KOTA MAKASSAR
OLEH:
Nama : NADIA PERMATASARI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi Kota Makassar”. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pariwisata di
program studi teknik perencanaan wilayah dan kota Fakultas sains dan teknologi
pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan
asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan
potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai
multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor
pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane,
1994 :14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa
Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja,
mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek
dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan
mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga
mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata
menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya
akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata,
wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan pasar
barang dan jasa. Selanjutnya wisatawan secara tidak langsung menimbulkan
permintaan akan barang modal dan bahan untuk berproduksi memenuhi
permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi
permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi,
perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen,
industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain (Spillane, 1994 : 20)
Sejalan dengan hal tersebut dampak pariwisata terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat lokal dikelompokan oleh Cohen (1984) menjadi delapan
kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak
terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4)
dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau
keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan control, (7) dampak terhadap
pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah
wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan
pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan
berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam
yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di
Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan
industri pariwisata sangatlah besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pariwisata
Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna
pariwisata memiliki banyak definisi. Pariwisata yang digunakan sebagai suatu
tinjauan pustaka dapat dibatasi pada pengertian: Menurut Kodyat (1983)
pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam
dan ilmu. Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai
suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek
ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan
kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Sedangkan
Wahab (1985) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi
sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata
juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata,
penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri. Selain
itu pariwisata juga disebut sebagai industri yang mulai berkembang di Indonesia
sejak tahun 1969, ketika disadari bahwa industri pariwisata merupakan usaha yang
dapat memberikan keuntungan pada pengusahanya. Sehubungan dengan itu
Pemerintah Republik Indonesia sejak dini mengeluarkan Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969, menyatakan bahwa .Usaha
pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri
pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan
serta kesejahteraan masyarakat dan negara (Yoet, 1983).
Pengertian ekonomi di bidang pariwisata adalah meningkatkan
perekonomian negara dalam bidang pariwisata. Perkembangan pariwisata di
Indonesia mengalami dinamika perjalanan yang menarik bagi pembangunan
bangsa. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi. Dalam
kurun waktu delapan tahun terakhir atau sejak bergulirnya arus demokrasi yang
menyuarakan reformasi, faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah faktor
keamanan. Walaupun demikian, tentunya faktor lain seperti ekonomi global,
politik baik dalam negeri maupun internasional, serta terjadinya fluktuasi nilai
tukar mata uang juga ikut mempengaruhi kondisi pariwisata Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
sector kepariwisataan secara nasional yang berkesinambungan. Kesemuanya
meliputi seluruh kegiatan masyarakat, bangsa dan Negara untuk terwujudnya
tujuan pembangunan nasioanal, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskankehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Table 1.1
Jika dilihat dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Bone selain dapat
diketahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi, juga dapat diketahui peranan
masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB Kabupaten Bone. Peranan
dari masing-masing lapangan usaha ini menggambarkan struktur ekonomi
Kabupaten Bone. Semakin besar peranan suatu lapangan usaha maka semakin
besar pula pengaruhnya dalam perkembangan perekonomian di daerah ini.
Table 1.2
Berdasarkan tabel diatas, struktur ekonomi Kabupaten Bone pada tahun 2010,
didominasi oleh sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, industri pengolahan,
perdagangan hotel restoran, dan jasa-jasa. Kontribusi PDRB tertinggi tahun 2010
terletak pada sektor pertanian sebesar 51,58 persen, kemudian diikuti oleh sector
jasa-jasa sebesar 11,2 persen, kemudian sektor perdagangan sebesar 8,66 persen,
industri pengolahan 8.42 persen. Dengan demikian, perekonomian kabupaten
Bone masih di dominasi oleh sektor pertanian karena sektor ini mempunyai
peranan lebih besar dari sektor lapangan usaha lainnya termasuk penyerapan
tenaga kerja