Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325285193

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS DALAM


PERSPEKTIF SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Article · May 2018

CITATIONS READS

2 6,650

1 author:

Ali dejan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS DALAM PERSPEKTIF SUSTAINABLE DEVELOPMENT View project

All content following this page was uploaded by Ali dejan on 22 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS DALAM PERSPEKTIF
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
Oleh: Abdussalam Ali Dejan
Government Affairs and Administration
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
abdussalam.ali.2015@fisipol.umy.ac.id

LATAR BELAKANG MASALAH


Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Daerah Tujuan Wisatawan (DTW) di
Indonesia yang banyak diminati oleh wisatawan karena keragaman budaya dan pesona
alam sehingga dikenal dengan Kota Pelajar dan Kota Pariwisata. Tak heran setiap tahun
jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara mengalami peningkatan karena
Daerah Istimewa Yogyakarta yang relative aman dan nyaman dengan masyarakat yang
terkenal keramah tamahan.

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta yang memiliki beragam potensi wisata mulai dari kekayaan alam pantai, goa,
taman hiburan, bukit, pegunungan maupun sentra industri kerajinan. Keragaman destinasi
pariwisata ini disertai juga dengan komponen pendukung sebagai prasyarat untuk menarik
kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul seperti hotel atau penginapan, restauran dan
lain-lain. Hal ini menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung
ke objek wisata yang berada di Kabupaten Bantul.
Aset Pariwisata Kabupaten Bantul 2011
Tabel 1.1

Sumber: Buku Statistik Kepariwisataan DIY


Keberagaman potensi wisata tersebut menjadi salah satu yang memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besarnya kontribusi ini tergantung pada
jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul. Apabila jumlah kunjungan mengalami
peningkatan maka aka nada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor
pariwisata.

Pantai Parangtritis merupakan objek wisata pantai andalan di Kabupaten Bantul


karena memiliki potensi yang sangat menarik dengan keindahan dan keunikan gumuk pasir.
Dengan keberagaman tersebut menjadi magnet tersendiri untuk wisatwan melakukana
kunjungan ke objek wisata Pantai Parangtritis baik untuk berlibur, sekedar melepas penat
dari kesibukan aktivitas sehari-hari atau untuk melakukan pendidikan berupa penelitian.
Untuk menjaga potensi yang dimiliki objek wsisata Pantai Parangtritis maka perlu diadakan
upaya perencanaan dan perbaikan secara tertata untuk pengembangannya.
Pengembangan Pantai Parangtritis sebagai salah satu usaha menata kawasan wisata yang
representatif dengan mengangkat potensi-potensi yang ada sehingga pengembangan objek
wisata ini diharapkan mampu mampu meningkatkan kualitas objek wisata dan lingkungan
masyarakat sekitar.

Perlunya peran pemerintah dalam melakukan pengembangan pariwisata objek


wisata Pantai Parangtritis, selain itu perlunya keterlibatan stakeholder dan masyarakat.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha melakukan pengembangan objek wisata di Pantai
Parangtritis dengan menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan pengunjung
seperti kamar mandi, pendirian Tugu Sudirman sebagai landmark, penyediaan lapangan
parkir untuk bus- bus wisata dan kendaraan pribadi, penataan kios-kios yang memanjang
sepanjang pantai. Namun, seiring dengan pengembangan yang telah diusahakan oleh
pemerintah banyaknya keikutcampuran steak holder yang membawa berbagai kepentingan
dan bercampur aduk yang apabila dibiarkan dapat menurunkan kualitas objek wisata
bahkan memperburuk citra objek wisata Pantai Parangtritis. Keikutsertaaan stakeholder atau
bisa kita sebut dengan oknum baik dari pemerintahan daerah hingga pmerintahan desa
yang berdapak negatif dengan adanya aturan aturan yang menyulitkan dan peraturan yang
berat sebelah hal tersebut mengakibatakan adanya dugaan-dugaan kecurangan dan seakan
oknum tersebut membuat aturan yang berat sebelah karena sudah dicampuri oleh
kepentingan-kepentingan diluar dari kepentingan masyarakat yang terkait.

Beragamnya aktivitas yang ada di objek wisata Pantai Parangtritis ternyata saling
bergesekan dengan berbagai kepentingan. Aktivitas – aktivitas tersebut antara lain
berwisata, aktivitas sehari-hari masyarakat, aktivitas ekonomi masyarakat setempat maupun
pendatang. Keadaan tersebut kalau tidak ditangani dengan cermat akan terjadi antara lain
berupa menurunnya kualitas yang akan mempengaruhi terhadap lingkungan dan budaya
setempat. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah yang memberikan kewenangan
terhadap dinas terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul untuk
melakukan strategi pengembangan yang berbasis sustainable development atau
pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi


kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan
tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka (Sudarmadji : 2008). Diharapkan pengembangan pariwisata
di objek wisata Pantai Parangtritis yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul mampu berjalan sesuai dengan apa yang dimaksud dengan sustainable
development bukan seperti maraknya pembangunan yang bersifat instan. Proses
pengembangan tersebut membawa proses perubahan secara terencana dengan
memikirkan tiga pilar yaitu ekonomi, social dan lingkungan. Ketika suatu pembangunan yang
dilakukan baik itu berupa pengembangan pariwisata mempengerahui peningkatan ekonomi
dan kesejahteraan social tanpa menambah permasalahan lingkungan maka pembangunan
tersebut bisa dikatakan sustainable development.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengembangan objek wisata Pantai Parangtritis dalam perspektif


sustainable development (pembangunan berkelanjutan)?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengembangan objek wisata Pantai Parangtritis dalam perspektif


sustainable development (pembangunan berkelanjutan).

PEMBAHASAN

Dalam pengembangan pariwisata pemerintah memberikan kewenangan terhadap


dinas terkait, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul memiliki peran
penting dalam melakukan pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata ini
menjadi salah satu terobosan untuk mendorong perekonomian masyarakat, meningkatkan
pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas lapangan
kerja dan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul
mengajak berbagai stakeholder yang ada baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta
atau pelaku bisnis untuk bersama-sama untuk mengembangkan kegiatan di sektor
pariwisata secara sebenar-benarnya untuk sebesar-besarnya demi kepentingan seluruh
masyarakat, bangsa, negara, dan bahkan dunia, ketahanan budaya.

Adapun tujuan pembangunan kebudayaan dan pariwisata sebagaimana tertuang


dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan kebudayaan dan pariwisata, dengan sasaran sebagai
berikut:
1. Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya, penghargaan
budaya, dan kelompok budaya;
2. Meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata;
3. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul memiliki visi “Lestari dan
berkembangnya kebudayaan dan pariwisata yang memberdayakan dan mensejahterakan
rakyat” menyikapi permasalahan diatas melakukan strategi pengembangan pariwisata.

Pantai Parangtritis merupakan kawasan wisata pantai dengan Perbukitan karst di


sebelah timur, merupakan kondisi fisik yang cukup bagus. terletak kurang lebih 27 kilometer
di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis ini berada di wilayah Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Terdapat keunikan di objek wisata
Pantai Parangtritis ini adalah adanya gumuk pasir, dan hanya satu di Indonesia yaitu di
Yogyakarta. Selain itu, gumuk pasir di pantai Parangtritis merupakan gumuk pasir terbesar
se Asia Tenggara.

Berikut beberapa kebijakan pengembangan objek wisata di kawasan objek wisata


Pantai Depok adalah:
a. Memperdayakan dan melibatkan peran serta masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan kepariwisataan.
b. Mengembangkan potensi objek dan daya tarik wisata dengan tetap melestarikan
kekhasan potensi wisata.
c. Memanfaatkan potensi lintas sektoral dan lintas wilayah untuk mencapai tujuan
pengembangan pariwisata.
d. Mendasarkan pengembangan pada perencanaan yang sistematis dan
berkesinambungan.
e. Mendorong sektor swasta berperan serta dalam kegiatan-kegiatan pariwisata.
f. Mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan hidup.

