Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MARITIME INDUSTRIAL REFORM & MARINE TOURISM

DISUSUN OLEH :
TIARA RISKYA AGATHA 2105050060
RAMADHAN TRI SYAHPUTRA 2105050003
INDAH WIDIASARI 2005050002

ILMU HUBUNGAN INTERNASINONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan ekonomi

maritim yang produktif dan dikembangkan sebagai dasar percepatan

pembangunan utamanya pada kawasan yang bercorak pulau kecil atau kawasan

pesisir. Dimana adanya kegiatan industri wisata, pertanian, budidaya tambak dan

lain-lain yang mengakibatkan adanya perubahan yang terjadi pada wilayah pesisir.

Pembangunan ekonomi bidang maritim dan wisata bahari merupakan salah satu

prioritas program kerja Kabupaten Bintan dengan memanfaatkan daya industri

wisata dalam mensejahterakan rakyat. Salah satu kunci utama dalam keberhasilan

reformasi industry wisata adalah adanya kolaborasi yang besinergi dengan biaya

pembangunan antara provinsi dengan kabupaten/kota contohnya Kabupaten

Bintan, dimana akhirnya akan berdampak secara langsung kepada peningkatan

biaya ekonomi pembangunan daerah maritim dan kesejahteraan masyarakat

kawasan pesisir.

Pemerintah Kabupaten Bintan melakukan reformsi industry maritime dan

wisata bahari dengan pengelolaan pembangunan kegiatan pariwisata untuk

masyarakat dalam mengelola ptensi wisata di kawasan pesisir. Dalam Badan

Usaha Milik Desa melalui dana alokasi desa, setiap desa mendapat biaya ekonomi

pembangunan sekitar 1,5 Miliar yang mana pembangunan atau pengelolaannya

diserahkan ke masyarakat kawasan pesisir. Contoh kegiatan pariwisata yang

dikelola Badan Usaha Milik Desa adalah pengelola rumah pengenapan terapung

(kelong), pengembangan wisata desa mangrove atau desa gurun sahara.


Pembangunan wisata kawasan pesisir penting dibahas untuk menjelaskan biaya

ekonomi pembangunan di kawasan pesisir yang mempengaruhi pengembangan

industry maritime salah satunya wisata bahari di Kabupaten Bintan.

Pemerintah Kabupaten Bintan Melakukan koordinasi untuk semakin

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan khusunya mancanegara. Dengan

target wisatawan yang ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bintan menyatakan

akan menargetkan wisatawan dengan menyaingi angka Rp. 300 Miliyar. Komsep

kolaborasi juga diterapkan sebagai salah satu pengembangan daya tarik wisata,

dimana wisatawan akan berkeliling di wisata bahari di Kabupaten Bintan untuk

melihat destinasi yang ada. Selain itu pemerintah juga melakukan event wisata di

Kepulauan Riau salah satunya di Kabupaten Bintan untuk menarik wisatawan

mancanegara untuk melihatnya.

Pemerintah Kabupaten Bintan menargetkan pendapatan asli pendapatan

asli daerah (PAD) yang bersumber dari sektor pariwisata pada tahun 2023

mencapai Rp168 Miliar, meningkat sekitar 250 persen dibandingkan tahun

sebelumnya. Dengan sumber pendapatan dari sektor pariwisata berupa pajak dan

retribusi dalam pengelolaan hotel, resort, restoran dan destinasi wisata.Hingga

pertengahan Februari 2023, kata dia lagi, penerimaan daerah dari sektor

pariwisata mencapai Rp16,2 miliar. Peningkatan PAD sektor pariwisata

dipengaruhi jumlah kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara.target kunjungan wisman dan wisatawan domestik tahun 2023

mencapai satu juta orang. Target tersebut potensial terealisasi, karena Bintan

merupakan salah satu daerah di Indonesia yang disukai wisatawan domestik dan
mancanegara. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan

wisatawan mancanegara ke Bintan yang terus meningkat juga menambah gairah

pengusaha untuk mengembangkan bisnis pariwisata di Bintan.

Sektor pariwisata di Bintan merupakan jantung penerimaan daerah

terbesar dibanding sektor lainnya. Tahun 2023, Pemkab Bintan menargetkan

pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari sektor pariwisata pada tahun

2023 mencapai Rp 168 Miliar, meningkat sekitar 250 persen dibandingkan tahun

sebelumnya. Dari Januari - pertengahan Februari 2023, penerimaan daerah dari

sektor pariwisata mencapai Rp 16,2 Miliar.

Literature Review

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan teoritis,

dimana untuk menjelaskan tentang reformasi wisata bahari. Dengan demikian

penjelasan tersebut akan memudahkan pembaca untuk memahaminya.

Dalam industri maritim, akan mengutamakan posisi pasar dimana

berhubungan deengan para pengunjung wisata dan pesaing daya tarik wisata.

Definisi Pariwisata merupakan salah satu kegiatan rekreasi untuk melepaskan diri

dari pekerjaan rutin atau menacari suasana baru. Sebagai suatu aktivitas,

pariwisata telah menjadi bagian yang sangat penting dari kebutuhan dasar

masyarakat. Pariwisata terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan

kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan,

dan sebagainya. menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 “Pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung bebagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

daerah”. Wisata bahari dapat disebut juga sebagai wisata yang mana tempatnya

stersebut didominasi perairan dan kealautan dan memiliki keindahan dan keunikan

pesisir pantai. Selain itu sebagai bentuk usaha dalam memanfaatkan wilayah

pesisir dan meningkatkan kesadaran akan menjaga ekosistem alam khususnya laut

dan pantai. (Mutaqqin, Hadi. 2013).

Berasarkan pengertian diatas, pariwisata merupakan suatu tempat objek

yang banyak didatangani oleh masyarakat lokal maupun masyarakat non-lokal.

Selain itu tedapat juga wisata bahari yang kebanyakan di kelola oleh masyarakat

pesisir pantai contohnya di Kabupaten Bintan. masyarakat pesisir merupakan

suatu komunitas yang mengantungkanhidupnya dengan sumber daya pesisir

dengan salah satunya yaitu mengelola objek wisata bahari yang terletak

dikawasan pesisir. Dalam wisata bahari pengembangan wisata memiliki banyak

potensi yaitu dengan peningkatan ekonomi jenis wisata kelautan yang memiliki

dampak besar kepada masayarakat di daerah pesisir. Masyarakat akan menadapat

penghasilan dari menawarkan jasa maupun produk kepada wisatawan. Selain itu

juga meningkatan potensi pendapatan daerah dari sektor pariwisata secara

signifikan. Terdapat sarana konservasi yang mana wisatawan dapat mengetahui

keunikan maupun beragam hal yang berkaitan dengan wisata tersebut dan

diharapkan hal tersebut dapat menambah keminatan wsatawan terhadap wisata

bahari. Wisata bahari terdapat perbedaan dengan wisata lainnya yaitu dari wisata

bahari banyak hal yang dapat dipelajari maupun yang tidak pernah kita jumpai

sebelumnya.
Konsep wisata bahari dapat dilihat dari keindahan alam, keunikan,

panorama, karakteristik masyarakat, budaya, ekosistem dan kekhasan seni yang

menjadi daya tarik dari setiap wilayah wisata. Dalam pengembangan wisata bahari

memegang prinsip ekowisata, yang didalamnya terdapat prinsip berkelanjutan

berupa sumbangan bagi kelangsusngan lingkungan baik secara jangka pendek

maupun panjang. Daya saing nasional sebagai hasil kemampuan suatu bangsa

untuk mencapai atau mempertahankan posisi menguntungkan diantara negara-

negara. Ia mendefiniskan daya saing nasional sebagai hasil kemampuan suatu

bangsa untuk mencapai atau mempertahankan posisi menguntungkan diantara

negara-negara lain di sektor industry utama (Tsai, Song, dan Wong, 2009). Daya

saing wisata secara langsung memepengaruhi penerimaan dan pengeluaran

pengunjung dalam pariwisata, selain itu juga secara tidak langsung wsiata

mempengaruhi kinerja bisnis yang terkait dengan pariwisata, hotel dan lain-lain.

tujuan wisata tetap menjadi pilihan salah satu keputusan yang dipilih wisatawan,

dimana keputusan tersebut mempengaruhi sejumlah faktor eksternal, seperti

keamanan, citra negara, daya tarik dan lain-lain.


BAB II
PEMBAHASAN

Wilayah perairan (lautan, sungai, danau) yang memiliki 72% wilayah

permukaan dunia menunjukkan kemampuan dan kemampuan aset tetap bagi

kemajuan suatu negara yang tergabung dalam kabupaten. Kegiatan jalur

perdagangan nasional dan internasional terbantu dengan keberadaan kawasan ini.

Indonesia memanfaatkan posisinya sebagai negara kepulauan dengan luas

perairan 67% dan posisi lintas benua dan lintas samudera. Untuk mendukung

pemanfaatan sumber daya alam, energi, dan berbagai aspek terkait lainnya,

berbagai kegiatan di industri maritim memerlukan keahlian teknik. Berbagai

masalah yang belum terselesaikan dalam kegiatan industri maritim yang

membutuhkan penelitian tambahan. Ilmuwan dan teknolog perlu segera

memunculkan banyak ide baru dalam sains dan teknologi jika mereka ingin

mendapatkan hasil terbaik dan mempertahankannya.

Pendekatan Willingness to Accept (WTA) dan Willingness to Pay (WTP)

digunakan dalam proses analisis data. WTA adalah metode penilaian sumber daya

non pasar dimana kesediaan seseorang untuk menerima penurunan sesuatu diukur

(Fauzi, 2004). WTP adalah metode penilaian sumber daya non-pasar yang melihat

jumlah maksimum orang yang bersedia menyerahkan satu barang atau jasa untuk

mendapatkan yang lain. Fauzi 2004). Contingent Valuation Method (CVM)

digunakan untuk mendapatkan nilai WTA dan WTP dalam penelitian ini. Metode

ini adalah metode berbasis tinjauan untuk menilai seberapa besar nilai

individu/wilayah lokal barang dagangan, layanan, dan kenyamanan. Menurut


Patunru (2004), metode ini banyak digunakan untuk memperkirakan nilai sesuatu

yang belum diperdagangkan di pasar.

Menurut Rahardjo Adisasmita (2008), perbedaan antara perencanaan

sektoral dan perencanaan wilayah adalah bahwa wilayah adalah wilayah yang

memiliki sifat alam dan manusia yang sama dan memiliki batas administrasi yang

jelas sesuai dengan hukum yang berlaku.

1. Penekanan yang lebih besar pada ruang dan tata ruang

a. Menggunakan prinsip desentralisasi

b. Tujuan pembangunan daerah

c. Harus ada keterpaduan antar sektor atau lembaga

2. Pembangunan daerah lebih difokuskan pada sektor ekonomi.

a. Mengenal wilayah dan potensi, kendala, dan permasalahannya.

b. Perencanaan Sektoral

c. Alih-alih ruang, aspal merupakan fokus utama perencanaan sektoral.

d. Penyuluhan meliputi industri perjalanan, pertanian, industri,

pertambangan, listrik, air, pertukaran dan administrasi, uang dan

perbankan.

e. Menggunakan prinsip dekonsentrasi (top-down)

f. Bertujuan untuk pembangunan daerah

g. Tidak melihat dimensi kepentingan yang sangat penting

Untuk mengembangkan suatu daerah, beberapa teori harus dijadikan

landasan atau acuan dalam pembangunan wilayahnya. Hipotesa Perbaikan

teritorial adalah hipotesis yang masuk akal tentang bagaimana lokal itu akan
membuat, elemen yang akan membuat lokal buat dengan bagaimana jalannya

perbaikan.

Kebutuhan dasar seseorang—sandang, pangan, papan, air bersih,

kesempatan melanjutkan pendidikan, dan pekerjaan yang layak—semuanya

ditanggung oleh kesejahteraan. Bantuan pemerintah daerah atau bantuan sosial

pemerintah sesuai dengan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009, khususnya

keadaan terpenuhinya kebutuhan materiil, mendalam, dan sosial bagi penduduk

agar dapat hidup layak dan memiliki pilihan untuk menghidupi diri sendiri, agar

dapat melakukan kemampuan sosialnya. Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) belum

memanfaatkan potensi maritimnya secara maksimal. Padahal, pemerintah

menyadari bahwa Kepulauan Riau memiliki potensi untuk menghasilkan devisa

bagi negara. Kepulauan Riau memiliki sekitar 2.400 pulau yang sering disebut

sebagai Indonesia yang lebih kecil dari perkiraan. Pemerintah dan masyarakat

harus bersemangat membangun Kepulauan Riau yang berbasis laut karena kondisi

ini.

Kabupaten bintan yang memiliki kawasan wisata global. Gaji terbesar

Bintan berasal dari kawasan industri travel, namun objek wisata bahari di Bintan

belum bisa diawasi dan dilibatkan mengingat pemerintah daerah belum memiliki

posisi yang memadai untuk mengawasi potensi laut, dan titik fokus perbaikannya

adalah masih di area tengah. Wilayah perairan yang luas mendominasi perairan

Kabupaten Bintan, membatasi kekayaan sumber daya alam (SDA) berupa sarana

dan prasarana. Padahal, mayoritas masyarakatnya adalah nelayan. Kesejahteraan

masyarakat nelayan akan sangat meningkat jika hal ini dimaksimalkan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Memanfaatkan ekonomi maritim untuk mendukung posisi Indonesia

sebagai poros maritim dunia, wilayah Kabuapten Bintan mengembangkan potensi

pariwisatanya. Banyak potensi di Kabupaten Bintan yang belum termanfaatkan,

dan jika pariwisata di Bintan dikembangkan, bisa menguntungkan baik

Kabuapaten Bintan secara keseluruhan maupun Kepulauan Riau sebagai provinsi.

Kondisi laut belakang Bintan tercemar limbah pabrik, dan ada pipa dari Pertamina

yang menghalangi wisatawan untuk berwisata bawah laut. Kedua faktor ini

memiliki efek negatif pada ekonomi maritim.

B. Saran

Untuk lebih menyadarkan diri akan potensi ekonomi maritim dan wisata

bahari yang ada dengan melindungi dan memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai