Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH OBJEK WISATA GOA PINDUL BAGI

EKONOMI WARGA BEJIHARJO

Oleh Rizki Ganda Irfando


BAB I

PENDAHULUA

A. LatarBelakang

Kabupaten gunungkidul merupakan salah satu wilayah wilayah dari


provinsi daerah istimewa Yogyakarta yang memiliki potensi daya tarik sendiri bagi
para wisatawan. Seperti yang kita ketahui di gunungkidul terdapat berbagai banyak
tenpat wisata yang unik dan menarik mulai dari pantai, goa, gunung, dan berbagai
telaga tempat tempat wisata tersebut mempunyai dayatarik tersendiri bagi
wisatawan dari Gunungkidul maupun luar dariGunungkidul

Salah satu tempat wisata yang sering di kunjungi wisatawan yaitu Goa Pindul.
Goa Pidul merupakan objek wisata goa dengan aliran air yang terdapat di Pedukuhan
Ngelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul
DIY .Terletak kurang lebih 7Km arah utara kota Wonosari .Goa pindul memiliki
panjang kurang lebih 350 meter,penyusuran dapat ditempuh dengan waktu normal 40 -
60 menit.Lebar antar dinding rata rata 4 meter, ketinggian dari permukaan air dengan
dinding atas sekitar 5 meter dan kedalam 1- 12meter.

Untuk meningkatkan peran kepariwisataan,sangat terkait antara barang berupa


Objek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukung
Yang terkait dalam industri pariwisata . Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan
Wisata juga harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kebe -
radaan suatu daerah tujuan wisata,Dengan demikian masyarakat tentunya di desa
Dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan cara membuat cinderamata dan
Oleh - oleh

B.RumusanMasalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti mendapatkan rumusan masalah dalam
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi perekonomian warga desa Bejiharjo dengan adanya objek
wisata Goa Pindul?
2. Bagaimana usaha yang dilakukan warga Bejiharjo untuk meningkatkan perekonomian mereka?
1

C.TujuanPenelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi perekonomian warga desa Bejiharjo dengan adanya objek


wisata Goa Pindul

2. Mengetahui usaha yang dilakukan warga Bejiharjo untuk meningkatkan


perekonomian mereka

D.ManfaatPenelitian

Penelitian ini di harapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dalam ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pariwisata,dan penelitian ini diharapkan bisa menjadi
informasi bagi pembaca

BAB ⅠⅠ
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS
E. Kajian pustaka
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai wisata Goa Pindul, dan
untuk mengetahui peran aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan ekologi dalam
pengembangan wisata Goa Pindul. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pengembangan
wisata Goa Pindul pada tahun-tahun mendatang. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Gunungkidul, dengan 12 responden yang merupakan orang kunci/key person untuk menjawab
peran aspek dan kebijakan pengembangan wisata Goa Pindul pada tahun-tahun mendatang, dan 6
responden untuk menjawab mengenai gambar umum wisata Goa Pindul. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu berupa wawancara dan observasi
langsung ke kawasan wisata Goa Pindul. Model wawancara yang digunakan ada dua, yaitu
wawancara langsung dan wawancara menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan
adalah Analythical Hierarchy Process (AHP) dengan alat bantu analisis berupa software, yaitu :
Expert Choice versi 11. Berdasarkan alat analisis tersebut, diperoleh hasil bahwa peran aspek
ekonomi yang dipentingkan untuk pengembangan wisata Goa Pindul. Nilai konsistensinya
adalah 0,330, karena tidak lebih dari 0,1 maka hasil analisa tersebut dapat diterima. Menurut
hasil analisa pada aspek ekonomi, alternatif pengembangan wisata Goa Pindul sebagai obyek
wisata primadona menjadi alternatif yang sangat dipentingkan. Nilai konsistensinya adalah
0,486. Kajian pengembangan wisata Goa Pindul pada tahun-tahun mendatang, dengan mengacu
pada pemikiran Damanik dan Weber (2006), dilihat dari lima pelaku pariwisata, yaitu :
Wisatawan, Industri Pariwisata, Pendukung Jasa Wisata, Pemerintah, dan Masyarakat Lokal.
Saran yang direkomendasikan adalah adanya regulasi yang jelas mengenai wisata Goa Pindul,
baik bagi Pokdarwis maupun bagi wisatawan. Jika dimungkinkan, adanya penyederhanaan
Pokdarwis, yang mengurusi wisata Goa Pindul. Selain itu, juga perlu adanya pendalaman nilai
nilai agama, bagi para pelaku industri wisata. Bagi masyarakat lokal, tidak meninggalkan
2
pertanian, untuk beralih ke dunia wisata ( Yahuda Fajar Kristian Labeti).
F. Kerangka Teoritis
 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Menurut Peraturan Pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah perwujudan dari
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Marpaung dalam Prasetyo (2013) menyatakan bahwa “Objek
wisata adalah dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya objek wisata disuatu daerah kepariwisataan
sulit untuk dikembangkan”. Objek daya tarik sangat erat hubungannya dengan Travel motivation atau
travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu
dalam kunjungannya. Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, menyatakan
bahwa Objek dan Daya Tarik Wisata terdiri atas :
a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora
dan fauna.
b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata.
Jadi objek wisata merupakan suatu kawasan geografis yang berada dalam suatu wilayah yang
didalamnya memiliki daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait, saling melengkapi, dan penunjang sebagai bentuk terwujudnya
kepariwisataan
 Dampak Pengembangan Pariwisata
Menurut Waluya (2013:3) Dampak pengembangan pariwisata memiliki dampak positif dan dampak
negatif sebagai berikut:
Dampak positif dari pengembangan pariwisata:
1. Terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata
2. Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang turut serta memberikan pelayanan kepada
para wisatawan mancangera.
3. Pemerintah mendapatkan penghasilan berupa pajak penghasilan dan pajak perusahaan atau uang asing
yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara.
4. Mendorong pembangunan di daerah berupa perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan daerah
karena pemerintah mendapat income yang dapat digunakan untuk sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
Dampak negatif dari pengembangan pariwisata:
1. Dampak negatif terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang ada di sekitarnya.
2. Dampak negatif terhadap lingkungan binaan yang mencakup perkotaan, sarana dan prasarana, ruang
terbuka dan unsur bentang budaya.
3. Dampak negatif terhadap lingkungan budaya yang mencakup nilai-nilai, kepercayaan, perilaku,
kebiasaan, moral, seni, hukum, dan sejarah masyarakat. Menurut Yoeti (2008) mengemukakan bahwa
pariwisataa sebagai katalisator dalam pembangunan karena dampak yang diberikannya terhadap
kehidupan perekonomian dinegara yang dikunjungi wisatawan. Dampak pariwisata idealnya dilihat
melalui pendekatan komprehensif. Ada keterkaitan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
antara dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya. Ketimpangan pada salah satu aspek akan
berpengaruh pada aspek lainnya. Oleh karenanya, tantangan pembangunan pariwisata terletak pada
kemampuan untuk memfasilitasi semua kepentingan lingkungan, ekonomi, dan sosial 13 budaya
dalam proporsi yang seimbang dan saling menunjang. (Dhalyana dan Adiwibowo, 2013:184)
 Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi
Pariwisata di sambut sebagai industri yang membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara hidup
modern. Industri pariwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan dengan sektor ekonomi
lain karena keempat faktor berikut ini. Pertama, pariwisata adalah industri ekspor fana (invisible
export industry). Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang dapat
diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai cinderamata. Kedua, setiap
kali wisatawan mengunjungi destinasi, ia selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti
3
transportasi dan kebutuhan air bersih. Barang dan jasa tambahan harus diciptakan dan
dikembangkanuntuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Ketiga, pariwisata sebagai produk yang
terpisah-pisah fragmented, tetapi terintegrasi dan langsung mempengaruhi sektor ekonomi lain. UU
nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan secara jelas menyatakan, pariwisata berkaitan dengan
banyak sektor atau multisektor. Koordinasi strategis lintas sektor terkait dengan pariwisata di
antaranya dengan bidang pelayanan ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; bidang
keamanan dan ketertiban; bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; bidang transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang
promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata
kerja, mekanisme dan hubungan yang baik untuk manfaat bersama. Keempat, pariwisata
merupakan ekspor yang sangat tidak stabil. Sifat kepariwisataan yang dinamis dan musiman
membuat industri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri 14 pariwisata rentan terhadap
banyak hal, seperti politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dampak pariwisata terhadap
perekonomian bisa bersifat positif Ⅰdan bisa bersifat negatif. Secara umum dampak tersebut dapat
dikelompokkan Cohen dalam Ismayanti (2010:187) sebagai berikut:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa;
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat;
3. Dampak terhadap peluang kerja;
4. Dampak terhadap harga dan tarif;
5. Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan;
6. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian;
7. Dampak terhadap pembangunan; dan
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.

BAB ⅠⅠⅠ
METODE PENELITIAN

G. Latar Dan Sasaran Penelitian


Penelitian tentang Pengaruh Objek Wisata Goa Pindul Bagi Ekonomi Warga Bejiharjo. Penulis
melakukan penelitian guna memperoleh data data yang tepat dan akurat di obyek wisata Goa
pindul, yang terletak di kelurahan Banyu Bening, kecamatan Karangmojo. Penelitian dilaksanakan
pada bulan februari sampai dengan bulan maret 2022. Penelitian menfokuskan pada
pengembangan obyek wisata Goa Pindul guna dalam peningkatan perekonomian masyarakat
sekitar Bejiharjo

H. Data Dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam pennelitian ini meliputi:
1. Data primer,data data yang diperoleh berasal dari sumbernya yang berkaitan erat dengan
masalah yang dibahas melalui pengamatan langsung, yang meliputi: wawancara dengan
sejumlah informan, pengamatan langsung dilapangan berkaitan dengan antraksi,
akssesibilitas, amenitas dan aktifitas wisata yanng terjadi di objek selama penelitian
berlangsung.
2. Data sekunder, berupa data dan sumber data pendukung yang berasal lembaga atau instansi
yang lain yang dapat digunakan sebagai pembanding data primer. Lembaga dan instansi
tersebut adalah lembaga dinas kepariwisataan gunungkidul atau perpustakaan daeerah
kabupaten gunungkidul.

I. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah atau historiografiyang
terdiri dari pengumpulan sumber (heurustic), kritiksember (verifikasi), penafsiran sumber
(interpretasi)dan penelitian laporan (historiografi). Peneliti merupakan instrumen utama dalam
proses pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam penelitian tentang Pengaruh Objek Wisata
Goa Pindul Bagi Ekonomi Warga Bejiharjo diperoleh melaluin proses heuristik dengan teknik:
1. Observasi
Pengamatan yang digunakan dalam penelitian tentang pengembangan obyek wisata Goa
Pindul dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekitar pada tahun 2021/2022, ini adalah
pengamatan lengkap atau observasipartidipasif,yaitu dengan cara peneliti mnegidentifikasi diri
dengan objek yang sedang diteliti, yaitu penulis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
sehingga dapat mengetahui upaya pengembangan obyek Goa Pindul drini guna peningkatan
ekonomi masyarakat disekitar pantai.
2. Wawancara
Metode wawancarai gunakan untuk memperoleh data lebih lengkap selain atau yang
diperoleh melalui observasi. Peneliti mendapatkan keterangan ecara lisan melalui narasumber
dengan bercakap cakap terhadap orang yang bersangkutan guna mendapatkan informasi dari
sumber lisan. Narasumber dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik ‘purpusive sampling’
dengan menentukan informan terlenih dahuluuntuk menggali data wawancara dengan narasumber
digunakan daftar pertanyaan.
3. Dokumentasi
Data juga diperoleh dari mendokumentasikan kegiatan pengembangan byek wisata . catatam
observasi dan hasil wawancara baik dalam bentuk tertulis maupun rekaman juga merupakan
bagian dari proses dokumentasi data.
4. Study Dokumen
Selain observasi dan wawancara data juga dikumpulkan dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis dokumen. Sehingga dengan mengumpulkanan menganalisis dokumen tersebut dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian masalah.

J. Teknik Kriteria Penentuan Keabsahan Data/Verifikasi


Teknik yang digunakan untuk menentukan keabsahan data yang telah diperoleh dengan:
1. Trianggulasi data, yaitu menggunakan sejumlah sumber data dalam penelitian. Tringulasi
merupakan usaha memperoleh data yang akurat dengan menggunakan berbagai sumber
data. Tringulasi dengan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
2. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi , yaitu dengan cara mengakspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan rekan sejawat. Diskusi
dengan sejawat direncanakan dilaksanakan dengan memanfaatkan bantuan MGMP
(musyawarah guru mata pelajaran).

K. Teknik Analisis Data


Data yang sudah valid harus melalui proses interpretasi/penafsiran agar siap digunakan
dalam penulisan laporan. Proses ini menggunakan teknik analisis data nonstantik atau deskriptif
kualitatif, yaitu bersaha menggambarkan sesuatu secara objektif yang diasarkan pada observasi
yang bjektif, mendalam dan aktual. Kebenaran diperoleh dari pengalaman yang nyata, gejala
gejala alamiah bersifat konkret an apat dinyatakan melalui tangkapan pancaindera (suriasumentri.
2007:15). Penelitian kuualitatif cocok untuk mendreskripsikan fenomena yang datanya
berupaucapan, lacit knowledge (pengetahuan yang tidak terucapkan), perilaku atau dokuen dan
tidak dianalisis dengan statistik, tetapi dalam bentuk narasi ( Ahmad 40014:4).

Teknik analisis data dalam penelitian ininn menggunakan model interaktif. Meles dan
Huberman ( Denzim dan Lincoln 2009:592) menetapkan tiga komponen analisis data dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data (data reduction) adalah proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan dan
abstraksi data dari catatan lapangan (fieldnotes). Reduksi data merupakan proses mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data
sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.

2. Penyajian Data
Penyajian data (data display) adalah sekumpulan data yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan Sajian data ini harus
mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga
narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan
menjawab permasalahan yang ada. Pengambilan simpulan (verification).

3. Pengambilan Simpulan
Tahap pengambilan simpulan atau verifikasi merupakan tahap penetapan makna dari data
yang tersaji. Verifikasi dengan reduksi data dan penyajian data saling terkait sehingga dapat
dikatakan bahwa antara satu tahapan dengan tahapan yang lain terjalin suatu interaksi.

Anda mungkin juga menyukai