Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009, jumlah penduduk di

Indonesia pada Tahun 2010 yaitu sebesar 237.641.326 jiwa. Hal ini tentu akan terus

meningkat seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Banyaknya penduduk

tentu akan membuat kebutuhan akan banyak hal meningkat,salah satunya kebutuhan

akan wisata.

Sektor pariwisata cukup potensial karena memanfaatkan keindahan alam serta

keragaman budayanya yang menarik perhatian wisatawan. Menurut Wahab (2003)

dengan adanya pariwisata dapat mempercepat sirkulasi ekonomi suatu negara melalui

pengeluaran dari wisatawan dalam menciptakan dampak lanjutan sehingga

memperbesar efek pengganda (multiplier effect). Wisata juga sudah menjadi kebutuhan

bagi setiap orang. Wisata mampu mendatangkan turis domestik maupun turis asing.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 2013, kontribusi sektor

pariwisata terhadap perekonomian nasional cukup besar. Jumlah wisatawan

mancanegara meningkat dari 7,0 juta di tahun 2010 menjadi 8,8 juta di tahun 2013

dengan pertumbuhan rata-rata 8,5 persen, sedangkan untuk bulan Januari-Agustus 2014

telah mencapai 6.155.553 wisatawan mancanegara. Hal ini juga berdampak terhadap

peningkatan devisa. Devisa meningkat dari US$7,6 miliar di tahun 2010 menjadi US$10

miliar di tahun 2013. Selain itu pergerakan wisatawan nusantara rata-rata tiap tahun
meningkat 234,4 juta perjalanan di tahun 2010 menjadi 248 juta perjalanan di tahun

2013.

Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan

kemajuan ekonomi masyarakat. Sektor pariwisata dapat membantu mengurangi tingkat

pengangguran, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata,

seperti pengadaan layanan rumah makan, jasa wisata, pusat oleh- oleh, hingga

penginapan. Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan serta taraf hidup masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa industri pariwisata maupun sektor ekonomi yang

cukup vital untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2010, 11 provinsi yang

sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten,

dan Sumatera Barat. Berdasarkan data, Jawa Barat menempati posisi kedua setelah Bali.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi pariwisata. Letak Jawa

Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta,

membuat Jawa Barat menjadi daerah yang strategis bagi pengembangan pariwisata.

Selain karena dekat dengan DKI Jakarta yang merupakan pintu gerbang utama

Indonesia, Jawa Barat juga memiliki keragaman wisata dan memberikan alternatif yang

lebih bervariasi bagi wisatawan.

Salah satu daerah wisata di Jawa Barat yang digemari oleh banyak orang di

Indonesia adalah daerah Bandung. Bandung memiliki potensi wisata yang tinggi.

Pesona keindahan alamnya serta cuaca yang sejuk merupakan salah satu daya tarik
wisata yang patut diperhitungkan. Di daerah ini banyak terdapat kawasan wisata yang

menarik, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya. Aspek pendukung kegiatan

wisata di daerah tersebut tidak hanya keindahan alamnya, tetapi juga keramah-tamahan

masyarakat di sekitar objek wisata. Tak heran banyak wisatawan yang mengunjungi

daerah tersebut baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan

domestik maupun mancanegara dari tahun ke tahun. Kenaikan paling tinggi terjadi pada

tahun 2011 yaitu mencapai 4.070.072 jiwa. Hal ini menunjukkan wisata didaerah

Bandung termasuk salah satu wisata yang diminati. Namun, terjadi penurunan pada

tahun 2012 menjadi 3.513.705 jiwa. Kawasan wisata yang terkenal di Bandung adalah

daerah Lembang. Salah satu kawasan wisatanya adalah Floating Market Lembang

(FML). Floating Market Lembang merupakan kawasan wisata pasar terapung yang

dibangun di kawasan Situ Umar. Kawasan dengan luas 7,7 hektar ini terdiri dari 3

hektar kawasan air dan 4,7 hektar kawasan darat. Floating Market Lembang tidak hanya

menyediakan pasar terapung, namun juga wahana air, sawah dan kebun, factory outlet,

dan lainnya. Selama beberapa periode, berdasarkan catatan pengelola Floating


Market Lembang perkembangan jumlah wisatawan kawasan ini terus mengalami

peningkatan (Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah pengunjung Floating Market Lembang dari Desember 2012 –

Agustus 2014

Berdasarkan Tabel 2, jumlah pengunjung kawasan Floating Market Lembang

terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini

memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan keberadaannya cukup penting bagi

kehidupan masyarakat sekitar kawasan. Adanya Floating Market Lembang

mendatangkan dampak tersendiri seperti peningkatan pendapatan dan peningkatan

kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Namun, sejauh ini belum diketahui seberapa

besar dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata terhadap keadaan ekonomi

masyarakat lokal. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk membantu

masyarakat lokal agar menyadari akan pentingnya lokasi wisata ini bagi peningkatan

perekonomian masyarakat lokal.


1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Bagaimana karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah

wisata Floating Market Lembang?

1.2.2 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating

Market Lembang?

1.2.3 Bagaimana dampak ekonomi yang timbul akibat dari kegiatan wisata di sekitar

objek wisata Floating Market Lembang.

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah

wisata Floating Market Lembang.

1.3.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di

Floating Market Lembang.

1.3.3 Mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat dari adanya kegiatan

wisata Floating Market Lembang.

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup dalam kajian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah :

1.4.1 Wilayah penelitian ini adalah kawasan wisata Floating Market Lembang, Desa

Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1.4.2 Obyek penelitian ini adalah orang-orang yang mengunjungi kawasan wisata, unit

usaha, dan tenaga kerja yang selanjutnya disebut sebagai responden.


1.4.3 Fungsi permintaan wisata menggunakan pendekatan individual travel cost

method, sehingga diasumsikan Floating Market Lembang menjadi satu- satunya

tempat tujuan wisata responden .

1.4.4 Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran wisatawan selama di

lokasi wisata.

1.5 Postulat dan Hipotesis

1.5.1 Postulat

Menurut UU Pemerintah Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,

pengertian wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu

sementara.

Menurut Institute of Tourism in Britain (1979) dalam Pendit (2006), pariwisata

adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat

tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan

mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, mencakup kepergian untuk

berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata.

Samsuridjal (1997) mengemukakan bahwa jenis-jenis wisata antara lain:

1. Wisata Rekreasi, yaitu wisata yang dilakukan orang untuk memanfaatkan waktu libur

di luar rumah. Kebanyakan wisata jenis ini dilakukan untuk menikmati keindahan

alam.
2. Wisata Bahari, yaitu wisata dengan objek kawasan laut, misalnya menyelam,

berselancar, berlayar, memacing, dan lainnya.

3. Wisata Alam, yaitu wisata dengan objek alam. Objek gunung, gua, sungai. Pada

umumnya peminat objek ini adalah para remaja dan petualang.

4. Wisata Budaya, yaitu wisata yang menawarkan objek yang berupa tradisi dan budaya

serta adat istiadat masyarakat yang unik.

5. Wisata Olahraga, yaitu wisata yang dilakukan dengan tujuan pertandingan dan

meningkatkan prestasi olahraga.

6. Wisata Bisnis, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bisnis. Wisata jenis ini

membutuhkan sarana penunjang bisnis yang baik.

7. Wisata Konvensi, yaitu wisata yang dilakukan ke suatu negara untuk keperluan rapat

atau siding

8. Wisata Jenis Lain, yaitu keinginan dan ketertarikan masyarakat beraneka ragam.

Perkembangan jenis wisata juga semakin banyak. Kini mulai popular dengan sebutan

wisata sejarah, arkeologi, berburu, safari, fotografi, dan sebagainya.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin

menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin

melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan

adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang jauh dari

rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009).

Tujuan dari wisata juga bermacam-macam, seperti untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan,

mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan


kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati

diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.

1.5.2 Hipotesis

Pariwisata memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai Negara dan bagi

beberapa negara/daerah. Pariwisata dapat memberikan dampak, baik itu dampak sosial,

budaya, maupun ekonomi. Kawasan wisata juga merupakan salah satu sektor penggerak

ekonomi yang sangat potensial. Kawasan wisata dapat memberikan manfaat ekonomi,

baik bagi pengelola, masyarakat sekitar kawasan wisata, dan juga masyarakat luas.

Pembangunan wisata pada suatu daerah berdampak positif seperti meningkatkan

pendapatan, meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan

peluang usaha, serta meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan

badan usaha milik pemerintah.

1.6 Cara Memperoleh Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan yaitu mengadakan

pengamatan langsung yang dilakukan dengan teknik berikut:

a. Observasi langsung ke lapangan, bertujuan untuk melihat secara langsung

kondisi objek penelitian, seperti karakteristik pengunjung.

b. Wawancara, dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.


1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas karya tulis ilmiah ini, penulis membagi karya tulis

ilmiah ini menjadi lima bagian dalam sistematika penyampaian sebagai berikut :

 Bagian pertama, Bab 1 berupa bagian pelengkap pendahuluan.

Penulis mengemukakan latar belakang masalah yang merupakan teori dasar

pentingnya masalah yang memuat analisis tentang peningkatan pendapatan

pemerintah dengan adanya objek wisata. Munculnya awal persoalan yang

dibahas setelah menjelaskan latar belakang masalah. Tujuan penulis dalam

membuat karya tulis ilmiah ini dan mengemukakan postulat dan hipotesis yang

penulis dapat. Penulis mengemukakan cara memperoleh data dalam penelitian.

 Bagian kedua, Bab 2 berupa bagian utama.

Penulis mengemukakan pembahasan persoalan dalam identifikasi masalah

dalam mencapai tujuan penulisan.

 Bagian ketiga, Bab 3 berupa penutup.

Penulis mengemukakan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa

dan optimasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

 Bagian keempat, daftar pustaka

Penulis menuliskan apa yang menjadi referensi karya tulis ilmiah ini.

 Bagian kelima, lampiran.

Penulis menyatukan beberapa gambar yang bermuatan penelitian dalam bab

pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai