suatu
organisasi adalah melalui matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemugkinan alternatif
strategi.
B. Identifikasi Masalah
Selain memiliki daya tarik wisata yang menarik adapun beberapa permasalahan
yang terdapat di objek wisata Lubuak Jambu dilihat dari 2 komponen yaitu,
sediaan pariwisata (supply) terdiri dari,belum memiliki daya tarik aktrasi wisata
dan belum memiliki sarana dan prasarana yang menunjang untuk kegiatan wisata
tersebut atau komponen daya tarik wisata.
Objek wisata Lubuak Jambu merupakan salah satu objek wisata yang belum ada
pengembangan khusus oleh pemerintah setempat maupun swasta sehingga masih
banyak permasalahan yang dapat menghambat perkembangan objek dan daya
tarik wisata Lubuak Jambu, beberapa permasalahan yang ada di objek wisata
Lubuak Jambu yaitu:
1. Belum optimalnya pengembangan objek daya tarik wisata Lubuak Jambu
diantaranya yaitu:
 Daya tarik wisata hanya keindahan alam Lubuak Jambu, tidak ada
komponen lainnya yang dapat menarik pengunjung lebih banyak
lagi seperti, pertunjukan wisata, seni karya, adat istiadat, desa
tradisional, agrowisata, dll.
 Sarana yang masih minim seprti belum adanya sarana kesehatan
dan keamanan.
 Tidak adanya prasarana yang memadai seperti toilet, belum
memadainya prasaran telekomunikasi, dan tempat sampah.
 Akomodasi yang belum memadai yaitu tidak adanya lokasi
perbelanjaan/toko souvenir untuk wisatawan, tidak adanya
penginapan dan masih minimnya rumah makan/restauran

2. Belum dikembangkanya kegiatan wisata yang mendukung kondisi lingkungan


seperti wisata outbond, berkemah dan agrowisata.
C. Fokus Masalah
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka menjadi fokus masalah pada
penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor internal dan eksternal strategi
pengembangan objek wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman
dilihat dari komponen daya tarik wisata atraksi, sarana dan prasarana, dan
akomodasi.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di obyek wisata
Lubuak jambu di Kabupaten Padang Pariaman dilihat dari komponen daya tarik
wisata atraksi, sarana dan prasarana, dan akomodasi.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di objek
wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman dilihat dari komponen
daya tarik wisata atraksi, sarana dan prasarana, dan akomodasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelamahan objek wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman.
b. Mendeskripsikan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan
ancaman objek wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman.
c. Merumuskan strategi pengembangan objek wisata Lubuak Jambu di
Kabupaten Padang Pariaman.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Pariwisata Kota Pariaman
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah
yakni dinas Pariwisata Kota Pariaman dalam pengembangan objek wisata
Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman.
2. Bagi Fakultas dan Perhotelan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi mahasiswa
Manajemen Perhotelan Jurusan Pariwisata tentang strategi pengembangan
objek wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman.
3. Bagi Mahasiswa Manajemen Perhotelan
Diharapkan dapat menambah referensi bagi mahasiswa Manajemen Perhotelan
Jurusan Pariwisata yang akan melakukan penelitian mengenai strategi
pengembangan objek wisata Lubuak Jambu dengan indikator lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Aspek-aspek Teoritis
1. Strategi Pengembangan
a. Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun
waktu tertentu. menurut Glueck dalam Amirullah dan Cantika (2001) strategi
adalah sebagai sebuah rencana yang disatukan, luas, dan terintergrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang di rancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahan itu dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Menurut Craig & Grant (1996) strategi merupakan penetepan sasaran
dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah perusahaan
dan arah tindakan serta alokasi sunber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives).
Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana
berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi
persaingan untuk mencapai tujuan.
Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan
induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan
mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah di
tetapkan sebelumnya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah sebuah tindakan proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan keputusan bersama dalam mencapai tujuan jangka
panjang.
b. Pengembangan
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000),
pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi
maju, baik, sempurna dan berguna. Sedangkan menurut Yoeti dalam Habibah
(2016), pengembangan adalah usaha atau cara memajukan serta
mengembangkan sesuatu yang ada.
Menurut Mill dalam Restianti (2017), pengembangan pariwisata untuk
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan. Sementara
menurut restianti (2017), pengembangan adalah suatu proses atau cara yang
dilakukan untuk perbaikan kedepannya agar menjadi lebih baik lagi sehingga
dapat tercapai tujuan/sasaran yang di inginkan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap suatu hal
yang sudah ada menjadi lebih baik untuk mampu mencapai tujun.
c. Strategi Pengembangan
Menurut Rangkuti (2003), strategi merupakan kegiatan perusahaan
untuk mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan
kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar.
Menurut A.Yoeti (2005) mnyatakan bahwa dalam perencanan strategis
suatu daerah tujuan wisata dilakukan analisis lingkungan dan analisis sumber
daya. Tujua analisis ini tdak lain adalah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai kekuatan (strenght)
dan kelemahan (weakness) organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata tersebut.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan strategi
pengembangan adalah perencanaan strategis yang bertujuan untuk membuat
suatu objek/perusahaan dapat menjadi lebih baik dengan memperhatikan
faktor kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).
2. Teknik analisis SWOT
a. Analisis SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah
untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam
pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan
eksternal (peluang dan ancaman).
Sedangkan menurut Sondang P. Sinagian ada pembagian faktor-faktor
strategis dalam analisis SWOT yaitu:
1) Faktor berupa kekuatan
Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain
kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada
pemikiran keungulan komparatif oleh unit usaha dipasaran.
2) Faktor kelemahan
Yang dimaksud dengan kelemahan ialah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi
penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
3) Faktor peluang
Defenisi peluang secara sederhana ialah berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatu bisnis.
4) Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak
diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun dimasa depan.
Menurut Jogiyanto (2005:46) SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yng
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-
tantangan yang dihadapi.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis objek
wisata adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi objek
wisata dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.Untuk menyusun suatu formula SWOT yang representative
adalah dengan menempatkan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Menyusun dan menetukan faktor-faktor strategis Eksternal dan
Internal suatu perusahaan Menyusun dan menghitung nilai bobot,
rating, dan skor untuk tabel eksternal dan internal di buat dengan
teknik skala sebagai berikut:
1) Bobot nilai
a) 1,00 = sangat penting
b) 0,75 = penting
c) 0,50 = standar
d) 0,25 = tidak penting
e) 0,10 = sangat tidak penting
2) Rating nilai
a) 5 = sangat baik
b) 4 = baik
c) 3 = netral (standar)
d) 2 = tidak baik
e) 1 = sangat tidak baik

3) Skor nilai
Untuk skor ini dihitung dengan mempergunakan formula
sebagai berikut:

SN =BN x RN

Keterangan:
SN = Skor nilai
BN = Bobot nila
RN = Rating nilai
Format Analisis SWOT Faktor Internal Dan Eksternal

Uraian Bobot Rating Skor


I. Strenght (kekuatan)
1. Item dari strennght Nilai Nilai Nilai
2. Item dari strenght Nilai Nilai Nilai
II. Weaknesses (kelemahan)
1. Item dari weaknesse Nilai Nilai Nilai
2. Item dari weaknesse Nilai Nilai Nilai
III. Opportunitis (peluang)
1. Item dari opportunitis Nilai Nilai Nilai
2. Item dari opportunitis Nilai Nilai Nilai
IV. Threats (ancaman)
1. Item dari threats Nilai Nilai Nilai
2. Item dari threats Nilai Nilai Nilai
a. Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dan Pendekatan Matriks
SWOT
Pada tahap ini selanjutnya dilakukan analisis dan penentuan keputusan
dengan menempatkan pendekatan matriks SWOT. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan empat set kemungkinan alternatif
strategis yaitu:
1) Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan pelung
sebesar-besarnya.
2) Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
memenimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Diagram Matrik SWOT

Faktor STRENGHT(S) WEAKNESS(W)


Internal Tentukan faktor-faktor Tentukan kelemahan
kekuatan internal internal
5-10 5-10
Faktor Eksternal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan meminimalkan
5-10 kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan meminimalkan
5-10 kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman

Berdasarkan tabel matriks SWOT diatas, dapat disimpulkan bahwa


strategi SO (Strenght-Opportunities) merupakan strategi yang diciptakan
dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Sedangkan strategi WO (Weakness-Opportunities) diciptakan
untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang
eksternal.
Strategi ST (Strenght-Threats) merupakan strategi yang diciptkan
dengan menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Starategi WT (weakness-
Threats) adalah menciptakan strategi yang betujuan untuk pengurangan
kelemahan dan menghindari ancaman eksternal.
b. Komponen Daya Tarik wisata
Komponen daya tarik wisata merupakan hal penting dalam kegiatan
kepariwisataan. Komponen daya tarik wisata juga merupakan suatu dasar
untuk terbentuknya suatu destinasi wisata. Menurut Cooper pada Febrina
(2015), daya tarik wisata harus mempunyai empat komponen yaitu: Attraction
(Atrakri), accessibilities (aksesibilitas), amenities (amenitas atau fasilitas), dan
ancillary service (jasa pendukung pariwisata).
1) Atraksi wisata/daya tarik
Adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan dapat membuat wisatawan
terkesan yang berupa rasa puas, rasa nyaman, dan rasa nikmat pada
wisatawan yang melihatnya atau melaksanakanya. Dalam hal ini dapat
berupa daya tarik alam, budaya, dan daya tarik buatan manusia.
2) Aksesibilitas (kemudahan)
Sarana yang memberikan kemudahan mencapai daerah tujuan wisata.
Tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang diperlukan wisatawan
mudah ditemukan, misalnya transportasi ke tempat tujuan, jalan yang
akan dilewati aman atau nyaman. Hal itu harus dipertimbangkan dengan
mendalam karena itu sangat membantu kemudahan wisata.
3) Amenitas
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan, restoran, tempat hiburan,
transportasi lokal, alat-alat transportasi, fasilitas perbankan, fasilitas
kesehatan dan lain-lain.
4) Ansilieri
Aktifitas jasa pendukung yang ada di destinasi wisata. Jasa pendukung ini
dapat berupa guide lokal, pijat, penyewaan alat dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut pendapat Yoeti (2002) daya tarik atau atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatwan untuk berkunjung
pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: atraksi alam (landscape,
pemandangan laut, pantai, iklim, dan figur geografis lain dari tujuan), daya
tarik buudaya (sejarah dan cerita rakyat, agama, seni, dan acara khusus,
festival), atraksi sosial (cara hidup, populasi penduduk, bahasa, peluang
untuk pertemuan sosial), dan daya tarik bangunan (bangunan, arsitektur
bersejarah dan modern, monumen, taman, kebun, marina).
Yoeti (2002) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga
tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi
(attraction), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (aminities).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan attraction, accessibilities,
amenities, dan ncillary service merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi daya tarik pada tujuan wisata.

B. Kerangka Konseptual
Dalam melakukan penelitian dari permasalahan yang telah dirumuskan perlu
dilengkapi dengan kerangka pemikiran karena hal ini dapat disajikan sebagai suatu
pedoman atau tolak ukur dari langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan.
Mengenai konsep kerangka pemikiran dari penelitian yang akan disusun dalam bentuk
bagan di bawah ini.
Kerangka Konseptual

Latar Belakang

 Kawasan wisata Lubuak Jambu memiliki potensi daya tarik wisata yang tinggi tetapi
belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata, dan terdapat komponen-
komponen pariwisata yang belum berkembang seperti, daya tarik wisata, atraksi, sarana
dan prasarana, akomodasi.
Rumusan Permasalahan

1. Komponen-komponen wisata di Lubuak Jambu yang belum berkembang dan memadai


seluruhnya seperti daya tarik, atraksi, sarana dan prasarana, akomodasi, dan
kelembagaan
2. Terdapat potensi kegiatan wisata yang belum berkembang di dalam objek wisata Lubuak
Jambu

Tujuan umum dan khusus

Tujuan umum

Menganalisis strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di objek wisata Lubuak Jambu
di Kabupaten Padang Pariaman

Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan faktor-faktor i nternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan objek


wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariaman
2. Mendeskripsikan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman objek
wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang Pariama
3. Merumuskan strategi pengembangan objek wisata Lubuak Jambu di Kabupaten Padang
Pariaman

Karakteristik Daya Tarik Objek Wisata Lubuak Jambu

Identifikasi Komponen Pariwisata

Daya Tarik Wisata Sarana dan Prasarana

Akomodasi Atraksi

Analisis Metode Kualitatif Dengan Menggunakan Teknik Deskriptif

Identifikasi potensi dan masalah dalam pengembangan objek daya tarik wisata Lubuak Jambu
Arahan Pengembangan Objek wisata Lubuak Jambu

Kesimpulan dan Rekomendasi

C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian ini adalah : bagaimana strategi pengembangan objek
wisata Lubuak Jambu ditinjau dari tiga indikator komponen daya tarik wisata 1)
atraksi, 2) sarana dan prasarana, 3) akomodasi?

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data
kualitatif. Menurut (best dalam Defry, 2011:20) penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya. Dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Lubuak Jambu Nagari Sikucua Tengah,
Kec. V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. pengumpulan data
dilakukan pada bulan September 2021.
C. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Penelitian hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak
terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjunng objek wisata
Lubuak Jambu.
D. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dann
karakteristik yan dimiliki oleh populasi tersebut. teknik pengambilan sampel
menggunakan probably sampling dengan simple random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi dianggap
homogen. Adapun menurut Arikunto (2006: 134), apabila jumlah subyenya
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, tetapi apabila jumlah lebih besar maka diambil
sebanyak 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Oleh karena itu jumlah sampel dalam
penelitian sebanyak 36 orang.
E. Definisi Operational Variabel
Definisi operational dalam penelitian ini antara lain terdiri dari:
1. Strategi pengembangan adalah suatu perumusan gagasan yang bertujuan untuk
menjadikan suatu objek/perusahaan dapat menjadi lebih baik dengan
memperhatikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Aanalisis SWOT alat untuk mengetahui faktor
internal yang terdiri dari peluang dan ancaman di Lubuak Jambu Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memilki keunikan, kemudahan,
dan nilai yang berupa keaneka ragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
3. Sarana dan Prasarana adalah peralatan yan dapat dipergunakan secara
langsung oleh para pengunjung objek wisata.
4. Akomodasi adalah sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti penginapan dan toko perbelanjaan yang disediakan bagi pengunjung
objek wisata.

F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data


Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan berdasarkan pada
analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan
konsisten untuk mendapatka data yang valid. Data adalah suatu fakta atau
keterangan dari objek yang diteliti. Data deskriptif adalah data yang
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat.

1. Jenis data
Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua sumber data yaitu:
a) Data premier adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data
dengan observasi langsung (Sugioyono, 2014:224) data ini berkaitan
dengan strategi pengembangan wisata Lubuk Jambu di Kabupaten Padang
Pariaman.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, tetapi diperoleh dari pihak kedua. Data ini mendukung dari
data primer yang telah peneliti dapatkan. Sumber data sekunder ini dapat
diperoleh dari hasil dokumentasi berupa foto, catatan, dan lain sebagainya.

2. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dan fakta dilapangan.
Prosesnya dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap muka
langsung dengan narasumber. Namun juga dapat dilakukan dengan tidak
langsung yaitu melalui telepon, internet, atau kuesioner.
b) Dokumentasi
Menurut sugiono (2008:83) ddokumentasi merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dkumenasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalsis dokumen-dokumen, baik berupa tertulis,
gambar atau foto-foto yang berkaitan dengan penelitian dan bertujuan
untuk memperjelas dan mendukung proses peelitian.
c) Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung obyek-obyek yang ada, tidak terbatas hanya pada
perilaku manusia saja (Sugiono, 2008:203). Observasi merupakan kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek denga menggunakan seluruh
alat indera. Observasi dalam penelitian ini digunkan untuk
mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,
perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Observasi
memungkinkan pengamat melihat keadaan sebagaimana yang dilihat oleh
subjek sehingga memungkinkan peneliti menjadi sumber data. Peran
peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran
serta tetapi hanya melakukan fungsi pengamatan.

