net/publication/325285193
CITATIONS READS
2 6,650
1 author:
Ali dejan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS DALAM PERSPEKTIF SUSTAINABLE DEVELOPMENT View project
All content following this page was uploaded by Ali dejan on 22 May 2018.
Beragamnya aktivitas yang ada di objek wisata Pantai Parangtritis ternyata saling
bergesekan dengan berbagai kepentingan. Aktivitas – aktivitas tersebut antara lain
berwisata, aktivitas sehari-hari masyarakat, aktivitas ekonomi masyarakat setempat maupun
pendatang. Keadaan tersebut kalau tidak ditangani dengan cermat akan terjadi antara lain
berupa menurunnya kualitas yang akan mempengaruhi terhadap lingkungan dan budaya
setempat. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah yang memberikan kewenangan
terhadap dinas terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul untuk
melakukan strategi pengembangan yang berbasis sustainable development atau
pembangunan berkelanjutan.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PEMBAHASAN
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul memiliki visi “Lestari dan
berkembangnya kebudayaan dan pariwisata yang memberdayakan dan mensejahterakan
rakyat” menyikapi permasalahan diatas melakukan strategi pengembangan pariwisata.
Selain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah dipaparkan diatas dengan memiliki
peran merumuskan arah kebijakan pengembangan, mengatur dan menyediakan
infrastruktur obyek wisata, berbicara pengembangan pariwisata akan terkait dengan peran
empat stakeholder utama, yaitu Pemerintah Daerah (dinas lain), masyarakat sekitar objek
wisata, dunia usaha dan pengguna layanan atau pengunjung wisata. Untuk peran dari
Pemerintah Daerah selain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ada dinas dinas lain yang
memiliki peran dalam pengembangan pariwisata diantaranya Dinas Perijinan berperan
mengeluarkan ijin usaha, jasa wisata, Bappeda memiliki peran dengan menetapkan RTRW
(rencana tata ruang wilayah) dan Dinas Pendapatan Daerah memiliki peran dalam
memungut retribusi daerah. Masayarakat sekitar objek wisata adalah masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar objek wiata pantai Parangtritis dan mendapat penghidupan dari
kegiatan pariwisata. Dunia usaha yang dimaksud disini adalah para pengusaha atau
perorangan yang memiliki usaha dalam bidang pelayanan jasa pariwisata yang meliputi jasa
biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa informasi
pariwisata, jasa konsultan pariwisata, dan jasa konvensi, perjalanan insentif serta pameran,
dan lain-lain. Pengunjung wisata atau wisatawan adalah para pengunjung obyek wisata baik
local maupun mancanegara yang ingin mendapatkan jasa layanan wisata dengan dikenakan
retribusi pajak.
Haris (2000) dalam Fauzi 2004, melihat bahwa konsep keberlajutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman ada tiga yaitu:
a. Aspek ekonomi
Selain itu, tingginya tingkat jumlah pengunjung ke objek wisata Pantai Parangtritis
menjadi tinnginya tingkat daya saing para investor untuk menanamkan modalnya guna
dalam penyedian jasa kegiatan pariwisata baik itu penginapan dimulai dari losmen samapi
hotel berbintang, rumah makan/restaurant dan lain sebagainya.
b. Aspek Lingkungan
Ciri khas atau keunikan dari Pantai Parangtritis adalah adanya gumuk pasir (sand
dunes) tipe bulan sabit (barchan) yang menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Saat ini
keberadaan gumuk pasir itu mulai terganggu oleh aktivitas manusia.
Banyaknya aktivitas kegiatan pariwisata yang dilakukan baik itu pengembangan yang
dilakukan pemerintah, kegiatan ekonomi masyarakat ataupun kegiatan lainnya akan memicu
permasalahan lingkungan sekitar objek wisata Pantai Parangtritis. Permasalahan tersebut
terhadap penurunan kualitas lingkungan, ekosistem laut, banyaknya sampah berserakan.
Semakin banyak tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis maka semakin
tinngi pula aktivitas kegiatan pariwisata yang dilakukan, banyaknya kendaraan pribadi dan
umum yang menyebabkan pencemaran lingkungan dari asap kendaraan tersebut. Selain
itu, banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis dengan tujuan berlibur,
mencari ketenangan dari kesibukan aktivitas sehari-harinya untuk menikmati keindahan
yang dimiliki objek wisata Pantai Parangtritis namun kurangnya kesadaran akan tetap
menjaga lingkungan sekitar dan lingkungan laut. Sehingga banyak ditemukan sampah
bekas makanan pengunjung berserakan di sekitar bibir pantai dan lingkungan fasilitas umum
lainnya.
Keunikan objek wisata Pantai Parangtritis yang membedakan dengan objek wisata
pantai lainnya adalah adanya gumuk pasir, dan di Indonesia hanya ada di Pantai
Parangtritis dan terbesar di Asia Tenggara. Gumuk pasir tersebut menjadi magnet bagi
wisatawan lokal karena tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri hanya untuk melihat bukit-
bukit berpasir. Gumuk pasir yang ada di pantai parangtritis telah diakui sebagai world
heritage atau warisan dunia PBB. Gumuk pasir pantai parangtritis itu telah dikelola dengan
baik oleh masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Namun, gumuk pasir pantai
parangtritis ini terancam hilang jika pemerintah tidak segera membuat kebijakan
perlindungan. Adanya aktivitas manusia dalam berbagai sector mengancam keberadaan
warisan dunia yang langka ini. Banyaknya ekploitasi liar, gumuk pasir berfungsi sebagai
daerah tangkapan air hujan. Dilokasi sekitar gumuk pasir tersebut tidak ada sumber air
sama sekali selain dari air hujan. Maka, apabila gumuk pasir terus dilakukan over eksploitasi
maka penyempitan lahan gumuk pasir akan semakin parah. Selain itu, adanya gumuk pasir
dimanfaatkan warga sekitar untuk membuka peluang usaha berdagang sehingga banyak
lahan gumuk pasir dijadikan area pemukiman. Gumuk pasir juga dimanfaatkan untuk
tambak udang. Adanya pendiri tambak udang dikawasan tersebut merusak tanaman,
sehingga selain aktivitas pengunjung untuk berwisata tambak udang juga semakin besar
mengancam bagi gumuk pasir yang kini menjadi laboratorium geoparsial tersebut.
c. Aspek social
Perubahan sosial yang dirasakan cukup signifikan yang mengarah lebih modern,
sehingga masyarakat diperlukan kesiapan yang cukup serius. Untuk menyikapi hal tersebut
perlunya juga peran pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menghadapi
perubahan sosial, karena ketika masyarakat tidak mampu mempersaingi atau mengikuti
perkembangan yang diakibatkan dari kegiatan pengembangan pariwisata tersebut maka
masyarakat tersebut akan kalah saing dan tidak akan mendapatkan dampak positif atau
banyaknya keuntungan akan tetapi hanya merasakan permasalahan dari kegiatan
pengembangan pariwisata di Pantai Parangtritis.
Fauzi. A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.