Anda di halaman 1dari 38

TAMBANG BAWAH TANAH

PENGERTIAN

Secara umum Tambang Bawah Tanah


adalah suatu sistem penambangan
Mineral atau Batubara, dimana seluruh
aktifitas kegiatannya tidak berhubungan
dengan udara terbuka.
Perkembangan Metode
Penambangan.

Deposit komoditas
tambang berbentuk Vein.

Pada awalnya,
penambangan yang
diterapkan adalah Metode
Tambang Terbuka.

Seiring dengan kemajuan


tambang (semakin dalam)

Dengan pertimbangan
Keselamatan Kerja, Produksi
yang dihasilkan & Biaya
penambangan.

Penambangan dilanjutkan
dengan Metode Tambang
Bawah Tanah
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE
TAMBANG BAWAH TANAH :
1. Karakteristik Spasial Dari Endapan

Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan


karena umumnya sangat menentukan dalam pemilihan
metode penambangan antara tambang terbuka dengan
tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode
penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan
bijih. Factor-faktor tersebut meliputi :

a. Ukuran (terutama tinggi dan tebal)


b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)
c. Orientasi (dip/inklinasi)
d. Kedalaman
2. Kondisi Geologi & Hidrogeologi

Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam
pemilihan antara metode selektif
melalui seleksi (penyaringan)
dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan pada system
penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada kebutuhan
akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogi akan
menentukan syarat-syarat pengolahan.

a. Lokasi / penyebaran (koordinat)


b. Mineralogi dan petrologi (Sulvida vs Oksida)
c. Komposisi kimia
d. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidak menerusan, intrusi)
e. Bidang lemah (kekar, rekahan, bidang perlapisan)
f. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas!)
g. Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)
3. Sifat – Sifat Geoteknik

Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan)


untuk bijih dan batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan
mempengaruhi pemilihan peralatan pada system
penambangan terbuka dan pemilihan klas metode dalam
system tambang bawah tanah (penyanggaan alami,
penyanggaan buatan atau ambrukan)

a. Sifat-sifat Fisik (bobot isi, porositas, permeabilitas)


b. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas)
c. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)
d. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
e. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten (kemampuan bukaan
pada kondisi tanpa penyangga)
4. Pertimbangan Ekonomi
Kajian secara ekonomis dimaksudkan untuk mengetahui sebuah
proyek penambangan memperoleh keuntungan atau tidak. Dalam
perhitungan aliran uang diperhatikan beberapa faktor yang
berpengaruh dalam situasi ekonomi. Faktor-faktor ini akan
mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Faktor ini meliputi :

a. Cadangan (tonase dan kadar)


b. Harga komoditas Tambang (mineral, batubara)
c. Umur tambang
d. Tingkat produksi
e. Kualitas produksi
f. Ketersediaan dana operasi
g. Target pengembalian modal
h. Biaya penambangan
5. Faktor Teknologi

Kondisi paling cocok antara kondisi alamiah endapan dan metode


penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan
metode yang tidak cocok mungkin tidak banyak pengaruhnya
pada saat penambangan, tetapi kemungkinan akan
mempengaruhi pada kegiatan pendukung tambang seterusannya
(pengolahan, peleburan, dll). Faktor teknologi meliputi :

a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang ikut terambil)


b. Fleksibilitas metode dengan perubahan kondisi
c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste
d. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan
e. Modal, pekerja, ketersediaan fasilitas
f. Kemutakhiran peralatan dan intensitas mekanisasi.
6. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan : Abiotic,


Biotic dan Cultural. Yang termasuk dalam faktor lingkungan
adalah :

a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan


b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek
ambrukan pada permukaan tanah
c. Hutan lindung dan reklamasi
d. Pembentukan air asam tambang
e. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan
kelembaban)
METODE TAMBANG BAWAH TANAH :

1. Unsupported Methods
2. Supported Methods
3. Caving Methods
Metode Tambang Bawah Tanah : Unsupported Methode
Metode Penambangan Bawah Tanah Supported Methode
Metode Penambangan Bawah Tanah Supported Methode ( Cut And Fill)
Metode Tambang Bawah Tanah Caving Methode
(Block Caving)
Bentuk Penampang Lubang
Bukaan Bawah Tanah

Rock Bolt Wire Mess

Penyangga Lubang Bukaan Aktif


Cribbing

Three Pieces

Drainage

Penyangga Lubang Bukaan Pasif (kayu)


Alat Pembongkaran Tambang Bawah Tanah
(Continuous Miner
REKLAMASI & PASCATAMBANG
PENGERTIAN

❑ Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.

❑ Pasca tambang
Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah
kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau
seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan
alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
penambangan.
Kewajiban untuk melakukan reklamasi & pascatambang :

a. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik


b. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi
Indonesia
c. Meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan/atau
batubara
d. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat setempat
e. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
wajib melaksanakan:

a. Ketentuan K3 pertambangan
b. Keselamatan operasi pertambangan
c. Pengelolaan & pemantauan lingkungan pertambangan
termasuk kegiatan reklamasi dan pasca tambang
d. Upaya konservasi sumberdaya mineral dan batubara
e. Pengelolaan sisa tambang dalam bentuk padat, cair, atau
gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan
sebelum dilepas ke media lingkungan
Ketentuan Reklamasi dan Pascatambang :

➢ Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib


melaksanakan reklamasi terhadap lahan terganggu
kegiatan eksplorasi

➢ Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi


Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan
pascatambang terhadap lahan terganggu pada kegiatan
pertambangan, baik dengan sistem dan metode
penambangan terbuka maupun bawah tanah
Prinsip dalam melaksanakan reklamasi dan pascatambang

Ligkungan
Hidup
Konservasi

K3
RENCANA REKLAMASI

Disusun setiap jangka wakgtu 5 tahun, dengan rincian


pertahunnya sebagai berikut :
- Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang
- Rencana pembukaan lahan
- Program Reklamasi
- Rencana biaya reklamasi

Jika umur tambang kurang dari 5 tahun, disusun sesuai umur


tambang
Rencana disampaikan ke Menteri, Gubernur, Bupati / Walikota,
sesuai kewenangan masing2, sebelum memulai kegiatan Operasi –
Produksi.
KERANGKA DOKUMEN RENCANA REKLAMASI

1. Pendahuluan:
a. Status perizinan
b. Luas wilayah
c. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL
d. Lokasi & kesampaian wilayah
2. Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang
3. Rencana pembukaan lahan.
a.Tambang (lokasi & luas sebaran, metode, umur, peralatan, lokasi & luas lahan
untuk tambang, produksi, stripping ratio, dll)
b.Timbunan :
1). Lokasi & luas utk tanah zona perakaran dan batuan penutup
2). Luas lahan dan lokasi untuk penimbunan
3). Lokasi & luas utk batuan penutup
c. Jalan
d. Kolam sedimen
e. Sarana penunjang
4. Program Reklamasi
a. Lokasi lahan yang akan direklamasi
b.Teknik dan peralatan yang akan digunakan dalam
reklamasi
c. Sumber material pengisi (bila dilakukan backfilling)
d. Revegetasi (jenis dan jumlah tanaman, jarak tanam,
lokasi & luas)
e.Pekerjaan sipil sesuai dengan peruntukan lahan pasca
tambang
f. pemeliharaan
JAMINAN REKLAMASI DAN JAMINAN PASCATAMBANG
A. Jaminan Reklamasi
1. Tahap Eksplorasi
➢ Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyediakan
Jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi sesuai dengan penetapan
besaran Jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi oleh Direktur Jenderal
atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya

➢ Jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi ditempatkan seluruhnya di awal


sesuai dengan penentuan biaya Reklamasi tahap Eksplorasi dan
dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya Eksplorasi.

➢ Penempatan Jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi dilakukan dalam


jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
rencana kerja dan anggaran biaya tahap Eksplorasi disetujui oleh
Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
2. Tahap Operasi Produksi
➢ Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menyediakan
Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi sesuai dengan penetapan besaran
Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi oleh Direktur Jenderal atas nama
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya,.

➢ Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi untuk periode 5 (lima) tahun pertama
wajib ditempatkan seluruhnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

➢ Dalam hal umur tambang kurang dari 5 (lima) tahun, Jaminan Reklamasi tahap
Operasi Produksi ditempatkan sesuai dengan umur tambang,

➢ Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi untuk periode 5 (lima) tahun berikutnya
dapat ditempatkan seluruhnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun atau setiap
tahun.

➢ Penempatan Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi setiap tahun sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya Operasi
Produksi tahunan.
B. Jaminan Pascatambang
➢ Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menyediakan
Jaminan Pascatambang sesuai dengan besaran jaminan Pascatambang yang telah
ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

➢ Jaminan Pascatambang ditempatkan setiap tahun dan dimuat dalam rencana kerja
dan anggaran biaya Operasi Produksi tahunan.
➢ Penempatan Jaminan Pascatambang wajib dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sesuai dengan jadwal penempatan Jaminan
Pascatambang yang ditetapkan dalam persetujuan rencana Pascatambang.

➢ Jaminan Pascatambang wajib terkumpul seluruhnya 2 (dua) tahun sebelum


memasuki pelaksanaan Pascatambang.

➢ Tata cara penempatan Jaminan Pascatambang dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
1. Pelaksanaan Reklamasi Tahap Eksplorasi
➢ Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan Reklamasi tahap
Eksplorasi yang telah disetujui pada lahan terganggu akibat kegiatan Eksplorasi.

➢ Lahan terganggu meliputi lahan bekas kegiatan Eksplorasi yang tidak digunakan lagi.

➢ Lahan bekas kegiatan Eksplorasi antara lain:


a. lahan bekas Eksplorasi; dan
b. lahan bekas fasilitas penunjang Eksplorasi.

➢ Lahan bekas kegiatan Eksplorasi antara lain meliputi lubang pengeboran, sumur uji,
dan parit uji.
➢ Pelaksanaan Reklamasi tahap Eksplorasi wajib dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan Eksplorasi pada lahan
terganggu
2. Pelaksanaan Reklamasi Tahap Operasi Produksi
➢ Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan Reklamasi
tahap Operasi Produksi pada lahan terganggu akibat kegiatan Operasi Produksi.
➢ Lahan terganggu meliputi lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang yang tidak
digunakan lagi.
➢ Lahan bekas tambang dengan sistem tambang bawah tanah antara lain shaft, raise, stope,
adit, decline, pit, tunnel, dan/atau final void.
➢ Lahan di luar bekas tambang dengan sistem tambang terbuka antara lain:
a. tempat penimbunan batuan samping dan / atau tanah / batuan penutup;
b. tempat penimbunan tanah zona pengakaran;
c. tempat penimbunan komoditas tambang;
d. jalan tambang dan/atau jalan angkut;
e. instalasi dan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian;
f. fasilitas penunjang;
g. kantor dan perumahan;
h. pelabuhan khusus/dermaga; dan/atau
i. lahan penimbunan dan/atau pengendapan tailing.
➢ Pelaksanaan Reklamasi tahap Operasi Produksi wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan pada lahan terganggu.

➢ Dalam hal tidak ada kegiatan pada lahan terganggu dan pada wilayah tersebut
direncanakan untuk dilanjutkan kegiatan penambangan kembali, pemegang IUP
Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan kegiatan Reklamasi
tahap Operasi Produksi dalam rangka pengendalian kualitas air permukaan, erosi,
dan sedimentasi.

➢ Dalam hal area yang sudah direklamasi akan dibuka kembali untuk kegiatan
penambangan, pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPKOperasi Produksi wajib
menyampaikan rencana kegiatan Pertambangan untuk mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.

➢ Rencana kegiatan Pertambangan wajib memperhitungkan nilai keekonomian


Reklamasi yang telah dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Pascatambang
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
wajib melaksanakan Pascatambang paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah kegiatan Penambangan,
pengolahan, dan/atau pemurnian berakhir sesuai dengan
rencana Pascatambang yang telah disetujui.
TAHAPAN KEGIATAN REKLAMASI
Konsep
Pertambangan
Yg Baik & Benar

NILAI TAMBAH DENGAN PENGGERAK EKONOMI


Penutup
Mineral & batubara adalah kekayaan alam tak ternilai yang bersifat
tak terbarukan, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa;
semestinya pengelolaannya (penambangan) secara bijaksana dengan
mempertimbangkan daya dukung lingkungan & kebutuhan generasi
yang akan datang.

Regulasinya sudah sangat jelas dari berbagai sektor terkait.


Kata kuncinya adalah sikap & komitmen dari Pemangku Kepentingan,
Pelaku Usaha dan Masyarakat disekitar lokasi terdapatnya Komoditas
Tambang serta para akademisi yang menekuni bidang tersebut. Oleh
karenanya Tambang Sahabat Lingkungan, tidak sekedar simbol
ataupun harapan melainkan suatu keniscayaan.
Disiplin, Kreativitas & Kejuangan
Diiringi dengan Kejujuran serta Doa,
adalah Modal Utama Menuju
SUKSES
& Dalam Kondisi yang Luar Biasa ini,
Kita Mesti Berpikir / Melakukan
Sesuatu dengan Sikap yang Luar Biasa
Pula

Anda mungkin juga menyukai