Anda di halaman 1dari 9

Tahap Konstruksi :

Tahap Kontruksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi adalah pembersihan
lahan kegiatan non tambang, pembangunan seluruh sarana dan prasarana penunjang
kegiatan produksi seperti kantor gudang, dan sebagainya, serta pembangunan jalan
akses menuju tambang.

Pada kegiatan Kontruksi tahapan rencana yang menimbulkan dampak adalah sebagai
berikut :
1. Pembersihan Lahan.
2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang.
3. Pembangunan Jalan Tambang.

1. Pembersihan Lahan atau Pengupasan Tanah Tertutup

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu


lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan
galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan
sistimatika pengupasan yang baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup
merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama
pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi, semakin
baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target
produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan
alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup. Adapun pola teknis dari
pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :
a. Back filling digging method Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat
sudah digali.
b. Benching System Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang
(benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus
sambil membuat jenjang.
c. Multi Bucket Exavator System Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang
ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah
dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE).
d. Drag Scraper System Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan
bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya
dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem
ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas (loose).

Pemboran
Peledakan Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan, antara lain
adalah untuk penempatan bahan peledak, pemercontohan (merupakan metoda
sampling utama dalam eksplorasi), dalam tahap development seperti penirisan dan
tes pondasi, serta dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut batuan & kabel
batuan. Jika dihubungkan dengan operasi peledakan, penggunaan terbesar adalah
pemboran produksi (Nurhakim, 2004). Urutan pekerjan peledakan adalah pemboran,
pemuatan bahan peledak, penyambungan rangkaian peledakan dan penembakan.
Prinsip pemboran adalah mendapatkan kualitas lubang ledak yang tinggi dengan
pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat. Guna mendapatkan hasil
peledakan yang baik, yaitu volume bongkaran lapisan batuan yang besar dengan
fragmentasi yang sesuai untuk dimanfaatkan serta biaya yang seminimal mungkin
(Kartodharmo, 1989). Pada peledakan jenjang posisi dari suatu lubang ledak dapat
memberikan keuntungan maupun kerugian dalam memperoleh hasil peledakan yang
baik. Dalam upaya menghasilkan fragmentasi batuan yang diinginkan serta
mengurangi terjadinya bahaya flyrock yang merupakan akibat sampingan dari
proses peledakan, maka terlebih dahulu perlu ditinjau pemakaian arah lubang ledak.
Pada perinsipnya terdapat dua cara untuk membuat lubang ledak, yaitu membor
dengan lubang miring dan membor dengan lubang tegak.

Peledakan
Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran yang merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melepas batuan dari batuan induknya
dengan harapan menghasilkan bongkaran batuan yang berukuran lebih kecil sesuai
dengan yang diharapkan sehingga memudahkan dalam proses pendorongan,
pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material (Kartodharmo, 1989). Sebelum
operasi peledakan dimulai, penentuan letak lubang ledak harus dievaluasi dengan
hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum dari bahan peledak yang dipilih.
Lebih dari pada itu, penyediaan lubang ledak yang tepat untuk pembongkaran
dengan biaya rendah, karakteristik massa batuan dan kemampuan pembuatan lubang
ledak harus diidentifikasi. Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal
atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai
suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi
kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya
berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih
stabil.

Pengelolaan dampak yang dihasilkan kegiatan Pembebasan Lahan, yaitu sebagai


berikut :
1. Melakukan pembebasan lahan secara bijak terutama proses ganti rugi dan
tanaman produktif Masyarakat.
2. Mempertimbangkan aspirasi masyarakat adat terkait pembebasan lahan dengan
pemilik lahan dan pemerintah kecamatan.
3. Pembebasan lahan kepada pemilik lahan secara langsung melalui proses
negoisasi dengan membayar kompensasi.

2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang

Pembangunan sarana dan prasarana penunjang adalah investasi dalam infrastruktur


fisik dan non-fisik yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Sarana dan prasarana ini mencakup berbagai elemen,
seperti transportasi, energi, komunikasi, air bersih, sanitasi, pendidikan, dan
kesehatan. Meningkatnya investasi dalam pembangunan sarana dan prasarana
penunjang dapat memberikan dampak positif terhadap kesempatan kerja, antara lain:

1. Penciptaan Lapangan Kerja Baru:


Proyek-proyek pembangunan infrastruktur biasanya memerlukan banyak tenaga
kerja untuk konstruksi, pemeliharaan, dan operasionalnya. Dengan demikian,
pembangunan jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan fasilitas lainnya
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
2. Penyediaan Keterampilan dan Pelatihan:
Proyek-proyek pembangunan infrastruktur seringkali membutuhkan
keterampilan khusus. Ini memicu permintaan untuk pelatihan dan pendidikan
dalam bidang teknis dan konstruksi, yang dapat meningkatkan kualifikasi tenaga
kerja lokal dan meningkatkan kesempatan kerja.
3. Dukungan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM):
Infrastruktur yang memadai, seperti akses ke listrik dan internet, dapat
membantu UKM meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka. Hal ini
berkontribusi pada pertumbuhan sektor swasta dan penciptaan lapangan kerja di
tingkat lokal.
4. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat:
Infrastruktur yang baik, seperti air bersih, sanitasi, pendidikan, dan layanan
kesehatan, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini dapat
mengurangi absensi kerja akibat penyakit dan memungkinkan masyarakat untuk
fokus pada pendidikan dan produktivitas, yang pada gilirannya meningkatkan
kesempatan kerja.
5. Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang:
Investasi dalam pembangunan sarana dan prasarana penunjang menciptakan
lingkungan bisnis yang lebih menarik dan berkelanjutan. Ini dapat menarik
investasi swasta tambahan, merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang,
dan dengan demikian, menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat kesempatan kerja dari pembangunan


infrastruktur dapat bervariasi tergantung pada desain proyek, kebijakan pengadaan
tenaga kerja, dan komitmen untuk melibatkan tenaga kerja lokal. Oleh karena itu,
penting untuk merencanakan dan melaksanakan proyek infrastruktur dengan
memperhatikan aspek sosial dan ekonomi, serta memastikan inklusivitas dan
keadilan dalam pembagian manfaatnya kepada seluruh masyarakat.

Pengelolaan dampak yang dihasilkan kegiatan Pembangunan Sarana dan


Prasarana Penunjang, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang secara
bertahap sesuai dengan rencana kegiatan dan mematuhi SOP.
2. Melakukan kegiatan pembangunan sarana dan prasaran secara selektif dan
sesuai kebutuhan tambang.
3. Bekerjasama dengan pihak yang terkait dengan kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana dan pengawasan dari pihak lingkungan.

3. Pembangunan Jalan Tambang

Pembangunan jalan tambang dapat berdampak negatif terhadap kualitas udara,


mulai dari dampak kecil hingga besar. Kegiatan pertambangan batubara dapat
menyebabkan penurunan kualitas udara, salah satunya yaitu penurunan kualitas
udara akibat emisi yang cukup besar kegiatan produksi pertambangan dapat
menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya ialah terjadi penurunan
kualitas udara di daerah penelitian. Dekatnya lokasi pemukiman dengan pit tambang
dan jalan angkut mempengaruhi kualitas udara di lokasi ini sehingga penyiraman
harus lebih intensif dilakukan dengan frekuensi sesering mungkin agar dispersi debu
yang terjadi tidak tinggi pembangunan jalan akses terhadap penurunan kualitas
udara ambien dapat diuraikan sebagai dampak kegiatan pertambangan batubara.
Pada prinsipnya, kegiatan pertambangan batubara dapat mempengaruhi kualitas
udara yang mengalami penurunan.

Pengelolaan dampak yang dihasilkan kegiatan Pembangunan Jalan Tambang,


yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan pembangunan jalan tambang secara bertahap, selektif dan
sesuai dengan rencana kegiatan serta mematuhi SOP.
2. Mengoperasikan peralatan operasional sesuai standard dan melakukan
pengecekan mesin secara bertahap.
3. Bekerjasama dengan pihak terkait dalam pembangunan jalan tambang dan
pengawasan dari pihak lingkungan.
4. Persiapan Lahan pertambangan Batu Bara :
a. Metode pola keliling lahan : Pola keliling tepi dalam persiapan
lahan tambang batu bara mengacu pada tata letak penimbunan batu
bara. Namun, dari hasil pencarian, tidak ditemukan informasi yang
spesifik mengenai pola keliling tepi dalam konteks persiapan lahan
tambang batu bara. Oleh karena itu, berdasarkan pengetahuan
umum, pola keliling tepi mungkin merujuk pada tata letak
penimbunan batu bara di sekitar tepi area penambangan.

b. Metode pola pengolahan tanah tengah dalam persiapan lahan


tambang batu bara mungkin merujuk pada tata cara pengolahan
tanah di bagian tengah area penambangan. Informasi spesifik
mengenai pola ini tidak ditemukan dalam hasil pencarian. Secara
umum, persiapan lahan tambang batu bara meliputi pembersihan
lahan, pengolahan tanah, dan perbaikan tanah sebagai bagian dari
tahapan reklamasi, berikut deskripsi metode pola pengolahan tanah
tengah di tambang batu bara sebagai berikut :
5. Pembangunan Fasilitas Penambangan batu bara yang memiliki beberapa
tujuan, termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung, membuka akses untuk masyarakat
sekitar, meningkatkan kinerja operasional pengiriman batubara, dan
menciptakan keunggulan komparatif dan kompetitif batu bara serta
berbagai produk turunannya, selain itu, pembangunan fasilitas
pertambangan batu bara juga bertujuan untuk mendukung berbagai
kebutuhan pembangunan nasional dengan tetap memperhatikan isu
lingkungan dan perundang-undangan, selain itu, pembangunan smelter
juga penting dalam pertambangan untuk memisahkan kotoran dari logam
dan melakukan proses pemurnian, serta untuk memenuhi kewajiban
perusahaan pertambangan mineral logam dalam membangun smelter
sesuai dengan peraturan yang berlaku, pembiayaan tahap produksi fasilitas
penambangan batu bara sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai