Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK MATKUL MANAJEMEN PARIWISATA CAGAR BUDAYA

(PRAKTIKUM)

Nama Anggota Kelompok : Par 2

Venna Okta Ardillasari / 152010683041

Rahmat Yoko Setiawan / 152011413042

Putri Maraisa Khustifah / 152010683059

Cynthia Anggraeni W / 152010683063

Natasya Winamasari / 152010683065

Adelia Eka R P / 152010683072

INTRUKSI

Pilih 2 (dua) isu pengembangan wisata bahari pada materi minggu lalu dan kaitkan dengan
pemanfaatan teknologi dalam bidang pariwisata. Buat essay/uraian pendek (minimal 4
(empat) halaman kertas A4) tentang hal tersebut. Dengan format microsoft word (.doc),
Times New Roman 12, spasi 1.5, Batas kiri-atas-kanan-bawah=2.5 cm, tulis nama dan NIM
di pojok kanan atas.

A. Pendahuluan

Wisata bahari oleh pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pariwisata


dimasukkan ke dalam wisata minat khusus. Sedangkan wisata minat khusus didefinisikan
sebagai suatu bentuk perjalanan wisata, dimana wisatawan mengunjungi suatu tempat karena
memiliki minat atau tujuan khusus mengenai suatu jenis obyek atau kegiatan yang dapat
ditemui atau dilakukan dilokasi atau daerah tujuan wisata tersebut.

Banyak kalangan lain menempatkan wisata bahari sebagai bagian dari wisata
lingkungan (ecotourism). Daya tarik dari pariwisata bahari mencakup perjalanan di laut yang
dikemas atau diarahkan sebagai bagian dari pengalaman yang menarik. Selain itu, adat
istiadat dan budaya masyarakat pesisir juga dapat merupakan bagian dari pengalaman yang
menarik. Selain itu, adat istiadat dan budaya masyarakat pesisir juga dapat merupakan bagian
dari obyek dan daya tarik wisata bahari. Spektrum industri wisata bahari sesungguhnya
sangat luas dan bisnis yang ditawarkannya sangat beragam. Mulai dari jasa penyedia
transportasi, kapal pesiar, pengelola pulau kecil, pengelola taman laut, hotel dan restoran
terapung, rekreasi pantai sampai dengan pemandu wisata alam.

Di dalam pengelolaannya suatu kegiatan pariwisata bahari, bukan hanya dari segi
kuantitas. Dari segi kualitas pun Indonesia masih sangat jauh dari yang diharapkan. Sumber
daya manusia yang masih minim juga menjadi kendala bagi pengembangan wisata bahari.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan baik dalam hal kepedulian, keterlibatan maupun
kemampuan dalam mengelola dan melestarikan potensi-potensi wisata bahari melalui
pendidikan dan pelatihan khususnya dengan pemanfaatan teknologi teknologi dalam bidang
pariwisata.

B. Isu yang dipilih

1. Isu Pengembangan Destinasi Wisata Bahari dengan Pemanfaatan Teknologi dalam


Bidang Pariwisata
2. Isu Promosi dan Pemasaran Pariwisata Bahari yang masih terkendala dalam hal
pemanfaatan teknologi digital

C. Pembahasan

1. Konsep Pengembangan
Pengembangan wisata bahari menerapkan konsep ekowisata. Hal ini
disebabkan karena ekowisata dapat dikatakan bukan hanya sebagai salah satu corak
kegiatan pariwisata khusus, melainkan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan
wawasan lingkungan dan mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian.
Oleh karena itu pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kualitas
hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup masvarakat setempat
lingkungan, dan menjaga kualitas lingkungan.
Secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-
upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada
masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat
didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di
tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan
secara ekonomi. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat
didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di
tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan
secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan
(alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pemilihan Ekowisata sebagai konsep pengembangan dari wisata bahari
didasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu :
a. Ekowisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan
sejarah dan budaya
Kekayaan keanekaragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi pangsa
pasar ekowisata, sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian sumber daya
alam, peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk
ekowisata. Pengembangan Ekowisata juga memberikan peluang yang besar
untuk mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia di
tingkat internasional, nasional, regional maupun lokal.
b. Pelibatan Masyarakat
Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik
wisata yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan
masyarakat menjadi muflak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada
tingkat pengelolaan.
c. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai
peninggalan sejarah dan budaya
Ekowisata memberikan nilai tambah kepada pengunjung dan masyarakat
setempat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman. Nilai tambah ini
mempengaruhi perubahan perilaku dari pengunjung masyarakat dan
pengembang pariwisata agar sadar dan lebih menghargai alam, nilai-nilai
peninggalan sejarah dan budaya.
d. Pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional
Kenyataan memperlihatkan kecenderungan meningkatnya permintaan
terhadap produk ekowisata baik di tingkat internasional dan nasional. Hal ini
disebabkan meningkatnya promosi yang mendorong orang untuk berperilaku
positif terhadap alam dan berkeinginan untuk mengunjungi kawasan-kawasan
yang masih alami agar dapat meningkatkan kesadaran, penghargaan dan
kepeduliannya terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya
setempat.
e. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi
penyelenggara, pemerintah, dan masyarakat setempat melalui kegiatan-
kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif. Sehingga meningkatkan
perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan
kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Adapun yang
termasuk jenis-jenis wisata bahari yaitu : Diving activities, Snorkling
activities, Sea Kayaking, Parasailing, Surfing, Cruise, boating, dan yatching.
Kendala yang dihadapi dari pengembangan jeni-jenis wisata bahari seperti
diatas adalah fasilitas peralatan yang harganya mahal, serta diperlukannya
sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi. Oleh sebab itu
investasi yang besar sangat diperlukan jika ingin memulai usaha pariwisata
bahari. Kesempatan ini banyak diambil oleh perusahaan-perusahaan asing.
Mereka unggul dalam hal : Pasar, data lokasi, keterampilan personil,
teknologi, serta modal.

2. Strategi Pengembangan
Untuk mengembangkan wisata bahari, perlu dipikirkan matang-matang akan visi dan
misi yang akan diraih. Apakah akan berkembang murni bisnis atau pengembangan
wisata bahari ini dikarenakan karena adanya keberpihakan terhadap masyarakat.
Dengan adanya misi dan visi pengembangan yang akan kita lakukan, maka
kegiatannya akan lebih terfokus. Pengembangan wisata bahari sebaiknya melibatkan
semua pihak yang terkait. Mulai dari masyarakat setempat, sampai dengan pihak
industri, pemerintah dan juga keamanan dalam hal ini adalah polisi perairan.
Masyarakat dilibatkan dalam hal ini dapat turut serta menjadi pemilik dari kegiatan
wisata bahari. Kemudian pembimbingan perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemampuan dari masyarakat. Pembimbingan ini dapat difasilitasi oleh LSM,
pemerintah maupun pihak industri. Bila masyarakat sudah siap, industri akan
mendatangkan wisatawannya. Pola pengembangan yang sinergis pun terbentuk.
Bila kegiatan ini sudah menjadi konsensus bersama dari suatu kawasan (misalnya
kawasan pengembangan terpadu pulau Gili Labak Sumenep Madura), maka masalah
perencanaan, penerapan, penegakan hukum pelestarian, peningkatan sumber daya
manusia, serta pemasaran sudah menjadi konsensus bersama dan dibicarakan
bersama. Mulai dari tingkat masyarakat, kecamatan, kabupaten, sampai kepada
tingkat provinsi. Proses pengambilan keputusan akan pengembangan suatu kawasan,
terutama kawasan wisata bahari menjadi lebih demokrasi, transparan dan melibatkan
berbagai pihak.
Hal ini juga berlaku bagi masalah mengenai monitoring.

3. Kendala dalam Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pariwisata Bahari


Data yang ada menyebutkan bahwa kontribusi wisata bahari terhadap perkembangan
pariwisata hanya 7,6%,, lebih tinggi sedkit dibandingkan dengan wisata budaya yang
hanya 7% dan kalah jika dibandingkan dengan wisata buatan yang memberikan
kontribusi tertingginya sebesar 15%, dan wisata alam sebesar 11,4% (Kemenpar,
2016).
Kesimpulannya adalah potensi wisata bahari yang sangat besar belum dimanfaatkan
secara optimal. Beragam kendala yang menghalangi pengembangan wisata bahari ini
diantaranya adalah
1. Destinasi wisata bahari yang belum dikembangkan dengan baik.
2. Infrastruktur yang belum mendukung.
3. Kebutuhan sumberdaya manusia yang belum terpenuhi.
4. Investasi swasta yang belum optimal.
5. Biaya transportasi yang mahal.
6.Belum maksimalnya pemanfaatan digital marketing
Kendala-kendala pengembangan wisata bahari harus segera diatasi agar
perkembangan wisata bahari sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pariwisata
bahari membutuhkan kegiatan branding untuk mencitrakan destinasi agar berkilau dan
bersinar. Adapun bentuk memaksimalkan promosi dapat melalui Paid Media, Own
Media, dan Social Media.
Untuk Paid Media adalah media berbayar yang digunakan untuk
mengkomunikasikan Daya Tarik Wisata (DTW). Media berbayar dapat merupakan
televisi, radio, surat kabar, majalah, baliho, spanduk dan lain-lain.
Own Media adalah media milik sendiri yang digunakan untuk
mengkomunikasikan Daya Tarik Wisata. Contoh website atau saluran komunikasi
milik sendiri.
Social Media adalah media sosial yang digunakan untuk mengkomunikasikan
Daya Tarik Wisata. Tidak hanya dikenal tapi bagaimana suatu produk menjadi ramai
diperbincangkan.

Anda mungkin juga menyukai