PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Egi Fadli
NIM/BP: 19135077
JURUSAN PARIWISATA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan proposal penelitian yang berjudul
“Strategi Pengembangan Lubuak Jambu Di Kabupaten Padang Pariaman Sebagai
Objek wisata”
Penelitian dan penulisan proposal penelitian ini dilaksanakan guna memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Prodi D4 Manajemen Perhotelan Jurusan
Pariwisata Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.
1. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pariwisata san Perhotelan
Universitas Negeri Padang.
2. Ibu Dr. Yuliana, SP.M.Si., selaku wakil Dekan 1 sekaligus dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian.
3. Bapak Trisna Putra, SS, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pariwisata Fakultas Pariwasata
dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.
4. Dr. Retnaningtyas Susanti, S.Ant., M.Sc. selaku dosen Pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian.
5. Terkhusus kepada Ayah dan Ibu yang telah banyak memberi dukungan kepada
penulis berupa moril dan materil.
6. Dan terimakasih kepada seluruh teman-teman untuk dukungannya selama ini.
Peneliti menyadari pproposal ini madih jauh dri kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca khususnya.
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk menikmati keinginan
yang beraneka ragam.
Pariwisata tidak lepas dari istilah potensi dan daya tarik wisata. Menurut
Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ketempat tersebut. Sukardi (1998:67), juga mengungkapan pengertian
yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya
tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah
tersebut.
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata
dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik
dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti
luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat
disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Dalam pengembangan suatu objek wisata harus memenuhi beberapa kriteria
pengembagan pariwisata agar objek tersebut diminati pengunjung, yaitu:
1. Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang
bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain
objek wisata tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk
menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata disana
bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan
senang,bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun
tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu
membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada
umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa
dijadikan sebagai oleh-oleh, (Yoeti, 1985).
Dilihat dari sektor pariwisata, Kabupaten Padang Pariaman memiliki
keragaman objek wisata alam yang dapat membangkitkan perekonomian demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Salah satu objek wisata potensial di
Kabupaten Padang Pariaman yaitu objek wisata alam Lubuak Jambu yang
terletak di Nagari Sikucua Tengah, kec. V Koto Kampung Dalam Kabupaten
Padang Pariaman. Objek wisata alam Lubuak Jambu ini merupakan objek
wisata alam yang sangat potensial untuk di kembangkan karena masih banyak
potensi lain di dalamnya yang dapat mendukung perkembangan wisata alam
Lubuak Jambu dan dapat menarik minat wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Berdasarkan pengembanganya kondisi objek wisata Lubuak Jambu
belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata, yaitu (something to do)
belum memenuhi fasilitas yang mendukung untuk kegiatan wisata sehingga
wisatawan dapat merasakan perasaan senang. Dilihat dari kondisi existing
objek wisata Lubuak Jambu masih sangat minim fasilitas wisata yang
ditawarkan seperti tidak adanya penginapan, restaurant/rumah makan, sarana
kesehatan, sarana keamanan, dan masih minimnya toilet/tempat bilas.
Sedangkan jika dilihat dari kriteria (something to buy) objek wisata Lubuak
Jambu tidak terdapat fasilitas perbelanjaan, toko-toko penjualan cinderamata
khas/icon daerah tersebut.
Objek wisata Lubuak Jambu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
namun kelebihan dan kekurangan tersebut harus di kembangkan dengan
menggunakan strategi yang tepat. Maka digunakan analisis SWOT untuk
mendpatkan strategi yang tepat. Rangkuti (2005) mendefenisikan analisis
SWOT merupakan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini membandingkan antara faktor
internal (strength and weakness) dengan faktor eksternal (opportunities dan
trheats). Alat yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor strategis suatu
organisasi adalah melalui matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemugkinan alternatif
strategi.
B. Identifikasi Masalah
Selain memiliki daya tarik wisata yang menarik adapun beberapa permasalahan
yang terdapat di objek wisata Lubuak Jambu dilihat dari 2 komponen yaitu,
sediaan pariwisata (supply) terdiri dari,belum memiliki daya tarik aktrasi wisata
dan belum memiliki sarana dan prasarana yang menunjang untuk kegiatan wisata
tersebut atau komponen daya tarik wisata.
Objek wisata Lubuak Jambu merupakan salah satu objek wisata yang belum ada
pengembangan khusus oleh pemerintah setempat maupun swasta sehingga masih
banyak permasalahan yang dapat menghambat perkembangan objek dan daya
tarik wisata Lubuak Jambu, beberapa permasalahan yang ada di objek wisata
Lubuak Jambu yaitu:
1. Belum optimalnya pengembangan objek daya tarik wisata Lubuak Jambu
diantaranya yaitu:
Daya tarik wisata hanya keindahan alam Lubuak Jambu, tidak ada
komponen lainnya yang dapat menarik pengunjung lebih banyak
lagi seperti, pertunjukan wisata, seni karya, adat istiadat, desa
tradisional, agrowisata, dll.
Sarana yang masih minim seprti belum adanya sarana kesehatan
dan keamanan.
Tidak adanya prasarana yang memadai seperti toilet, belum
memadainya prasaran telekomunikasi, dan tempat sampah.
Akomodasi yang belum memadai yaitu tidak adanya lokasi
perbelanjaan/toko souvenir untuk wisatawan, tidak adanya
penginapan dan masih minimnya rumah makan/restauran
3) Skor nilai
Untuk skor ini dihitung dengan mempergunakan formula
sebagai berikut:
SN =BN x RN
Keterangan:
SN = Skor nilai
BN = Bobot nila
RN = Rating nilai
Format Analisis SWOT Faktor Internal Dan Eksternal
B. Kerangka Konseptual
Dalam melakukan penelitian dari permasalahan yang telah dirumuskan perlu
dilengkapi dengan kerangka pemikiran karena hal ini dapat disajikan sebagai suatu
pedoman atau tolak ukur dari langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan.
Mengenai konsep kerangka pemikiran dari penelitian yang akan disusun dalam bentuk
bagan di bawah ini.
Kerangka Konseptual
Latar Belakang
Kawasan wisata Lubuak Jambu memiliki potensi daya tarik wisata yang tinggi tetapi
belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata, dan terdapat komponen-
komponen pariwisata yang belum berkembang seperti, daya tarik wisata, atraksi, sarana
dan prasarana, akomodasi.
Rumusan Permasalahan
Tujuan umum
Menganalisis strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di objek wisata Lubuak Jambu
di Kabupaten Padang Pariaman
Tujuan Khusus
Akomodasi Atraksi
Identifikasi potensi dan masalah dalam pengembangan objek daya tarik wisata Lubuak Jambu
Arahan Pengembangan Objek wisata Lubuak Jambu
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian ini adalah : bagaimana strategi pengembangan objek
wisata Lubuak Jambu ditinjau dari tiga indikator komponen daya tarik wisata 1)
atraksi, 2) sarana dan prasarana, 3) akomodasi?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data
kualitatif. Menurut (best dalam Defry, 2011:20) penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya. Dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Lubuak Jambu Nagari Sikucua Tengah,
Kec. V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. pengumpulan data
dilakukan pada bulan September 2021.
C. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Penelitian hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak
terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjunng objek wisata
Lubuak Jambu.
D. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dann
karakteristik yan dimiliki oleh populasi tersebut. teknik pengambilan sampel
menggunakan probably sampling dengan simple random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi dianggap
homogen. Adapun menurut Arikunto (2006: 134), apabila jumlah subyenya
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, tetapi apabila jumlah lebih besar maka diambil
sebanyak 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Oleh karena itu jumlah sampel dalam
penelitian sebanyak 36 orang.
E. Definisi Operational Variabel
Definisi operational dalam penelitian ini antara lain terdiri dari:
1. Strategi pengembangan adalah suatu perumusan gagasan yang bertujuan untuk
menjadikan suatu objek/perusahaan dapat menjadi lebih baik dengan
memperhatikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Aanalisis SWOT alat untuk mengetahui faktor
internal yang terdiri dari peluang dan ancaman di Lubuak Jambu Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memilki keunikan, kemudahan,
dan nilai yang berupa keaneka ragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
3. Sarana dan Prasarana adalah peralatan yan dapat dipergunakan secara
langsung oleh para pengunjung objek wisata.
4. Akomodasi adalah sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti penginapan dan toko perbelanjaan yang disediakan bagi pengunjung
objek wisata.
1. Jenis data
Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua sumber data yaitu:
a) Data premier adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data
dengan observasi langsung (Sugioyono, 2014:224) data ini berkaitan
dengan strategi pengembangan wisata Lubuk Jambu di Kabupaten Padang
Pariaman.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, tetapi diperoleh dari pihak kedua. Data ini mendukung dari
data primer yang telah peneliti dapatkan. Sumber data sekunder ini dapat
diperoleh dari hasil dokumentasi berupa foto, catatan, dan lain sebagainya.
G. Sumber Data
1. Data premier
a) Pegawai Dinas Pariwisata Kota Pariaman sebanyak 2 orang melalui
wawancara, observasi langsung dan dokumentasi.
b) 5 orang pengunjung Lubuak Jambu melalui wawancara, observasi
langsung dan dokumentasi.
c) 3 orang masyarakat sekitar Lubuak Jambu.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Pariaman
dan juga diperoleh dari kajian pustaka.
H. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat
pandua wawancara, observasi, dan dokumentasi yang peneliti lakukan sendiri
dengan turun langsung ke lapangan. Menurut Sugiyono (2013:222), peneliti
kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus masalah,
memilih informan sebagai data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuanya.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan konsep instrumen menurut
Sugiyono (2013:103) adalah titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel
penelitian ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan
defenisi operationalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan butir-butir pertanyaan dan
pernyataan . agar instrumen lebih sistematis dan mudah dipahami oleh peneliti,
maka sebelum disusun dalam bentuk pertanyaan, perlu dibuat kisi-kisi dalam tabel
berikut.
Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variable Indikator
Strategi pengembangan objek wisata Daya tarik wisata
Lubuak Jambu Sarana dan Prasarana
Akomodasi
I. Analisis Data
Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian
menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentk sesuatu
yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang
ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori dan
Komariyah, 2014:200). Metode analisis dalam penelitian ini menggunaka model
analisis interaktif. Model analisis interaktif terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (Miles, 1992:16).
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan informasi data kasar yang muncul dari
catatn-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-
menerus selama penelitian berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data
sudah tampak ketika peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah
penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih. Tahapan
selanjutnya adalah membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat
gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Reduksi data ini terus berlanjut
sampai penulisan suatu penelitian selesai.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang dikumpulkan dibatasi hanya sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang dimaksud meliputi
berbagai jenis grafik, bagan dan bentuk lainnya. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah didapatkan. Dengan demikian dapat mempermudah penganalisisan
dalam melihat apa yang terjadi dan menentukan apakah penarikan kesimpulan
yang benar sudah dapat dilakukan ataukah harus melangkah melakukan
analisis yang berguna.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Mulai dari
pengumpulan data, pendefenisian suatu konsep, mencatat keteraturan, pola-
pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,alur sebab-akibat, dan
proposisi. Kemudian menjadi keteragan yang lebih rinci sebagai kesimpulan.
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian suatu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan yang ada dapat diverivikasi selama penelitian
berlangsung
Dalam pandangan yang dikemukakan oleh Miles diatas, tiga jenis
analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus dan
interaktif seperti pada gambar dibawah ini:
Skema Analisis Model Interaktif
Analisis data dalam gambar diatas merupakan upaya yang secara terus
dibawah ini.
Diagram Matrik SWOT
DAFTAR PUSTAKA