G. Sumber Data
1. Data premier
a) Pegawai Dinas Pariwisata Kota Pariaman sebanyak 2 orang melalui
wawancara, observasi langsung dan dokumentasi.
b) 5 orang pengunjung Lubuak Jambu melalui wawancara, observasi
langsung dan dokumentasi.
c) 3 orang masyarakat sekitar Lubuak Jambu.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Pariaman
dan juga diperoleh dari kajian pustaka.

H. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat
pandua wawancara, observasi, dan dokumentasi yang peneliti lakukan sendiri
dengan turun langsung ke lapangan. Menurut Sugiyono (2013:222), peneliti
kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus masalah,
memilih informan sebagai data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuanya.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan konsep instrumen menurut
Sugiyono (2013:103) adalah titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel
penelitian ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan
defenisi operationalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan butir-butir pertanyaan dan
pernyataan . agar instrumen lebih sistematis dan mudah dipahami oleh peneliti,
maka sebelum disusun dalam bentuk pertanyaan, perlu dibuat kisi-kisi dalam tabel
berikut.
Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variable Indikator
Strategi pengembangan objek wisata Daya tarik wisata
Lubuak Jambu Sarana dan Prasarana
Akomodasi

I. Analisis Data
Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian
menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentk sesuatu
yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang
ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori dan
Komariyah, 2014:200). Metode analisis dalam penelitian ini menggunaka model
analisis interaktif. Model analisis interaktif terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (Miles, 1992:16).
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan informasi data kasar yang muncul dari
catatn-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-
menerus selama penelitian berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data
sudah tampak ketika peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah
penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih. Tahapan
selanjutnya adalah membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat
gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Reduksi data ini terus berlanjut
sampai penulisan suatu penelitian selesai.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang dikumpulkan dibatasi hanya sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang dimaksud meliputi
berbagai jenis grafik, bagan dan bentuk lainnya. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah didapatkan. Dengan demikian dapat mempermudah penganalisisan
dalam melihat apa yang terjadi dan menentukan apakah penarikan kesimpulan
yang benar sudah dapat dilakukan ataukah harus melangkah melakukan
analisis yang berguna.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Mulai dari
pengumpulan data, pendefenisian suatu konsep, mencatat keteraturan, pola-
pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,alur sebab-akibat, dan
proposisi. Kemudian menjadi keteragan yang lebih rinci sebagai kesimpulan.
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian suatu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan yang ada dapat diverivikasi selama penelitian
berlangsung
Dalam pandangan yang dikemukakan oleh Miles diatas, tiga jenis
analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus dan
interaktif seperti pada gambar dibawah ini:
Skema Analisis Model Interaktif

Analisis data dalam gambar diatas merupakan upaya yang secara terus

menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarika kesimpulan

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan

analisis yang saling menyusul.

Pada peneliti ini, analisis strategi menggunkan matrik IFAS (iInternal

Factors Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Analysis Summary) dan

strategi alternatif melalui matriks SWOT. Berikut ditampilkan pada tabel

dibawah ini.
Diagram Matrik SWOT

Faktor STRENGHT(S) WEAKNESS(W)


Internal Tentukan faktor-faktor Tentukan kelemahan
kekuatan internal internal
5-10 5-10
Faktor Eksternal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan faktor pelung Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
eksternal menggunakan meminimalkan
5-10 kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan meminimalkan
5-10 kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman

DAFTAR PUSTAKA

GOWA, T. D. M. K., & SI’AR, R. A. M. A. D. H. A. N. STRATEGI


PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN.

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis-


Orientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad
21. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

Sylvia, R. (2017). Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun


Tumpang Dua di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Ekonomi
dan Manajemen, 11(2), 253-259.

Anda mungkin juga menyukai