Peran strategis pariwisata dalam perekonomian di suatu negara, diprediksi akan semakin
meningkat pada masa-masa mendatang, karena pariwisata mampu mentransformasi diri ke dalam
kelompok industri terbesar dunia (The World's Largest Industry), pariwisata akan memainkan
peran sentral dalam meningkatkan pendapatan negara, devisa dan penciptaan lapangan kerja.
Pariwisata sebagai lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah merupakan
pilihan kebijakan strategis yang tepat, merujuk pada hasil Studi Bank Dunia, yang menegaskan
peran penting sektor pariwisata bagi pembangunan berkelanjutan, mendorong pertumbuhan
GDP, meningkatkan intensitas perdagangan internasional, menaikkan investasi global,
disamping berperan dalam mengangkat negara-negara berpendapatan rendah (low-income
countries).
Pemanfaatan pariwisata sebagai lokomotif baru bagi ekonomi Indonesia, rata-rata
pertumbuhan wisatawan mancanegara 2014-2017 yang mencapai 49%, lebih tinggi dibandingkan
periode 2011-2014 sebesar 23%. Pertumbuhan Wisatawan nusantara 2017 juga mengalami
kenaikan tiga kali lipat dibandingkan pertumbuhan regional dan global, Indonesia tumbuh 22%
sementara regional hanya tumbuh 7% dan global 6,4%. Seiring dengan pertumbuhan jumlah
wisatawan baik mancanegara dan nusantara, peran strategis sektor pariwisata sebagai lokomotif
baru pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin nyata, dengan tercatatnya pariwisata sebagai
penyumbang 3 besar devisa bagi Indonesia, pariwisata menyumbang USD15,20 miliar pada
tahun 2017.
Kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja, sektor pariwisata dan juga mampu
memberdayakan perempuan dan anak muda melalui karya-karya kreatif. Sektor pariwisata juga
berperan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro-kecil
menengah. Dukungan negara dapat dilaksanakan dengan menciptakan lapangan kerja dan
pelatihan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, mendukung komunitas lokal,
perempuan dan anak muda dalam pengembangan industri kreatif serta menciptakan kondisi yang
kondusif sehingga berwisata menjadi pengalaman menyenangkan bagi semua orang.
Efisiensi sumber daya merupakan salah satu tantangan terbesar di sektor pariwisata.
Tercatat, fasilitas air bersih yang digunakan setiap wisatawan mencapai 100-2.000 liter per
malam, masalah sampah yag dihasilkan dari aktivitas wisatawan. Selain itu ancaman kerusakan
lingkungan dan risiko akibat perubahan iklim juga mengancam industri pariwisata.
Kebudayaan merupakan salah satu daya tarik untuk mendatangkan wisatawan, bahkan
terdapat sekitar 40% aktivitas wisata yang bisa dikategorikan sebagai wisata budaya. Hal ini
dapat membantu memupuk kesadaran untuk menghargai keanekaragaman budaya, mendorong
terciptanya dialog antar budaya, serta membantu penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan
dunia. Usaha yang dilakukan antara lain mempromosikan warisan budaya ke seluruh penjuru
dunia serta mendorong wisatawan untuk menikmati hasil kebudayaan dengan cara menyaksikan
atraksi kebudayaan, membeli produk-produk budaya lokal.
Kondisi aman dan damai merupakan salah satu hal yang mendorong wisatawan
mengunjungi suatu wilayah. Masyarakat lokal yang ramah juga bisa menjadi alasan bagi para
wisatawan untuk berinterakasi secara terbuka tanpa adanya rasa takut.
g. Pengelolaan Pariwisata
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata agar daerah-daerah atau
lokasi pariwisata nasional pengembangannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan arahan dalam rencana tata ruang. 2.
Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan daya dukung lingkungan. 3. Dalam
menyelenggarakan kegiatan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat, sehingga
manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
4. Untuk mencapai keberhasilan pengembangan kegiatan pariwisata, harus dilakukan secara
koordinatif dan terpadu antar semua pihak yang terkait, sehingga wujud keterpaduan lintas
sektoral dan menghindari terjadinya konflik antar sektor.
5. Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor tersier dimana preferensi wisatawan sangat
ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana dan prasarana untuk
meningkatkan aksebilitas kelokasi objek wisata mutlak dibutuhkan.
Sumber ; https://republika.co.id/berita/qcdxrh457/pariwisata-melemah-pukul-ekonomi-kepri