Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kepulauan Selayar

Sulawesi Selatan

Nurul Nadjmi1, Wiendu Nuryanti2, Budi Prayitno3, dan Nindyo Soewarno4

1
Mahasiswa Program Studi S3 Ilmu Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
e-mail: nurul_nadjmi@yahoo.com
2
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
e-mail: wiendu@stuppa.com
3
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
e-mail: budiprayitno_ugm@yahoo.com
4
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
e-mail: nindyosuwarno@yahoo.com

Abstrak, Pulau Selayar merupakan pulau kecil yang berada di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
Kabupaten ini merupakan kabupaten kepulauan dengan 95 persen daerahnya merupakan perairan.
Sisanya, 5 persen terdiri dari 123 pulau dengan 62 pulau yang sudah dihuni. Ibu kota Kabupaten
Selayar adalah Kota Benteng. Dalam pengembangan kepariwisataanya, destinasi pariwisata
merupakan unsur vital sekaligus penggerak utama bagi wisatawan dalam memutuskan perjalanan
dan kunjungannya ke Kepulauan Selayar. Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup
banyak meliputi wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam dan wisata bahari. Penelitian ini
difokuskan pada aspek pengembangan destinasi pariwisata dengan berbagai komponen destinasi
pariwisatanya di Kepulauan Selayar. Sebagai lokasi amatan adalah Kepulauan Selayar sebagai
kawasan destinasi pariwisata kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengembangan kawasan desstinasi pariwisata di Kepulauan Selayar untuk menunjang destinasi
pariwisata kepulauannya sehingga bisa lebih berkembang lagi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan observasi langsung. Teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini
adalah teori destinasi pariwisata, teori pengembangan pariwisata. Kesimpulan menunjukkan bahwa
pengembangan destinasi pariwisata kepulauan sangat menunjang dalam pengembangan kawasan
tersebut sebagai daerah destinasi pariwisata kepulauan.

Kata Kunci: Pengembangan destinasi, Destinasi Pariwisata, Kepulauan Selayar

1. PENDAHULUAN kemiskinan. Hal tersebut mendorong


pertumbuhan dan perkembangan kawasan-
Pariwisata merupakan sektor yang penting
kawasan pariwisata dan pusat-pusat pelayanan
dalam pembangunan perekonomian di dunia.
yang tersebar diseluruh wilayah nusantara baik
Bahkan di Indonesia sektor pariwisata
dikawasan urban/perkotaan, kawasan pedesaan
merupakan sektor penerimaan devisa terbesar
bahkan kawasan terpencil dipedalaman
kedua setelah Minyak-Gas. Dari aspek
maupun dipulau-pulau kecil seperti di
kewilayahan, sektor pariwisata memiliki
Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi
karakter “in situ” (konsumen/wisatawan harus
Selatan.
datang ke lokasi untuk mengkonsumsi produk)
memberikan peluang dan konstribusi yang Peran dan konstribusi tersebut menjadikan
sangat besar bagi pengembangan wilayah, pariwisata sebagai sektor stategis yang
membuka isolasi wilayah dan penegentasan
memiliki potensi dan peluang yang sangat signifikan bagi pelestarian lingkungan
besar untuk dikembangkan. dan pembangunan ekonomi
b. Untuk meningkatkan keseimbangan
dalam pembangunan
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup
bagi masyarakat setempat
d. Untuk meningkatkan kualitas
pengalaman bagi pengunjung dan
wisatawan
e. Untuk meningkatkan dan menjaga
kelestarian lingkungan bagi generasi
yang akan datang.
Konsep pengembangan pariwisata
berbasis pemberdayaan masyarakat, menurut
Wearing (2001), sukses atau keberhasilan
kegiatan budaya dan pariwisata sangat
tergantung pada tingkat penerimaan dan
dukungan dari komunitas lokal. Karena itu
pemberdayaan masyarakat lokal perlu
didasarkan pada:
a. Memajukan tingkat hidup masyarakat
Gambar 1. Lokasi Penelitian sekaligus melestarikan identitas budaya
Sumber: Google, 2014 dan tradisi lokal
b. Meningkatkan tingkat pendapatan
Pengembangan destinasi pariwisata akan secara ekonomis sekaligus
menjadi pondasi dan dasar yang sangat penting mendistribusikan secara merata pada
bagi pengelolaan sumber-sumber daya penduduk lokal.
pariwisata di Kepulauan Selayar. Potensi c. Berorientasi pada pengembangan usaha
Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar berskala kecil dan menengah dengan
cukup banyak meliputi wisata sejarah, wisata daya serap tenaga besar dan
budaya, wisata alam dan wisata bahari. berorientasi pada teknologi tepat guna
Tujuan dari penulisan ini adalah d. Mengembangkan semangat kompetisi
mengetahui bagaimana pengembangan sekaligus kooperatif
destinasi pariwisata kepulauan di Kepulauan e. Memanfaatkan pariwisata seoptimal
Selayar dalam menunjang destinasi pariwisata mungkin sebagai agen penyumbang
kepulauannya. tradisi budaya dengan dampak
seminimal mungkin.
2. KAJIAN PUSTAKA
Konsep pengembangan pariwisata yang
Konsep pengembangan pariwisata secara berpihak pada masyarakat miskin, konsep ini
berkelanjutan tersebut pada intinya dipandang sangat efektif dalam penerapan atau
menekankan pada 4 (empat prinsip), yaitu: implementasinya untuk mendorong
a. Layak secara ekonomi pengentasan kemiskinan, karena:
b. Berwawasan lingkungan a. Pariwisata merupakan kegiatan yang
c. Diterima secara sosial memiliki keterkaitan lintas sektor dan
d. Dapat diterapkan secara teknologi lintas skala usaha. Dengan
Menurut Fennel (1999), tujuan berkembangnya kegiatan pariwisata
pembangunan pariwisata berkelanjutan yang akan menggerakkan berlapis-lapis mata
medasarkan pada prinsip-prinsip di bawah ini: rantai usaha yang terkait didalamnya
sehingga akan menciptakan efek
a. Untuk membangun pemahaman dan ekonomi multi ganda yang akan
kesadaran yang semakin tinggi bahwa memberikan nilai manfaat ekonomi
pariwisata dapat berkonstribusi secara yang sangat berarti bagi semua pihak
yang terkait dalam mata rantai usaha yaitu menggunakan metode Purposive
kepariwisataan tersebut. sampling, dengan sampel penelitian yang
b. Daya tarik sektor pariwisata diperoleh dari stakeholder yang dapat
membentang sampai di daerah memberikan informasi yang spesifik dan
terpencil, yang notabene sangat penting kelompok masyarakat yang dapat memberikan
karena orang yang sangat miskin hidup pandangan yang seakurat mungkin. Dengan
dan tinggal didaerah terpencil. metode analisis deskriptif yang menjelaskan
c. Adanya kesempatan untuk mendukung karakteristik dan potensi yang ada pada lokasi
aktifitas tradisional seperti agrikultur penelitian. Dan mencari pengembangan
dan kerajinan tangan melalui pariwisata destinasi pariwisata di Kepulauan Selayar,
d. Fakta bahwa pariwisata merupakan untuk menunjang destinasi pariwisata
industry yang membutuhkan tenaga kepulauannya sehingga bisa lebih berkembang
kerja yang banyak, dimana bisa lagi.
menyediakan pekerjaan bagi wanita
dan remaja 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Dengan mengesamoingkan faktor
ekonomi, pariwisata bisa memberikan Keluaran utama yang ingin dicapai dalam
keuntungan non-material seperti penelitian ini adalah pengembangan destinasi
memberikan rasa bangga pada budaya pariwisata yang didalamnya akan mencakup
lokal. kebijakan, strategi dan rancangan lebih lanjut
dalam pengembangan destinasi pariwisata di
Kepulauan Selayar.
Untuk menuju pada lingkup keluaran yang
diharapkan, serangkaian proses dan tahapan
analisis akan dilakukan, dimulai dari
penetapan definisi operasional Destinasi
pariwisata, dan penetapan destinasi pariwisata
berdasarkan beberapa parameter dan
pendekatan.
Hasil analisis tersebut selanjutnya akan
dirinci komponen-komponen pembentuknya
(baik dari unsur atraksi, kota-kota dan simpul-
Gambar 2. Peran Pengembangan simpul infrastruktur yang terkait) serta
Pariwisata dalam Menggerakkan Sektor dipetakan dalam konteks regional. Selanjutnya
Usaha Lain akan menjadi dasar dalam menganalisis
Sumber: Cetak Biru Pengembangan Destinasi pengembangan destinasi pariwisata di
Pariwisata, 2006 Kepulauan Selayar.
Selanjutnya proses analisis terhadap
Konsep keterpaduan pengembangan lintas destinasi pariwisata yang dihasilkan dengan
sektor dalam kerangka kerja pariwisata tanpa melihat beberapa faktor penting yang akan
batas, sektor pariwisata merupakan kegiatan menjadi dasar perumusan kebijakan dan
yang memiliki keterkaitan dan melibatkan strategi pengembangannya. Faktor-faktor yang
banyak sektor, meliputi sektor kehutanan,
akan di analisis meliputi: kondisi dan
sektor kelautan, pertanian dan perkebunan, permasalahan destinasi pariwisata di
industry dan perdagangan, telekomunikasi,
Kepulauan Selayar, daya saing masing-masing
perhubungan, kimpraswil, lingkungan, destinasi pariwisata, trend dan dinamika pasar
kebudayaan, pendidikan, imigrasi dan yang berpengaruh terhadap pengembangan
hubungan luar negeri. destinasi tersebut, peluang dan prospek
3. METODOLOGI pengembangan destinasi pariwisata lebih
lanjut.
Metodologi yang digunakan dalam Analisis lingkungan strategis
penulisan ini adalah metode rasionalisme yang pengembangan destinasi pariwisata di
bersumber dari teori dan kebenaran empirik. Kepulauan Selayar, Isu pariwisata yang
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif mempengaruhi industry kepariwisataan di
yang bersifat deskriptif. Metode sampling Kepulauan Selayar, antara lain adalah:
a. Teknologi dan sistem informasi, k. Belum terpadunya perencanaan secara
pesatnya kemajuan teknologi dan sektoral dan lintas regional
informasi sangat menuntut sikap dan l. Rendahnya minat investasi.
proaktif semua pihak baik stakeholder
Pengertian dan pemetaan destinasi
maupun enterprenuer.
pariwisata di Kepulauan Selayar.
b. Kelonggaran terhadap pergerakan dan
arus wisatawan di beberapa kawasan, No. Beberapa Definisi Destinasi Pariwisata
berkembangnya tren resort di beberapa 1. Hall (2000), Davidson dan Maitland (1997),
pariwisata merupakan gabungan komponen
kawasan, cukup positif direspon oleh produk wisata (atraksi, amenitas, dan akses) yang
pemerintah setempat. Hal ini menawarkan pengalaman utuh/terpadu bagi
dibuktikan dengan adanya kelonggaran konsumen atau wisatawan. Secara tradisional,
bagi wisatawan yang akan berkunjung destinasi sering dikaitkan dengan suatu area
dengan batasan geografis yang jelas, misalnya
ke kawasan resort di Kepulauan
Negara, pulau atau kota.
Selayar 2. LIeper (1995), Destinasi pariwisata merupakan
c. Pelindungan terhadap konsumen, suatu tempat tujuan seseorang melakukan
penipuan terhadap wisatawan, dan perjalanan wisata dan tinggal untu sementara
berbagai tindak criminal tidak waktu dalam rangka menikmati dan merasakan
pengalaman dari suatu daya tarik atau atraksi
bertanggungjawab yang terjadi pada wisata tertentu
wisatawan telah memunculkan 3. Buhalis (1998), destinasi pariwisata merupakan
serangkaian protes khususnya dari kawasan was ann batasan geografis tertentu yang
wisatawan sendiri selaku pihak yang dipahami oleh wisatawan memiliki entitas atau
dirugikan. Beberapa kesalahan banyak karakter yang unik, serta memiliki dimensi politis
dan kelembagaan yang jelas untuk mendukung
terjadi dalam dunia pemasaran, akibat perencanaan dan pengembangan pasar.
strategi pemasaran yang tidak 4. Cooper, Fletcher, Gilbert, Sepherd dan Wanhill
bertanggungjawab yang berakibat pada (1998), Destinasi pariwisata merupakan
munculnya serangkaian keluhan perpaduan citra/band dari keseluruhan komponen
maupun rasa ketidakpuasan konsumen produk, layanan dan pengalaman kunjungan
wisata yang dikembangkan dan disesiakan pada
terhadap jasa maupun produk yang suatu kawasan dengan unsur kelokalannya.
diterimanya 5. Murphy (2000), destinasi pariwisata merupakan
d. Faktor pendorong meningkatnya perpaduan antara komponen produk dan peluang
perjalanan wisata, aspek-aspek yang pengalaman yang membentuk sebuah pengalaman
total keseluruhan di area yang dikunjungi.
mendorong dalam perkembangan
6. Cetak Biri Pengembangan destinasi pariwisata
destinasi pariwisata adalah: (2006), destinasi pariwisata merupakan suatu area
pertumbuhan ekonomi, meningkatnya yang mencakuo wilayah geografis tertentu yang
pola pembelanjaan, kelonggaran- didalamnya terdapat elemen-elemen produk
kelonggaran terhadap kegiatan wisata meliputi, objek dan daya tarik wisata,
amenitas, aksesibilitas, fasilitas pendukung serta
kepariwisataan, intensitas dan kelembagaan dan masyarakat, yang memiliki
kebehasilan promosi wisata, keterkaitan dan keterpaduan sistemik
meningkatnya frekuensi, dari durasi menciptakan motivasi kunjungan dan
perjalanan wisatawan. menggerakkan kegiatan kepariwisataan.
e. Persaingan, kunjungan wisatawan,
lemahnya infrastruktur pendukung,
nilai tukar mata uang, fluktuasi harga
minyak.
f. Aksesibilitas, keterbatasan akses ke
destinasi wisata, ketergantungan
terhadap hub Kota Makassar,
terhentinya jalur penerbangan yang
dialami oleh maskapai akibat cuaca.
g. Belum terintegrasinya program
pengembangan lintas sektor dan lintas Gambar 3. Diagram Konsep Keterpaduan
daerah Sistem Pendukung Destinasi Pariwisata
h. Lingkungan fisik dan budaya Sumber: Cetak Biru Pengembangan Destinasi
i. Otonomi daerah Pariwisata, 2006
j. Disparitas regional
Tipologi Destinasi Pariwisata di Penetapan klaster destinasi pariwisata di
Kepulauan Selayar. Berdasarkan klasifilasi Kepulauan Selayar,
destinasi pariwisata menurut WTO (2004), a. Parameter Tingkat pemahaman pasar
Kepulauan Selayar memiliki tipologi destinasi dan publikasi nasional terhadap suatu
Gugusan Kepulauan (Small Island), yang destinasi, potensi-potensi destinasi akan
didalamnya terdapat kawasan wisata: menjadi pijakan awal mengenai
Kawasan perairan/bahari, kawasan pantai, pemetaan destinasi pariwisata di
kawasan taman nasional dan cagar alam, situs Kepulauan Selayar.
peninggalan sejarah.
Adapun konsep yang tepat dalam
pengembangan destinasi pariwisata di
Kepulauan Selayar adalah Konsep Klaster,
pada pendekatan klaster ini pengembangan
pariwisata akan berorientasi pada fokusing dan
penguatan kinerja hubungan antar mata rantai
usaha yang terkait dan sistem pendukung
lainnya sehingga akan meningkatkan
efektifitas dan daya saing destinasi.

Gambar 6. Peta Destinasi Pariwisata


di Kepulauan Selayar

b. Parameter Aspek Pemasaran, cakupan


pengembangan destinasi dari sisi
pemasaran atau promosi, khususnya dari
aspek pemaketan, untuk memetakan
simpul-simpul objek maupun kota atau
Gambar 5. Konsep Klaster Destinasi titik-titik tertentu yang menjadi tourism
Pariwisata base dari rangkaian perjalanan yang
Sumber: Cetak Biru Pengembangan Kawasan dikemas dalam paket wisata tertentu.
Destinasi Pariwisata, 2006

Penetapan Klaster destinasi pariwisata di


Kepulauan Selayar, beberapa parameter akan
digunakan untuk proses pembentukan klaster
destinasi pariwisata di Kepulauan Selayar.
Jabaran proses pembentukan klaster destinasi
dan parameternya dapat dijelaskan dalam
skema berikut ini:

Gambar 7. Simpul-simpul
Keterkaitan Destinasi Pariwisata di
Kepulauan Selayar dengan Kota dan
Gambar 6. Proses Pengembangan Destinasi Daerah lainnya di Wilayah Sulawesi
Pariwisata Selatan
c. Parameter aspek keterkaitan dengan
hub/pintu gerbang dan pusat distribusi
wisatawan, yaitu pola keterkaitan yang
terbentuk antara suatu destinasi dengan
pusat-pusat distribusi wisatawan atau
hub kawasan yang dapat berupa kota
pusat pelayanan atau ibukota propinsi.

d. Parameter aspek keterkaitan dengan


fasilitas pendukung/infrastruktur
disekitarnya. Pola keterkaitan antara
destinasi atau objek utama dengan
fasilitas pendukung kepariwisataan dan
infrastruktur public yang mendukung
berlangsungnya kegiatan pariwisata di
kawasan Kepulauan Selayar.
Gambar 8. Sebaran Klaster Destinasi
e. Parameter aspek keterkaitan dengan Pariwisata di Kepulauan Selayar dan
objek di sekitarnya (posisi geografis dan Sekitarnya
keterkaitannya dengan potensi sejenis
yang dapat dikembangkan dalam suatu Analisis Pengembangan Destinasi
kelompok atau klaster objek. Pariwisata di Kepulauan Selayar

Analisis komponen destinasi berdasarkan


parameter pembentuknya.
Parameter
Klaster Fasilitas Komponen Inti JAKARTA
Hub Objek
Persepsi Pasar Pemaketan Pendukung Destinasi
Terkait terkait
Terkait
Selayar - Selayar - Makassar Makassar Bira Alam: Makassar,
Takabonerate Takabonerate Bira Bira Selayar Kota Bira, Takalar,
P. Selayar Selayar Kota Bontosunggu,
P. Takabonerate Selayar, P. Bantaeng,
Takaboner Bulukumba,
ate, Pantai Bira, Pulau
Talloiya, Selayar, Pulau
Pantai Takabonerate
Ngapalohe
, Pantai
Babaere,
Pantai
Gua Alam
Baloiya,
Pantai
Liang
Tarrusu,
Pantai
Jeneiya,
Pantai
Pattumbuk
ang,
pantai dan
gua alam
Appatana,
Air Terjun
Suttia dan
Balang,
Kulambu
Budaya:
Gong
Nekara,
Meriam
Kuno,
Jangkar
Raksasa,
Mesjid
Tua Islam
Selayar,
Tari
Pakkarena
Ballabulo,
Kesenian
Batti-batti.
Minat
Khusus:
Sailing,
Diving,
snorkeling
Gambar 9. Hub Ke Kepulauan Selayar
Klaster Destinasi Pariwisata di Kepulauan Komponen destinasi, aksesibilitas
Selayar. (Hub)/Sarana dan Prasarana: Dukungan
Karakter Produk
Destinasi Komponen Destinasi
Destinasi kemudahan dan kenyamanan akses yang masih
Selayar - Makassar, Takalar, Alam (Bahari/diving), rendah dari hub kawasan menuju lokasi objek-
Takabonerate Bontosunggu, Bantaeng, budaya (etnik/living objek wisata (pulau-pulau kecil), adapaun hub
Bulukumba Bira, Pulau culture).
Selayar, Pulau ke Pulau Selayar dari Kota Makassar melalui
Takabonerate Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
ke Bandar Udara Aroeppala di Selayar (Hub
Udara), Hub darat dari Kota Makassar ke
Pulau Selayar melalui Kabupaten Gowa, 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto,
Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Bulumba, Pengembangan destinasi Pariwisata
dari Kabupaten Bulukumba melalui Pelabuhan kepulauan yang ada di Kepulauan Selayar
Tanjung Bira menyeberang ke pulau Selayar dalam hal ini Klaster Selayar – Takabonerate,
dengan Kapal Ferry. Sarana pelabuhan dan sangat erat kaitannya dengan pembagian jenis
kualitas moda transportasi yang belum wisata yang terdapat di kawasan destinasi.
optimal, jaminan keamanan transportasi laut, Sehingga pembagian daerah-daerah inti dan
pengembangan fasilitas wisata belum terarah pendukung menjadi sangat penting untuk
dan terkesan sporadic, minimnya fasilitas mendapatkan kawasan destinasi wisata yang
pendukung kepariwisataan (akomodasi, rumah terarah dan teratur. Kebijakan dan Program
makan, rekreasi dan hiburan). Tourism Base: pengembangan destinasi Pariwisata klaster
Makassar, Bira, Pulau Selayar. Objek dan daya Selayar – Takabonerate, dengan
tarik wisata (produk wisata): Alam; Kota Bira, pengembangan daya tarik wisata bahari
Kota Selayar, Pulau Takabonerate, Pantai Selayar, memiliki pokok program intensifikasi
Talloiya, Pantai Ngapalohe, Pantai Babaere, produk dengan melakukan kegiatan dukungan
Pantai Liang Tarrusu, Pantai Jeneiya, Pantai intensifikasi produk melalui penembangan
dan Gua alam Baloiya, Pantai Pattumbukang, “wisata bahari” di Pulau Selayar, intensifikasi
Pantai dan Gua Appatana, Air Terjun Suttia fasilitas penunjang kepariwisataan dengan
dan Balang Kulambu; Budaya: Gong Nekara, melakukan kegiatan dukungan pengembangan
Jangkar Raksasa, Masjid Tua Islam Selayar, objek wisata pendukung di kawasan “wisata
Tari Pakkarena Ballabulo, Kesenian Batti- bahari” di Pulau Selayar, dukungan
batti; Minat Khusus: Sailing/diving, pengembangan fasilitas penunjang wisata
snorkeling, Taman Nasional Pulau (parking area, visitor centre shelter, sign and
Takabonerate. posting, community centre, rescue point, rest
Kebijakan dan pokok program destinasi area, seafood promenade) di Pulau Selayar,
pariwisata di Kepulauan Selayar, dukungan pengembangan akses laut (sarana
pengembangan daya saing produk wisata prasarana transportasi, rute dan moda)dan
berbasis kekuatan ekowisata bahari dan fasilitas pelabuhan di Bulukumba, pelabuhan
budaya etnik masyarakat pesisir/pulau-pulau ferry di Pamatata dab Benteng dan Bandara H.
kecil, yang meliputi: intensifikasi dan Aroeppala di Pulau Selayar. Pengembangan
diversifikasi produk wisata meningkatkan infrastruktur kepariwisataan, peningkatan
kualitas produk ekowisata bahari Selayar – kapasitas dan peran serta masyarakat dengan
Takabonerate dengan potensi alam dan budaya kegiatan kampanye sapta pesona (sosialisasi
etnik masyarakat pulau-pulau kecil/pesisir; sadar wisata) pemberdayaan kelompok sadar
meningkatkan kualitas dan daya saing aspek wisata, traning need assessment bagi
pendukung kepariwisataan khususnya SDM, masyarakat lokal. Peningkatan SDM dan
sarana dan prasarana, lingkungan, pelaku usaha kepariwisataan, Pemetaan,
aksesibilitas, teknologi. Dengan pokok analisis dan perluasan pasar, dengan
program: pengembangan manajemen atraksi melakukan kegiatan analisa pasar
ekowisata bahari dan budaya etnik; upgrading pengembangan daya tarik wisata di kawasan
kualitas dan kuantitas SDM pariwisata; “wisata bahari” di Pulau Selayar.
upgrading dan pengembangan fasilitas Kebijakan Perintisan Daya Tarik wisata
pendukung ekowisata bahari dan budaya etnik; Bahari Super Monde di Pulau Takabonaerate,
upgrading dan penataan sistem infrastruktur dengan Pokok Program: Penyiapan rencana
dan mobilitas kunjungan wisatawan berstandar pengembangan dengan kegiatan penyususnan
internasional; peningkatan pemanfaatan masterplan pengembangan “wisata bahari
teknologi dalam pengembangan pariwisata; supermonde”; Perintisan pembangunan produk
optimalisasi pelestarian lingkungan dan dengan kegiatan dukungan pengembangan
peran/pendukung masyarakat. objek wisata pendukung di sekitar kawasan
wisata bahari supermonde, objek wisata
pendukung (parking area, visitor centre
shelter, sign and posting, community centre,
rescue point, rest area, seafood
promenade)disekitar kawasan wisata bahari
supermonde, akses (sarana prasarana Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., Wanhill,
transportasi, rute dan moda, jalur pedestarian) S., (1993), Tourism Principles and
kesimpul-simpul objek dikawasan wisata Practice, Pitman Publishing, London,
bahari supermonde; Perintisan pembangunan UK.
infrastruktur pendukung dengan kegiatan Davidson, R., and Maitland, R., (1997),
dukungan pengembangan prasarana Tourism Destination, Hodder and
lingkungan (listrik, telekomunikasi, air bersih, Stoughton, London.
sanitasi lingkungan) disekitar kawasan, Glenn, F.R. 1998. Psikologi Pariwisata.
penanggulangan abrasi kebersihan lingkungan Yayasan Obor. Jakarta
pantai; Penyiapan masyarakat, dengan Gunn, Clare A. 1994. Tourism Planning:
kegiatan kampanye sapta pesona, pembinaan Basic, Concepts, Cases. Taylor and
kelompok sadar wisata, training need Francis. Washington DC
assessment bagi masyarakat lokal; Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning an
Pengembangan SDM dan pelaku usaha Integrated and Sustainable Development
kepariwisataan dengan kegiatan pelatihan Approach.Van Nostrand Reinhold. New
kualitas SDM dan UMKM bidang pariwisata, York
seni dan budaya (kerajinan, usaha akomodasi, Mathieson, A. and Wall, G. 1982. Tourism:
pertunjukan seni – budaya, pemanduan) di Economic, Physical and Social Impacts.
sekitar kawasan wisata bahari supermonde; Longman, Newyork.
Pemetaan analisis dan perluasan pasar dengan
kegiatan analisis pasar pengembangan daya
tarik kawasan wisata bahari supermonde.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim; Departemen Kelautan dan
Perikanan., 2000. Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Ekosistem Pantai
dan Pulau-pulau Kecil Dalam Konteks
Negara Kepulauan, Badan Penerbit
Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Anonim; Departemen Kelautan dan Perikanan,
2007. Petunjuk Teknis Perencanaan Tata
Ruang Pulau-pulau Kecil, Direktorat Tata
Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil., Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.,
Departemen Kelautan dan Perikanan,
Jakarta.
Anonim; Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata., 2006. Blue Print
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Laporan Akhir, Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
Jakarta.
Anonim; Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata., 2007. Laporan Akhir
Sementara Pengembangan Pariwisata
Kawasan Komodo Manggarai Barat NTT,
Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai