Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGEMBANGAN PANTAI SULAMADAHA KOTA


TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Oleh:
FILDA ODE JIMU
NIM : 518100899

S1 PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA
2022

1
ANALISIS PENGEMBANGAN PANTAI SULAMADAHA KOTA TERNATE
PROVINSI MALUKU UTARA

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara yang dimana terdiri dari lima pulau besar
diantaranya pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian jaya. Dari
kelima pulau di atas ada juga terdapat pulau-pulau kecil yang terbentang dari
sabang sampai Merauke yang memiliki sumber daya alam yang melimpah serta
memiliki keaneka ragaman bahasa, suku ras, agama dan adat-istiadat yang sudah
melekat dalam setiap oang. Selain memiliki sumber daya alam yang sangat
melimpah secara geografis Indonesia letaknya sangat strategis karena Indonesia
berada di titik silang lalu lintas perdagangan di dunia. Keaneka ragaman dan
kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia menjadi kesatuan negara Indonesia

Dilihat dari fakta di atas, harusnya Indonesia bisa menjadi negara yang maju
mampu membawa rakyatnya hidup dalam kesejahteraan kekayaan alam yang
sekarang di miliki Indonesia sangatlah melimpah apabila kita kelolah dengan
sebaik-baiknya, hal ini sangat berpotensi besar dalam meningkatkan suatu daerah.

Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga tak kalah
memiliki tempat-tempat yang berpotensi sangat besar dan bisa di jadikan objek
wisata yang sangat menarik untuk bisa mendatangkan penghasilan bagi negara.
Tempat-tempat tersebut menyimpan banyak cerita sejarah bangsa yang bisa
menarik wisatawan manca negara maupun local untuk berkunjung.

Sektor pariwisata adalah salah satu potensi yang sangat berkembang pesat
sehingga sampai saat ini terus dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Sektor
pariwisata di satu sisi yang di banggakan Indonesia seperti banyaknya objek
destinasi pantai yang sudah tersebar di seluruh Indonesia maupun luar negri, dan
memiliki keindahan alam, keunikan budaya dan memiliki daya tarik tersendiri
agar mendatangkan wisatawan lokal maupun mancan negara untuk mengunjungi
objek wisata pantai di Indonesia. Sektor pariwisata saat ini harus di kembangkan

2
oleh orang-orang kepariwisataan, sehingga parah ahli tersebut bisa menggali objek
wisata pantai dan dengan begitu bisa meningkatkan kualitas objek wisata pantai
agar bisa mendatangkan keuntungan dan pendapatan yang besar bagi negara.

Pantai adalah salah satu objek daya tarik wisata yang paling di minati, banyak
kawasan wisata yang terkenal di dunia terletak di pantai. Jenis objek dan daya
tarik wisata ini erat kaitannya dengan aktivitas seperti berjemur matahari,
berenang, selancar, berjalan-jalan di tepi pantai, mengumpulkan kerang,
berperahu, melihat sunset, sky air, berfoto dan ngecamp.

Kota Ternate merupakan salah satu kota di Provinsi Maluku Utara yang
memiliki luas daratan sekitar 133,75 kilometer persegi dan luas laut 5.547
kilometer persegi, yang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
untuk mengelola potensi wisata di kawasan dengan wilayah laut yang melimpah,
dan kota Ternate juga menjadi salah satu kota di provinsi maluku utara yang
mempunyai berbagai macam daya tarik wisata. Daya tarik wisata di kota Ternate
sendiri menyajikan wisata seperti wisata bersejarah, wisata ekowisata, wisata
bahari yaitu berupa wisata alamnya dan wisata laut. Wisata sejarah seperti
Kedaton Kesultanan Ternate, peninggalan beberapa benteng oleh Bangsa
Kolonial, Spanyol, Belanda dan Portugis. Untuk wisata alam di kota Ternate ada
dua yaitu Danau Tolire besar serta danau Tolire Kecil. Sedangkan untuk wisata
laut atau wisata bahari ini ada pantai Jikomalamo Beac, pantai Kastela dan Pantai
Sulamadaha.
Destinasi Pantai Sulamadaha merupakan pantai dengan air laut yang sangat
jernih dan pantainya memiliki pasir yang berwarna hitam. Pantai Sulamadaha
merupakan daya tarik wisata yang menjadi unggulan dari kota Ternate dan selalu
ramai dikunjungi wisatawan lokal saat akhir pekan ataupun hari libur. Pantai
Sulamadaha berjarak 14 kilo meter dari pusat kota Ternate atau berkisar 35 menit
menggunakan transportasi darat maupun laut. Hamparan pasir hitam yang
memanjang di sekeliling pantai yang membuat wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Sulamadaha tidak akan merasa kebosanan karena pemandangan yang
sangat indah seperti melihat pulau-pulau yang bersebrahan dengan Pantai

3
Sulamadaha. Disisi lain Pantai Sulamadaha masih kurangnya infrastruktur yang
memadai seperti kurangnya spot foto yang membuat wisatawan cepat jenuh,
Pantai Sulamdaha juga kurang di kenal oleh masyarakat luar kota Ternate dan
manca negara, dan kurangnya tenaga ahli khususnya di bidang Kepariwisataan
untuk mengembangkan wisata Pantai Sulamadaha kota Ternate.
Dengan adanya permasalan-permasalahan yang telah di sebutkan maka
peneliti tertarik mengaplikasikan peneliti dengan berjudul “STRATEGI
PENGEMBANGAN WISATA PANTAI SULAMADAHA KOTA TERNATE
PROVINSI MALUKU UTARA”.

B. Fokus Masalah
Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan masalah penelitian pada
bagaimana strategi pengembangan Pantai Sulamadaha untuk menjadi destinasi
wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan local maupul manca negara,
dengan permasalahan yang di angkat sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi pengembangan yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan


ekonomi kreaktif di kota Ternate dalam mengembangkan objek wisata Pantai
Sulamadaha?

2. Bagaimana strategi pengembangan yang bisa di terapkan oleh dinas pariwisata


dan ekonomi kreaktif kota Ternate dalam mengembangkan potensi yang ada di
objek wisata Pantai Sulamadaha?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka peneliti
bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan apa saja yang sudah di lakukan
oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreaktif di kota Ternate, dalam menerapkan
potensi yang ada di objek wisata Pantai Sulamadaha.

4
D. Manfaat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini dapat di ambil beberapa manfaat antara lain :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan


dan memperdalam pengetahuan pariwisata dalam mengembangkan konsep
ilmiah khususnya di bagian kepariwisataan, serta sebagai bahan pertimbangan
penulisan dalam melakukan penelitian yang sama skala yang lebih luas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah daerah, khsusnya Dinas Pariwista dan Ekonomi Kreaktif


Kota Ternate sebagai acuan dan pertimbangan dalam upaya pengembangan
pariwisata yang berkualitas dan dapat diharapkan meningkatkan kualitas
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat local.

b. Bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta dapat di jadikan


sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kepariwisataan
khususnya dalam bidang pengenmbangan wisata.

c. Bagi penulis dan pembaca yang dapat di jadikan sebagai pedoman atau acuan
dan penambahan wawasan ilmu kepariwisataan tentang pengelolaan dan
pengembangan serta pengelolaan objek destinasi suatu daerah.

E. Landasan Teori
1. Pariwisata

Menurut Munjadi (2012:7), pariwisata adalah suatu aktivitas


perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal
sehari-hari dengan suatu alasan apapun selain melakukan kegiatan yang bisa
menghasilkan upah atau gaji. Selain itu, pariwisata merupakan aktivitas,
pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menyediakan
pengalaman perjalanan bagi wisatawan.

Menurut Sugiama (2015:5), pariwisata adalah rangkaian aktivitas dan

5
penyediaan layanan baik untuk kebutuhan atraksi wisata, transportasi,
akomodasi dan layanan lain yang di ajukan untuk memenuhi kebutuhan
perjalanan seseorang atau kelompok orang. Perjalanan yang di lakukan hanya
untuk sementara waktu saja meninggalkan tempat tinggalnya, dengan maksut
beristirahat atau untuk maksut lain.

Menurut Oka A. Yoeti (2010:11), menjelaskan bahwa kata pariwisata


berasal dri Bahasa sangsekerta yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,
berputar-putar, keliling dan wisata yang berarti perjalanan atau berpergian.

Menurut Sabrini (2014:68), pariwisata memiliki pengertian yang sama


yakni perjalanan, wisata dalam Bahasa Inggris berarti travel, yang melakukan
perjalanan adalah travel. Sedangkan pariwisata adalah perjalanan yang dalam
Bahasa Inggris berarti tour, orang-orang yang melakukan perjalanan tourist,
istilah wisata di pakai dalam pembahasan persoalan praktis, sedangkan
pariwisata di pakai dalam wilayah akademisi.

Menurut Muljadi (2012:102), dalam kegiatan kepariwisataan terdapat


tiga aspek-aspek penting Daya Tarik wisata yang perlu menjadi perhatian
yaitu:

a. Atraksi

Atraksi adalah segalah sesuatu yang berupa daya Tarik wisata yang
memili sifat menarik minat bagi wisatawan sehingga terdorong untuk
datang ke suatu tempat atau daerah tujuan wisata yang di kehendaki. Sifat-
sifat menarik ini antara lain meliputi; keindahan alam yang jual, atraksi,
budaya, peninggalan-peninggalan sejarah purbakala dan adat istiadat atau
kebiasaan-kebiasaan yang sudah terterah dalam diri masyarakat setempat
dengan memiliki keunikan-keunikan yang berbeda dengan yang ada di
tempat tinggal atau asal wisatawan tertentu.

b. Aksebilitas

Aksesbilitas adalah sesuatu akses karakteristik wisatawan dalam


mencapai objek destinasi wisata atau tujuan wisatawan tersebut, dengan
6
menggunakan model-model transportasi baik laut, udara maupun darat
dalam pencapaian objek destinasi tersebut. Aksesbilitas juga merupakan
sumber utaa pencapaian calon wisatawan dalam berpergian atau
berkunjung ke suatu tempat atau objek yang di tuju.

c. Amenitas

Amenitas adalah ketersediaan berbagai fasilitas yang dapat


memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi wisatawan selama melakuan
perjalanan wisata di suatu objek wisata tersebut. Fasilitas yang di maksut
berupa layanan informasi pariwisata, sikap masyarakat setempat, fasilitas
umum dan fasilitas kenyamanan.

Dengan demikian aspek 3A tersebut dapat di berlakukan atau di kemas


dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menarik kunjungan atau minat
wisatawan dalam berkunjung ke objek atau tempat tersebut.

2. Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan dya Tarik wisata yaitu suatu bentukan dan atau aktifitas dan
fasilitas yang berhubungan dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk berkunjung ke suatu daerah atau tempat tersebut. Daya Tarik wisata
yang tidak atau belum di lestarikan semata-mata hanya merupakan sumber dan
daya potensi yang belum bisa di sebut sebagai daya Tarik wisata, sampai suatu
jenis pengembangan tertentu. Misalkan penyediaan aksesbilitas atau fasilitas.
Oleh karena itu suatu daya Tarik dapat di manfaatkan sebagai daya Tarik
wisata.

Objek daya Tarik wisata sangat kuat hubungannya dengan travel


motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin menghubungi serta
mendapatkan sebuah pengalaman terbaru dalam kunjungan.

Objek dan daya Tarik wisata juga dasar yang sangat penting bagi
kepariwisataan. Tanpa adanya daya Tarik wisata di suatu area atau daerah
tertent. Kepariwisataan sangat su;lit di kembangkan, jika di suatu daerah
terdapat lebih dari suatu objek dan daya Tarik wisata. Akan tetapi
7
bagaimanapun juga, beberapa jenis dan objek dan daya kepentingan
konservasi jadi tidak terus di kembangkan untuk kebutuhan ekonomi.

Hal yang harus di perhatikan yaitu bahwa dalam pengembangan suatu


daya Tarik wisata yang berpotensial harus di lakukan penelitian investarisasi,
dan evaluasi sebelum fasilitras wisata di kembangkan dalam suatu daerah
tersebut. Hal ini sangat penting dalam perkembangan dan daya Tarik wisata
yang berad sesuai keinginan pasar potensial dan bisa menentukan
pengembangan yang tepat dan sesuai dengan lokasinya.

Menurut Oka A. Yoeti Muljadi A.J (2012:69), daya Tarik wisata yang
akan di jual harus memiliki tiga syarat agar memberikan kepuasan kepada
wisatawan atau pengunjung antara lain :

a. Apa yang dapat di lihat (something To see)

Dalam suatu daya Tarik wisata harus mempunyai atraksi yang dapat di
lihat dan di nikmati oleh wisatawan yang berkunjung.

b. Apa yang dapat di lakukan (something To doo)

di Kawasan daya Tarik wisata selain dapat di lihat dan dapat di nikmati,
tentu harus tersedia fasilitas yang dapat membuat wisatawan tinggal lebih
lama di tempat wisata.

c. Apa yang di beri (something To Buy)

Kawasan dan daya Tarik wisata harus memioliki fasilitas penunjang yang
menyediakan souvenir dan oleh-oleh untuk di bawa kembali ke tempat asal
wisatawan sebagai media promosi.

3. Strategi

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu


perusahan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan
efisien. Perusahan harus bisa menghdapi setiap masalah-masalah atau
hambatan yang dating dari dalam perusahan aupun luar perusahaan.

8
Menurut David (2011-18-19), strategi adalah sarana Bersama dengan
tujuan jangka Panjang yang hendak di capai.strategi mencakup ekspansi
geografis di vertifikasi, akuisi, pengembangan produk, penestrasi pasar,
pengetatan di vestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint ventur. Strategi
adalah hasil potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan
sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah
Tindakan aksi atau kegiatan yang di lakukan seseorang atau tujuan yang telah
di tetapkan.

Menurut Rangkuti (2013:183), strategi adalah perencanaan induk yang


berkomprehensif yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai
semua tujuan yang telah di etapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan
sebelumnya.

4. Perencanaan pengembangan

Perencanaan pengembangan merupakan suau yang harus di lakukan


dalam pengembangan suatu objek wisata atau untuk memajukan objek dan
daya Tarik wisata suatu daerah tertentu, sehingga berkembang suatu produk
objek wisata baik berupa barang maupun berbagai jasa sehingga pariwisata
terus berkembang pesat.

Menurut Angga pradika (2013:21), pengembangan kepariwisataan


memiliki tiga fungsi, yaitu :

a. Memajukan kegiatan ekonomi

b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

c. Memupuk rasa cinta tahan air dan bangsa serta menanamkan jiwa
semangat dan nilai-nilai leluhur bangsa dalam memperkokoh persatuan
dan kesatuan Nasional.

Menurut Satrayuda (2010:6-7), mengtakan dalam perencanaan


pengembngan meliputi hal-hal sebagai brikut :

a. Pendekatan participatory planning, di mana seluruh yang terlibat dalam


9
suatu perencanaan atau pengembangan suatu destinasi wisasta yang di ikut
sertakan secara teoritis maupun praktis.

b. Pendekatan potensi atu karakteristik ketersediaan produk budaya yang


dapat mendukung keberlanjutan dalam pengelolaan suatu Kawasan
destinasi wisata.

c. Pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu kesempatan yang


di berikan kepada masyarakat untuk mengembangkan suatu kemampuan
untuk mncapai kemampuan yanag bersifat pribadi maupun kelompok.

d. Pendekatan kewilayaan factor keterkaitan antara wilayah merupakan


kegiatan yang penting dan dapat memberikan potensinya sebagai kegiatan
yang harus dimiliki dan di samakan secara terencana. Penekatan optimalisai
potensi, dalam optimaisasi potensi atau keunggulan yang ada di suatu desa
seperti pengembangan potensi kebudayaan yang belum atau jarang di
Kembangkan sebagai bagian indicator keberhasilan dalam pengembangan.
Pengembangan pariwisata perlu di kembangkan ke langkah-langkah yang
terarah dan terpadu, teritama melalui Pendidikan ketrapilan berupa tenaga
kerja dan pengembangan fisik saling berkaitan dalam pengembangan objek
wisata suatu daerah selalu menjadi daya Tarik yang utama perlunya factor-
faktor pendukung atau factor penunjang kegiatan harus di lengkapi, di jaga
dan di pelihara dengan sebaik-baiknya.

e. Strategi Pengembangan

Pengembangan pariwisata adalah salah satu usaha dalam mempromosikan


daya tarik wisata dalam suatu objek wisata agar menjadi berkembang
sesuai visi dan misi yang di inginkan dalam strategi pengembangan.

1) Menurut Prayogi (2011:66), menyebutkan bahwa pengembangan


pariwisata memiliki karakter aktivitas yang bersifat multisector, dalam
pelaksanaan pengembangan pariwisata harus terencana dan
pertimbangan-pertimbangan fisik social ekonomi dan budaya serta
lingkungan fisik dan politik.
10
2) Menurut Patris Gisau Biduan (2016:6), menyebutkan bahwa
pengembangan pariwisata adalah salah satu usaha untuk
mempromosikan suatu daya tarik wisata agar bisa menjai berkembang
sesuai visi dan misi yang di harapkan. Pengembangan pariwisata
merupakan factor yang tidak terlepas dari arah pengembangan nasional
Indonesia, dengan makna lain, dalam keadaan nasional itulah hedaknya
terletak landasan sesuatu kebijakan pengembangan pariwisata.
Kementrian kebudayaan dan RI mengatakan visinya bahwa
pembangunan kebudayaan suatu bangsa, meningkatkan peradaban atau
persatuan bangsa serta mengangkat martabat persahabatan antara suatu
negara. Pengembangan pariwisata ini juga akan berdampak baik bagi
peningkatan devisa dan pendapatan suatu daerah atau kota wisata
tersebut.

3) Menurut I Gusti Bagus (2015:139), menyebutkan bahwa


pengembangan pariwisata merupakan pilihan penting bagi suatu
negara atau daerah karena multiefek yang di berikan oleh kegiatan
pariwisata. Pertumbuhan ekonomi merupakan dampak utama yang di
urutkan oleh terbukanya lapangan kerja, stimulasi investasi.

5. Wisatawan

Wisatawan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan


perjalanan untuk tujuan wisata, seperti untuk tujuan untuk berekreasi,
berbisnis maupun untuk memenuhi kebutuhan khusus yang lain (Sunaryo,
2013:3). Adapun pengertian wisatawan menurut undang-undang
kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2008, wisatawan adalah orang yang
melakukan wisata.

Pengertian wisatawan menurut FW. Ogilive (dalam pendit, 2006:35),


menjabarkan wisatawan yaitu seseorang yang memenuhi syarat sebagai
berikut :

a. Meningkatkan rumah dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

11
b. Bahwa sementara mereka bepergian, mereka akan mengeluarkan uang
smentara yang mereka kunjungi tanp dengan maksud mencari nafka di
tempat tersebut.

c. Smith (dalam pitana dan Diarta, 2009: halaman 48), melakukan klasifikasi
terhadap wisatawan dengan menggolongkan wisatawan menjadi tujuh,
yaitu :

1) Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan


berinteraksi secara intensif dengan masyarakat local, menerima
fasilitas seadanya, serta menghargai norma local.

2) Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang


belum di kenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahuli, dan
bepergian dengan jumlah kecil.

3) Off-beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau iku
ketempat-tempat yang sudah ramai di kunjungi.

4) Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu juga


mengambil aktivitas tambahan untuk mengunjungi tempat-tempat bar
atau melakukan aktivitas yang agak beresiko.

5) Incipient mass, yaitiu wisatawan yang melakukan perjalanan secara


individual atau dalam kelompok kecil, mencari daerah tujuan wisata
yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarka keaslian
(authenticity).

6) Mass, yaitu wisatawan yang bepergian kearah tujuan wisata dengan


fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau bepergian kedaerah
tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama.

7) Orang yang melakukan perjalanan ke tempat wisata Charter, yaitu


wisatwan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan
yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantai
atau bersenang-senang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka

12
dapat di dimpulkan bahwa wisatawan adalah seseorangatau kelompok
yang menguji objek destinasi.

F. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini hal yang di teliti adalah bagaimana strategi pengembangan
yang di lakukan oleh dinas pariwisata dalam mengembangkan objek wisata Pantai
Sulamadaha Kota Ternate di Provinsi Mauku Utara. Maka dapat di gambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Dinas Pariwisata Kota Ternate


Maluku Utara

Identifikasi Potensi Pantai


Sulamadaha Ternate di Maluku
Utara dengan menggunakan 3A

Analisis SWOT Pantai


Sulamadaha Ternate

Strategi Pengembangan

Rekomendasi

G. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan adalah penelitian yang
dilakukan oleh :

1. Prasetyo Nugroho (2013) dalam penelitian yang berjudul “sttegi


pengembangan ekowisata pantai pengandaran kabupaten ciamis pasca
tsunami” analisis yang di gunakan yaitu analisis swot brtujuan untuk melihat
13
kekuatan (streng), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman
(theath) hasil analisis ini akan di gunakan untuk mengembangkan pantai
pengandaran. Data yang di ambil melaluai data primer yang di gunakan
melalui pengamatan langsung ke lapangan (observasi) dan wawancara
langsung dengan pihak pengelolah dengan pihak pengelolah objek destinasi
yang berkaitan erat dengan pengembangan objek wisata pengandaran seperti
tokoh masyarakat, biokrat, pengusaha, nelayan dan wisata dengan pengunjung
total responden yang sengaja di pilih sebanyak 15 orang (purposive).

2. I Gede Anom Sastrawan (2014) demham penelitian yang berjudul “Strategi


Pengembangan Pariwisata Bahari di Pantai Crystal Bay Esa Sakti, Kec. Nusa
Pelinda Kabupaten Kelungung” Adapun Teknik pengambilan data yang di
lakukan dalam pengumpulan data yaitu berupa observasi dengan dating
langsung menuju lokasi penelitian untuk mengetahui langsung potrsi dan daya
Tarik wisata bahari tingkat aksesbilitas dan fasilitas yang sudah tersedia
seperti sarana dan prasarana yang sudah tersedia di Pantai Kristal Bay.
(Kusmayadi:2000:84)

3. Adi Wibowo (2015), dengan penelitian yang berjudul “Strategi


Pengembangan Kebijakan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Manggar”
Strategi yang di gunakan dalam pengembangan di arahkan berdasarkan
analisis Swot dengan mengetahui kelemahan dan mampu mengurangi
kelemahan yang ada pada saat yang sama melakukan atau memaksimalkan
kekuatan dan hal yang sama juga akan berlaku pada tantangan dan peluang
seperti: suatu keragaman aktraksi dan objek wisata pantai yang sangat
menarik.

4. Dedy Irmansya (2014), dengan penelitian yang berjudul “Strategi


Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur
(Studi Kasus: Pantai Lombang)” dengan menggunakan metode deskriptif
dengan data kualitatif. Data di peroleh dari wawancara dan studi dokumentasi.
Data dari hasil yang di peroleh menjelaskan bahwa pengembangan potensi
pariwisata dan kendala yang ada di Kabupaten Simenep.
14
H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan
pada tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu mengungkap makna
dari suatu fonomena dalam bentuk narasi atau pemaparan, maka ditentukan
penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian dengan cara melakukan survei langsung ke lapangan
yang di dasari dengan pengumpulan data, pendekatan pengamatan, dan
mengidentifikasi langsung untuk bahan pertimbangan dengan analisis
sehingga mendapat kesimpulan.

1. Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagi objek penelitian adalah Pantai
Sulamadaha yang terletak di Desa Sulamadah, Kota Ternate, Provinsi Maluku
Utara. Penelitian akan dimulai pada Bulan April 2022 - Mei 2022.
2. Teknik Cuplikan
Untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai fokus masalah
dalam penelitian kualitatif, maka peneliti menggunakan teknik cuplikan
(sampling) yaitu purposive sample atau sampel bertujuan. (Sugiyono, 2011:
300) menerangkan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel atas pertimbangan tertentu yang didasarkan pada pemenuhan
kebutuhan informasi. Peneliti mengambil Pengelola Pantai Sulamadaha karena
dianggap sebagai key person.

3. Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:
a. Data Primer
Menurut Husein umar (2013: 42) data primer ialah data yang didapat dari
sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan oleh

15
peneliti. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain :
1) Catatan hasil wawancara.
2) Hasil observasi lapangan.

2. Data Sekunder
Data sekunder memiliki dua makna. Pertama data yang telah diolah lebih
lanjut misalnya dalam bentuk tabel dan diagram. Kedua, data yang
dikumpulkan oleh orang lain atau lembaga lain, dengan kata lain bukan
data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang dibutuhkan untuk menyajikan informasi yang mendalam dan vali,
dilihat dari teknik dan cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara diantaranya wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Observasi

Tersiana (2018: 12) mendefinisikan observasi yaitu proses pengamatan


menyeluruh dan mencermati perilaku pada suatu kondisi tertentu. Pada
dasarnya, observasi bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas, individu,
serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar


informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
makna dari suatu topik tersebut. Melalui wawancara peneliti memperoleh
informasi yang mendalam mengenai interpretasi situasi dan fenomena yang
terjadi dari informan. wawancara lebih bebas, dengan tujuan untuk
menemukan informasi secara lebih terbuka, oleh karena itu jenis
wawancara yang digunakan peneliti termasuk dalam jenis wawancara semi-
16
struktur.

3. Dokumentasi

Menurt Sugiyono (2018:240) Dokumentasi merupakan catatan


peristiwa yang berlalu berbentuk foto. Dokumentasi merupakan pelengkap
dari pengguna metode observasi dan wawancara. Metode pengumpulan
data secara dokumentasi dilakukan melalui pengambilan gambar-gambar,
serta merekam hasil wawancara yang dipandang perlu untuk dapat
mendukung penelitian.
5. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini di uji dengan mengunakan uji
credibility, uji transferability, uji dependability, serta uji confirmability

a. Uji Credibility
Untuk menguji kredibiitas atau kepercayaan terhadap suatu data,
peneliti mengunakan teknik triangulasi. Triangulasi teknik yaitu mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dalam
penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian dicek
dengan observasi dan dokumentasi teknik yang digunakan untuk
mengecek data antara lain observasi, kuisioner, wawancara, dan
dokumentasi. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang konstan

b. Uji transferability

Transferability merupakan viliditas eksternal yang menunjukkan


derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian hasil penelitian.
Nilai transfer berkenaan dengan pernyataan, hingga mana penelitian dapat
diterapkan atau digunakan dalam konteks dan situasi lain (sugiyono 2018:
276)
Uji terhadap data dilakukan dengan membuat laporan hasil penelitian
secara rinci, jelas, dan dapat dipercaya sehingga pembaca menjadi jelas
atas hasil penelitian, sehingga pembaca dapat memutuskan dapat tidaknya
penelitian dijadikan acuan untuk konteks dan situasi serupa dalam
17
penelitian lain.
c. Uji dependability

Uji ini dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan


proses penelitian dan aktivitas penelitian oleh auditor yang independen
atau pembimbing, dimulai dari bagaimana peneliti menentukan fokus
masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, menganalisis
data, melakukan uji keabsahan data, hingga membuat kesimpulan. Hal-hal
ini harus dapat ditunjukan peneliti sehingga data yang diperoleh benar-
benar terpercaya dan melalui proses penelitian.

d. Uji comfirmability

Confirmability dalam penelitian diuji dengan obyektivitas penelitian.


Penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitian disepakati oleh
banyak orang. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian tyang dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar confirmability
6. Metode Analisis Data
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014: 246-253) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit.untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, meneliti hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting , dicari tema dan polanya.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam


18
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart,
dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks, untuk
memperjelas hasil penelitian maka dapat dibantu dengan mencantumkan
table atau gambar.

c. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatifmungkin dapat menjawab


rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena sepeerti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatifmasi bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatifn adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada.temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif. Hipotesis atau
teori.
7. Alur Penelitian
Alur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Orientasi dan Memperoleh Gambaran Umum
Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi
yang seluas-luasnya mengenai hal-hal yang bersifat umum dan berkenaan
dengan masalah penelitian.
Kegiatan pada tahapan ini peneliti melakukan kunjungan dan pendekatan
kepada Pengelola Pantai Sulamadaha untuk memperoleh gambaran
informasi mengenai Pantai Sulamadaha kemudian dari informasi ini akan
dianalisis untuk mempertajam dan memperjelas fokus masalah yang akan
diteliti.
b.Tahap Eksplorasi

19
Tahap eksplorasi merupakan tahap penggalian informasi dan
pengumpulan data sesuai dengna fokus permasalahan yang diteliti.
Kegiatan yang dilakukan mengarah pada hal-hal yang memiliiki hubungan
dengan fokus masalah yang diteliti. Pada tahapan ini kegiatan yang
dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus
penelitian yang kemudian dilakukan analisis terhadapa data yang
diperoleh dan diikuti dengan laporan hasil analisis data.
c. Tahap Validasi Data
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengecek
kebenaran dari informasi yang diperoleh peneliti agar hasil penelitian
dapat lebih dipercaya. Tahapan ini dilakukan dengan mengadakan
triangulasi dimana laporan dicek pada subjek, dan bila terdapat ketidak
sesuaian data maka perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi
kesalahan dalam hasil laporan dan membangun derajat kepercayaan pada
data yang diperoleh.
8. Jadwal Penelitian

Tabel 1.2 Perincian Waktu Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
proposal
2 Memasuki
lapangan
3 Studi
lapangan
4 Studi
literatur

20
5 Pengumpulan
data
6 Uji
keabsahan
data
7 Penarikan
kesimpulan
8 Penulisan
laporan
penelitian

21
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, C., O'neill, T., Silman, A., & European Vertebral Osteoporosis Study
Group. (1993). The epidemiology of vertebral fractures. Bone, 14, 89-
97.

Yustinaningrum, D. (2017). Pengembangan wisata bahari di Taman Wisata


Perairan Pulau Pieh dan laut sekitarnya. Agrika, 11(1).

Hayati, Rahma. 2010. “Model Ambang Batas Fisik dalam Perencanaan Kapasitas
Area Wisata Berwawasan Konservasi di Kompleks Candi Gedong
Songo Kabupaten Semarang”. Jurnal Geografi. Vol 7. No. 1. Hal. 57-
65.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Belajar: Yogyakarta. La


Ode Unga, Kartini. 2008. Strategi Pengembangan Pariwisata Di
Kepulauan Banda. Tesis. Makassar.

Mathieson, A., & Wall, G. (1982). Tourism, economic, physical and social
impacts. Longman.

Ilyas, Muhammad. 2009. Strategi Pengembangan Pariwisata Kepulauan Togean di


Kabupaten Tojo Una-Una. Tesis. Makassar. Program Studi Perencanaan
Pengembangan Wilayah. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Gunn, C.A, 1994. Tourism Planning. Taylor and Francis: Washington.

Heri, Larasati dan Lituhaya. 2011. Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pati.
http://www.strategipengembanganpariwisatadikabupatenpati. diakses 10
Februari 2014.

Pickering CM dan Hill W. 2007. Impact of Recreation and Tourism on Plant


Biodiversity and Vegetation in Protected Areas in Australia. Journal of
Environmental Management. Vol. 85. Hal. 791-800.

Yoeti, Oka. A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT Pradnya


Paramita: Jakarta

Pitana, I Gde dan I Ketut SD. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.

22
Yulianda F. (2007). Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi [Makalah]. Disampaikan pada
Seminar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Pesisir. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 119-129.

Sari, Y., Yuwono, S. B., & Rusita, R. (2015). Analisis Potensi Dan Daya Dukung
Sepanjang Jalur Ekowisata Hutan Mangrove Di Pantai Sari Ringgung,
Kabupaten Pesawaran, Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 3(3), 31-
40.Yulianda, F. (2020). Ekowisata perairan suatu konsep kesesuaian
dan daya dukung wisata bahari dan wisata air tawar. PT Penerbit IPB
Press.

Wahyuni, Andi P., Yonvitner dan Isdrajad S. 2017. “Daya Dukung Kawasan
Pantai Timur Kabupaten Bulukumba Untuk Aktivitas Wisata Bahari”.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 9. No. 1. Hal. 135-
150.

Zhiyong, F. and Zhong Sheng. 2009. Researh on Psychological Carrying Capacity


of Tourism destination. Chinese Journal of Population. Vol. 7 No.1.
Hal 47-55

23
24

Anda mungkin juga menyukai