Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA

I Gusti Agung Wyusta Candra

21101188

S1 Pariwisata Konversi-B

1. Penjelasan mengenai bagan alur siklus hidup pariwisata menurut argument akademis
pribadi.
Jawab : Siklus hidup pariwisata terdiri dari 6 fase yaitu :
a. Fase Penemuan (Exploration)
Potensi pariwisata berada pada tahapan identifikasi dan menunjukkan
destinasi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik atau
destinasi wisata karena didukung oleh keindahan alam yang masih alami, daya
tarik wisata alamiah masih sangat asli, pada sisi lainnya telah ada kunjungan
wisatawan dalam jumlah kecil dan mereka masih leluasa dapat bertemu dan
berkomunikasi serta berinteraksi dengan penduduk local. Karakteristik ini
cukup untuk dijadikan alasan pengembangan sebuah kawasan menjadi sebuah
destinasi atau daya tarik wisata. (Pada fase ini masih belum adanya perhatian
dari pemerintah).
b. Fase Pelibatan (Involvement)
Pada tahap pelibatan, masyarakat lokal mengambil inisiatif dengan
menyediakan berbagai pelayanan jasa untuk para wisatawan yang mulai
menunjukkan tanda-tanda peningkatan dalam beberapa periode. Masyarakat
dan pemerintah local sudah mulai melakukan sosialiasi atau periklanan dalam
skala terbatas, pada musim atau bulan atau hari-hari tertentu misalnya pada
liburan sekolah terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah besar, dalam
kondisi ini pemerintah local mengambil inisiatif untuk membangun
infrastruktur pariwisata namun masih dalam skala dan jumlah yang terbatas.
(Pada fase ini pemerintah mulai memperhatikan destinasi atau kawasan wisata
serta berkolaborasi dengan masyarakat disana).
c. Fase Pengembangan (Development)
Pada tahapan ini, telah terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah
besar dan pemerintah sudah berani mengundang investor nasional atau
internatsional untuk menanamkan modal di kawasan wisata yang akan
dikembangkan. Perusahaan asing telah beroperasi dan cenderung mengantikan
perusahan local yang telah ada, artinya usaha kecil yang dikelola oleh
penduduk local mulai tersisih hal ini terjadi karena adanya tuntutan wisatawan
global yang mengharapkan standar mutu yang lebih baik. Organisasi
pariwisata mulai terbentuk dan menjalankan fungsinya khususnya fungsi
promotif yang dilakukan bersama-sama dengan pemerintah sehingga investor
asing mulai tertarik dan memilih destinasi yang ada sebagai tujuan
investasinya. (Pada fase ini investor asing mulai ada pada destinasi atau
kawasan wisata karena pemerintah memberikan ruang bagi investor asing
akan tetapi imbasnya terhadap usaha-usaha local yang mulai tersisih akan hal
itu).
d. Fase Konsolidasi (consolidation)
Pada tahap ini, sektor pariwisata menunjukkan dominasi dalam
struktur ekonomi pada suatu kawasan dan ada kecenderungan dominasi
jaringan international semakin kuat memegang peranannya pada kawasan
wisata atau destinasi tersebut. Kunjungan wisatawan masih menunjukkan
peningkatan yang cukup positif namun telah terjadi persaingan harga diantara
perusahaan sejenis pada industri pariwisata pada kawasan tersebut. Peranan
pemerintah local mulai semakin berkurang sehingga diperlukan konsolidasi
untuk melakukan re-organisasional, dan balancing peran dan tugas antara
sector pemerintah dan swasta. (Pada fase ini pemerintah harus menangani
masalah sehingga pemerintah perlu melakukakn konsolidasi dengan industry
pariwisata untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik bagi kepentingan
bersama).
e. Fase Stagnasi (Stagnation)
Pada tahapan ini, angka kunjungan tertinggi telah tercapai dan
beberapa periode menunjukkan angka yang cenderung stagnan. Walaupun
angka kunjungan masih relative tinggi namun destinasi sebenarnya tidak
menarik lagi bagi wisatawan. Wisatawan yang masih datang adalah mereka
yang termasuk repeater guest atau mereka yang tergolong wisatawan yang
loyal dengan berbagai alasan. Program-program promosi dilakukan dengan
sangat intensif namun usaha untuk mendatangkan wisatawan atau pelanggan
baru sangat sulit terjadi. Pengelolaan destinasi melampui daya dukung
sehingga terjadi hal-hal negative tentang destinasi seperti kerusakan
lingkungan, maraknya tindakan kriminal, persaingan harga yang tidak sehat
pada industry pariwisata, dan telah terjadi degradasi budaya masyarakat lokal.
(Pada fase ini daya Tarik pada destinasi atau kawasan wisata tidak adanya
perkembangan sehingga wisatawan kurang tertarik jika tidak adanya hal baru
yang ada disana).
f. Fase Penurunan atau Peremajaan (Decline/Rejuvenation)
Setelah mencapai fase stagnasi, kawasan pariwisata menghadapi dua
kemungkinan, yakni penurunan (decline) atau peremajaan kembali
(rejuvenation). Karakteristik penurunan ini antara lain wisatawan biasanya
meninggalkan kawasan kecuali untuk berakhir pekan, dan alih kepemilikan
usaha pariwisata terjadi secara intensif. Sejumlah fasilitas pariwisata beralih
fungsi menjadi fasilitas umum non-pariwisata dan penduduk lokal berpeluang
untuk membeli kembali properti itu dengan harga lebih murah. Akibatnya,
kawasan semakin tidak menarik bagi wisatawan. Pada kasus yang ekstrem,
kawasan tersebut bisa berubah menjadi daerah yang kehilangan fungsi aslinya.
Kemungkinan kedua adalah peremajaan kembali secara inovatif, antara lain
mengubah pemanfaatan kawasan, mencari pasar wisatawan baru, membuat
kanal pemasaran baru atau mereposisi atraksi wisata ke bentuk lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagan siklus hidup pariwisata ini sangat penting
untuk dijadikan cara mengidentifikasi sejauh mana fase yang terjadi pada suatu destinasi
wisata. Destinasi wisata yang sudah mengalami kehancuran maupun destinasi wisata yang
sudah membuat perkembangan atau inovasi yang baru demi keberlanjutan pariwisata dan
pada akhirnya perubahan itu yang akan mengulang kembali kepada fase penemuan.

2. Penjelasan mengenai kedudukan system perencanaan pariwisata dalam system


perencanaan pembangunan nasional berdasarkan pemahan pribadi.
Jawab : Kedudukan system perencanaan pariwisata dalam system perencanaan
pembangunan nasional ada di dalam system perencanaan pembangunan nasional.
Dalam perencanaan pariwisata tingkat nasional dibutuhkan beberapa perencanaan
seperti kebijakan nasional wisata, rencana structural pariwisata, pencapaian
internasional ke dalam negeri, fasilitas pariwisata di tingkat nasional, standar
pelayanan pariwisata tingkat nasional, serta kebijakan penanaman modal dibidang
pariwisata dan kebijakan pemasaran pariwisata. Untuk bisa membuat perencanaan
pariwisata dibutuhkan pihak-pihak yang harus terlibat dalam perencanaan pariwisata
yaitu Pemerintah (Pusat & Daerah), komuniatas local, Lembaga Swadaya Masyarakat,
Organisasi-organisasi pariwisata, operator bisnis pariwisata, konsultan pariwisata.
Jika pariwisata tidak direncanakan dengan baik maka akan menimbulkan berbagai
dampak bagi kawasan itu sendiri dan masyarakat sekitarnya dan system perencanaan
pembangunan nasional pun tidak berjalan dengan baik sehingga diperlukanya
kedudukan system perencanaan pariwisata guna mendukung system perencanaan
pembangunan nasional.
3. Maraknya bencana alam yang terjadi, bagaiamana konsep pengembangan potensi
sumber daya alam yang sebaiknya dilakukakn sebagai salah satu daya tarik
pariwisata.
Jawab : Sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia ini sangat melimpah
serta dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata seperti pantai, perbukitan,
pegunungan, air terjun, hutan, dan masih banyak lagi. Bencana alam dapat terjadi
akibat perbuatan manusia dan bencana alam dapat terjadi dimana saja termasuk di
suatu destinasi maupun kawasan pariwisata. Pentingnya perencanaan serta
pengelolaan suatu destinasi atau kawasan pariwisata dapat meminimalisir terjadinya
atau mengantisipasi bencana alam. Sehingga perlunya konsep pengembangan potensi
sumber daya alam untuk dijadikan sebagai daya tarik pariwisata. Konsep
pengembangan potensi sumber daya alam dibutuhkan keindahan alam yang asli,
adanya aksesibilitas yang baik untuk dapat mengunjungi lokasi, adanya ketersedian
aminities yang memadai tetapi tidak merusak lingkungan serta penyangga suatu
destinasi atau kawasan pariwisata perlu di Kelola dengan baik agar dampak yang
ditimbulkan tidak merusak lingkungan yang dapat menimbulkan bencana alam.
4. Jawab : Pengembangan pariwisata di destinasi wisata Mangrove Forrest Lembar perlu
dilakukan. Perlunya dilakukannya pengembangan dikarenakan destinasi ini sedang
berada di fase kehancuran akibat terjadinya beberapa bencana alam seperti gempa
bumi dan wabah peyakit virus covid-19, kerusakan terhadap berbagai fasilitas serta
terjadinya pembubaran kepengelolaan sehingga diperlukannya pengembangan
terhadap destinasi ini agar dapat berkelanjutan. Pengembangan yang diperlukan
dilakukan antara lain :
a. Pengembangan aksesibilitas
Pengembangan ini diperlukan guna untuk dapat dengan mudah menuju ke
lokasi serta jembatan menuju mangrove perlu diperbaiki agar para kelompok
peneliti atau instansi terkait yang melakukan riset dapat dengan nyaman
menggunakan akses tersebut. Perlunya penambahan sampan untuk
menggunakan akses perairan.
b. Pengembangan aminities
Kurangnya fasilitas umum seperti fasilitas toilet beserta kelengkapannya perlu
di buat lagi guna memenuhi kebutuhan wisatawan serta rest area untuk
wisatawan dapat bersantai sambal menikmati keindahan dari hutan mangrove
serta fasilitas-fasilitas lain yang menunjang kebutuhan wisatawan.
c. Pengembangan kepengelolaan
Kepengelolaan perlu di buat ulang guna untuk mengelola serta menjaga
destinasi ini dengan baik. Pengetahuan kepengelolaannya juga perlu
diperhatikan agar dapat sesuai yang diharapkan mengenai kelestarian hutan
mangrove.
d. Pengembangan promosi
Promosi tidak hanya dilakukan dengan promosi konvensional harus diimbangi
dengan promosi digital juga, serta gencar dalam melakukan promosi guna
menanamkan image yang baik serta memberikan informasi-informasi tentang
event dan lain-lain.

Konsep yang akan digunakan adalah konsep ekowisata dimana konsep ini
mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan social, budaya, dan ekonomi serta
aspek pembelajaran dan Pendidikan. Jika ada wisatawan yang hanya ingin menikmati
keindahan hutan mangrove zonasi penempatannya berada di luar batas hutan mengrove atau
bisa menggunakan sampan untuk berkeliling hutan mangrove tanpa boleh menyentuh atau
merusaknya dan wisatawan dapat membeli beberapa paket tour seperti melintasi 3 destinasi
yang ada di kawasan itu atau wisatawan juga dapat menginap guna mendapatkan pengalaman
kehidupan masyarakat serta paket edukasi untuk menambah wawasan dan pemahaman betapa
banyaknya manfaat serta kegunaan dari hutan mangrove.

Anda mungkin juga menyukai