Anda di halaman 1dari 3

Kondisi pariwisata di kawasan ini belumlah berkembang pesat, namun potensi kekayaan

alam bawah laut, budaya, dan sejarahnya membuat pemerintah meliriknya sebagai salah satu
kawasan yang akan dikembangkan sektor kepariwisataannya secara maksimal. PT Jababeka
Morotai merupakan badan usaha pengembang dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Morotai seluas lebih dari 1.500 Ha yang bergerak di bidang pariwisata, industri,
logistik dan pengolahan ekspor di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. KEK
Morotai memiliki keunggulan geo-strategis, historis dan wisata bahari dengan keindahan
pantai dan bawah laut yang memesona. Keunggulan geoekonomi yang dimiliki Morotai
adalah letaknya yang berada pada pulau terluar di sisi timur laut indonesia yang berdekatan
dengan Jepang dan Taiwan serta berada pada jalur imigrasi ikan tuna yang menunjang
industri perikanan di wilayah ini. Keunggulan Geostrategis yang dimiliki morotai adalah
adanya kebijakan untuk menghidupkan kembali dan memaksimalkan peran bandar udara Pitu
sebgai hub internasional di kawasan timur Indonesia. Pada tahun 2019 Morotai ditargetkan
dapat menarik 500.000 wisman dan mendapatkan devisa sebanyak 500 juta USD.

Berdasarkan data IKPN yang disusun Kemenparekraf bersama sejumlah


kementerian/lembaga dengan menggunakan rujukan standar global World Economic yaitu
Travel Tourism Development Index (TTDI), Provinsi Maluku Utara (Morotai) ada di
peringkat 20 dari 34 provinsi. Maluku Utara sebagai lokasi dari DPP Morotai, IKPN di
provinsi tersebut perlu diperkuat agar dapat mempercepat pembangunan pariwisata dan
ekonomi kreatif di Morotai.

Sektor pariwisata menciptakan enam kali lipat lebih banyak lapangan kerja dibandingkan
sektor lainnya. Adapun rencana aksi untuk mendukung dan melengkapi aspek pembangunan
kepariwisataan di Morotai ini adalah pembangunan infrastruktur untuk aksesibilitas,
pembangunan kawasan, pembangunan amenitas wilayah seperti hotel, restoran, kafe dan
seluruh kelengkapan untuk perkotaan, juga pada pengembangan atraksi/event.

Pengembangan merupakan suatu proses, cara, perbuatan menjadikan sesuatu menjadi lebih
baik, maju, sempurna dan berguna (Alwi Hasan dkk, 2005:269). Pengembangan merupakan
suatu proses/aktivitas memajukan sesuatu yang dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa
dengan meremajakan atau memelihara yang sudah berkembang agar menjadi lebih menarik
dan berkembang. Pengembangan pariwisata yaitu usaha untuk meningkatkan atau
melengkapi fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan agar merasa
nyaman saat berada di tempat wisata. Pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan
keuntungan baik itu keuntungan bagi wisatawan maupun keuntungan bagi masyarkat
setempat. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan manfaat bagi
wisatawan maupun masyarakat setempat. Bagi masyarakat setempat manfaatnya dalam hal
ekonomi, sosial dan budaya. Namun, jika dalam pengembangannya itu tidak dipersiapkan dan
dikelola dengan sangat baik maka dapat juga menimbulkan berbagai permasalahan yang
merugikan wisatawan ataupun masyarakat. Maka dari itu untuk menjamin supaya pariwisata
dapat berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi wisatawan
maupun masyarakat maka perlu pengkajian secara mendalam terhadap semua sumber dan
daya pendukungnya.

Pengembangan kepariwisataan tidak luput dari pembangunan berkelanjutan, menurut


Undnag-Undnag No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan pasal 5 menyatakan bahwa
Pembangunan Objek dan Daya Tarik Wisata dilakukan dengan cara mengusahakan,
mengelola, dan membuat objek-objek baru sebagai objek dan daya tarik wisata kemudian
pasal 6 menyatakan bahwa pembangunan objek dan daya tarik wisata dilakukan dengan
memperhatikan:
1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial
budaya.
2. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat.
3. Kelestarian budaya dan lingkungan hidup. 4. Kelangsungan pariwisata itu sendiri

Sejak awal Tahun 2020, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada
sektor pariwisata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di dalam negeri, jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) yang datang pada tahun 2022 tercatat sebesar 5,47 juta
kunjungan, merosot sebanyak 66,04% bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman
pada tahun 2019, yaitu sebanyak 16,11 juta kunjungan. Namun, kunjungan wisman pada
tahun 2022 tersebut menunjukkan tren peningkatan sebesar 251,28% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Tren positif peningkatan jumlah kunjungan tersebut harus dioptimalkan
pemerintah melalui penyediaan program-program dukungan pengembangan pariwisata dan
penyediaan infrastruktur pariwisata yang lebih berkualitas guna merespon perubahan
dinamika pada sektor kepariwisataan setelah pandemi serta menjawab tantangan dan
mendukung target pembangunan pariwisata nasional. Oleh karena itu, pengawasan intern
terhadap sektor pariwisata menjadi sangat penting untuk memastikan penggunaan dana
publik yang disediakan untuk sektor pariwisata dapat memberikan manfaat yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai