DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
ROMBEL SATU
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu andalan selain industri kecil maupun
agro industri. Selain itu, pariwisata ialah salah satu sektor yang penting dan
strategis sehingga dapat menimbulkan multipller effect, khususnya keuntungan
dalam segi ekonomi. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari pendapatan nilai
tukar mata uang, stimulus pembangunan regional, munculnya lapangan pekerjaan,
pemeretaan dan peningkatan pendapatan penduduk. Selain dalam segi ekonomi,
adanya pariwisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan kualitas nilai sosial
budaya, wawasan hingga peningkatan mutu lingkungan.
Sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, prospek dari kegiatan pariwisata
di masa depan sangat cerah dan menguntungkan. Oleh sebab itu, pemerintah pusat
melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
memberikan kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Maksudnya, pemerintah daerah dapat mengatur kewenangan daerah, berimplikasi
ke perubahan yang berkaitan dengan perubahan pembangunan dari sentralisasi ke
desentralisasi termasuk di dalamnya pembangunan pariwisata. Adanya peraturan
tersebut diharapkan pemerintah daerah dapat mengembangkan pariwisata di
daerahnya dengan optimal. Walaupun begitu, disini pemeritah pusat masih
berperan dalam hal pengarahan, pembinaan serta fasilitas perencanaan ataupun
kerjasama dengan negara luar.
Adanya undang-undang ini juga diharapkan dapat mempercepat pembangunan
dengan didukung oleh pengembangan potensi pariwisata yang dimiliki oleh suatu
daerah. Sebab penggalian sumber pendapatan asli daerah (PAD) memanfaatkan
sektor pariwisata yang memiliki potensi melimpah. Sebagai pedoman bagi
pembangunan pariwisata, pemerinah Kabupaten Wonosobo megeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 7 Tahun 2018 tentang Usaha
Pariwisata. Peraturan tersebut salah satunya ialah mengenai pedoman
penyelenggaraan usaha pariwisata berupa pelestarian budaya, , menyelenggarakan
usaha keparwisataan yang berkesinambungan dengan memperhatikan
keselamatan operasional usaha kepariwisataan, perlindungan konsumen dan
kepentingan umum serta pengaturan lokasi usaha menurut ketentuan tata ruang
wilayah.
Salah satunya adalah Kabupaten Wonosobo yang berada di Provinsi Jawa
Tengah. Wilayah ini memiliki potensi wisata yang melimpah dan menarik
sehingga dapat mendatangkan wisatawan dari berbagai wiayah. Berdasarkan data
dari Badan Statistik Wonosobo, pada tahun 2020 terdapat 1.324.979 wisatawan
lokal dan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten
Wonosobo. Banyaknya jumlah tersebut dikarenakan beragamnya dan menariknya
objek wisata yang ada. Adapun objek wisata di Kabupaten Wonosobo antara lain
sebagai berikut:
1. Objek Wisata Alam
Pendakian Gunung Sindoro, Sumbing, Prau, Bismo dan Kembang, Telaga
Menjer, Telaga Warna, Telaga Pengilon, Curug Sikarim, Kawah Sikidang,
Bukit Savana, Bukit Sikunir, Agro Wisata Teh Tambi dan Arung Jeram di
Sungai Serayu.
2. Objek Wisata Religi
Makam Al Maghfurlah KH Muntaha Al Hafidz, KH Asy’ari, KH
Abdurrahim, Kiai Tumenggung Kertowongso Desa Wisata Religi Plobangan
dan Gua Maria Taroanggoro.
3. Objek Wisata Budaya
Ruwatan Rambut Gimbal, Pagelaran Tari Lengger, Pasar Kumandang dan
Desa Wisata Giyanti
4. Objek Wisata Sejarah
Kompeks Candi Dieng dan Museum Purbakala
Dari banyaknya objek wisata di atas maka diperoleh pendapatan asli
daerah (PAD) yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan daerah di Kabupaten
Wonosobo. Berdasarkan data dari Pendapatan Daerah Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DAPPKAD) Kabupaten Wonosobo pada tahun 2020
jumlah penerimaan PAD sekitar 17 miliar. Jumlah tersebut menurun sebanyaj 25
% dari tahun lalu, hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pemasukan dari
sektor pariwisata merupakan unsur perencanaan maupun koordinasi yang
dijalankan oleh pemerintah daerah maupun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Wonosobo selama ini.
Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata diperoleh dari wisatawan
yang mengunjungi berbagai macam objek wisata yang ada. Dengan kata lain
semakin banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke objek
wisata maka PAD akan semakin membaik maupun meningkat. Oleh karena itu,
diperlukan perencanaan yang matang sehingga diharapkan semakin memperluas
angka peningkatan pendapatan daerah. Saat pendapatan meningkat maka
pembangunan menuju arah yang lebih baik dapat terwujud.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa peran pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam mengembangkan potensi
pariwisata daerah?
2. Bagaimana dampak pariwisata terhadap pembangunan daerah Kabupaten
Wonosobo?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peran pemerintah Kabupaten Wonosobi dalam mengembangkan
potensi pariwisata daerah
2. Mengetahui dampak pariwisata terhadap pembangunan daerah Kabupaten
Wonosobo
4. Manfaat
Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan masukan kepada
para pihak dalam membuat kebijakan mengenai pengembangan potensi
pariwisata daerah
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain
khususnya dalam hal pariwisata sebagai strategi pembangunan daerah di
Kabupaten Wonosobo maupun daerah lain
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai proses pembelajaran dan
pengalaman mengenai studi yang berkaitan dengan pembangunan daerah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep pariwisata
Kata pariwisata berasal dari Bahasa sansekerta yaitu “pari” yang artinya
semua, seluruh, penuh dan “wisata” yang berarti perjalanan. Jadi, pariwisata
merupakan perjalanan penuh. Berangkat dari tempat asal menuju dan singgah ke
suatu tempat kemudian kembali lagi ke tempat asal. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan
bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah daerah. The Ecotourism Society (1990) mendefinisikan pariwisata
sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami
yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat”. Menurut para ahli, pariwisata
dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan (Soekadijo, 2000). Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila
seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain
aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan
perjalanan (Sutrisno, 2008). menurut Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang sementara waktu dari tempat tinggal
semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu
senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata adalah suatu bentuk wisata yang
bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area),
memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi
masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata pada dasarnya
merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan o!eh penduduk dunia. Eco-
traveler ini pada hakekatnya konservasionis.
Menurut Pendit (2004), ada beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara
lain:
a. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan
ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan,
dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.
b. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia 11 tinggal
demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
c. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
d. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-
pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.
f. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau
laut.
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh
agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan
daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh
undang-undang.
h. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-
pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-
fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan
2. Pengembangan pariwisata
Menurut Barreto dan Giantari (2015:34) Pengembangan pariwisata adalah
suatu usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar,
objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat
maupun benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya.
Pariwisata menjadi salah satu industry andalan dalam meningkatkan devisa
negara. Pariwisata terus dikembangkan dan dikelola oleh berbagai pengelola
pariwisata karena adanya peluang secara ekonomi dan sosial.
3. Pemerintah
Merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan tugas
untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam mencapai
tujuan negara.
Menurut Adam Smith (1976), pemerintah suatu negara mempunyai tiga fungsi
pokok sebagai berikut:
1. Memelihara keamanan dan pertahanan dalam negeri
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.
Menurut Todaro (2003) pembangunan suatu daerah harus mencakup tiga inti
nilai, yaitu:
METODE PENELITIAN
Tabel .1
Pengumpulan data dilakukan untuk data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi lapangan dan
kajian literatur melalui beberapa sumber Valid seperti E-Book Wonosobo Dalam
Angka, mulai dsri tahun 2019, 2020, 2021. Teknik pencarian data yang paling sering
kami gunakan ialah teknik Kajian Literatur, dimana hal tersebut selain dapat menekan
biaya pengeluaran juga dapat kami gunakan untuk meminimalisir mobilitas
sehubungan dengan adanya pandemi. Adanya beberapa kenalan yang berasal dari
daerah dikaji sangat membantu kami, karena berkenaan dengan hal tersebut ksmi
dapat menjalankan metode Focus Grub Discussion sehingga dapat langsung bertanya
mengenai beberapa hal seperti terumus dalam rumusan masalah. Wawancara
terstruktur dilakukan kepada masyarakat yang pernah berwisata di daerah Wonosobo,
dan masyarakat asli sekitaran kawasan Wisata di Kab. Wonosobo. Peengumpulan
data sekunder menggunakan studi literatur.
Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis spasial dan analisis
deskriptif kualitatif. Analisis spasial dilakukan berdasarkan pemetaan potensi wisata
di Kabupaten Wonosobo untuk menjawab tujuan penelitian pertama yaitu Apa peran
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam mengembangkan potensi wisata daerah?.
Sementara data dari hasil wawancara dianalisis secara deskriptif untuk menjawab
tujuan penelitian kedua.
BAB IV
Sumber:
https://web.facebook.com/wonosobozone/photos/pcb.2048420785207034/204842
0741873705/?type=3&theater
Lokasi Wisata
4 9
Wisata Alam 4 Ds. Pantodomas Pokdarwis
0 Pakis
Menjangan
1 Kalikajar Wisata Edukasi 4 Ds. Klowoh Pokdarwis
5 1
Sumber:
https://disparbud.wonosobokab.go.id/media/upload/20181010114222_Daftar_Tempat
_Wisata_Wonosobo_(Alfan_Alfiyan).pdf
Berdasarkan data diatas, dari total jumlah destitasni wisata yakni 41 destinasi
yang ada di kabupaten Wonosobo 27 diantaranya sudah di olah secara aktif oleh
Pokdarwis. Artinya 65% dari seluruh destinasi wisata di Wonosobo telah di kelola
oleh Pokdarwis.
Sumber: https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0459533/hari-jadi-
kab-wonosobo-5000-lengger-menari-massal
Kesimpulan
Dari beberapa bab yang telah di bahas di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dan strategis sehingga dapat
menimbulkan multipller effect, khususnya keuntungan dalam segi ekonomi.
Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari pendapatan nilai tukar mata uang, stimulus
pembangunan regional, munculnya lapangan pekerjaan, pemeretaan hingga
peningkatan pendapatan penduduk. Eksistensi Kabupaten Wonosobo sebagai
destinasi wisata tidak terlepas dari keberadaan Objek Wisata Dataran Tinggi Dieng.
Dieng Plateu merupakan destinasi wisata kedua yang menjadi tujuan pariwisata di
Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Eksisteni Wonosobo sebagai destinasi wisata
terbutki dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat.
Saran
Admin. (2019, juli 17). Special Auto Slalom 2019 Wonosobo 20 Juli : Siapakah
Juara Kejurnas U-23 ? Apakah Felix Edria atau Dina Pricilia di Kategori
Wanita ? Retrieved from otospeed.id: https://otospeed.id/special-auto-slalom-
2019-wonosobo-20-juli-siapakah-juara-kejurnas-u-23-apakah-felix-edria-
atau-dina-pricilia-di-kategori-wanita/
Agustiana, L., & Atmant, H. D. (2013). analisis efisiensi obyek wisata di kabupaten
wonosobo. diponegoro journal od economics 2(2), 1-11.
hafandi, y., & romadhon. (2020). Pengaruh Pajak Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Retribusi Daerah, dan Lain -Lain
Pendapatan Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Wonosobo. ournal of Economic, Management, Accounting and Technology
(JEMATech)Vol. 3, No. 2,, 182-192.
Rohman, M. A. (2018, juli 24). Hari Jadi Kab Wonosobo, 5.000 Lengger Menari
Massal. Retrieved from suaramerdeka.com:
https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0459533/hari-jadi-kab-
wonosobo-5000-lengger-menari-massal
http://repository.upi.edu/44582/5/S_MRL_1304994_Chapter2.pdf
http://repository.ump.ac.id/7753/3/ARDIAN%20ASRO%20HAMDI_BAB%20II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/37517/3/jiptummpp-gdl-iismariaul-50982-3-babii.pdf
https://pemerintah.net/fungsi-pemerintah/
http://eprints.ums.ac.id/61355/4/BAB%20II.pdf