Anda di halaman 1dari 30

PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS PARIWISATA SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH


KABUPATEN WONOSOBO

DOSEN PENGAMPU :

AISYAH NUR SAYIDATUNNISA S.Pd.,MPd

DISUSUN OLEH :

1. Raelesta Setiyaningrum (3601419025)


2. Masyitha Aulia Arifa (3601419026)
3. Inez Yuliana (3601419027)
4. Afif Afdan Shakuro (3601419029)
5. Farida Nur Aini (3601419030)

ROMBEL SATU

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu andalan selain industri kecil maupun
agro industri. Selain itu, pariwisata ialah salah satu sektor yang penting dan
strategis sehingga dapat menimbulkan multipller effect, khususnya keuntungan
dalam segi ekonomi. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari pendapatan nilai
tukar mata uang, stimulus pembangunan regional, munculnya lapangan pekerjaan,
pemeretaan dan peningkatan pendapatan penduduk. Selain dalam segi ekonomi,
adanya pariwisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan kualitas nilai sosial
budaya, wawasan hingga peningkatan mutu lingkungan.
Sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, prospek dari kegiatan pariwisata
di masa depan sangat cerah dan menguntungkan. Oleh sebab itu, pemerintah pusat
melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
memberikan kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Maksudnya, pemerintah daerah dapat mengatur kewenangan daerah, berimplikasi
ke perubahan yang berkaitan dengan perubahan pembangunan dari sentralisasi ke
desentralisasi termasuk di dalamnya pembangunan pariwisata. Adanya peraturan
tersebut diharapkan pemerintah daerah dapat mengembangkan pariwisata di
daerahnya dengan optimal. Walaupun begitu, disini pemeritah pusat masih
berperan dalam hal pengarahan, pembinaan serta fasilitas perencanaan ataupun
kerjasama dengan negara luar.
Adanya undang-undang ini juga diharapkan dapat mempercepat pembangunan
dengan didukung oleh pengembangan potensi pariwisata yang dimiliki oleh suatu
daerah. Sebab penggalian sumber pendapatan asli daerah (PAD) memanfaatkan
sektor pariwisata yang memiliki potensi melimpah. Sebagai pedoman bagi
pembangunan pariwisata, pemerinah Kabupaten Wonosobo megeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 7 Tahun 2018 tentang Usaha
Pariwisata. Peraturan tersebut salah satunya ialah mengenai pedoman
penyelenggaraan usaha pariwisata berupa pelestarian budaya, , menyelenggarakan
usaha keparwisataan yang berkesinambungan dengan memperhatikan
keselamatan operasional usaha kepariwisataan, perlindungan konsumen dan
kepentingan umum serta pengaturan lokasi usaha menurut ketentuan tata ruang
wilayah.
Salah satunya adalah Kabupaten Wonosobo yang berada di Provinsi Jawa
Tengah. Wilayah ini memiliki potensi wisata yang melimpah dan menarik
sehingga dapat mendatangkan wisatawan dari berbagai wiayah. Berdasarkan data
dari Badan Statistik Wonosobo, pada tahun 2020 terdapat 1.324.979 wisatawan
lokal dan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten
Wonosobo. Banyaknya jumlah tersebut dikarenakan beragamnya dan menariknya
objek wisata yang ada. Adapun objek wisata di Kabupaten Wonosobo antara lain
sebagai berikut:
1. Objek Wisata Alam
Pendakian Gunung Sindoro, Sumbing, Prau, Bismo dan Kembang, Telaga
Menjer, Telaga Warna, Telaga Pengilon, Curug Sikarim, Kawah Sikidang,
Bukit Savana, Bukit Sikunir, Agro Wisata Teh Tambi dan Arung Jeram di
Sungai Serayu.
2. Objek Wisata Religi
Makam Al Maghfurlah KH Muntaha Al Hafidz, KH Asy’ari, KH
Abdurrahim, Kiai Tumenggung Kertowongso Desa Wisata Religi Plobangan
dan Gua Maria Taroanggoro.
3. Objek Wisata Budaya
Ruwatan Rambut Gimbal, Pagelaran Tari Lengger, Pasar Kumandang dan
Desa Wisata Giyanti
4. Objek Wisata Sejarah
Kompeks Candi Dieng dan Museum Purbakala
Dari banyaknya objek wisata di atas maka diperoleh pendapatan asli
daerah (PAD) yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan daerah di Kabupaten
Wonosobo. Berdasarkan data dari Pendapatan Daerah Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DAPPKAD) Kabupaten Wonosobo pada tahun 2020
jumlah penerimaan PAD sekitar 17 miliar. Jumlah tersebut menurun sebanyaj 25
% dari tahun lalu, hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pemasukan dari
sektor pariwisata merupakan unsur perencanaan maupun koordinasi yang
dijalankan oleh pemerintah daerah maupun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Wonosobo selama ini.

Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata diperoleh dari wisatawan
yang mengunjungi berbagai macam objek wisata yang ada. Dengan kata lain
semakin banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke objek
wisata maka PAD akan semakin membaik maupun meningkat. Oleh karena itu,
diperlukan perencanaan yang matang sehingga diharapkan semakin memperluas
angka peningkatan pendapatan daerah. Saat pendapatan meningkat maka
pembangunan menuju arah yang lebih baik dapat terwujud.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa peran pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam mengembangkan potensi
pariwisata daerah?
2. Bagaimana dampak pariwisata terhadap pembangunan daerah Kabupaten
Wonosobo?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peran pemerintah Kabupaten Wonosobi dalam mengembangkan
potensi pariwisata daerah
2. Mengetahui dampak pariwisata terhadap pembangunan daerah Kabupaten
Wonosobo

4. Manfaat
Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan masukan kepada
para pihak dalam membuat kebijakan mengenai pengembangan potensi
pariwisata daerah
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain
khususnya dalam hal pariwisata sebagai strategi pembangunan daerah di
Kabupaten Wonosobo maupun daerah lain
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai proses pembelajaran dan
pengalaman mengenai studi yang berkaitan dengan pembangunan daerah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Konsep pariwisata
Kata pariwisata berasal dari Bahasa sansekerta yaitu “pari” yang artinya
semua, seluruh, penuh dan “wisata” yang berarti perjalanan. Jadi, pariwisata
merupakan perjalanan penuh. Berangkat dari tempat asal menuju dan singgah ke
suatu tempat kemudian kembali lagi ke tempat asal. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan
bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah daerah. The Ecotourism Society (1990) mendefinisikan pariwisata
sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami
yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat”. Menurut para ahli, pariwisata
dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan (Soekadijo, 2000). Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila
seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain
aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan
perjalanan (Sutrisno, 2008). menurut Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang sementara waktu dari tempat tinggal
semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu
senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata adalah suatu bentuk wisata yang
bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area),
memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi
masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata pada dasarnya
merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan o!eh penduduk dunia. Eco-
traveler ini pada hakekatnya konservasionis.

Menurut Pendit (2004), ada beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara
lain:

a. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan
ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan,
dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.
b. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia 11 tinggal
demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
c. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
d. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-
pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.
f. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau
laut.
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh
agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan
daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh
undang-undang.
h. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-
pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-
fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan

2. Pengembangan pariwisata
Menurut Barreto dan Giantari (2015:34) Pengembangan pariwisata adalah
suatu usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar,
objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat
maupun benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya.
Pariwisata menjadi salah satu industry andalan dalam meningkatkan devisa
negara. Pariwisata terus dikembangkan dan dikelola oleh berbagai pengelola
pariwisata karena adanya peluang secara ekonomi dan sosial.

3. Pemerintah
Merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan tugas
untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam mencapai
tujuan negara.
Menurut Adam Smith (1976), pemerintah suatu negara mempunyai tiga fungsi
pokok sebagai berikut:
1. Memelihara keamanan dan pertahanan dalam negeri
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

Sedangkan menurut Richard A. Musgrave dibedakan menjadi tiga fungsi dan


tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah, yaitu:

a. Fungsi Alokasi (Allocation Branch) yaitu fungsi pemerintah untuk


menyediakan pemenuhan untuk kebutuhan Publik (public needs)
b. Fungsi Distribusi (Distribution Branch) yaitu fungsi yang dilandasi dengan
mempertimbangkan pengaruh sosial ekonomis; yaitu pertimbangan tentang
kekayaan dan distribusi pendapatan, kesempatan memperoleh pendidikan,
mobilitas sosial, struktur pasar. Macam-ragam warga negara dengan berbagai
bakatnya termasuk tugas fungsi tersebut.
c. Fungsi Stabilisasi (Stabilizaton Branch) yaitu fungsi menyangkut usaha untuk
mempertahankan kestabilan dan kebijaksanaan- kebijaksanaan yang ada.
Disamping itu, fungsi ini bertujuan untuk mempertahankan kestabilan
perekonomian (stabilisator perekonomian)(Guritno, 2000:2).

4. Konsep pembangunan daerah


Pembangunan menurut Rogers (Rochajat,dkk: 2011:3) adalah perubahan yang
berguna menuju sustu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai
kehendak suatu bangsa. Selanjutnya menurut W.W Rostow (Abdul: 2004:89)
pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni
dari masyarakat terbelakang ke masyarakat negara yang maju.
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi masyarakat
dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata masyarakat
yang dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan
antara keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat.

Menurut Todaro (2003) pembangunan suatu daerah harus mencakup tiga inti
nilai, yaitu:

a. Ketahanan (sustenance) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok


(sandang, pangan, papan, kesehatan dan proteksi) 12
b. Harga diri (self esteem)Pembangunan haruslah memanusiakan. Dalam arti
luas pembangunan suatu daerah haruslah meningkatkan kebanggaan sebagai
manusia yang berada di daerah itu.
c. Kebebasan (Freedom for servitude) Kebebasan bagi individu suatu Negara
untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi
dalam pembangunan.
BAB III

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis data penelitian


menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian
ialah data kualitatif. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan
dalam

Tabel .1

Data Sumber Data

Titik Koordinat Kajian Literatur


wilayah Kab.
Wonosobo

Foto Landscape Observasi


wilayah kajian Lapangan

Potensi Wilayah Kajian Literatur


dan Observasi
wilayah

Rencana Kajian Literatur


Pengembangan
kawasan dalam
pembanguna
berkelanjutan

Pengelolaan sumber Kajian Literatur


ekonomi warga dan Observasi
Lapangan

Pengumpulan data dilakukan untuk data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi lapangan dan
kajian literatur melalui beberapa sumber Valid seperti E-Book Wonosobo Dalam
Angka, mulai dsri tahun 2019, 2020, 2021. Teknik pencarian data yang paling sering
kami gunakan ialah teknik Kajian Literatur, dimana hal tersebut selain dapat menekan
biaya pengeluaran juga dapat kami gunakan untuk meminimalisir mobilitas
sehubungan dengan adanya pandemi. Adanya beberapa kenalan yang berasal dari
daerah dikaji sangat membantu kami, karena berkenaan dengan hal tersebut ksmi
dapat menjalankan metode Focus Grub Discussion sehingga dapat langsung bertanya
mengenai beberapa hal seperti terumus dalam rumusan masalah. Wawancara
terstruktur dilakukan kepada masyarakat yang pernah berwisata di daerah Wonosobo,
dan masyarakat asli sekitaran kawasan Wisata di Kab. Wonosobo. Peengumpulan
data sekunder menggunakan studi literatur.

Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis spasial dan analisis
deskriptif kualitatif. Analisis spasial dilakukan berdasarkan pemetaan potensi wisata
di Kabupaten Wonosobo untuk menjawab tujuan penelitian pertama yaitu Apa peran
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam mengembangkan potensi wisata daerah?.
Sementara data dari hasil wawancara dianalisis secara deskriptif untuk menjawab
tujuan penelitian kedua.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peran Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam Mengembangka Potensi


Pariwisata Daerah
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kabupaten Wonosobo menyimpan
potensi Pariwisata yang menjanjikan, mulai dari wisata alam sampai wisata
sejarah tersaji lengkah dalam satu kawasan. Eksistensi Kabupaten Wonosobo
sebagai destinasi wisata tidak terlepas dari keberadaan Objek Wisata Dataran
Tinggi Dieng. Dieng Plateu merupakan destinasi wisata kedua yang menjadi
tujuan pariwisata di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Eksisteni Wonosobo
sebagai destinasi wisata terbutki dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus
meningkat (periode sebelum Covid-19). Diambil dari data BPS tahun 2017
berikut ini rincian jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012-2016.
Tabel Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Wonosobo
asal 2012 2013 2014 2015 2016
Jateng 50924 70254 99116 11203 12587
6 9
Luar 81611 11504 16223 18654 19965
jateng 7 7 9 4
Jumla 13253 18530 26165 29858 32553
h 5 1 3 5 3
Sumber: BPS Kab.Wonosobo 2017,diolah
Jumlah kunjunngan wisatawan yang terus meningkat menjadi PR pemerintah
daerah untuk terus meningkatkan kinerjanya mengembangkan pariwisata daerah.
Pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata melakukan
beberapa tindakan untuk menunjang pariwata Kabupaten Wonosobo tetap prima,
diantaranya adalah sebagai berikut: :
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Potensi pariwisata Wonosobo tidak diragukan lagi eksistensinya, terutama
potensi pariwisata berbasis alam dan wisata budaya khususnya yang ada di
Dataran Tinggi Dieng. Oleh karena itu, dengan adanya tunjangan dari eksistensi
kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng, maka potensi wisata lain perlu di gerakkan
dengan usaha yang lebih agar Wonosobo bisa semakin berkembang dalam
menggerakan sector pariwisata dalam segala jenis dan macam pariwisata. Potensi
Wisata Wonosobo masih memerlukan upaya promosi dan pemasaran terutama
terkait potensi wisata olahraga prestasi dan potensi Wisata wadaslintang, Untuk
itu pada tahun 2018 dilaksanakan kegiatan Festival Wisata Tematik. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan lokus di salah satu obyek wisata wonosobo, yaitu waduk
Wadaslintang. Kegiatan tersebut dilaksan dengan dalam bentuk: Rally Wisata
Wadaslintang (Mobil) dan. Kejurnas Slalom/ Autogymkana. Event kejurnas ini,
nyatanya masih berlangsung di tahun selanjutnya, dilansir dari lama berita
otospeep.id Kejuaraan balap mobil dengan bertitle “Special Auto Slalom 2019”
digelar kembali bertempat di Parkir Utama Mandala Wisata Wonosobo pada hari
Sabtu 20 Juli 2019, event balap ini diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi
Kabupaten Wonosobo Ke-194.

2. Program Peningkatan Promosi Dan Kersajasam Investasi


Di tahun 2018, dilaksanakan Bazar Investasi Usaha Pariwisata dalam bentuk
Kolaborasi Promosi Produk Unggulan Daerah hasil binaan BUMN yang
disalurkan melalui program PKBL/CSR kurun waktu tahun 2011 s/d 2017 dengan
Kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah yang menampilkan
Pentas Seni Kabupaten Wonosobo di TMII Jakarta. Kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk Mengarahkan Kegiatan "BUMN Hadir Untuk Negeri"
dilaksanakan kembali di Kabupaten Wonosobo.
3. Program, Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolan Keuangan Daerah
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Kajian Kerjaama Pemanfaatan
barang milik Daerah yaitu untuk mengurus status tanah milik pemda yang
dikelola disparbud yang belum bersertifikat resmi.
4. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2018 untuk mendukung
program ini adalah Rehab/ Pemeliharaan dan Penataan Obyek Wisata;
Pengembangan Destinasi Wisata Minat Khusus; Pengembangan Obyek Wisata
Dieng Plateau Theater; Penunjang Replika Program PLPBK Desa Wisata Lestari;
Revitalisasi Destinasi/ Atraksi Obyek Wisata Kalianget (Pajak Rokok);
Pengembangan Taman Syailendra Kawasa Telaga Warna (DAK); Operasional
dan Pemeliharaan Obyek Wisata; Pengembangan Taman Bimo Lukar/Situs Tuk
Bimo Lukar (Bantuan Provinsi); Rehab/ perbaikan amenitas Obyek Wisata Gardu
Pandang DPT; Operasional Event Khusus; Penyelenggaraan TROI (Trip Of
Indonesia) Paragliding Champhionsip; Penyusunan Perencanaan Bisnis
Pengembangan Taman Rekreasi Kalianget; Penyusunan DED Destinasi
Pariwisata; dan Fasilitasi UPTD.
Dalam rangka mendukung DPN Borobudur – Yogyakarta dimana Dieng
termasuk dalam KSPN (Dieng dan sekitarnya) sesuai dengan PP No. 50 Tahun
2011 tentang RIPPARNAS, Pemda perlu mengembangkan Daya Tarik Wisata
(DTW) yang mampu memberikan fasilitas, kenyamanan, dan kawasan wisata
alternatif yang mendukung KSPN Dieng dan sekitarnya tersebut. Dengan adanya
DTW unggulan pendukung KSPN Dieng, hal tersebut akan mampu menambah
lama tinggal wisatawan, sehingga dapat menciptakan "mutiplier effect"
peningkatan ekonomi masyarakat disekitar DTW dan seluruh masyarakat
Kabupaten Wonosobo. Taman rekreasi Kalianget merupakan salah satu daya tarik
wisata yang ada di pusat kota Wonosobo. Keberadaan taman rekreasi kalianget
yang strategis menjadikannya sebagai pintu masuk utama pariwisata Kabupaten
Wonosobo sebelum melakukan kunjungan ke destinasi lainnya. Sebagai Destinasi
Unggulan, taman rekreasi kalianget akan didesain sedemikian rupa sehingga
nantinya diharpkan dapat menjadi destinasi yang mampu menyediakan atraksi
menarik khususnya di malam hari untuk meningkatkan jumlah kunjungan.

Gambar 1: hasil renovasi taman rekreasi kalianget

Sumber:
https://web.facebook.com/wonosobozone/photos/pcb.2048420785207034/204842
0741873705/?type=3&theater

5. Program Penataan, Penguasaa, Pemilikan, Penggunan Dan Pemanfaatan Tanah


Dilaksanakan dengan kegiatan pengadaan tanah untuk obyek wisata.
Diantaranya, dilaksanakan pengadaan tanah untuk obwis kalianget. Lokasi
tepatnya yaitu tanah di depan sebelah kanan gerbang masuk utama obyek wisata
Kalianget. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memenuhi Pembangunan Fasad
(Tampilan Utama), Main Gate / Gerbang Utama Kawasan Taman Rekreasi
Kalianget Sesuai Kebutuhan dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan serta
Menghindari tertutupnya Kawasan Taman Rekreasi Kalianget di sepanjang Jalan
Dieng apabila dikembangkan oleh pihak lain.
6. Program Pengembangan Kemitraan
meliputi Pemerintah, Biro Perjalanan Wisata, Perhimpunan Hotel Restoran
Indonesia, Blogger, Written Wisata, Pengelola Desa Wisata/Pokdarwis,
Seller/Buyer Pariwisata, Wartawan (pers) dan lain-lain. Kerjasama semua
stakeholder pariwisata diharapkan akan meningkatkan promosi pariwisata
Wonosobo yang akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan dan lama
tinggal wisatawan. Selain itu juga ada Pembinaan Pokdarwis. Kelompok Sadar
Wisata adalah salah satu ujung tombak pengembangan pariwisata Wonosobo
untuk itu dinilai perlu dilakukan pembinaan kepada pokdarwis. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi pertemuan rutin FK Kabupaten, pertemuan
rutin FK tingkat Jawa Tengah, dan pembinaan Pokdarwis kabupaten. Berikut ini
daftar destinasi pariwisata di Kabupeten Wonosobo yang dikelola secara aktiv
oleh kelompok Pokdawis.

Lokasi Wisata

Kecamatan Nama Wisata No Alamat Pen


No gelo
la
Telaga Warna 1 Ds. Dieng Bksda
Telaga Pengilon 2 Ds. Dieng Bksda
Batu Ratapan Angin 3 Ds. Dieng Pokdarwis
Pesona Bima

1 Kejajar Petak 9 Dieng 4 Ds. Dieng Pokdarwis


Pesona Bima
Bukit Sikunir 5 Ds. Sembungan Pokdarwis
Cebong Sikunir
Curug Sikarim 6 Ds. Sembungan Pokdarwis
Cebong Sikunir
Gunung Prau 7 Ds. Patak Desa
Banteng
Kebun Teh Tambi 8 Ds. Tambi Pt. Tambi
Wisata Air Panas 9 Ds. Campursari Pokdarwis
Wisata Budaya 1 Ds. Igirmanak Pokdarwis
0
Telaga Menjer 1 Ds. Maron Kabupaten
1
2 Garung Wisata Alam Seroja 1 Ds. Tlogo Pokdarwis
2 Lembah Seroja
Bukit Cinta Seroja 1 Ds. Maron Desa
3
Desa Budaya 1 Ds. Sendangsari Pokdarwis
4 Dewi Sri
Wisata Paralayang 1 Ds. Lengkong Desa
5
3 Mojotengah Wonoland 1 Ds. Andongsili Swasta
6
4 Wonosobo Taman Kalianget 1 Ds. Kalianget Kabupaten
7
5 Kertek Gua Bunda Maria 1 Ds. Reco Pokdarwis
8 Mutiara
Sindoro
Selomerto Desa Budaya 1 Ds. Kadipaten Pokdarwis
6 9 Gerbang Dewa
Wisata Religi 2 Ds. Plobangan Pokdarwis
0 Kertoraharjo
Agro Sentra Durian 2 Ds. Wilayu Pokdarwis
1 Gajah Mada
7 Sukoharjo Wisata Edukasi 2 Ds. Mergosari Desa
2
8 Kalibawang Bukit Gunung 2 Ds. Mergolangu Pokdarwis
Lanang 3
Gunung Saru 2 Ds.Tempur Lmdh
4 Rejo
9 Watumalan Bukit Sembrani 2 Ds. Krinjing Pokdarwis
g 5 Bukit Sembrani
1 Kepil Bukit Selfie 2 Ds. Ropoh, Pokdarwis
0 6 Kepil Mandiri
Sejahtera
Kaliwiro Curug Winong 2 Ds. Winongsari Pokdarwis
1 7 Bumi Lestari
1 Puncak Asmara 2 Ds. Medono Pokdarwis
8
Wisata Religi 2 Ds.Selomanik Desa
9
Curug Tritis Surga 3 Ds. Gumelar Desa
0
Wadaslintan Lubang Sewu 3 Ds. Erorejo Pokdarwis
g 1 Lubang Sewu
1 Pesona Kemejing 3 Ds. Kemejing Pokdarwis
2 2
Wisata Alam 3 Ds.Penerusan Lmdh
3
Pemandian Air 3 Ds. Somogede Desa
Panas 4
Bendungan 3 Ds. Kemejing Pokdarwis
5
Agro Tourism 3 Ds. Sawangan Pokdarwis
1 Leksono 6
3 Wisata Budaya 3 Ds. Selokromo Pokdarwis
7 Selonyawiji
Wisata Alam 3 Ds. Lipursari Pokdarwis
8 Gendian Sari

1 Sapuran Curug Drimas 3 Ds. Karangsari Pokdarwis

4 9
Wisata Alam 4 Ds. Pantodomas Pokdarwis
0 Pakis
Menjangan
1 Kalikajar Wisata Edukasi 4 Ds. Klowoh Pokdarwis
5 1

Sumber:
https://disparbud.wonosobokab.go.id/media/upload/20181010114222_Daftar_Tempat
_Wisata_Wonosobo_(Alfan_Alfiyan).pdf

Berdasarkan data diatas, dari total jumlah destitasni wisata yakni 41 destinasi
yang ada di kabupaten Wonosobo 27 diantaranya sudah di olah secara aktif oleh
Pokdarwis. Artinya 65% dari seluruh destinasi wisata di Wonosobo telah di kelola
oleh Pokdarwis.

7. Program pengembangan ekonomi kreatif


Adalah Pengembangan Kemitraan Penyediaan Prasarana (zona/ruang kreatif)
sebagai ruang berkreasi, berekspresi dan berinteraksi bagi Pelaku Ekonomi
Kreatif; Fasilitasi Akses Pasar Bagi Produk Kreatif Melalui Pekan Kreatif dan
Festival Kreativitas; dan Kemitraan Peningkatan Kapasitas Sumber daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penyediaan Prasarana (zona/ruang kreatif)
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan fasilitas/ sarana prasarana
bagi orang kreatif di kabupaten wonosobo. Orang kreatif / komunitas kreatif
wonosobo yang memiliki 3 sub sektor unggulan yaitu kuliner, seni pertunjukan
dan fotografi diberikan fasilitas berupa zona/ ruang kreatif yang berlokasi di
Gedung Mandala Wisata Wonosobo. Pada tahun 2018 diberikan fasilitas/ sarana
prasarana bagi orang kreatif/ komunitas kreatif wonosobo, berupa: pengadaan
mini stage; alat musik (drum dan gitar); Pengadaan sound system (mixer dan
salon).
8. Program sarana dan prasarana aparatur
kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2018 untuk mendukung
program ini adalah Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, Pemeliharaan
Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor serta Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Kantor.
9. Program pelayanan administrasi perkantoran
melalui kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Administrasi
Keuangan, Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan, Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor, Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, Penyediaan Bahan
Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan, Penyediaan Makanan dan Minuman,
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah, Rapat-rapat Koordinasi
dan Konsultasi Dalam Daerah, Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan serta
Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Pemerintahan.
Kegiatan ke-administrasian ini berfungsi merencanakan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, membina dan mengevaluasi kegiatan
administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan
keuangan. Kegiatan administrasi ini mendukung terjalinnya pariwisata secara
lebih legal, dapat di pertanggungjawabkan dan terorganisir.
10. Urusan kebudayaan
Telah dilakukan banyak sekali kegiatan dalam rangka pelestarian dan
pengembagan seni dan budaya asli Wonosobo diantaranya diselenggarakannya
pentas “limang ewu” (5.000) Lengger dan konser Bundengan bertajuk “What is
Bundengan” (WIB). Alat kesenian bundengan dinilai unik dan ajaib karena
bentuknya yang sederhana namun dapat mengeluarkan bunyi – bunyian yang
indah sebagai pengiring tari lengger. Pentas 5.000 penari lengger ini di
selenggrakan dalam rangkaian acara HUT kabupaten Wonosobo yang ke 193 di
alun-alun Kabupaten Wonosobo di tahun 2018.

Gambar 2: pentas 5.000 penari lengger

Sumber: https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0459533/hari-jadi-
kab-wonosobo-5000-lengger-menari-massal

Di tahun sebelumnya Tahun 2017 lalu pengenalan kesenian bundengan


dilakukan melalui pertunjukan tari rampak kowangan/bundengan, Parade Seni
Jawa Tengah di Kabupaten Jepara, lawatan seni ke probvinsi Bali dan promosi
parisisata pada event Tasikmalaya October Festival. Sedangkan di Tahun 2018
ini Bundengan secara khusus dibuatkan konser dan dikolaborasikan dengan alat
musik modern. Konser bertajuk “What is Bundhengan” (WIB) ini sukses merebut
perhatian masyarakat wonosobo dan beberapa tamu udangan dari luar Wonosobo.
Dalam kesempatan itu pula, dikenalkan asal usul bundengan, cara membuat dan
menyeting alat musik ini, dalam kesempatan itu juga dijelaskan tentang
penyebaran alat musik ini. Ternyata bundengan yang kita kenal ini telah
mendunia.
Ada hal yang tak kalah unik di peringatan Hari jadi Kabupaten Wonosobo kali
ini, yaitu prosesi “bedhol kedhaton” dilanjutkan dengan pawai obor tapa mbisu
sebelum pisowanan ageng. Hal ini dilakukan agar masyarakat terutama kaum
muda Wonosobo tahu bahwa pusat pemerintahan Wonosobo sebelum
dipindahkan di pendopo yang kita kenal saat ini, pernah berkedudukan di Desa
Plobangan, Kecamatan Selomerto. Uniknya lagi, rangkaian selanjutnya yaitu
pawai obor, dan tapa mbisu. Sejenak kota wonosobo hening dan gelap, sengaja
listrik dipadamkan, agar seluruh masyarakat Wonosobo turut merasakan dan
menjiwai kesakralan prosesi ini. Untuk upaya pengelolaan keragaman budaya,
pada tahun 2018 diberikan bantuan kepada 99 kelompok kesenian dalam bentuk
seperangkat alat musik gamelan lengkap kepada masing-masing kelompok seni
dengan harapan kesenian daerah dapat lebih eksis lagi.
Selanjutnya upaya untuk mendata serta melindungi cagar budaya, setelah pada
tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah membentuk Tim Ahli Cagar
Budaya (TACB) yang merupakan sekelompok ahli pelestarian dari berbagai
bidang ilmu yang memiliki sertifikat kompetensi untuk memberikan rekomendasi
penetapan, pemeringkatan, dan penghapusan Cagar Budaya. pada Tahun 2018,
TACB melanjutkan tugasnya untuk melakukan penelitian dan pendataan terhadap
cagar budaya yang ada di Wonosobo khususnya difokuskan di situs “watu gong”.
Selain itu TACB juga menyusun katalog Inventarisasi Cagar Budaya dan Warisan
Budaya Tak Benda. Selain itu untuk meningkatkan pembinaan, pengembangan
dan pelestarian seni dan budaya di Kabupaten Wonosobo, telah dibentuk Dewan
Kesenian Daerah yang mempunyai tugas menginventarisasi, menggali dan
memadukan segenap potensi seni dan budaya daerah dengan memperhatikan
karakteristik seni dan budaya lokal, meningkatkan kualitas pembinaan dan
pengembangan seni dan budaya daerah serta mengadakan koordinasi antara
instansi terkait dan lembaga swadaya masyarakat.
B. Dampak Pariwisata Terhadap Pembangunan Daerah Kabupaten Wonosobo
Dari 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo
selalu masuk dalam peringkat 5 besar dari tahun 2006 hingga tahun 2010 untuk
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menurut data Badan Pusat Statistik
Jawa Tengah (Agustiana & Atmant, 2013). Tingginya tingkat kunjungan
wisatawan mancanegara tidak bisa diabaikan begitu saja, karena berarti
wisatawan asing tertarik dengan keindahan obyek wisata Kabupaten wonosobo
yang tentu saja akan memberikan manfaat yang menguntungkan terhadap
pendapatan daerah maupun devisa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Widya Karisma tahun 2016 Korelasi jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
jumlah wisatawan manca negara terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Wonosobo sebesar 93,9%, artinya umlah kunjungan wisatawan domestik dan
jumlah wisatawan manca negara berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Wonosobo.
Dilansir dari laman berita online suaramerdeka.com, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo mencatat realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata sepanjang 2019 mencapai
Rp 5,084 miliar (Rohman M. A., 2019). Jumlah tersebut nyatanya melampaui
target yang hanya sebesar Rp. 3,828 miliar dengan presentase ketercapaian
mencapai 100,46%. ntuk realisasi penerimaan pendapatan dari sektor pariwisata ,
terbesar disumbangkan dari retribusi tempat rekreasi dan olahraga, yakni
mencapai Rp 4,983 miliar. Dari tahun-tahun sebelumnya 2018 sumbangan dari
retribusi tempat rekreasi dan olahraga tahun 2018 meningkat tajam dari target
yang ditentukan sebesar Rp 3,773 miliar. kemudian untuk hasil dari pemanfaatan
kekayaan daerah sewa, dari target mencapai Rp 55,92 juta, hanya terealisasi
sebesar Rp 46,39 juta. (Rohman M. A., 2019). Tahun 2015 pendapatan retribusi
dari sektor rekreasi dan tempat olahraga Kabupaten Wonosobo menyumbang
1,51% dari Pendapatan Asli Daerah (DPPKAD 2015).
Apabila menilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap keseluruhan
penerimaan daerah Kabupaten Wonosobo , berdasarkan table dibawah ini maka
pendapatan asli daerah Kabupaten Wonosobo masih kecil kontribusinya
terhadap penerimaan daerah dan PAD Kabupaten Wonosobo masih sangat
tergantung kepada sumber dana dari pemerintah pusat, karena kemampuan
dari sumber dana dari PAD hanya sekitar 15,72 persen. Hal ini terlihat di
dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dimana sekitar
dua pertiga dari APBD pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo dibiayai dari
pemerintah pusat dan provinsi (hafandi & romadhon, 2020). Jika PAD hanya
menyumbang 15,72%, maka sektor pariwisata terhadap total penerimaan daerah
menyumbang sekitar 0,002- 0,001 % . sedangkan bila dibandingkan dengan
Pendapatan Asli Daerah , sector pariwisata menyumbang sekiar 0,03%- 0,1%.

Dataran Tinggi Dieng masih menjadi penyumbang terbesar PAD (Pedapatan


Asli Daerah) dari sector periwisata dilihat dari sisi objek wisata. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Sani Alim Irhamna (2018) menemukan bahwa di Desa Dieng
Kecamatan Kejajar yang merupakan kawasan Objek Wisata Andalan Kabupaten
Wonosobo, dari total penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang berjumah 407
orang, 120 orang diantaranya bekerja di sektor pariwisata. Artinya 29,5%
penduduk usia produktif didesa Dieng bekerja di sector pariwisata. Disisi
pendapatan penduduk, pendapatan pelaku usaha sebelum adanya pengembangan
memperoleh persentase sebesar 53,3% yang berarti termasuk dalam rentang Rp.
1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00, sesudah adanya pengembangan meningkat dari
sebelum adanya pengembangan menjadi sebesar 68,5% yang berarti tetap berada
pada rentang Rp. 1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00, akan tetapi lebih mendekati
pada rentang lebih dari Rp. 1.501.000,00, hal ini menunjukkan bahwa dengan
adanya pengembangan obyek wisata akan menambah pendapatan pelaku usaha di
sekitar Objek Wisata Kawasan Dieng (Irhamna, 2018).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari beberapa bab yang telah di bahas di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dan strategis sehingga dapat
menimbulkan multipller effect, khususnya keuntungan dalam segi ekonomi.
Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari pendapatan nilai tukar mata uang, stimulus
pembangunan regional, munculnya lapangan pekerjaan, pemeretaan hingga
peningkatan pendapatan penduduk. Eksistensi Kabupaten Wonosobo sebagai
destinasi wisata tidak terlepas dari keberadaan Objek Wisata Dataran Tinggi Dieng.
Dieng Plateu merupakan destinasi wisata kedua yang menjadi tujuan pariwisata di
Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Eksisteni Wonosobo sebagai destinasi wisata
terbutki dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat.

Hal tersebut membuat Pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas


Pariwisata melakukan beberapa tindakan untuk menunjang pariwata Kabupaten
Wonosobo tetap prima, seperti :

- Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata


- Program Peningkatan Promosi Dan Kersajasam Investasi
- Program, Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolan Keuangan Daerah
- Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
- Program Penataan, Penguasaa, Pemilikan, Penggunan Dan Pemanfaatan
Tanah
- Program Pengembangan Kemitraan
- Program pengembangan ekonomi kreatif
- Program sarana dan prasarana aparatur
- Program pelayanan administrasi perkantoran
- Melalui program Urusan kebudayaan
Adanya wisata yang ada di daerah wonosobo ini membuat wonosobo sebagai
daerah penyumbang terbesar keindahan obyek wisata Kabupaten wonosobo yang
tentu saja akan memberikan manfaat yang menguntungkan terhadap pendapatan
daerah maupun devisa.

Saran

Demikian makalah yang penulis buat, penulis berharap pemerintah daerah


wonosobo terus mengembangkan potensi pariwisata, sehingga daerah-daerah yang
lain akan meniru dengan mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya
masing-masing. Karena hal tersebut bisa menguntungkan terhadap pendapatan setiap
daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2019, juli 17). Special Auto Slalom 2019 Wonosobo 20 Juli : Siapakah
Juara Kejurnas U-23 ? Apakah Felix Edria atau Dina Pricilia di Kategori
Wanita ? Retrieved from otospeed.id: https://otospeed.id/special-auto-slalom-
2019-wonosobo-20-juli-siapakah-juara-kejurnas-u-23-apakah-felix-edria-
atau-dina-pricilia-di-kategori-wanita/

Agustiana, L., & Atmant, H. D. (2013). analisis efisiensi obyek wisata di kabupaten
wonosobo. diponegoro journal od economics 2(2), 1-11.

Djaenuri, HM Aries, and M. Si Enceng. "Konsep-konsep Dasar Pemerintahan


Daerah." (2012).

Djuwendah, Endah, et al. "Strategi pengembangan daerah tertinggal di Kabupaten


Garut." Sosiohumaniora 15.2 (2013): 167-177.

hafandi, y., & romadhon. (2020). Pengaruh Pajak Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Retribusi Daerah, dan Lain -Lain
Pendapatan Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Wonosobo. ournal of Economic, Management, Accounting and Technology
(JEMATech)Vol. 3, No. 2,, 182-192.

Irhamna, S. A. (2018). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian


Masyarakat Sekitar. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang 6 (3), 320-329.

Karisma, W. (2016). analisis perah industri pariwisata terhadap pendapatan asli


daerah kabupaten wonosobon . jurnal ilmiah mahasiswa 1 (2), 1-13.

Rohman, M. A. (2018, juli 24). Hari Jadi Kab Wonosobo, 5.000 Lengger Menari
Massal. Retrieved from suaramerdeka.com:
https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0459533/hari-jadi-kab-
wonosobo-5000-lengger-menari-massal

Rohman, M. A. (2019, januari 12). PAD Pariwisata Wonosobo Capai Rp 5,084


Miliar. Retrieved from suaramerdeka.com :
https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0483659/pad-pariwisata-
wonosobo-capai-rp-5084-miliar

Rustiadi, Ernan. "Pengembangan Wilayah Pesisir sebagai Kawasan Strategis


Pembangunan Daerah." Jakarta: Pelatihan Pengelolaan dan Perencanaan
Wilayah Pesisir Secara Terpadu (ICZM). DKP (2001).

Wonosobo, P. K. (2019). Rencana Kerja SKPD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


Kabupaten Wonosobo. wonosobo: Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

http://repository.upi.edu/44582/5/S_MRL_1304994_Chapter2.pdf

http://repository.ump.ac.id/7753/3/ARDIAN%20ASRO%20HAMDI_BAB%20II.pdf

http://eprints.umm.ac.id/37517/3/jiptummpp-gdl-iismariaul-50982-3-babii.pdf

https://pemerintah.net/fungsi-pemerintah/

http://eprints.ums.ac.id/61355/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai