Disusun oleh:
Sherly Uswiati
(20160530194)
Kelas A
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2019
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Yang saya banggakan, Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Seluruh Indonesia, Puteri
Pariwisata Indonesia, Anggota-anggota LSM dan Ormas Karangtaruna DKI Jakarta, Serta
hadirin yang berbahagia.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karuniaNya sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat memperingati “World Tourism
Day” dan “Hari Kepariwisataan Nasional”, yang jatuh pada tanggal 27 September.
Mengingat hari peringatan jatuh pada hari Minggu, maka kita melaksanakan peringatan pada
hari ini, Senin 28 September 2019.
Tema “World Tourism Day” tahun ini adalah “One Billion Tourists, One Billion
Opportunities”, menjadi momentum para stakeholder pariwisata (pemerintah, industri
pariwisata, dan masyarakat) akan pentingnya pembangunan kepariwisataan dengan
mengedepankan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta menghapus
kemiskinan terhadap masyarakat di sekitar destinasi pariwisata.
Dewasa ini perkembangan jumlah wisatawan dunia telah menembus satu miliar
orang, hal tersebut berarti telah memberikan satu miliar keuntungan. Meskipun demikian, kita
perlu mencermatinya bahwa satu miliar wisatawan itu dapat pula mendatangkan malapetaka
apabila kita salah dalam bertindak dan berstrategi. Dibutuhkan SDM yang aktif dan tanggap
dalam menghadapi perkembangan jumlah wisatawan baikl lokal maupun mancaegara.
“Every time we travel, for whatever reason, we are part of a global movement; a
movement that has the power to drive inclusive development, create jobs and build the
sustainable societies we want for our future; a movement that builds mutual understanding
and can help us safeguard our shared natural and cultural heritage.” (Setiap kali kita
melakukan perjalanan, untuk alasan apa pun, kita adalah bagian dari gerakan global, sebuah
gerakan yang memiliki kekuatan untuk mendorong pembangunan yang inklusif, menciptakan
lapangan kerja dan membangun masyarakat yang berkelanjutan kita inginkan untuk masa
depan kita, gerakan yang membangun saling pengertian dan dapat membantu kita menjaga
warisan alam dan budaya kita bersama).
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata selalu menempati urutan ke-4
penghasil devisa bagi negara. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan pariwisata menjadi
salah satu dari lima sektor unggulan dan memberikan anggaran belanja yang naik cukup
signifikan untuk tercapainya target utama pembangunan kepariwisataan. Adapun cita-cita
pembangunan kepariwisataan Indonesia adalah terwujudnya kepariwisataan yang dapat
menjaga kebebasan, kemandirian, keutuhan bangsa dan wilayah, memupuk rasa cinta tanah
air, serta meningkatkan perdamaian dan persahabatan antar suku/bangsa.
Kita sebagai warga negara Indonesia patut bersyukur, karena telah memiliki Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang ini telah menyerap
cita-cita kepariwisataan Indonesia serta mencakup konsep dasar “pembangunan
berkelanjutan” dan “kepariwisataan bertanggung jawab dan berkelanjutan” dalam prinsip-
prinsip penyelenggaraan kepariwisataan sebagai satu kesatuan.
Saudara-saudara yang kami banggakan, banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah
untuk mencapai target pembangunan pariwisata di Indonesia. Kita tidak hanya melakukan
promosi secara besar-besaran, menyediakan produk yang diinginkan oleh wisatawan, tetapi
juga menyiapkan SDM pariwisata yang terampil, menjamin tersedianya sarana dan pra-
sarana. Intinya peran pemerintah dalam pembangunan pariwisata tidak hanya membuat
regulasi, memfasilitasi, tetapi juga akan mengintervensi jika dianggap sangat perlu.
Saat ini, kami menetapkan enam target utama dalam pembangunan pariwisata.
Pertama, kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) meningkat dari 9
persen pada 2015 menjadi 15 persen pada 2020. Kedua, devisa meningkat dari Rp 140 triliun
pada 2015 menjadi Rp 280 triliun pada 2020. Ketiga, kontribusi terhadap kesempatan kerja
meningkat dari 11 juta pada 2015 menjadi 13 juta pada 2020. Keempat, indeks daya saing
pariwisata meningkat dari peringkat 70 pada 2015 menjadi 30 pada 2020. Kelima, jumlah
kedatangan wisatawan mancanegara meningkat dari 9,4 juta pada 2015 menjadi 20 juta pada
2020. Keenam, jumlah perjalanan wisatawan nusantara meningkat dari 250 juta pada 2015
menjadi 275 juta pada 2020.
Disadari bahwa tidak mudah untuk mencapai target tersebut, tetapi bukanlah sesuatu
tidak mungkin ketika semua secara bersama-sama baik lintas kementerian dan lembaga
pemerintah, maupun pelaku industri pariwisata, masyarakat, insan pers dan berbagai media
lain, bekerja keras dan membangun ekosistem kepariwisataan untuk mencapai target tersebut.
Saudara-saudara sekalian kita semua adalah elemen penting dalam perubahan negara ini.
Berjalan bersama dan beriringan lebih baik daripada berjalan sendirian. Oleh karena itu, mari
semua generasi ikut dalam mendukung dan merawat perkembangan pariwisata di Indonesia.
Hadirin yang saya hormati, demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga kita
semua bisa melestarikan dan mendukung adanya perkembangan kepariwisataan di Indonesia.
Apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan, saya selaku Menteri Pariwisata mohon
maaf apabila ada tutur kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.