Anda di halaman 1dari 12

Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.

php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi tentang Pengembangan


Wisata Gua Selomangleng di Kota Kediri

Heylen Amildha Yanuarita


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Kediri
Kediri, Indonesia 64112
Email : Heylen.Amildha@gmail.com

Abstract
This article aims to determine the extent of the development of Selomangleng Cave in the City of
Kediri in the perspective of sustainable tourism development. In this study the researcher used a
qualitative descriptive method in which the researcher elaborated, described, explained,
concerning matters related to the development of Selomangleng Cave tourism objects, as well as
the development implications, challenges ahead in the perspective of sustainable development. The
results of this study concluded that the development of the Selomangleng Cave of the City of Kediri
was still very minimal, constrained by the issue of land ownership, however there was still an effort
to develop Selomangleng Cave tourism in accordance with the principles of sustainable
development.

Keywords: Sustainable development; tourism; local tourism

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan Gua Selomangleng di Kota
Kediri dalam perspektif pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dalam penelitian ini Peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana peneliti menguraikan, menggambarkan,
menjelaskan, mengenai hal-hal yang terkait dengan pengembangan obyek pariwisata Gua
Selomangleng, serta implikasi pengembangan, tantangan kedepan dalam perspektif pembangunan
berkelanjutan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan wisata Gua Selomangleng
Kota Kediri masih sangat minim, terkendala dengan persoalan kepemilikan lahan, namun demikian
tetap ada usaha pengembangan wisata Gua Selomangleng yang sesuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci: Pembangunan berkelanjutan; wisata; pariwisata lokal

Link DOI : http://dx.doi.org/10.31314/pjia.7.2.136-146.2018

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 136
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

PENDAHULUAN kesempatan masyarakat untuk


Pertumbuhan jumlah penduduk berwirausaha dan sekaligus membuka
yang sangat padat dan ketersediaan atau memperluas lapangan kerja baru
wilayah yang sangat luas, memberikan yang akhirnya dapat meningkatkan
nilai positif bagi negara Indonesia yaitu pendapatan masyarakat, daerah dan
menjadikan negara yang memiliki potensi negara. Selain itu kepariwisataan juga
sumber daya yang sangat besar, andil memberikan pengaruh besar
khususnya dibidang pariwisata. Hal terhadap pemasukan daerah maupun
tersebut terlihat dari indahnya berbagai negara sehingga dampak yang dirasakan
macam pemandangan alam di seluruh Pemerintah Daerah akan cepat
wilayah Indonesia, banyaknya jenis mengalami perubahan. Oleh sebab itu
kebudayaan yang ada, banyaknya pembangunan akan dapat cepat
peninggalan sejarah budaya bangsa, meningkat apabila potensi pariwisata di
tradisi-tradisi unik yang dimiliki oleh daerah juga terus berkembang secara
setiap daerah di Indonesia, sebagaimana berkelanjutan disamping sector lain.
yang ada di Kota Kediri dalam hal ini Konsep pembangunan
wisata Gua Selomangleng. Sesuai berkelanjutan tentu tidak akan terlepas
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 dari konsep pembangunan itu sendiri. Hal
tentang Kepariwisataan, secara garis ini karena menurut paradigm
besar menjelaskan tentang hak dan pembangunan berkelanjutan didasari
kewajiban masyarakat, Wisatawan, perjalanan pelaksanaan pembangunan
pelaku usaha dan Pemerintah. yang semakin tidak terkontrol dalams
Selanjutnya dikatakan bahwa di ebuah negara.
dalam pembangunan kepariwisataan yang Menurut (Hadi, 2012)
komprehensif dan berkelanjutan, perlu pembangunan memiliki makna ganda:
adanya koordinasi lintas sektor, 1. Pembangunan yang lebih
pengaturan kawasan strategis, menekankan pada pertumbuhan
pemberdayaan usaha mikro, kecil dan ekonomi lebih memfokuskan pada
menengah di dalam maupun di sekitar jumlah (kuantitas) produksi dan
destinasi pariwisata. Disamping hal di penggunaan sumber-sumber yang
atas, di setiap daerah yang memiliki ada.
obyek pariwisata perlu pula dibentuk 2. Pembangunan yang menekankan
Badan Promosi Pariwisata, Asosiasi pada perubahan disrtibusi barang-
Kepariwisataan, standarisasi jenis usaha barang esensi hubungan sosial.
dan kompetensi pekerja pariwisata serta Adapun pembangunan
pemberdayaan pekerja pariwisata melalui berkelanjutan disamping didasari oleh
pelatihan atau training. Hak dan perjalanan pelaksanaan pembangunan
kewajiban tersebut di atas perlu di yang semakin tidak terkontrol, juga
optimalkan oleh setiap daerah melalui sebagai upaya pemanfaatan
penyelenggaraan pembangunan pembangunan yang berlansung secara
kepariwisataan yang berkelanjutan. berkesinambungan dengan wawasan
Dengan demikian hal tersebut diharapkan kelestarian budaya serta berbasiskan
dapat memperluas dan memeratakan kepentingan masyarakat. Sedang menurut

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 137
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

WCED (World Commissionon on dalam hal ini pariwisata adalah berbagai


Environment and Development) dalam macam kegiatan manusia di dukung
Hadi (2012) definisi pembangunan berbagai fasilitas serta layanan yang
berkelanjutan adalah merupakan disediakan masyarakat, pengusaha
pembangunan yang diorientasikan untuk maupun pemerintah. Sebuah pariwisata
memenuhi kebutuhan masyarakat masa tentu tidak dapat terlepas dengan industry
sekarang dan masa akan dating serta pariwisata karena adanya industry
untuk melestarikan pembangunan yang pariwisata maka akan menjadi pelengkap
sudah ada agar terus berkembang dan untuk memenuhi segala kebutuhan
terkonsep dengan baik. wisatawan. Pembangunan pariwisata
Pembangunan berkelanjutan berkelanjutan pada dasarnya merupakan
memiliki prinsip-prinsip yang harus bagian dari konsep pembangunan
dipenuhi demi terlaksananya berkelanjutan dengan memperhatikan
pembangunan dengan baik dan terarah. prinsip-prinsip pembangunan yang
Menurut Baequni (2002) pembangunan mencakup ekologi, sosial-budaya dan
berkelanjutan berkaitan dengan 4 hal, ekonomi. Seiring dengan berjalannya
yaitu: waktu konsep pembangunan
1. Upaya memenuhi kebutuhan berkelanjutan di adopsi dengan
manusia yang ditopang dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
kemampuan dan daya dukung Menurut Varoci dalam Yoeti (2008)
ekosistem. menyebutkan bahwa pembangunan
2. Upaya meningkatkan pemenuhan pariwisata berkelanjutan harus meliputi
kebutuhan manusia dengan cara tiga hal, yaitu: Comprehensive Approach,
melindungi dan melestarikan sumber Integrated Approach, dan Strategic
daya alam yang sudah ada dengan Approach.
berkelanjutan. Selanjutnya indikator yang
3. Upaya meningkatkan sumber dikembangkan oleh Pemerintah Republik
daya manusia dan alam yang Indonesia tentang pembangunan
dibutuhkan pada masa sekarang dan pariwisata berkelanjutan adalah sebagai
masa akan datang. berikut:
4. Upaya mempertemukan 1. Kesadaran tentang tanggung
kebutuhan manusia antar generasi. jawab terhadap lingkungan, bahwa
strategi pembangunan pariwisata
Merujuk pada Undang-undang berkelanjutan harus menempatkan
nomor 10 tahun 2009 tentang pariwisata di berbagai green industry
Kepariwisataan, yang dimaksud yang menjadi tanggung jawab
kepariwisataan adalah seluruh kegiatan Pemerintah, industry pariwisata,
yang terkait dengan pariwisata yang masyarakat dan wisatawan.
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap 2. Peningkatan peran Pemerintah
orang dan negara serta interaksi antar Daerah dalam pembangunan pariwisata.
wisatawan dan masyarakat setempat, 3. Kemantapan atau keberdayaan
sesame wisatawan, pemerintah dan industry pariwisata harus mampu
pengusaha (pedagang). Sedang yang menciptakan produk-produk pariwisata
terkait dengan sumberdaya manusia
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 138
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

yang bisa bersaing secara internasional Studi terdahulu dalam


dan mampu mensejahterakan pengembangan Gua Selomangleng fokus
masyarakat di tempat tujuan wisata. pada aspek sejarah (Novalia &
4. Penciptaan kemitraan dan Alrianingrum, 2015), dan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pendapatan daerah (Dian, Mukti,
pembangunan pariwisata yang bertujuan Makmur, & Adiono, 2015). Sedangkan
menghapus atau meminimalisir seharusnya dalam pengembangan
perbedaan tingkat kesejahteraan pariwisata perlu diungkapan persoalan
wisatawan dan masyarakat di daerah lingkungan dan manusia yang menjadi
tujuan wisata untuk menghindari titik tumpu pariwisata itu sendiri. Sosial
konflik dan dominasi satu sama lain. ekonomi manusia dan lingkungan
Selanjutnya menurut Suweda merupakan elemen penting dari
(2011) dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (Hengky,
berkelanjutan harus memenuhi tiga 2013; Windarti, 2016). Bahkan isu-isu
prinsip utama, yaitu: terkini dari pariwisata berkelanjutan
1. Keberlanjutan kebutuhan menyentuh hingga ke level indigeneous
ekonomi dengan mengelola people dan empowerment (Dwijayanthi,
lingkungan dan sumber daya alam 2017; Sutawa, 2012). Oleh karena itu
secara efektif dan efisien dengan yang penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berkeadilan perimbangan modal sejauh mana pengembangan pariwisata di
Masyarakat, Pemerintah dan dunia obyek wisata Gua Selomangleng Kota
usaha. Kediri dan implikasi pengembangannya
2. Berkelanjutan social budaya dalam perspektif berkelanjutan.Wisata
dengan pembentukan nilai-nilai social Gua Selomangleng merupakan salah satu
budaya baru. tempat wisata yang di berada di lereng
3. Berkelanjutan terhadap kehidupan Gunung Klotok Kota Kediri.
lingkungan (ekologi) manusia untuk .
keselarasan antara lingkungan alam
dengan lingkungan buatan. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
Ada sejumlah faktor yang dapat adalah penelitian deskriptif dengan
mempengaruhi partisipasi masyarakat pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini
terhadap program yang akan dijalankan. digunakan untuk menggambarkan suatu
Faktor tersebut yang bersifat mendukung fenomena yang ada dengan cara
keberhasilan program dan ada pula yang mendeskripsikan permasalahan yang
bersifat menghambat keberhasilan sebuah diteliti secara mendalam dengan data
program. Menurut Angell dalam yang diperoleh melalui wawancara dan
Firmansyah (2009) partisipasi yang menyampaikan data tersebut secara
tumbuh di dalam masyarakat dipengaruhi naratif atau dengan berbagai teks.
oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut Adapun alas an peneliti menggunakan
diantaranya:Usia, jenis kelamis, jenis penelitian deskriptif dengan
pendidikan, pekerjaan dan enghasilan, pendekatan kualitatif yaitu karena
lamanya tinggal. penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan data sebenarnya dan apa
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 139
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

adanya tentang kondisi maupun situasi HASIL DAN PEMBAHASAN


yang ada pada obyek penelitian di Pengembangan Pariwisata di Obyek
lapangan yaitu tentang pengembangan Wisata Gua Selomangleng Kota Kediri
Gua Selomangleng dalam perspektif Gua Selomangleng adalah sebuah
pembangunan pariwisata berkelanjutan di situs Gua peninggalan jaman kerajaan
kota Kediri. Peneliti juga membatasi Kediri yang berada di Kelurahan Pojok
focus penelitian tentang pengembangan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Gua Selomangleng dalam perspektif Lokasinya hanya berjarak beberapa meter
pembangunan pariwisata berkelanjutan dengan Musium Airlangga Kediri dan
pada: Makam Eyang Boncolono. Selomangleng
1. Pengembangan pariwisata di berasaldari kata Selo yang berarti batu
obyek wisata Gua Selomangleng Kota dan Mangleng yang artinya
Kediri. Adapun bahasan dalam sub- menggantung. Gua Selomangleng
sub ini terdiri dari: sejarah Gua dipercaya menjadi tempat pertapaan
Selomangleng dan Program Dalam Dewi Kilisuci, beliau adalah Putri dari
Pengembangan Wisata Gua Prabu Airlangga Raja dari Kerajaan
Selomangeng. Kahuripanatau yang lebih dikenal dengan
2. Implikasi pengembangan Gua Kerajaan Kediri. Dewi Kilisuci
Selomangleng dalam perspektif mempunyai nama asli Dyah Ayu
pembangunan pariwisata Puspasari yang memiliki wajah sangat
berkelanjutan yang menekankan pada cantik dan berbudi pekerti halus. Dia
4 dimensi atau prinsip utama, antara sangat mencintai rakyatnya dan begitu
lain: lingkungan, social, budaya, dan pula rakyatnya juga sangat mencintainya.
ekonomi. Suatu hari Mahesa suro atau biasa disebut
Adapun dalam penelitian ini, lokasi Lembu Suro, seorang adipati dari
yang akan dijadikan sebagai tempat Kerajaan tetangga datang untuk
penelitian adalah Gua Selomangleng melamarnya.
yang berada di Kelurahan Pojok Lembu Suro adalah seorang yang
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Jawa sakti mandraguna. Kepalanya berbentuk
Timur. Sedangkan situs penelitan kerbau sedangkan badannya kebawah
merupakan obyek penelltian dimana berbentuk Manusia. Dewi Kilisuci sangat
peneliti dapat mencari informasi dan sedih mendapat lamaran Lembu Suro.
mengetahui keadaan yang sebenarnya Namun apa daya, kekuatan yang dimiliki
guna mendapatkan data dan informasi Ayahandanya tidak kuasa untuk menolak
yang valid serta akurat. Dalam penelitian lamaran tersebut. Dewi Kilisuci membuat
ini peneliti menempatkan situs penelitian permintaan atau syarat kepada Lembu
pada 2 (dua) tempat yaitu: Dinas Suro untuk dibuatkan sumur raksasa
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan dalam waktu 1 (Satu) hari, maka
Olahraga Kota Kediri; dan Tokoh berangkatlah Lembu Suro untuk
Masyarakat. Teknik pengumpulan data membuatnya. Sumur raksasapun akhirnya
dalam penelitian ini dengan mengunakan: tercipta berkat kesaktian LembuSuro,
wawancara, observasi, studi kepustakaan, namun sayang Lembu Suro jatuh
dan dokumentasi. kedalam sumur karena dijebak Dewi

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 140
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Kilisuci. Para prajurit Kerajaan Kadiri


atas perintah Dewi Kilisuci beramai-
ramai menutup sumur dengan bebatuan
yang jumlahnya begitu banyak hingga
menggunung akhirnya menjadi Gunung
Kelud. Oleh sebab itu, apabila Gunung
Kelud meletus, daerah Kediri selalu
menjadi korban sebagai wujud Gambar 3: Penambahan MCK
kemarahan arwah Lembu Suro. Setelah (Toilet) pada tahun 2017
kejadian itu, demi menyelematkan
rakyatnya dari amukan arwah
LembuSuro, Dewi Kilisuci melakukan
pertapaan di sebuah Gua yang sekarang
dinamakan Gua Selomangleng (sebuah
bukit di kaki Gunung Klotok). Bahkan
Dewi Kilisuci rela untuk tidak menikah
sampai akhir hayatnya.
Gambar 4: Penambahan
Pembangungan Mushola Pada Tahun
2017

Gambar 1: Gua Selomangleng


Kota Kediri

Gambar 5: Penambahan
Pembangunan Ruang Pusat Informasi
Pada Tahun2017

Pembangunan dan pengembangan


Gua Selomangleng di tahun 2017 telah
menjadi tugas dan tanggung jawab dari
Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Gambar2: Taman Pergola yang
Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri.
baru dibangun pada tahun 2017
Adapun program pengembangan Gua
Selomangleng seperti pada tabel 1
meliputi:

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 141
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Tabel 1: Pengembangan Gua Selomangleng Kota Kediri


No UraianPekerjaan TahunPengerjaan Keterangan

1. Pembangunan Taman Pergola 2017 Baru dibangun

Penambahan dari yang


2. Pembangunan MCK (Toilet) 2017
sudah

Pembangunan Penambahand ari yang


3. 2017
Mushola/TempatIbadah sudah

Pembangunan Pusat Penambahan dari yang


4. 2017
Informasi Pariwisata sudah

5. Pembuatan Hutan Kota 2017 Proses pembangunan

Sumber : Olahan Data Primer (2017)

Saat ini Pemerintah Kota Kediri menginginkan untuk pengembangan


mengaku masih mengurus dan menunggu pengelolaan kawasan Gua Selomangleng
surat ijin pengelolaan situs baru yang terkait dengan ditemukannya beberapa
diketemukan tersebut dari pihak benda yang memiliki nilai sejarah ini,
perhutani. Lebih lanjut Kepala Dinas Karena Pemerintah Kota Kediri yakin
Pariwisata Kota Kediri Drs. Nur Muhyar jika penemuan benda tersebut ada
menjelaskan bahwa pihaknya telah hubungannya dengan situs yang ada di
mengajukan surat permohonan Gua Selomangleng. Hal ini diperkuat
pengelolaan bersama dengan pihak oleh Balai Pelestarian Peniggalan
Perhutani untuk penemuan situs yang Purbakala (BP3)TrowulanMojokertoJawa
berutersebut, namun sayangnya hingga Timur, yang telah meninjau situs tersebut
saat ini belum ada balasan. Sedang menduga bangunan yang menyerupai
menurut Drs. Nur Muhyar, langkah candi yang berada di puncak Gunung
pertama yang akan dilakukan apabila Klotok Kediri adalah peninggalan zaman
surat ijin tersebut telah disetujui oleh Hindu-Budha yang berkembang pada
pihak Perhutani adalah membuat akses abad X higga awal abad XV. Pada saat
jalan untuk melakukan eskalasi dengan itu Balai Pelestarian Peninggalan
melibatkan pihak Arkeologi yang Purbakala (BP3) Trowulan berhasil
berikutnya penemuan akan dirangkai mengidentifikasi temuan sebuah struktur
dengan sejarah Gua Selomangleng. bata, sehingga dari singkapan tanah sisi
Selanjutnya sikap Pemerintah Kota barat dan selatan gundukan tanah
Kediri dalam halini Wakil Walikota tersebut, Nampak ada tatanan bata yang
Kediri Dra. Lilik Muhibbah seusai seperti membentuk struktur berbentuk
membuka festival Cakarwesi Movement segiempat.
mengatakan sikapPemerintah Kota Kediri
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 142
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Disamping beberapa hal yang telah Pojok diarak menuju Gua Selomangleng,
diungkapkan sebelumnhya, pada tahun juga Pawai peringatan hari raya nyepi
2016 juga telah dibangun kios-kios agama Budha yang mengara kogok-ogok
pedagang baru sejumlah 18 kios dari depan Taman Sekartaji menuju Gua
menghadap ketimur dan barat sebelah Selomangleng tanpa menimbulkan
selatan tempat parker saat ini sudah mulai konflik sosiala ntar agama maupun
ditempati oleh para pedagang. Kemudian masyarakat yang dilewati walaupun
pengadaan tempat duduk dan pengadaan kondisi jalan menjadi macet.
Gazebo. C. Prinsip Budaya
Konsep pembangunan dan Pengaruh pengembangan dan
pengembangan sebuah objek pariwisata, pembangunan Gua Selomangleng dari
tentu tidak terlepas dari empat prinsip segi budaya dapat dilihat dengan adanya
utama yaitu lingkungan, sosial, budaya berbagai pertunjukan budaya yang
dan ekonomi. Demikian pula halnya ditampilkan dari kesenian rakyat yang
dengan pembangunan dan pengembangan berupa kesenian Jaranan/Kuda Lumping,
pariwisata di Gua Selomangleng Kota Reog Ponorogo, Barongsai, Sendratari
Kediri. Ramayana dari agama Budha, kesenian
A. Prinsip Lingkungan panggung hiburan dan lainnya yang
Pengaruh pembangunan dan kesemuanya dapat diterima oleh segala
pengembangan Gua Selomangleng dari macam lapisan masyarakat baik yang
segi lingkungan dapat dilihat semakin berada disekitar GuaSelomangleng
tertatanya bangunan kios pedagang yang maupun masyarakat lainnya.
dulunya berada dimana-mana sehingga D. Prinsip Ekonomi
terkesan kurang tertatarapi. Terkait Pengaruh pembangunan dan
dengan lingkungan, ada kepedulian dari pengembangan Gua Selomangleng dari
para pedagang yang ada di Gua segi ekonomi bagi masyarakat Kelurahan
Selomangleng yang selalu berpartisipasi Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
ikut membersihkan kotoran yang ada di maupun Kelurahan lain adalah adanya
lingkungan sekitarnya, sehingga keadaan peluang kerja yang makin banyak
lingkungan sekitarnya bersih, baik dan khususnya dibidang makanan dan
terjaga. Disamping itu ada kepedulian minuman, mainan anak, penitipan sepeda,
dari para pengunjung yang mau kendaraan roda dua maupun roda empat,
membuang bekas kotoran makanan penjualan baju yang kesemuanya ini
maupun minuman di tempat sampah yang dapat meningkatkan penghasilan dari
telah disediakan. setiap masyarakat sebagaimana yang
B. Prinsip Sosial telah penulis lakukan wawancara dengan
Pengaruh pembangunan dan seorang pedagang makanan bernamaIbu
pengembangan Gua Selomangleng dari Sri Winarni, sebagai berikut:
segi social dapat dilihat melalui sikap “saya jualan di sini kira-kira sudah ada
masyarakat yang ada disekitarnya yang 10 tahun tambah tahun tambah ramai
ikut mendukung perkembangan Gua pengunjungnya sehingga penghasilan
Selomangleng dengan mengadakan saya juga meningkat.”
Pawai Pembangunan dari Kelurahan

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 143
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Wawancara peneliti dengan penjual Melihat kenyataan ini sebenarnya


karcis/petugas penunggu tiket masuk pengembangan Gua Selomangleng masih
yaituMbak Indra, sebagai berikut: sangat minim dengan tanah Perhutani dan
“Tambah tahun terus ada peningkatan tanahB rigif 16 Wira Yudha. Menurut
jumlah pengunjung Wisata Gua Peneliti walaupun tanahnya sangat minim
Selomangleng. Tahun 2016 targetnya sebenarnya tempat Pariwisata bisa
102.000 realisasinya 204.647. Hal ini dikembangkan dengan membangun
karena tiap tahun ada event yang tempatwisata yang bersifat buatan. Maka
ditampilkan mulai Jaranan, Musik dalam hal ini Pemerintah Kota Kediri
Dangdut, Senam kesegaranjasmani melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
bersama, kesenian tari yang ditampilkan Pemuda dan Olah raga perlu memikirkan
dari generasi muda agama hindu dan pengembangan pariwisata yang bersifat
sebagaiannya. Disamping itu juga buatan dan pada hari libur perlu mencoba
ditunjang dari kegiatan promosi media kendaraan yang menuju kepariwisata Gua
elektronik.” Selomangleng diparkir di tanah kosong
Sebagaimana yang kita ketahui yang ada di utara perempatan Sukorame,
bahwa saat sekarang tiap-tiap daerah sedang kebaratnya diangkut dengan
telah berlomba-lomba membenahi menggunakan kereta kelinci atau becak
daerahnya dalam rangka meningkatkan atau dokar dan penumpangnya
pariwisatanya. Demikian juga halnya diturunkan di pertigaan SMUN 5 Kota
Pemerintah Kota Kediri dalam rangka Kediri dan diarahkan menuju jalan
meningkatkan pariwisata khususnya lingkar Maskumambang dengan catatan
untuk pengembangan Gua Selomangleng sekitar jalan tersebut harus dibangun
telah mengadakan kerjasamadengan home industry atau handycraft dari
pihak perhutani. Kepala Dinas Pariwisata produk-produk unggulan Kota Kediri dan
Kota Kediri Drs. Nur Muhyar makanan tradisional khas Kota Kediri
mengatakan sebenarnya pihaknya telah maupun Kota lain serta di pintu masuk
mengajukan surat permohonan disambut musik khas Kota Kediri.
pengelolaan bersama dengan Dinas Untuk penemuan situs baru yang
Perhutani namun sampai saat ini suratnya berada di wilayah perkotaan perlu terus
belum juga turun. ditingkatkan kerjasamanya dan kalau
Terkait dengan pembangunan dan sudah tercapai perlu dibuatkan jalan
pengembangan GuaSelomangleng, menuju ketempat tersebut. Hal ini sesuai
Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas dengan pendapat Varozi dalamYoeti
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan (2008) untuk pembangunan dan
Olah raga pada tahun 2016 pengembangan bidang Pariwisata perlu
telahmembangun 18 kios, rumah Panji, beberapa hal, yaitu:
Gazebo, tempat MCK, dan tempat
permainan anak. Sedang pada tahun 2017 1. Comprehensive Approach
telah membangun taman Pergola, MCK, Diperbolehkan adanya pendekatan
Mushola, pusat informasi pariwisata dan yang menyeluruh di dalam menentukan
hutan kota. kebijakan dalam hal ini antara Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 144
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Olah raga dengan Dinas lain yaitu Dinas Selomangleng agar sesuai dengan
Perhutani dan Brigif, juga melibatkan prinsip-prinsip yang berkelanjutan
stakeholder dan masyarakat Kota Kediri. terutama berlandaskan manfaat
2. Integrated Approach lingkungan dan umat manusia.
Perkembangan pariwisata harus
terintegrasi dimana pembangunan yang Saran
dilakukan di daerah local tidak boleh Melihat uraian yang telah disajikan
bertentangan dengan pembangunan yang dalam penulisan penelitian ini, maka
berskala nasional maupun global. Dalam peneliti akan menyampaikan beberapa
hal ini pembangunan dilakukan Dinas saran yang mungkin bermanfaat, sebagai
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan berikut: Pemerintah Kota Kediri
Olah raga tidak bertentangan. hendaknya memberikan dukungan
3. Stategic Approach optimal kepada Dinas Kebudayaan,
Tujuan untuk mencapai hasil yang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota
maksimal dalam pembangunan dan Kediri dalam pengembangan dan
pengembangan Pariwisata diperlukan pembangunan Gua Selomangleng
strategi yang ditetapkan berdasar visi dan mengingat tempat pariwisata tersebut
misi. Hal ini juga telah sesuai dengan visi merupakan salah satu peninggalan
dan misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, sejarah kuno yang ada di wilayah Kota
Pemuda dan Olah raga Kota Kediri Kediri; Melihat pengembangan wisata
Gua Selomangleng menemui kendala
situs baru peninggalan Kerajaan Kadiri
PENUTUP berada di wilayah territorial KPH
Kesmipulan Perhutani Kota Kediri, maka sebaiknya
Berdasarkan permasalahan yang Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
telah dikemukakan pada pendahuluan, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri segera
maka peneliti menyimpulkan bahwa menindaklanjuti tidak hanya menunggu
pengembangan dan pembangunan permohonan surat ijin pengelolaan
pariwisata GuaSelomangleng Kota Kediri bersama situs baru kepada Dinas
masih sangat minim terkendala dengan Perhutani Kota Kediri. Dinas
tanah perhutani dan tanah Brigirf Wira Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Yudha. Namun demikian Dinas Olahraga Kota Kediri perlu
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan meningkatkan kegiatan promosi baik
Olahraga Kota Kediri pada tahun 2016 media cetak maupun elektronik bahkan
telah membangun dan mengembangkan perlu pula kerjasama dengan biro agen
Gua Selomangleng sebanyak 18 kios, perjalanan pariwisata demi menarik
Rumah Panji, Gazebo, tempat MCK dan minat wisatawan domestik maupun asing;
tempat permainan anak. Selain itu di selanjutnya diharapkan masyarakat
tahun 2017 juga membangun taman sekitar Gua Selomangleng bisa menjaga
Pergola, MCK, Mushola, pusat informasi kebersihan lingkungan sekitar dan ikut
pariwisata dan Hutan Kota. Sehingga berpartisipasi dalam pengembangan dan
pada dasarnya masih diperlukan banyak pembangunan Gua Selomangleng Kota
usaha keras dari berbagai pihak untuk Kediri.
mengembangkan dan membangun Gua
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 145
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Selomangleng di Kota Kediri Tahun


DAFTAR PUSTAKA 1992-2007. Avatara, 3(2).
Baequni, M. (2002). Integrasi Ekonomi Sumaryadi, I. N. (2002). Sosiologi
dan Ekologi: Dari Mimpi Menjadi Pemerintahan Dari Prespektif
Aksi. Yogyakarta: Insist Press. Pelayanan, Pemberdayaan,
Dian, M., Mukti, L., Makmur, M., & Interaksi dan Sistem Kepemimpinan
Adiono, R. (2015). Strategi Pemerintahan Indonesia. Bogor:
Pengembangan Kawasan Barat Ghalia Indonesia.
Sungai Brantas Kota Kediri Sebagai Sutawa, G. K. (2012). Issues on Bali
Destinasi Pariwisata Daerah Untuk Tourism Development and
Meningkatkan Pendapatan Asli Community Empowerment to
Daerah ( Studi Di Kawasan Objek Support Sustainable Tourism
Wisata Selomangleng Kota Kediri ). Development. Procedia Economics
Jurnal Administrasi Publik, 3(11), and Finance, 4, 413–422.
1797–1803. https://doi.org/10.1016/S2212-
Dwijayanthi, P. T. (2017). Indigenous 5671(12)00356-5
People , Economic Development Suweda, I. W. (2011). Penataan Ruang
and Sustainable Tourism : A Perkotaan Yang Berkelanjutan,
Comparative Analysis between Bali Berdaya Saing Dan Berotonomi:
, Indonesia and Australia. Udayana Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal
Journal of Law and Culture, 1(1), Ilmiah Teknik Sipil, 15(2), 113–122.
16–30. Tilaar, H. A. . (2009). Kekuasaan Dan
Dwiningrum, S. I. A. (2011). Pendudukan: Kajian Manajemen
Desentralisasi Dan Partisipasi Pendidikan Nasional. Jakarta:
Masyarakat Dalam Pendidikan. Rineka Cipta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Windarti, Y. (2016). Local Government
Firmansyah, S. (2009). Partisipasi Attitudes toward Sustainable
Masyarakat Dalam Pembangunan. Tourism Development ( Case of
Retrieved from Bandung City , Indonesia ).
http://sacafirmansyah.wordpress.co International Journal of Social
m/2009/06/05/partisipasi- Science and Humanity, 6(7).
masyarakat/ https://doi.org/10.7763/IJSSH.2016.
Hadi, S. P. (2012). Dimensi Lingkungan V6.709
Perencanaan Pembangunan. Yoeti, O. (2008). Perencanaan dan
Yogyakarta: Gadjah Mada Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
University Press. Prodaya Paramita.
Hengky, S. (2013). Envisaged the
Potential of Sustainable Sacred
Tourism in Java Indonesia.
International Journal of Business
and Social Science, 4(12), 123–127.
Novalia, E., & Alrianingrum, S. (2015).
Perkembangan Obyek Wisata Goa

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 146
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (2), Desember 2018

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online) 147

Anda mungkin juga menyukai