Anda di halaman 1dari 16

VAKSINASI DAN PANDEMI COVID-19 DALAM RANGKA PEMULIHAN

EKONOMI DI TANJUNGPINANG

(RONI TIMBUL JAYA TAMBUNAN 18622267)

ABSTRAKSI

Pandemi Covid-19 merusak tatanaan disegala sektor, sektor perekonomian

salah satunya, Pandemi covid-19 memberikan signifikasi negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi, sebab dalam rangka pemutusan rantai penyebaran, Virus

covid-19 menyerang kepada keramaian interaksi antar sesama, keramaian ini

merupakan penggerak perekonomian, segala kebijakan telah dilakukan hanya saja

tidak terlalu berdampak atas pertumbuhan ekonomi, beberapa penelitan dan usaha

dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia, pada akhirnya terciptalah vaksin

yang merupakan harapan dari permasalahan atas virus corona


BAB I

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus

2019 (Bahasa Inggris: Coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh

dunia untuk semua Negara. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang

diberi nama SARS-CoV-Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di

Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan

sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret

2020 (Pandemi COVID-19 - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, n.d.).

Pandemi ini merambah ke segala penjuru negara , penyebaran yang begitu

masive dalam beberapa tahun mengacak-acak segala sektor yang ada di Indonesia ,

kurangnya peralatan medis dan penanganan yang memadai serta keterlambatan

implementasi kebijakan baik dari pemerintah maupun kepatuhan masyarakat akan

bahaya covid-19 mempertajam angka penyebaran , penyebaran ini memberikan

stimulus negatif terhadap perekonomian di indonesia, perekonomian Indonesia

mengalami signfikasi penurunan , beberapa perusahaan dan usaha-usaha mengalami

kemunduran bahkan kebangkrutan , krisis ekonomi ini mengalami kontraksi terhadap

perekonomian , semakin besar penyeberan virus sejalan dengan penurunanan

ekonomi dan peningkatan inflasi . Pandemi covid-19 pertama kali masuk di Indonesia

pada Maret 2020 (sumber Wikipedia), angka penyebaran pun semakin tinggi

sehingga sekarang ini tanggal 14 maret 2021 dimana jumlah kasus sudah mencapai
1,4 Juta jiwa dimana Kepri sudah mencapai 8. 513 jiwa dimana 1.356 merupakan

warga Kota Tanjungpinang (sumber https://corona.kepriprov.go.id/data)

Grafik Peningkatan Penyebaran Virus di Kota Tanjungpinang

(sumber https://corona.kepriprov.go.id/data)

Grafik penyebaran virus Covid-19 pada provinsi Kepri , dapat kita lihat dari

grafik tersebut pada bulan Juli 2020 mengalami peningkatan drastis, pada saat

pandemi masuk ke Kepri , kurangnya penanganan yang cepat , dan kesadaran

masyarakat membuat virus corona mengalami peningkatan penyebaran setiap harinya

hingga saat ini . Pandemi ini memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan

menerapkan protokol kesehatan yang ada . dikarenakan virus ini menyebar pada

keramaian , yang mempengaruhi kegiatan perekonomian , maka kegiatan


perekonomian yang menggunakan keramaian menerima dampak secara langsung

yang berujung kepada pemberhentian sementara , Pandemi memberikan sebuah

dilema terhadap pemerintah dalam menyusun suatu kebijakan .

Kebijakan Pembatasan sosial telah diberlakukan akan tetapi kebijakan

tersebut memberikan kontradiski terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga

pemerintah membuat kebijakan masyarkat untuk beradaptasi dalam pandemi ini yaitu

dengan menerapkan New Normal yaitu kebiasaan hidup baru tetapi hal ini sejalan

dengan yang dirancangkan ,dimana implementasi pada kenyataan berpengaruh

terjadinya koreksi perekonomian , menurut yang berakibat adanya pengangguran

meningkatnya angka kemiskinan dan inflasi .

Menurut (Maryanti et al., 2019) dalam jurnalnya yaitu Memetakan Jalan

penguatan Ekonomi Pasca pandemi bahwa dalam pemberlakuan New Normal faktor

ketidakpastian dan resiko dapat diminimalisir dengan serangkaian 3T (testing,tracing

dan treatmet) akan tetapi hal ini tidak berjalan , kurangnya fasilitas dalam bidang

medis di Indonesia membuat kebijakan tersebut tidak berjalan sebagaiman mestinya.

