Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN PARIWISATA
“PENTINGNYA PERENCANAAN STRATEGIS PARIWISATA”

Dosen Pengampu :
Raya Sulistyowati S.Pd.,M.Pd.
Nama Penyusun :
1. Fitri Mawardani (17080324016)
2. Eggie Nurvitasari (17080324028)
3. Rika Dewi Apprilia (17080324034)
4. Bougi Agustarinda Saka Pertiwi (17080324048)
5. Siti Khoirun Annissa (17080324058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan makalah mata kuliah
manajemen pariwisata

Kami menyadari, bahwa makala yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa


bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk beristirahat sejenak dari kegiatan rutin yang biasa dilakukannya.
Pada dasarnya Pariwisata merupakan sektor yang bergerak dalam pemberian
pelayanan/service kepada para wisatawan. Di beberapa negara, pariwisata merupakan
sektor yang sangat diperhitungkan karena memberikan banyak manfaat mulai dari
ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dan keindahan alam.
Kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan negara, dan
pariwisata. termasuk didalamnya, Keindahan alam dan kebudayaan yang merupakan aset
berharga yang selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara
untuk datang dan berkunjung ke Indonesia dapat menikmati keindahan alam maupun
untuk mempelajari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang
ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk
kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan dengan serius dan
melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan
pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata
dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan para wisatawan untuk mengunjungi dan
menikmati tempat wisata (Soebagyo. 2012)
Dalam hal ini industri pariwisata telah berlomba-lomba menciptakan suatu produk
pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari daya tarik wisata itu sendiri
sesuai dengan tujuan pengembangan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan
alam, buatan manusia, budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Menurut Undang-
undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di Dunia memiliki keindahan alam yang
luar biasa dan keanekaragaman budaya yang sangat beragam serta sikap toleransi yang
tinggi menjadi modal utama dalam memajukan pariwisata. Oleh karena itu, pada
pembahasan ini penulis akan membahas tentang “Pentingnya Perencanaan Strategis
Pariwisata untuk melindungi Budaya Lokal dan Lingkungan Alam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pentingnya perencanaan strategis pariwisata untuk melindungi budaya lokal
dan lingkungan alam!
2. Sebut dan jelaskan tahapan-tahapan dalam perencanaan strategi pariwisata!
3. Sebut dan jelaskan prosedur perencanaan pariwisata!

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan strategis pariwisata untuk melindungi
budaya lokal dan lingkungan alam.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam perencanaan strategi pariwisata
3. Untuk mengetahui prosedur perencanaan pariwisata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Perencanaan Strategis Pariwisata untuk melindungi Budaya Lokal dan
Lingkungan Alam
Perencanaan pariwisata perlu dilakukan karena adanya banyak perubahan dalam
industri pariwisata saat ini. Pariwisata mencakup banyak hal yang melibatkan banyak
pihak, maka dibutuhkan strategi tertentu dalam perencanaan kegiatan pariwisata
sehingga dapat berlangsung dengan baik.
Pengembangan pariwisata yang tidak direncanakan, akan dapat menimbulkan
masalah-masalah sosial dan budaya, terutama di daerah atau tempat di mana terdapat
perbedaan tingkat sosialnya antara pendatang dan penduduk setempat. Sebagai akibat
tingkah laku penduduk yang suka meniru seperti apa yang dilakukan wisatawan asing
tanpa mengetahui latar belakang kebudayaan wisatawan asing yang ditirunya. Suatu
perencanaan dan pertumbuhan pembangunan yang tidak direncanakan akan
mengakibatkan degradasi atau penurunan daya tarik suatu atraksi wisata, bahkan dapat
menjurus kepada kerusakan lingkungan.  
Merencanakan sesuatu bila dilakukan dengan baik tentu akan memberikan
manfaat dan dapat pula memperkecil semua efek yang tidak menguntungkan. Karena itu
pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata sebagai suatu industri agar
perkembangan industri pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil
mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial budaya,
dan lingkungan hidup.
Kita semua menyadari bahwa pengembangan pariwisata sebagai suatu industri
diperlukan biaya yang besar, seperti; perbaikan jembatan dan jalan menuju obyek wisata,
pengembangan hotel dengan segala fasilitasnya, angkutan wisata (darat, laut, dan udara)
yang harus dibangun, penyediaan air bersih yang harus diciptakan dengan baik, sarana
komunikasi yang teratur yang perlu diadakan, bahkan pendidikan karyawan yang
profesional dalam bidangnya. Semuanya itu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan
agar uang tidak dihamburkan sia-sia, maka suatu perencanaan yang matang mutlak
diperlukan.
Pertumbuhan kepariwisataan yang tidak terkendali sebagai akibat dari
perencanaan yang tidak baik, pasti akan menimbulkan dampak yang tidak baik dan
tentunya akan tidak menguntungkan semua pihak. Misalnya saja bangunan hotel yang
menjulang tinggi, poster iklan yang merusak pemandangan dan lingkungan, pembuangan
sampah yang tidak pada tempatnya, pengotoran pantai yang tidak terkendali sebagai
akibat banyaknya wisatawan yang berkunjung, semuanya dapat saja terjadi sebagai
akibat dari perencanaan yang tidak baik.
Dengan kata lain, pengembangan pariwisata yang tidak direncanakan akan
menimbulkan masalah-masalah sosial dan budaya, terutama di daerah atau tempat di
mana terdapat perbedaan tingkat social antara pendatang dan penduduk setempat. Hal itu
terjadi akibat tingkah laku penduduk yang suka meniru seperti apa yang dilakukan
wisatawan asing tanpa mengetahui latar belakang kebudayaan wisatawan asing yang
ditirunya.
Hal yang serupa ini jika terjadi akan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial
seperti hilangnya kepribadian, mundurnya kualitas kesenian tradisional, menurunnya
kualitas barang-barang kerajinan, pencemaran pada candi-candi dan monumen yang
menjadi obyek wisata atau menurunnya moral kaum muda dengan adanya kebebasan
melakukan sesuatu.Oleh karena itu, pengembangan pariwisata sebagai suatu industri
perlu dipertimbangkan dalam segala aspek (tanpa terkecuali) karena pariwisata sebagai
suatu industri tidak dapat berdiri sendiri, pariwisata berkaitan erat dengan sektor-sektor
lainnya, seperti sektor ekonomi, sosial, dan budaya yang hidup dalam masyarakat.
Apabila pengembangan pariwisata tidak terarah dan tidak direncanakan dengan matang,
maka bukan manfaat yang akan diperoleh, melainkan perbenturan sosial, kebudayaan,
kepentingan yang akan menyebabkan kualitas pelayanan kepada wisatawan pun menjadi
rendah dan selanjutnya akan mematikan usaha-usaha yang telah lama dibina dengan
susah payah.
Hal yang semacam ini tentu tidak diinginkan untuk terjadi, malah sebaliknya kita
harus menghindari hal demikian sedini mungkin. Caranya dengan membuat perencanaan
yang terpadu dan sejalan dengan perencanaan perekonomian negara secara keseluruhan.
Dengan perkataan lain, pengembangan pariwisata harus sejalan dengan pembangunan
nasional seperti yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
Perencanaan pariwisata hendaknya harus sejalan dengan sasaran yang hendak
dicapai. Keputusan pertama yang harus diambil oleh suatu daerah ialah; apakah sudah
ada kesepakatan di antara pemuka/pejabat setempat bahwa daerah itu akan
dikembangkan menjadi suatu obyek wisata atau suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW),
dan apakah manfaat serta keuntungan langsung bagi penduduk sekitar DTW sehingga
pengembangan pariwisata selanjutnya akan mendapat dukungan dari masyarakat banyak.
Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan pariwisata adalah:
1. Wisatawan (tourist); sebagai seorang perencana, kita harus tahu terlebih dahulu
(melalui penelitian atau observasi) mengenai karakteristik wisatawan yang diharapkan
akan datang (target pasar yang dikehendaki)n misalnya dari daerah atau negara asal
wisatawan, usia muda atau tua, berpenghasilan besar atau kecil, pola perjalanan, apa
motivasi melakukan pariwisata, lama tinggal atau waktu kunjungan dilakukan.
2. Pengangkutan (transportations); seorang perencana harus melakukan penelitian lebih
dahulu, bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia atau dapat digunakan, baik
untuk membawa wisatawan dari daerah atau negara asalnya maupun transportasi
menuju ke DTW yang dikehendaki. Selain itu, bagaimana pula transportasi lokal jika
melakukan perjalanan wisata di DTW yang sedang dikunjungi tersebut.
3. Atraksi/obyek wisata (atractions); bagaimana obyek wisata/atraksi akan dijual, apakah
memenuhi tiga syarat “seperti apa yang dilihat” (something to see), “apa yang dapat
dilakukan” (something to do), “apa yang dapat dibeli” (something to buy) di DTW
yang dikunjungi.
4. Fasilitas pelayanan (services fasilities); fasilitas apa saja yang tersedia di DTW
tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum
seperti bank/money changers, kantor pos, telepon/teleks/faksimili di DTW yang akan
dikunjungi wisatawan.
5. Informasi dan promosi (informations); calon wisatawan perlu memperoleh informasi
tentang DTW yang akan dikunjunginya. Untuk itu perlu dipikirkan cara-cara
publikasi atau promosi yang akan dilakukan. Kapan iklan harus dipasang,
kemana leaflets/brochures harus disebarkan, sehingga calon wisatawan mengetahui
tiap paket wisata yang akan kita jual sehingga calon wisatawan lebih cepat mengambil
keputusan, berangkat atau tidak ke DTW yang ditawarkan tersebut.
2.2 Tahapan-Tahapan dalam Perencanaan Strategi Pariwisata
Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta
cara-cara untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan
perencanaan untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan
perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan pariwisata, dengan
demikian perencanaan kepariwisataan mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan
pariwisata yaitu diantarnya adalah :
1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).
2. Para pelaku usaha pariwisata.
3. Masyarakat umum.
Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan
digunakan sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk
memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif
untuk memecahkanya, sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata
sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien,
dan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau
evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata
selanjutnya.
Dalam perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai proses
tahapan-tahapan yaitu diantaranya adalah :
1.  Persiapan study, adalah awalan bagi badan perencana di bawah pemerintahan daerah
memutuskan atau melakukan study dan menyusun acuan kerja atau organisasi.
2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai study, misalnya untuk
menunjang pengembangan pariwisata kota dalam rangka meraih manfaat ekonomi
(yang terukur) dan lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota melalui
menciptakan lapangan kerja dan memperluas pelayanan bagi penduduk maupun
wisatawan.
3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata dan perkembangan
daerah maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal
kebutuhan pariwisata kota (misalnya : karakteristik wisatawan, pola perjalanana, dan
kecenderungannya) dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya
tarik, akomodasi, fasilitas, prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan)
serta penilaian kemungkinan tentang penanaman modal bagi perkembangan dimasa
depan.
4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada proses analisis informasi yang
diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.
5. Rumusan kebijakan dan rencana,  menyususun draft rencana pengembangan
berdasarkan pilihan kebijakan pariwisata.
6. Dasar pertimbangan usulan,  adalah tahap perencanaan seluruhnya diajukan kepada
komisi perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan memperoleh masukan.
Diskusi berlangsung antara penyusun rencana dan komisi perencanaan
pemerintah  dapat juga dilakukan konsultasi kepada pihak-pihak lain yang
mempunyai perhatin.
7.  Pelaksanaan dan pemantauan rencana,  tahap rencana diwujudkan dalam tindakan,
kegagalan baru disadari saat proses berjalan maka dari itu pelu diadakan
pemantauan.
8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana dan
tahap study persiapan sering perlu dilakukan lagi. Kegagalan rencana di tahap ini
sering diakibatkan oleh :
a. Kegagalan membangkitkan minat pengembang.
b. Ketidakmampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses pengembangan
lahan.
c. Kegagalan koordinasi sector public dan swasta.
d. Kelangkaan anggaran sector public untuk melaksanakan rencana keseluruhan.
e. Ketersediaan sarana prasarana angkutan yang tidak memadai.
f. Ketidak mampuan memahami oposisi masayarakat atas pengembangan
pariwisata yang dapat menunda rencana.
Menurut matheusik langkah dalam proses perencanaan sebagai berikut :
1. Pilih pangsa pasar yang digunakan
2. Pahami kunci komponen kepariwisataaan atau buat peta karakteristik produk.
3. Himpun data produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor pariwisata.
4. Alihkan data karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.
5. Bandingkan pangsa pasar dengan potensi-potensi produk pariwisata.
6. Tentukan bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.
7. Buat peta gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.
8. Tentukan zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.
9. Tetapkan gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi pasar.
Prosedur Perencanaan Pariwisata
Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tententukan secara maksimal
seperti yang diinginkan maka, perencanaan harus mangacu kepada proses-proses perencanaan
yang dapat dijadikan sebagai prosedur pedoman dalam membuat perencanaan, yaitu sebagai
berikut :

1. Persiapan studi
Pada tahap ini perlu menyiapkan perumusan TOR (Term of Refference) dan
penetapan tim perencanaan di sesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap
individu yang dilibatkan. Misalnya, ahli ekonomi, pemasaran, pariwisata, sosiologi,
antropologi dll.
2. Penetapan Objektive
Menentukan tujuan pendahuluan untuk menjadi guideline dalam pencapaian tujuan ke
depan yang diinginkan, sehingga dalam pelaksanaan program rencana tidak keluar dari
koridor tujuan yang sudah ditetapkan.
3. Survei
Survei dilakukan untuk mengumpulkan data baik kulitatif maupun kuantitatif yang
berhubungan dengan lokasi, lingkungan alam (iklim topografi, lingkungan alam; iklim
topografi, kehidupan liar dan vegetasi, area pantai dan bahari, geologi, ekologi, sistem
ekologi, area sumberdaya alam), Sejarah yang berpengaruh, pola sosiokultural dan
ekonomi, pola landuse, permukiman, dan kepemilikan tanah, serta survei terhadap
elemen-elemen institusi yaitu menyangkut kebijakan pengembangan, perencanaan yang
sudah ada, regulasi, struktur organisasi pemerintah dan kepariwisataan, kebijakan
investasi, program pendidikan dan pelatihan.
4. Analisis dan Sintesis
Analisis dan sintesis dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan bentuk data
yang diperoleh pada saat survei. Analisis dilakukan terhadap :
(1) Proyeksi belanja wisatawan (analisis dampak ekonomi).
(2) Analisis pasar & proyeksi wisatawan.
(3) Proyeksi akomodasi dan fasilitas lain dibutuhkan (proyeksi kebutuhan SDM).
(4) Proyeksi kebutuhan transportasi dan infrastruktur lain.
(5) Analisis terpadu dan evaluasi kondisi fisik, sosial, &  ekonomi; objek dan daya tarik;
daya dukung.
(6) Identifikasi kesempatan dan masalah pengembangan pariwisata.
(7) Kualitas dan dampak lingkungan oleh pariwisata.
(8) Masalah dan manfaat sosial budaya oleh pariwisata.
(9) Kesiapan kebijakan finansial dan ketersediaan modal.
(10) Efektifitas struktur organisasi pariwisata.
(11) Efektifitas atau kelengkapan peraturan dan perundangan pariwisata.
5. Formulasi Kebijakan,  (pendekatan pembangunan untuk mengarahkan dalam
menetapkan pengambilan keputusan ) dan rencana (struktur  bagian-bagian dalam satu
sistem menyeluruh). Meliputi :
(1) Kebijakan ekonomi.
(2) Strategi pemasaran.
(3) Pengembangan SDM.
(4) Persiapan dan evaluasi alternatif pengembangan kebijakan & struktur rencana,
berdasar analisis sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan, serta efektifitas.
(5) Umpan balik ke objektif dan proyeksi, dan modifikasi kebijakan dan rencana.
(6) Kebijakan pengembangan/ konservasi lingkungan.
(7) Kebijakan pengembangan sosial budaya.
(8) Kebijakan pengembangan investasi.
(9) Kebijakan pengembangan organisasi.
(10) Kebijakan pengembangan peraturan dan perundangan
6. Rekomendasi, meliputi :
(1) Peningkatan & distribusi manfaat ekonomi.
(2) Program promosi pariwisata.
(3) Program pendidikan dan pelatihan.
(4) Rencana terstruktur (pengembangan objek dan daya  tarik, rencana pengembangan
wilayah pariwisata, rencana rute perjalanan wisata, rancangan pengembangan.
(5) Kontrol kualitas dan dampak lingkungan.
(6) Ukuran-ukuran dampak sosial budaya & program konservasi.
(7) Investasi, insentif, & sumber dana pengembangan projek.
(8) Persaratan struktur organisasi pemerintah dan swasta.
(9) Pengembangan baru atau modifikasi struktur peraturan dan perundang-undangan
7. Implementasi dan monitoring. Tahap ini dilakukan sebagai tahap terakhir dalam proses
perencanaan pariwisata. Tahapan yang harus dilakukan dalam implementasi dan
monitoring ini adalah sebagai berikut :
(1) mengkaji ulang rencana
(2) penerapan rencana
(3) penerapan peraturan dan perundangan
(4) pengintegrasian dengan pembangunan sektor pemerintah dan swasta
(5) penyesuaian rencana program seperti yang dibutuhkan
(6) kaji ulang dan revisi periodik.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai