Anda di halaman 1dari 35

Ekowisata Kota

Kudus
ANGGOTA :
1. AGLIKA SYAILENDRA S (01)
2. CHRISTIAN KURNIAWAN H (11)
3. GHEA AYUNDA S (16)
4. HILMATUL LAILIN N (18)
5. PUNGKY NADIA H (29)

XII MIPA 5
Pengertian Pariwisata

Suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.


7 Sapta Pesona

 Keamanan
 Ketertiban
 Kebersihan
 Kenyamanan
 Keindahan
 Keramah – tamahan
 Kenangan
Pengertian Ekowisata

Suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang


bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan
(alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada
masyarakat setempat.
Kawasan wisata  yang baik dan
berhasil 
Menurut Inskeep & Gunn (1994)

1)  Mempertahankan kelestarian lingkungannya

2)  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut

3)  Menjamin kepuasan pengunjung

4)  Meningkatkan keterpaduan dan  unity pembangunan 


masyarakat
Pengembangan
Pariwisata
Tourism Area Life Cycle

Siklus hidup suatu pariwisata di daerah tertentu


6 Tahapan dalam Pengembangan
Pariwisata
Menurut, Butler 1980 :
 Tahap Penemuan (Exploration)
 Tahap Pelibatan (Involvement)
 Tahap Pengembangan (Development)
 Tahap Konsolidasi (Consolidation)
 Tahap Stagnasi (Stagnation)
 Tahap Penurunan atau Peremajaan (Decline/Rejuvenation)
Tahap Penemuan (Exploration)

Potensi pariwisata berada pada tahapan identifikasi dan


menunjukkan destinasi memiliki potensi untuk dikembangkan
Tahap Pelibatan (Involvement)

Masyarakat local mengambil inisiatif dengan menyediakan berbagai


pelayanan jasa untuk para wisatawan.
Tahap
Pengembangan (Development)
Terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah besar dan pemerintah
sudah berani mengundang investor nasional atau internatsional
untuk menanamkan modal di kawasan wisataw yang akan
dikembangkan.
Tahap Konsolidasi (Consolidation)

Sektor pariwisata menunjukkan dominasi dalam struktur ekonomi


pada suatu kawasan dan ada kecenderungan dominasi jaringan
international semakin kuat memegang peranannya pada kawasan
wisata atau destinasi tersebut.
Tahap Stagnasi (Stagnation)

Pada tahapan ini, angka kunjungan tertinggi telah tercapai dan


beberapa periode menunjukkan angka yang cenderung stagnan.
Tahap Penurunan atau
Peremajaan (Decline/Rejuvenation)
Setelah terjadi Stagnasi, ada  dua kemungkinan bisa terjadi pada
kelangsungan sebuah destinasi. Jika tidak dilakukan usaha-usaha
keluar dari tahap stagnasi, besar kemungkinan destinasi
ditinggalkan oleh wisatawan dan mereka akan memilih destinasi
lainnya yang dianggap lebih menarik.
5 Pilar Pengembangan Pariwisata

 Hubungan Demand dengan Tourist Attraction
 Hubungan Demand dengan Accessibility
 Hubungan Demand dengan Amenities
 Hubungan Demand dengan Ancillaries
 Hubungan Demand dengan Community Involvement
Hubungan Demand dengan Touris
t Attraction
Tourist attraction  adalah atraksi di Kabupaten Kudus yang mernarik
untuk dilihat  dan dikunjungi sehingga mempengaruhi demand
(tourist) untuk berkunjung ke suatu destinasi pariwisata.
Hubungan Demand dengan Acces
sibility
Akses adalah suatu hal yang sangat penting dan vital dalam
mempengaruhi kunjungan wisatawan (demand) ke suatu
objek/destinasi pariwisata termasuk Kabupaten Kudus.
Hubungan Demand dengan Amen
ities
Amenities merupakan hal yang pentingnya dalam pengembangan
kawasan pariwisata Kabupaten Kudus. 
Hubungan Demand dengan Ancill
aries
Ancillaries adalah hal-hal pendukung sebuah pariwisata.
Hubungan Demand dengan Com
munity Involvement
Community involvement adalah keterlibatan atau dukungan
masyarakat dalam kegiatan pariwisata.
Dampak pariwisata terhadap
perekonomian
Arti penting Pariwisata dalam
Perekonomian
 Memberikan kesempatan kerja/memperkecil pengangguran
 Peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah
 Meningkatkan Pendapatan daerah
 Memperkuat Posisi Neraca Pembayaran (Net Balance Payment)
 Memberikan efek multiplier dalam perekonomian DTW (daerah
tujuan wisata)
Dampak positif pariwisata
terhadap perekonomian
 Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah daerah
 Penciptaan lapangan kerja
 Pengembangan infrastruktur
 Pengembangan ekonomi lokal
Kontribusi pariwisata terhadap
pendapatan pemerintah daerah
 Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah dapat
diuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak
langsung.
 Kontribusi langsung : pajak pendapatan dari para pekerja
pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata
 Kontribusi tidak langsung : pajak atau bea cukai barang-barang
yang di import dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan
yang berkunjung.
Penciptaan lapangan kerja

Contoh lapangan kerja yang tercipta dari pariwisata adalah :


 Usaha akomodasi
 Restoran
 Taxi
 Usaha kerajinan seni souvenir.
Pengembangan infrastruktur

Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong


pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih
baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, transportasi
umum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi
logis dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup
baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan
rumah.
Pengembangan ekonomi lokal

Masyarakat local lebih banyak berebut lahan penghidupan dari


sector informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak
resmi, dan lain sebagainya., artinya jika sector informal
bertumbuh maka masyarakat local akan mendapat menfaat
ekonomi yang lebih besar.
Dampak negatif dari pariwisata
terhadap perekonomian daerah

 Besarnya biaya infrastruktur


 Inflasi
 Ketergantungan ekonomi
 Karakter musiman
Pembangunan sektor pariwisata

Pembangunan sektor pariwisata akan dibebankan pada sektor


pajak dalam artian untuk membangun infratruktur tersebut,
pendapatan sektor pajak harus ditingkatkan
Inflasi

Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa dari


wisatawan akan menyebabkan meningkatnya harga secara
beruntun ‚inflalsi‛ yang pastinya akan berdampak negative bagi
masyarakat lokal
Ketergantungan ekonomi

Sebuah daerah yang menggantungkan perekonomiannya pada


sektor pariwisata akibatnya ketahanan ekonomi menjadi sangat
beresiko tinggi.
Karakter musiman

Dalam Industri pariwisata dikenal adanya musim-musim


tertentu, seperti high season dan low season.
Perencanaan
Kawasan Wisata
yang
Berkelanjutan
Melakukan sosialisasi manfaat dan keuntungan proyek bagi
penduduk setempat dan para stakeholder agar terwujudnya sebuah
pengembangan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan pro
community

Anda mungkin juga menyukai