Selain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah dipaparkan diatas dengan memiliki
peran merumuskan arah kebijakan pengembangan, mengatur dan menyediakan
infrastruktur obyek wisata, berbicara pengembangan pariwisata akan terkait dengan peran
empat stakeholder utama, yaitu Pemerintah Daerah (dinas lain), masyarakat sekitar objek
wisata, dunia usaha dan pengguna layanan atau pengunjung wisata. Untuk peran dari
Pemerintah Daerah selain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ada dinas dinas lain yang
memiliki peran dalam pengembangan pariwisata diantaranya Dinas Perijinan berperan
mengeluarkan ijin usaha, jasa wisata, Bappeda memiliki peran dengan menetapkan RTRW
(rencana tata ruang wilayah) dan Dinas Pendapatan Daerah memiliki peran dalam
memungut retribusi daerah. Masayarakat sekitar objek wisata adalah masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar objek wiata pantai Parangtritis dan mendapat penghidupan dari
kegiatan pariwisata. Dunia usaha yang dimaksud disini adalah para pengusaha atau
perorangan yang memiliki usaha dalam bidang pelayanan jasa pariwisata yang meliputi jasa
biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa informasi
pariwisata, jasa konsultan pariwisata, dan jasa konvensi, perjalanan insentif serta pameran,
dan lain-lain. Pengunjung wisata atau wisatawan adalah para pengunjung obyek wisata baik
local maupun mancanegara yang ingin mendapatkan jasa layanan wisata dengan dikenakan
retribusi pajak.

Dalam pengembangan objek wisata Pantai Parangtritis akan berhubungan dengan


pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Menurut Budimanta (2005)
menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu
cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia
tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk
menikmati dan memanfaatkannya. Sedangkan, Sustainable development dikutip dari
(Ramdani, 2013) “On the other hand, a new model inspired by the Brundtland Commission
report (WCED,1987) argues that development should balance between meeting the needs
of the present generation and maintaining the ability of future generations to meet their
needs (Kates, Parris, & Leiserowitz, 2005).

Haris (2000) dalam Fauzi 2004, melihat bahwa konsep keberlajutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman ada tiga yaitu:

1. Aspek ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu


menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan
pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang
dapat merusak produksi pertanian dan industri.
2. Aspek lingkungan : Sistem keberlanjutan secara lingkungan harus mampu
memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam
dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan
keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang
tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
3. Aspek sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan,
pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

Sedangkan, menurut Brundtland (1987) ”Sustainable Development Goals (SDGs)


call for socially inclusive and environmentally sustainable economic growthTo achieve the
economic, social, and environmental objectives of the SDGs, a fourth objective must also be
achieved: good governance. Governments must carry out many core functions to enable
societies to prosper. Among these core functions of government are the provision of social
services such as health care and education; the provision of infrastructure such as roads,
ports, and power; the protection of individuals from crime and violence; the promotion of
basic sci- ence and new technologies; and the implementation of regulations to protect the
environment” (Sachs, 2015).

a. Aspek ekonomi

Dalam aspek ekonomi, terlihat pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata Kabupaten Bantul telah melakukan usaha pemberdayaan ekonomi rakyat di
Pantai Parangtritis yang sangat berpotensi dalam meingkatkan perekonomian untuk
masyarakat sekitar dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) nsehingga
tercapainya peningkatan kesejahteraan sosial. Dengan dilakukannya upaya pengembangan
Obyek Wisata Pantai Parangtritis sehingga menjadi tempat wisata yang unik dan tempat
wisata yang dapat dijadikan wadah untuk memberdayakan perekonomian masyarakat di
sekitar maupun masyarakat luas.

Telah dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah Panati


Parangtritis dalam menyediakan fasilitas dalam bidang kegiatan wisata seperti arena untuk
atraksi seni dan budaya, galeri karya/ kerajinan, area jemur ditepi pantai/ duduk-duduk, dan
lain sebagainya. Serta fasilitas penunjang lainnya seperti penginapan, restoran, kios-kios
yang berjejer sepanjang pantai, tempat parkir untuk bus dan kendaraan pribadi, kamar
mandi, tempat ibadah dan lain-lain. Bila dimungkinkan dengan adanya fasilitas olah raga
lainnya seperti bola voli, ataupun penyediaan kolam renang untuk alasan-alasan tertentu.
Selain, dalam bidang penyedia sarana dan prasarana Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata juga melalukan pengelolaan berbasis masyarakat. Ketika pemerintah melakukan
pengembangan pariwisata maka akan meningkatnya perekonomian yang lebih memerlukan
persaingan, sehingga masyarakat dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan
guna mengimbangi perubahan perekonomian dari pengembangan pariwisata tersebut.
Dengan adanya pengelolaan dan pengembangan suatu objek wisata yang berbasis
masyarakat, untuk mendapatkan hasil yang optimal maka diperlukan pembinaan dan
pelatihan-pelatihan kepada seluruh masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan dan
pengembangan objek wisata. Pelatihan dan pembinaan tersebut harus dilakukan secara
berkala untuk meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata, sehingga angka kemiskinan di
sekitar lokasi wisata dapat tertekan dengan baik. Berikut beberapa fungsi bimbingan dan
pelatihan kepada masyarakat di sekitar objek wisata, antara lain:

1. Dapat menciptakan pekerjaan di sektor pariwisata terutama bagi masyarakat


miskin.
2. Menjadikan masyarakat setempat sebagai pemasok barang dan jasa pariwisata.
3. Mendorong masyarakat untuk terlibat, baik dalam bentuk pengelola, maupun
sebagai penjual barang dan jasa wisata langsung kepada wistawan.
4. Mendorong masyarakat menjadi pemilik dan pelaku usaha jasa pariwisata yang
baik.

Selain itu, tingginya tingkat jumlah pengunjung ke objek wisata Pantai Parangtritis
menjadi tinnginya tingkat daya saing para investor untuk menanamkan modalnya guna
dalam penyedian jasa kegiatan pariwisata baik itu penginapan dimulai dari losmen samapi
hotel berbintang, rumah makan/restaurant dan lain sebagainya.

Dari penyedian sarana dan prasaranan kepariwisataan dan pelatihan berbasis


masyarakat tersebut, secara langsung memberikan kontribusi terhadap perekonomian
masyarakat sekitar objek wisata Pantai Parangtritis, masyarakat dituntut untuk mampu
berkompeten dalam menghadapi peluang ekonomi dari kegiatan pariwisata. Hal tersebut
juga mampu memberikan lapangan pekerjaan seperti dengan membuka restoran atau
rumah makan, membuka kios-kios oleh-oleh atau cinderamata, membuka penginapan dan
lain sebagainya. Untuk masyarakat sekitar yang tidak memiliki modal membuka usaha
tersebut masih tetap bisa merasakan dampak positifnya salah satunya dari adanya para
investor yang menanam modal di lokasi sekitar objek wisata Pantai Parangtritis akan banyak
membutuhkan tenaga kerja yang biasanya diutamakan masyarakat sekitar. Selain,
memberikan banyak keuntungan untuk masyarakat sekitar objek wisata Pantai Parangtritis
juga memberikan kontribusi langsung untuk pemerintah daerah yaitu memberikan pengaruh
terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pajak, retribusi parkir dan lain-lain.
Tingginya pendapatan asli daerah (PAD) itu sendiri sangat tergantung dengan banyaknya
jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Parangtritis.

b. Aspek Lingkungan

Ciri khas atau keunikan dari Pantai Parangtritis adalah adanya gumuk pasir (sand
dunes) tipe bulan sabit (barchan) yang menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Saat ini
keberadaan gumuk pasir itu mulai terganggu oleh aktivitas manusia.

Banyaknya aktivitas kegiatan pariwisata yang dilakukan baik itu pengembangan yang
dilakukan pemerintah, kegiatan ekonomi masyarakat ataupun kegiatan lainnya akan memicu
permasalahan lingkungan sekitar objek wisata Pantai Parangtritis. Permasalahan tersebut
terhadap penurunan kualitas lingkungan, ekosistem laut, banyaknya sampah berserakan.
Semakin banyak tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis maka semakin
tinngi pula aktivitas kegiatan pariwisata yang dilakukan, banyaknya kendaraan pribadi dan
umum yang menyebabkan pencemaran lingkungan dari asap kendaraan tersebut. Selain
itu, banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis dengan tujuan berlibur,
mencari ketenangan dari kesibukan aktivitas sehari-harinya untuk menikmati keindahan
yang dimiliki objek wisata Pantai Parangtritis namun kurangnya kesadaran akan tetap
menjaga lingkungan sekitar dan lingkungan laut. Sehingga banyak ditemukan sampah
bekas makanan pengunjung berserakan di sekitar bibir pantai dan lingkungan fasilitas umum
lainnya.

Keunikan objek wisata Pantai Parangtritis yang membedakan dengan objek wisata
pantai lainnya adalah adanya gumuk pasir, dan di Indonesia hanya ada di Pantai
Parangtritis dan terbesar di Asia Tenggara. Gumuk pasir tersebut menjadi magnet bagi
wisatawan lokal karena tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri hanya untuk melihat bukit-
bukit berpasir. Gumuk pasir yang ada di pantai parangtritis telah diakui sebagai world
heritage atau warisan dunia PBB. Gumuk pasir pantai parangtritis itu telah dikelola dengan
baik oleh masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Namun, gumuk pasir pantai
parangtritis ini terancam hilang jika pemerintah tidak segera membuat kebijakan
perlindungan. Adanya aktivitas manusia dalam berbagai sector mengancam keberadaan
warisan dunia yang langka ini. Banyaknya ekploitasi liar, gumuk pasir berfungsi sebagai
daerah tangkapan air hujan. Dilokasi sekitar gumuk pasir tersebut tidak ada sumber air
sama sekali selain dari air hujan. Maka, apabila gumuk pasir terus dilakukan over eksploitasi
maka penyempitan lahan gumuk pasir akan semakin parah. Selain itu, adanya gumuk pasir
dimanfaatkan warga sekitar untuk membuka peluang usaha berdagang sehingga banyak
lahan gumuk pasir dijadikan area pemukiman. Gumuk pasir juga dimanfaatkan untuk
tambak udang. Adanya pendiri tambak udang dikawasan tersebut merusak tanaman,
sehingga selain aktivitas pengunjung untuk berwisata tambak udang juga semakin besar
mengancam bagi gumuk pasir yang kini menjadi laboratorium geoparsial tersebut.

c. Aspek social

Pengembangan pariwisata di objek wisata Pantai Parangtritis yang dilakukan oleh


pemerintah dan mendapat dukungan positif dari peran swasta atau para dunia usaha serta
masyarakat memberikan pengaruh terhadap aspek ekonomi dan lingkungan juga
berpengaruh terhadap aspek sosial. Dalam aspek sosial yang menjadi peran utama dan
yang merasakan dari semua kegiatan pariwisata adalah masyarakat sekitar.

Perubahan sosial yang dirasakan cukup signifikan yang mengarah lebih modern,
sehingga masyarakat diperlukan kesiapan yang cukup serius. Untuk menyikapi hal tersebut
perlunya juga peran pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menghadapi
perubahan sosial, karena ketika masyarakat tidak mampu mempersaingi atau mengikuti
perkembangan yang diakibatkan dari kegiatan pengembangan pariwisata tersebut maka
masyarakat tersebut akan kalah saing dan tidak akan mendapatkan dampak positif atau
banyaknya keuntungan akan tetapi hanya merasakan permasalahan dari kegiatan
pengembangan pariwisata di Pantai Parangtritis.

Masyarakat dituntut harus mulai mengembangkan potensi dirinya melalui


keikutsertaan dalam pelatihan dan keterampilan yang diadakan pemerintah, seperti
pelatihan keterampilan membuat cinderamata, ikut berpartisipasi dalam usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM), mengadakan event-event kepariwasataan. Hal tersebut juga
berguna untuk memajukan dan mempromosikan potensi yang dimiliki objek wisata pantai
parangtritis kepada masyarakat luas. Selain itu, untuk mendukung dalam menghadapi
perubahan sosial tersebut perlu adanya hubungan antar masyarakat terjalin komunikasi dan
interaksi yang baik, merangkul supaya mampu mengimbangi tidak mengganggu aktivitas
sosial masyarakat di dalamnya.

Secara langsung tuntutan tersebut memberikan dukungan juga terhadap kegiatan


pengembangan pariwisata di pantai parangtritis, ketika masyarakat mampu menghadapi
pengaruh sosial diatas maka akan terciptanya tujuan dari kegiatan pengembangan
pariwisata itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdani, Rijal. 2013. “The Debate of Development Idea : What Do We Mean by


Development and How Do We Measure It ? The Debate of Development Idea.”
Yogyakarta: UMY.

Sachs, Jeffrey D. 2015. The Age of Sustainable Development.

Budimanta, A., 2005. Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan


Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21. Jurnal.
Yogyakarta : Fakultas Arsitektur Universitas Gadjah Mada.

Fauzi. A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Sudarmadji. 2008. Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup dan Otonomi Daerah.


Jurnal

Buku Statistik Kepariwisataan DIY

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai