Anda di halaman 1dari 9

Nama : As’ad Humam

Npm : 1815051025
UTS Geowisata

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan wisata, sebutkan macam-macamnya?


2. Mengapa sektor wisata saat ini menjadi sangat popular dan menjadi unggulan pemerintah
Indonesia?
3. Jelaskan tentang konsep wisata secara integral/terpadu?
4. Bagaimana suatu situs geologi dapat dikembangkan sebagai objek geowisata?
5. Sebutkan Langkah-langkah yang diperlukan agar objek geowisata dapat dikembangkan
menjadi geopark?
6. Mengapa zona karst dianggap memiliki 2 multi
7. Bagaimana anda dapat mengubah kondisi suatu daerah yang pada awalnya dianggap tidak
prospek secara ekonomi menjadi sangat prospe secara ekonomi dilihat dari sudut pandang
geowisata.?
8. Jelaskan keberhasilan pemerintah banyuwangi jawa timur dalam mengembangkan objek
wisata dan geowisata di wilayahnya?

Answer
1. Wisata adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok orang yaitu
dengan bepergian Bersama-sama dengan tujuan memperluas pengetahuan, bersenang-
senang dan sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk bersuka cita, bersenang-senang,
menambah informasi tempat baru dan sebagainya.

Berdasarkan letak geografisnya, wisata dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:


➢ Lokal, perjalanan wisata di tempat-tempat lokal yang ada di kota sendiri.
➢ Regional, perjalanan wisata di ruang lingkup yang lebih luas.
➢ International, jenis kegiatan wisata yang di ruang lingkup lebih luas lagi.

Berdasarkan alasan atau tujuannya dibagi menjadi, sebagai berikut:


➢ Bisnis
➢ Liburan
➢ Pendidikan

Berdasarkan tempat dikunjungi dibagi menjadi, sebagai berikut:


➢ Wisata alam, merupakan perjalanan liburan ke tempat-tempat liburan yang benar-benar
alami seperti pegunungan, laut, danau, air terjun dan sebagainya.
➢ Wisata budaya, merupakan perjalanan wisata yang dimaksud untuk menikmati suguhan
budaya di tempat tujuan.
➢ Wisata Pendidikan, merupakan perjalanan yang secara khusus ditujukan untuk
menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu.
➢ Wisata Bahari, merupakan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menikmati keindahan
laut, baik di permukaan atau di dalam laut.
➢ Wisata Sejarah, bertujuan untuk mempelajari perjalanan sejarah dan semua kejadian
yang ada di masa lampau.
➢ Wisata Kuliner, merupakan perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mencoba dan
mencicipi segala macam jenis makanan yang ada di suatu tempat tertentu.
➢ Wisata religi, merupakan sebuah perjalanan wisata ke tempat- tempat tertentu yang
memiliki kaitan erat dengan hati dan jiwa.

2. Penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya pada produk
domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena
setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS
per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat Indonesia
(berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di negara ini
mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9% dari total angkatan
kerja nasional dipekerjakan di sektor pariwisata.

Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total
perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua
kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius)
yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu
ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini,
Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga
meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga
merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah)
untuk menarik lebih banyak turis asing.

Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum, yang
"mengukur sejumlah faktor dan kebijakan yang memungkinkan perkembangan
berkelanjutan dari sektor travel & wisata, yang pada gilirannya, berkontribusi pada
pembangunan dan daya kompetitif negara ini,” Indonesia melompat dari peringkat 70 di
tahun 2013 menjadi peringkat 50 di tahun 2015, sebuah kemajuan yang mengagumkan.
Lompatan ini disebabkan oleh pertumbuhan cepat dari kedatangan turis asing ke Indonesia,
prioritas nasional untuk industri pariwisata dan investasi infrastruktur (contohnya jaringan
telepon selular kini mencapai sebagain besar wilayah di negara ini, dan transportasi udara
telah meluas). Laporan ini menyatakan bahwa keuntungan daya saing Indonesia adalah
harga yang kompetitif, kekayaan sumberdaya alam (biodiversitas), dan adanya sejumlah
lokasi warisan budaya.
Alasan sektor pariwisata dianggap sektor penting, sebagai berikut:
➢ Pertama, pariwisata penting sekali. Sektor paling gampang menciptakan lapangan kerja.
Contohnya untuk meciptakan satu lapapangan pekerjaan di sektor pariwisata investasi
hanya USD300. Sedangkan sektor lain USD5.000 sampai USD100.000.
➢ Kedua, kemudian Ia mengatakan dari segi linkage. Sektor pariwisata menjadi
penghubung banyak sektor. Sehingga, dengan adanya pariwisata, sektor-sektor lain pun
secara tidak langsung akan hidup. Lalu dengan ekonomi kerakyatan, menurutnya,
sektor pariwisata dapat menciptakan ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan
kembali industri-industri kreatif.
➢ Ketiga, Ia mengatakan sektor pariwisata memiliki nilai tambah yang besar. Contohnya,
dalam satu objek pariwisata sektor perhubungan sangat berperan yang nantinya
diharapkan menguntungkan saling simbiosis mutualisme.
➢ keempat, terkait devisa, Ia menjelaskan banyak negara yang devisanya berasal dari
sektor pariwisata.

3. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai
suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu
alasan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Pariwisata adalah
kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang
usaha. Dalam bab ini akan dipaparkan konsep dan definisi pariwisata yang menjadi acuan
pada pembahasan di modul-modul berikutnya. Beberapa istilah kepariwisataan akan
dijabarkan supaya pembaca menjadi terbiasa. Wisata adalah kegiatan yang tidak terlepas
dari kehidupan manusia. Setiap orang akan butuh berwisata dan pariwisata bisa dilakukan
di dalam dan di luar daerah tempat tinggalnya. Dasar konsep pariwisata adalah manusia,
wilayah geografis baik daerah asal maupun destinasi tujuan wisata serta industri yang
menyediakan fasilitas dan pelayanan wisata. Wisatawan melakukan perjalanan dengan
berbagai tujuan diantaranya; tujuan bersenang- senang, tujuan bisnis dan profesional dan
tujuan lain-lain, sehingga wisatawan dibedakan menjadi wisatawan vakansi dan wisatawan
bisnis dengan ciri tersendiri. Para wisatawan dapat melakukan perjalanan di dalam negeri
atau pariwisata domestik dan perjalanan ke luar negeri atau pariwisata mancanegara baik
secara inbound maupun secara outbound.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam aktivitas yang terjadi
apabila seseorang melakukan perjalanan (mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan
perjalanan, tinggal untuk sementara waktu, hingga kembali beserta kenangan yang didapat)
dengan tujuan-tujuan tertentu akibat adanya daya tarik wisata dari daerah tujuan wisata
tersebut yang didukung dengan fasilitas penunjang lainnya.

4. Geowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata minat khusus yang fokus utamanya pada
kenampakan geologis permukaan bumi maupun yang terkandung didalamnya dalam
rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup, alam dan budaya, lebih lanjut
sebagai bentuk apresiasi, dan kegiatan konservasi, serta memiliki kepedulian terhadap
kelestarian kearifan lokal. Fenomena geologi pada dasarnya sangat beragam, masing-
masing membentuk lansekap pemandangan yang memiliki nilai, eksotisme, dan keunikan
tersendiri, yang cocok dikelola sebagai daya tarik wisata, Diantara fenomena geologis
tersebut diantaranya :
➢ Struktur geologi, struktur geologi merupakan bangunan alam nonhayati baik di bawah
maupun diatas permukaan bumi yang dibangun oleh tenaga yang bekerja di dalam dan
diatas permukaan bumi. Tenaga yang berkerja di bawah permukaan bumi disebut tenaga
endogen, sedang yang bekerja diatas permukaan bumi disebut tenaga eksogen.
Pegunungan Himalaya merupakan contoh keindahan struktur geologi mancanegara
yang populer sebagai daya tarik wisata geologi, serta menjadi lokasi pendakian yang
cukup menantang bagi para pecinta alam. Indonesia juga memiliki kekayaan struktur
geologi yang cukup melimpah dan tidak kalah eksotis, misalnya: Danau Toba, Danau
Karimutu, Gunung Tangkuban Perahu dan lain sebagainya.

➢ Stratifigrafi, stratifigrafi merupakan lapisan batuan degan segala macam jenis batuan,
struktur, sifat dan gejala yang ditimbulkan berdasarkan gambaran perlapisanya.
Stratifigrafi terkadang menjadi fenomena geologi yang sangat menarik dan unik. Jawa
barat, memiliki salah satu bentuk stratifigrafi yang populer sebagai daya tarik wisata,
yaitu Green Canyon di Pangandaran.

➢ Topografi merupakan bentukan dari bentang alam. Secara ilmu geologi, topografi
dibentuk oleh tenaga endogen dan eksogen dan oleh karena itu topografi selalu berubah,
contohnya : kubah magma berubah akibat letusan beru gunung berapi, sungai
membentuk alur baru akibat banjir, gelombang laut merubah garis pantai, gempa
menimbulkan gerakan tanah dan beberapa lainya. Topo grafi pada pegunungan karst
menjadi salah satu contoh fenomena geologis yang dapat dikelola menjadi daya tarik
wisata.
➢ Kandungan mineral di dalam perut bumi juga mampu menjadi daya tarik geowisata
yang bernilai edukatif dan sangat menarik untuk dipelajari, baik namanya, sejarah dan
proses terbentunya, sifat dan unsur-unsur kimianya, beserta kegunaanya dalam
kehidupan manusia sehari-hari.

Kaitanya dengan geologi adalah, kecenderungan ritual inversi wisatawan di Indonesia telah
didukung oleh potensi alam yang dimiliki, beserta segala bentuk fenomena geologinya.
Kesesuaian kedua faktor diatas menjadi pendorong untuk pengembangan pariwisata
berbasis alam geologi, atau dikenal dengan geowisata. Selain faktor diatas, perkembangan
geowisata juga didukung oleh meningkatnya permintaan wisata minat khusus.

5. Geopark terdiri atas geopark nasional dan geopark global. Geopark nasional adalah
wilayah terpadu yang terdepan dalam memberikan perlindungan dan penggunaan warisan
geologi dengan cara yang berkelanjutan dan mempromosikan kesejahteraan ekonomi
masyarakat yang tinggal di sekitar, sedangkan geopark global atau UNESCO Global
Geopark merupakan kawasan yang memiliki warisan geologi bernilai internasional, dimana
warisan tersebut digunakan sebagai modal pembangunan masyarakat setempat secara
berkelanjutan berbasis konservasi edukasi dan ekonomi kreatif.
Berdasarkan kriteria Guideline and Criteria Geopark (GGN), agar suatu wilayah dapat
dikatakan sebagai geopark, harus memenuhi syarat:
▪ Sebagai suatu kawasan yang berisi aneka jenis unsur geologi yang memiliki makna dan
fungsi sebagai warisan alam dengan batas yang jelas.
▪ Sebagai sarana pengenalan warisan bumi.
▪ Sebagai kawasan lindung warisan bumi.
▪ Sebagai tempat pengembangan geowisata.
▪ Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakat lokal.
▪ Sebagai tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 Pasal 12, agar diakui sebagai
UNESCO Global Geopark, geopark nasional harus memenuhi syarat:
▪ Telah ditetapkan sebagai geopark nasional minimal 1 tahun.
▪ Pengelola geopark dalam mengelola geopark menunjukkan upaya melaksanakan
rencana induk minimal satu tahun sejak dibentuk.
▪ Menyusun proposal pengusulan untuk menjadi UGGp.
▪ Memenuhi pedoman teknis pengembangan UGGp.
▪ Mendapat rekomendasi pengajuan UGGp dari gubernur.
▪ Mendapat rekomendasi pengajuan UGGp dari Komite Nasional Geopark Indonesia.

6. Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan
karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang unik
ditinjau dari aspek fisik, biotik, dan sosial masyarakatnya. keunikan bentang alam karst
ditandai oleh ciri-ciri spesifik yang ada di permukaan (eksokarst), seperti dolin, uvala,
polye, lembah kering, telaga karst, pola aliran yang masuk dalam tanah dan ciri-ciri fisik
bawah permukaan (endokarst) seperti sungai bawah tanah. Karst gunungsewu secara
geologis geomorfologi berumur tersier, berada di zona selatan jawa yang berbatasan
dengan laut Samudera Hindia yang membentang dari daerah Bantul, Gunungkidul,
Wonogiri, dan Pacitan.
Sejarah perjuangan gagasan berdirinya geopark gunungsewu
1. Gunungsewu sebagai kawasan ekosistem karst telah banyak diteliti oleh para ahli
geologi, geomorfologi dunia seperti Bemmelen, Junhun, Urushibara, dan Yoshino.
Beberapa ahli menyatakan keunikan karst tropik gunungsewu yang berbeda dengan
karst di iklim lain.
2. Masa pengenalan bentang karst untuk edukasi oleh Fakultas Geografi UGM kawasan
bentang alam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dijadikan objek
kuliah lapangan untuk pengenalan bentang alam dan budaya mulai dari gunung api
merapi, gumuk pasir barchan kemudian karst gunungsewu hingga ke bentang alam di
zona tengah Jawa dan zona utara Jawa oleh Fakultas Geografi UGM.
3. Pemetaan karst gunungsewu oleh Mac Donald untuk mengetahui kondisi ekokarst dan
sistem sungai bawah tanah. Hasil pemetaan sungai bawah tanah untuk tujuan
menyediakan air bagi masyarakat terutama pada musism kekeringan.
4. Riset kerja sama dengan BLH DIY yang memetakan ekosistem karst gunungsewu yang
tujuannya untuk pelestarian lingkungan karst kerja sama dengan Fakultas Geografi
UGM dan beberapa lembaga lainnya.
5. Riset dengan ahli karst Jepang mulai tahun 1991 sampai dengan 2003 yang memetakan
karst tropik di Indonesia (Urushibara, Yoshino, dan Suratman). Hasilnya di seminarkan
di kongres IGI di Korea dihadapan komisi karst dunia.
6. Kajian kawasan ekokarst oleh asosiasi karst indonesia terus intensif dalam riset ,diskusi
dan ekskurusi oleh tokoh-tokoh karst yang bergabung di HIKESPI PEKINDO
(pemerhati karst indonesia) kumpulan pakar karst indonesia melakukan ekskursi
gunungsewu karst Gombong Kebumen yang di inisiasi oleh Fakultas Geografi UGM.
Tim ahli diantaranya dr. Ko, Sutikno, Sukandar Rumidi, Suratman, Samudra, dan
beberapa pakar lainnya.
7. Serangakaian sejarah gagasan kawasan karst gunungsewu yang dimotori oleh para
akademisi tersebut kemudian dijadikan dasar pengusulan kawasan karst gunungsewu
sebagai kawasan ekokarst yang dilestarikan dan diresmikan oleh Presiden RI, Susilo
Bambang Yudhoyono, di pendopo Kabupaten Gunungkidul. Kawasan ini kemudian
menjadi embrio diusulkannya karst gunungsewu ke UNESCO untuk menjadi geopark
dunia.
Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka termasuk
nilai arkeologi ekologi, budaya yang ada di dalamnya serta masyarakat setempat diajak
berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Menurut
UNESCO (2004) konsep dasar lingkup kelola geopark dapat digambarkan pada sketsa di
bawah ini.

7. Geowisata (geotourism) merupakan pariwisata minat khusus yang memanfaatkan seluruh


potensi Sumber Daya Alam (SDA) di suatu tempat, dan perlu peningkatan pengayaan
pengetahuan dan proses-proses fenomena fisik dari alam. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang dikaruniai kekayaan alam berlimpah, termasuk kekayaan keragaman
geologi. Banyak dari keragaman geologi itu merupakan warisan geologi yang penting
untuk pendidikan maupun sebagai aset wisata. Hal ini menjadi salah satu potensi besar
mengingat geowisata erat kaitannya dengan pengembangan. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa geowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata minat khusus yang
fokus utamanya pada kenampakan geologis permukaan bumi maupun yang terkandung
didalamnya dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup, alam dan
budaya, lebih lanjut sebagai bentuk apresiasi, dan kegiatan konservasi, serta memiliki
kepedulian terhadap kelestarian kearifan lokal.
Kriteria Daya Tarik Wisata Alam
❖ Aspek informasi, berisi segala informasi terkait dengan apa yang ada di objek wisata
tersebut
❖ Keanekaragaman yang unik, hampir setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki
bermacam-macam keanekaragaman, sumber daya alam, hayati dan hewani. Juga
tentang sumber daya manusia yang tinggal di daerah tersebut menjadi nilai sosial lebih
untuk dikenal lebih dalam.
❖ Keindahan, keaslian dan keunikan alam
❖ Potensi Petualang, menjadi daya tarik bagi komunitas atau kelompok pecinta alam dan
para traveller yang suka petualang
❖ Ekosistem yang alami, dari segi tatanan keberadaannya untuk dilestarikan dan dijaga
Kriteria Geopark
❖ Aspek Pendidikan, menjadi ilmu pengetahuan sains, tentang kehidupan alam dan
isinya. Yang perlu disampaikan kepada khalayak umum
❖ Ukuran Parameter Daerah: memiliki kelangkaan nilai ilmiah dan keindahan
❖ Aspek Konservasi Lingkungan
❖ Adanya Manajemen Pengelolaan
❖ Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Geowisata
❖ Adanya aspek informasi dan pengkayaan ilmu pengetahuan kegeologian
❖ Adanya keanekaragaman daya tarik suatu kawasan
❖ Keindahan, keaslian, nilai ilmiah, dan keunikan alam
❖ Petualangan alam berbasis geologi
❖ Adanya ekosistem yang alami dan dijaga melalui kegiatan atau manajemen wisata
berbasis konservasi
❖ Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Berdasarkan diatas diperlukan mengembangkan keriteria diatas untuk menjadi bahan ideal
sebagai pijakan bagi desa-desa yang sedang mengembangkan wisata berbasis potensi
geologi. Namun begitu, dalam pengembangan destinasi wisata geologi juga perlu
diperhatikan aspek manajemen yang baik dan terstruktur.

8. Penetapan Kabupaten Banyuwangi sebagai kawasan geological park (Geopark) nasional


atau Taman Bumi dan status sebagai Cagar Biosfer Dunia bakal menjadi pendorong baru
pengembangan wisata di Kabupaten Banyuwangi. Status Geopark Nasional diberikan
kepada Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2018 berlandaskan pada tiga situs yaitu, Blue
Fire di Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Sebelumnya,
status sebagai Cagar Biosfer Dunia ditetapkan oleh UNESCO untuk TN Alas Purwo dan
Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang kemudian dinamai Cagar Alam Blambangan.
Penetapan UNESCO itu dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC)
Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke-28 di Kota Lima, Peru. Adapun
Banyuwangi sebagai Geopark nasional didukung keanekaragaman hayati dan budaya.
Misalnya, TN Alas Purwo sebagai rumah 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis
amfibi, dan 48 jenis reptil.
Penetapan Geopark Nasional harus memenuhi lima kriteria yang diberikan, mulai dari
geologi dan bentang alam, struktur geopark, penafsiran atas bentang alam, pengelolaan
potensi ekonomi, dan renana pengembangan geopark. Berdasarakan lima kriteria tersebut,
Kabupaten Banyuwangi mendapat nilai B, sehingga layak untuk ditetapkan sebagai
geopark nasional. Penetapan Kabupaten Banyuwangi sebagai geopark nasional dan cagar
biosfer dunia diharapkan mampu ditangkap sebagai peluang bagi para pelaku wisata.
Strategi pengembangan geopark Banyuwangi diarahkan mulai dari hulu hingga hilir,
seperti pada proses pengujian, teknologi, hingga komersialisasi lewat teknopraner akan
disiapkan untuk mendukung geopark Banyuwangi. Beberapa teknologi lain yang dapat
dimanfaatkan Banyuwangi untuk mengembangkan geopark di Kawah Ijen, Pulau Merah,
hingga Taman Nasional Alas Purwo seperti pengolahan air bersih siap minum hingga
pemetaan sumber daya wilaya. Hal ini diaharapkan mampu membuat pembangunan
geopark berlandaskan teknologi akan mampu membawa manfaat ekonomi bagi daerah.
Konsep struktur pengembangan pariwisata Banyuwangi dikenal dengan “Pola Segitia
Berlian/Trianggle Diamond” dengan pola pengembangan pariwisata yang bernama “Pola
Orbit dan Satelit” dimana pada titik pertemuan berfungsi sebagai pusat orbit yang dalam
hal ini adalah tiga obyek wisata utama/unggulan, sedangkan satelitnya adalah obyek wisata
yang ada disekitar tiga obyek wisata utama.
Berdasar pola struktur tersebut pengembangan pariwisata dikelompokkan dalam zona
pengembangan kawasan untuk lebih memudahkan dalam sistem pengelolaan, sehingga
dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan, karena beberapa obyek wisata yang
potensial dan mempunyai keunikan belum termanfaatkan secara optimal. Selain itu
penentuan zona wisata / Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penentuan karakter/”image” yang akan ditonjolkan dan prioritas
pengembangan masing-masing fungsi wisata. Supaya persoalan pengelolaan, keseragaman
dan keberagaman dapat dimanfaatkan sebagai unsur positif dalam pengembangan obyek
wisata, maka rencana pengembangan ruang kegiatan wisata di Kabupaten Banyuwangi
dibagi menjadi 3 Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP).

Anda mungkin juga menyukai