Selama masa pandemi pariwisata dan perhotelan Tanjungpinang tidak berjalan ,

sebab setiap bulannya tidak adanya wisman yang datang ke Kota Tanjungpinang.

sehingga sektor pariwisata dan perhotelan mengalami kepasifan , sebab kepasifan

pariwisata merupakan dampak global yang dirasakan dimana penggerakn

perekonomian dari sektor parwisita dan perhotelan yaitu pelancong yang menjadi

penggerak transaksi sektor pariwisata dan perhotelan


Berbagai upaya dilakukan diberbagai negara, termasuk di Indonesia

dikarenakan permasalahan pandemi harus diselesaikan agar terjadinya pemulihan ,

penelitian terus di upayakan, dikarenakan masalah ini berkaitan dengan virus

sehingga penelitan dan tes membuat vaksin menjadi prioritas utama, sehingga

ditemukannya vaksin sinovac Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer yang

bekerjasama dengan BioNtech baru-baru ini, mengklaim telah menemukan vaksin

Covid-19. Vaksin itu juga disebut-sebut memiliki efektivitas hingga 90 persen

mengurangi gejala Covid-19.(Kurniawan et al., 2020) , adanya vaksin ini diharpakan

memberikan harapan atas ketidakpastian dan permasalahan yang ditimbulkan oleh

virus covid-19 .

Dan vaksin tersebut telah sampai pada Tanjungpinang dimana telah

dilakukanya tahap vaksinasi Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S. IP yang hadir

langsung di Gedung Daerah bersama Sekda Kota Tanjungpinang menyampaikan

terkait kondisi penanganan covid-19 di Ibukota Propinsi Kepri Tanjungpinang serta

upaya pencegahan dan penanganannya. “Untuk Vaksin tahap pertama sudah kami

selesaikan 87 %, sedangkan vaksinasi tahap 2 sudah 72,6%,” paparnya” (sumber

https://kepri.haluan.co/2021/02/21/wako-tanjungpinang-fokus-benahi-pemulihan-

ekonomi-di-masa-pandemi/) .Selama Proses vaksinasi di Tanjungpinang, yang

diharapkan adanya pengawasan dan transparansi dalam pelaksanaanya agar

tercipatnya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di Kota Tanjungpinang, dari latar


belakang tersebut penulis ingin menganalisis vaksinasi terhadap pemulihan

perekonomian di Tanjungpinang.

BAB II

PEMBAHASAN

a. Covid-19 dan Penduduk Tanjungpinang

Covid-19 pertama kali menyentuh Tanjungpinang pada tanggal 05 MAret 2020

Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana, mengungkapkan seorang warga

Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, positif virus corona (Covid-19).

Tjetjep pun mengungkapkan secara rinci kronologi awal warga berjenis kelamin pria

usia 71 tahun itu terpapar virus corona (Covid-19). Sumber

(https://www.liputan6.com/regional/read/4204917/begini-kronologi-kasus-positif-

virus-corona-covid-19-pertama-di-tanjung-pinang) .

Korban pertama yang terpapar virus corona merupakan warga lansia yang

memiliki umur diatas 50 tahun, WHO dan CDC melaporkan bahwa pada usia pra-

lansia (50-59 tahun) angka kematian hampir 2 %, usia 60-69 tahun terus naik menjadi

8 sampai 15 % pada usia diatas 70 tahun. Kematian paling banyak terjadi pada

penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas, (KEMENKES PADK dengan

persentase mencapai 21,9% (sumber

http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-covid-

19.html )..Kebijakan dilakukan dalam mengurangi penyebaran virus seperti


penerapan social distancing di segala sektor merupakan kebijakan yang konsolidatif,

akan tetapi kebijakan tersebut menjadi bumerang , dimana kebijakan tersebut

menciptaka stimulus terhadap perekonomian di Tanjungpinang, Penduduk Kota

Tanjungpinang, sehingga perlu adanya kebijakan yang berorientasi dua arah baik

secara penanganan penyebearan maupun pertumbuhan ekonomi. Warga

Tanjungpinang memiliki populasi sebesar 220.812 jiwa (Badan Pusat Statistik

Tanjungpinang,2021) , sedangkan yang terpapar untuk saat ini 1.356 jiwa berarti

sekitar 0,6 % warga Tanjungpinag terjangkit Virus

Sumber (https://corona.kepriprov.go.id/data)

Apabila kita lihat jumlah korban yang terkena di Tanjungpinang menempati

posisi kedua setelah batam, segala penanganan dilakukan pemerintah untuk


meminimalisir angka penyebaran . Piramida Penduduk Kota Tanjungpinang

berbentuk Expansive yang didominasi oleh penduduk berusia muda yang

menandakan bahwa tingkat kelahiran lebih tinggi dari pada kematian, Penduduk

berusia diatas 50 Tahun berjumlah 45.824 yaitu sekitar 20 % penduduk

Tanjungpinang merupakan lansia , perlunya penanganan prioritas terhadap lansia

berupa pembatasan mobilitas sosial dan pengawasan yang kondusif terutama pada

lansia yang memiliki rekam jejak penyakit bawaan , menjadikan acuan pemerintah

dalam penanganan penyebaran virus corona.

Piramida Komposisi Penduduk Tanjungpinang


(Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang)

Penduduk Kota Tanjungpinang didominasi oleh usia Angkatan kerja Menurut (Halim,

2014) Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja,

punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Jumlah angkatan

kerja di Kota Tanjungpinang yaitu sebanyak 92.996 jiwa, sekitar 90,70 persen telah

bekerja. Sedangkan pengangguran terbuka tercatat hanya 9,30 persen dari angkatan

kerja. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu sekitar 78,57 persen bekerja

di sektor jasa. Berikutnya, sekitar 16,98 persen bekerja di sektor manufaktur.

(sumber Badan Statistik Tanjungpinang). Adanya pandemi memberikan dampak

terhadap usia angkatan kerja ,sebab untuk pandemi ini menyebar pada keramaian ,

16% angkatan tersebut bekerja pada manufaktur dimana membutuhkan keramaian

dalam pengelolaannya, apabila terjadi pengurangan karyawan setengah maka secara

estimasi Tanjungpinag sudah kehilangan 8% angkatan kerja sebagai penggerak

ekonomi .tingkat penggaguran semakin meningkat yang menyebabkan tingkat

kemiskinan dan inflasi semakin meningkat juga .

b. Pertumbuhan ekonomi Tanjungpinang selama pandemi

Grafik Pertumbuhan Kemisikinan di Tanjungpinang


sumber : https://tanjungpinangkota.bps.go.id/

Dapat dilihat dari diatas bahwa selama masa pandemi peningkatan angka

kemisikinan dari tahun 2019-2020 merupakan angka tertinggi selama 5 tahun

terakhir , dan ini merupakan permasalahan yang harus difokuskan pemerintah

untuk saat ini.


sumber : https://tanjungpinangkota.bps.go.id/

Pada tahun 2020 Tanjungpinang mencatat pertumbuhan penduduk miskin

meningkat sebesar 19,98 ribu jiwa atau setara dengan 9,37 % , perlunya regulasi dari

pemerintah berupa kebijakan yang memfokuskan kepada ranah kemiskinan ini,

Kemiskinan ini terjadi karena adanya lonjakan inflasi selama setahun terakhir (2019-

2020),

PDRB 2018-2020 Tanjungpinang

sumber : https://tanjungpinangkota.bps.go.id/
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Tanjungpinang mengalami penurunan

ekonomi sebesar 3,45 %, hal ini menandakan bahwa covid-19 merusak tatanan

perekonomian. , akan tetapi sektor Industri pengolahan memberikan sentiment

positif terhadap pertumbuhan ekonomi hal ini dapat dijadikan pertimbangan

kepada pemerintah untuk mengembangkan sektor industry pengolahan baik

beruoa UMK maupun UMKM

c. Vaksin dan Pertumbuhan Ekonomi

Berbagai upaya dilakukan dalam pemutusan penyebaran virus covid-19, salah

satunya melakukan penemuan-penemuan seperti vaksin. Vaksinasi telah

berjalan di Kota Tanjungpinang, , 82,9 persen tenaga kesehatan telah

menjalani vaksinasi covid-19 (82,9 Persen Nakes Di Kepri Sudah Jalani

Vaksinasi | Republika Online, n.d.) hal ini menandakan bahwa kesiapan

pemerintah dalam pemulihan ekonomi di Kota Tanjungpinang, dengan adanya

vaksin diharapkan perubahan-perubahan stimulus dari berbagai sektor .

adanya vaksinasi diharapkan dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan

mengurangi angka kemiskinan . apabila kita melihat banyaknya penambahan

pelaku Usaha,
Tabel Jumlah Pelaku Usaha Mikro Kecil

Sumber : https://tanjungpinangkota.bps.go.id/

Dari data diatas dijelaskan bahwa setiap tahun pelaku usaha kecil di

Tanjungpinang mengalami peningkatan akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan

output yang diberikan, peningkatan ini dikarenakan usaha mikro kecil merupakan

usaha yang menggunakan keramaian dalam kegiatan usahanya, yang berakibat

kepada penutupan untuk mengurani angka penyebaran virus. Transparansi dalam

Vaksiniasi merupakan hal yang harus diterapkan dalam pelaksanaanya, serta

pengawasan terhadap vaksinasi terutama kepada kelompok pelaku usaha yang

rentan atas dampak dari pandemi ini seperti UMKM dan UKM , dimana sektor
ini merupakan ujung tombak dalam pertumbuhan ekonomi di Tanjungpinang,

pengawasan yang berkelanjutan diikuti dengan hasil yang diharapkan ,apabla

program vaksin ini berjalan dengan baik, dan menekan angka penyebaran,

pemerintah dapat memfokuskan kepada memberikan bantuan kepada sektor-

sektor yang utama dalam kebangkita ekonomi di Tanjungpinang,

Kebijakan pemberian bantuan baik berupa modal serta pelatihan E-

commerce , sebab pada masa new normal, para pelaku pengusaha yang menerima

bantuan mengembangkan strategi usaha dengan usaha E-commerce menciptakan

pengaruh terhadap penurunan penyebaran virus, dikarenakan tidak terlalu

menggunakan keramaian dalam kegiatan ekonominya.Adanya Vaksin ini

merupakan kunci dimasa yang akan datang , sehingga perlunya penerapan

kebijakan sebelumnya memberikan dampak yang baik apabila berjalan dengan

perencanaan dan tujuan yang berfokus kepada pertumbuhan ekonomi,

BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

Saran
Selama masa pandemi pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan pemindahan

dana pembangunan kepada bantuan UMK dan UMKM di Kota Tanjungpinang,

apabila hasil vaksinasi memberikan hasil yang positif maka, Pemerintah dapat

berfokus kepada pemberian bantuan pelaku UMK dan UMKM di Kota

Tanjungpinang

Kesimpulan

Pandem Covid-19 memberikan dampak disektor perekonomian Tanjungpinang,

segala kebijakan dan penelitan dilakukan , sampai pada akhirnya ditemukan Vaksi

yang diharapkan menjadi harapan dalam pertumbuhan ekonomi di Tanjungpinang,

selama program vaksinasi diharapkan adanya trnasparansi dan pengawasan yang

berkelanjutan agar program dapat berjalan sebagai mana yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

82,9 Persen Nakes di Kepri Sudah Jalani Vaksinasi | Republika Online. (n.d.).
Retrieved March 16, 2021, from

https://www.republika.co.id/berita/qpcfhv368/829-persen-nakes-di-kepri-sudah-

jalani-vaksinasi

Halim, A. (2014). Teori Ekonomi Makro. In Ekonomi Makro.

Kurniawan, H. H., Salahuddin, A. M., Muslim, & Sri, N. (2020). ONSEP

KEBIJAKAN STRATEGIS DALAM MENANGANI EKSTERNALITAS

EKONOMI DARI COVID - 19 PADA MASYARAKAT RENTAN DI

INDONESIA Heri. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities, 1(2),

130–139. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf

Maryanti, S., Netrawati, I. O., & Faezal, F. (2019). Menggerakan Perekonomian

Melalui Pemulihan Usaha Dan Industri Mikro Kecil Menengah Pasca Bencana

Gempa Bumi Di Nusa Tenggara Barat. Media Bina Ilmiah, 14(4), 2321.

https://doi.org/10.33758/mbi.v14i4.342

Pandemi COVID-19 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.).

Retrieved March 14, 2021, from https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-

19

Anda mungkin juga menyukai