Anda di halaman 1dari 12

A.

TOPIK KERJA PRAKTEK

“STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG PT AMMAN MINERAL NUSA

TENGGARA, SUMBAWA BARAT, NUSA TENGGARA BARAT”.

B. LATAR BELAKANG.

Kegiatan penambangan seringkali mengakibakan kerusakan lingkungan, sehingga


menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang
selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Kegiatan penambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting
atau bertanggung jawab terhadap penanganan lingkungan setelah dilakukannya
eksploitasi lahan tambang. Akibat yang mungkin ditimbulkan apabila tidak dilakukannya
penanganan yang baik terhadap lahan pasca tambang antara lain kondisi fisik, kimia dan
biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi
bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah,
pencemaran oleh logam-logam berat, serta penurunan populasi mikroba tanah. Untuk
itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak
terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan metode reklamasi
lahan yang rusak akibat kegiatan eksploitasi. Dengan reklamasi tersebut diharapkan
mampu memperbaiki lahan yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan
lebih baik dari kondisi semula.
Berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 mengenai reklamasi pasca
tambang, kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan
penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi
sebaiknya di lakukan secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah
selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan
belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang belum ditambang.
Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar
kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan


masalah pada kerja praktek ini adalah bagaimana proses reklamasi dan revegetasi lahan

1
pasca tambang di PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, Nusa
Tenggara Barat.

D. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Tujuan kerja praktek ini antara lain:


1. Menambah pengalaman kerja secara nyata dilapangan sebelum mengaplikasikan-
nya kedalam dunia kerja.
2. Mengetahui tahapan proses reklamasi dan revegetasi di PT Amman Mineral Nusa
Tenggara, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
3. Mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang PT
Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

E. REKLAMASI

1. Pengertian Reklamasi

Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang


rusak agar bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
kemampuan yang mengacu pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan
agar menjadi seperti keadaan semula, (Tojib Alfiah, Forum RHLBT).
Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
No. 18 Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki
atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya.
Reklamasi berdasarkan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal
1 ayat 26, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

2. Tahap - Tahap Reklamasi

Ruang lingkup reklamasi (keputusan menteri kehutanan dan perkebunan


No. 149, tahun 1999) meliputi tahapan kegiatan:
1). Investasi lokasi reklamasi

2
2). Penetapan lokasi reklamasi
3). Perencanaan reklamasi
a).Penyusunan reklamasi
b).Penyusunan rancangan reklamasi
4). Pelaksanaan reklamasi
a).Penyiapan lahan
b).Pengaturan bentuk lahan (land scaping)
c).Pengadalian erosi dan sedimentasi
d).Pengolahan lapisian olah (top soil)
e).Revegetasi
f).Pemeliharaan

3. Dasar Hukum

Upaya pengendalian dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap


lingkungan hidup dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai
berikut:
1). Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2010 tentang reklamasi pasca tambang.
2). Undang-Undang No.23 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan
lingkungan hidup.
3). Permenhut P39/2010 tentang pola umum, kriteria dan standar rehabilitasidan
reklamasi hutan.
4). Permenhut P4/2011 tentang pedoman reklamasi hutan.
5). Permenhut P60/2009 tentang pedoman penilaian keberhasilan reklamasi
hutan.
6). Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang Minerba.
7). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan reklamasi
tambang.

4. Perencanaan Reklamasi

Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar


dalam pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki, dalam hal
ini reklamasi harus disesuaikan dengan tata ruang perencanaan reklamasi harus

3
sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan merupakan
program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.

1). Pemerian Lahan/Tinjauan Dari Kondisi Lahan

Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk


merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi, jenis perlakuan
reklamasi dipengaruhi oleh berbagai faktor utama:
a). Kondisi iklim
b). Geologi
c). Jenis tanah
d). Bentuk alam
e). Air permukaan dan air tanah
f). Flora dan fauna
g). Penggunaan lahan
h). Tata ruang dan lain-lain

Untuk lahan data yang dimaksud diperlukan suatu studi lapangan, dari
berbagai faktor tersebut diatas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis
tanah merupakan faktor yang penting.

2). Pemetaan

Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya


reklamasi atau sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam
pelaksanaan kedua kegiatan tersebut, rencana (tahapan pelaksanaan) reklamasi
ditetapkan sesuai dengan kondisi setempat dan rencana kemajuan
penambangan, rencana tahap reklamasi tersebut dilengkapi dengan peta skala
1:1000 atau skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-gambar teknis
bangunan reklamasi, selanjutnya peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks
dengan skala memadai.
Penggunaan peta tersebut berguna untuk menggambarkan situasi
penambangan dan lingkungan, misalnya kemajuan penambangan, timbunan
tanah penutup, timbunan terak (slag), penyimpanan sementara tanah pucuk,
kolam pengendap, kolam persediaan air, pemukiman, sungai jembatan, jalan,
revegetasi, dan sebagainya serta mencantumkan tanggal situasi/ pembuatannya.

4
3). Rencana Desain Reklamasi

Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem


pot, pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk
membantu tanaman tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya. Lahan yang
akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sesuai ukuran dan jenis pohon yang
akan ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti disesuaikan dengan jenis
tanaman yang akan ditanam serta jarak tanam yang di inginkan.

5. Pelaksanaan Reklamasi

Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan


rencana tahunan pengelolaan lingkungan yang telah disetuju dan harus sudah
selesai pada waktu yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan kegiatan
reklamasi perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona
akhir yang telah disepakati tercapai.
Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang
mempengaruhi pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya
merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan
teknik sipil meliputi: pembuatan teras, saluran pembuangan akhir (SPA),
bangunan pengendali lereng, check dam, dan lain-lain yang disesuaikan dengan
kondisi setempat. Pekerjaan teknik vegetasi meliputi: pola tanam, sistem
penanaman (monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan
kondisi setempat, tanaman penutup dan lain-lain. Pelaksanaan reklamasi lahan
meliputi kegiatan sebagai berikut:

1). Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan
bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang
kadar rendah yang belum dimanfaatkan.
2). Pengendalian erosi dan sedimentasi.
3). Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
4). Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas tambang
untuk tujuan lainnya.

5
6. Persiapan Lahan

1). Pengamatan Lahan Bekas Penambangan, kegiatan ini meliputi:


a). Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak
digunakan di lahan yang akan direklamasi.
b). Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah
beracun dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak
mencemari lingkungan.
c). Pembuangan atau penguburan potongan beton dll pada tempat
khusus.
d). Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.
e). Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang
direklamasi.
2). Pengaturan Bentuk Lahan
Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi setempat
kegiatan ini meliputi:
a). Pengaturan bentuk lereng
- Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepata
air limpasan (run off), erosi dan sedimentasi serta longsor.
- Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras–
teras.
b). Pengaturan saluran pembuangan air
- Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk
mengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat
mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.
- Jumlah/kerapatan dan bentuk (SPA) tergantung dari bentuk lahan
dan luas areal yang direklamasi.

7. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Defenisi erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, dan


partikel lain akibat angin, air, atau es, sedangkan sedimentasi proses
pengendapan material cair atau padat pada suatu lokasi baik itu lahan tambang
ataupun daerah luar tambang dari kondisi lahan yang terganggu yang biasanya
terlarut dalam suatu daerah sungai atau laut.

6
Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama
kegiatan penambangan dilihat dari faktor kerugian yang timbulkan dan setelah
penambangan erosi dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah,
terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur-alur sungai, faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah: curah hujan, kemiringan
lereng (topografi), jenis tanah, dan tanaman penutup tanah, maka dari itu
sebelum melakukan penambangan maka diperlukan perencanaan pengendali
erosi dan sedimentasi. Beberapa cara mengendalikan erosi dan air limpasan
adalah sebagai berikut:
1). Meminimalisir areal terganggu dengan:
a). Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi.
b). Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan.
c). Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan.
d). Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan.
e). Pemberian Sangsi terkait pelanggaran.
2). Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan:
a). Pembuatan teras-teras.
b). Pembuatan SPA.
c). Dam pengendali.
3). Meningkatkan peresapan air tanah (infiltrasi) dengan:
a). Dengan penggaruan tanah searah kontur.
b). Akibat penggaruan tanah menjadi gembur dan volume tanah
meningkat sebagai media perakaran tanah.
c). Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.
4). Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan dengan:
a). Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai
dengan perlakuan yang berlaku dan harus di dalam wilayah kuasa
tambang.
b). Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak
mengandung sedimen.
c). Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan
permanen yang dilengkapi dengan saluran pengelak.

7
d). Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah
ditampung dan dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan
terlalu curam.
e). Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan
sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan atas
tanah.
f). Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, cek dam
dari beton, kayu atau dalam bentuk lain.

8. Pengertian Revegetasi

Revegetasi menurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No.


146 tahun 1999 adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan
bekas tambang.
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan
teknis tanaman, persediaan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan
penanaman dan pemeliharaan tanaman.
1). Penyusunan rancangan teknis tanaman
Penyusunan rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan
revegetasi yang menggambarkan kondisi detail kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya
dan tata waktu pelaksanaan kegiatan.
2). Persiapan lapangan
Pada umumnya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan
lahan tanah dan kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting
agar keberhasilan tanamanan tanaman dapat tercapai.
3). Pengadaan bibit atau persemaian
Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui
pembelian bibit siap tanam atau melalui pengadaan bibit.
4). Pelaksanaan penanaman
Tahap pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah larikan
tanaman, pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang tanaman dan
penanaman.
5). Pemeliharaan

8
Tingkat keberhasilan dari suatu metode penanaman akan berkurang bila
tidak dilakukannya pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa shingga dapat
diwujudkan keadaan optimal bagi pertumbuhan tanaman.

F. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan yang digunakan adalah dengan cara metode pengamatan


langsung dan tidak langsung yang ditunjang oleh beberapa literatur baik buku maupun
jurnal yang berkaitan, serta informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di
lapangan.

a. Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang berisi kegiatan pendahuluan
sebelum dilakukan kerja praktek. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan
yang lebih rinci, antara lain:
1) Perumusan Masalah
Perumusan masalah dimaksudkan untuk mengetahui masalah apa yang akan
digunakan, dalam hal ini perumusan masalah akan membantu dalam kegiatan
pengambilan data agar lebih terkontrol.
2) Administrasi
Pengurusan masalah administrasi merupakan pengurusan segala bentuk
perizinan kegiatan kerja praktek kepada pihak-pihak terkait.
3) Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji buku-buku teks, jurnal, dan laporan
sebelumnya mengenai pemboran yang mendukung dalam penulisan laporan
hasil ini, termasuk informasi yang didapatkan dari media internet.
b. Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
1) Data primer
Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan,
meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung di lapangan.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai pelengkap,
yang meliputi geologi regional daerah penelitian serta topografi dari
lingkungan pertambangan.

9
c. Tahapan Penyusunan Laporan
Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kerja praktek, yang
mana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan dan
kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil sesuai dengan format dan kaidah
penulisan yang telah ditetapkan Departemen Teknik Pertambangan Universitas
Hasanuddin.
d. Seminar dan Penyerahan Laporan
Hasil akhir dari kerja praktek ini akan dipresentasikan dalam seminar Departemen
Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin, setelah melalui penyempurnaan
berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari seminar. Laporan akhir
kemudian diserahkan kepada Ketua Departemen Teknik Pertambangan Universitas
Hasanuddin.

Diagram Alir Tahapan Kerja Praktek:

STUDI ORIENTASI
PERSIAPAN
LITERATUR LAPANGAN

PENGAMBILAN PENGOLAHAN
DATA
DATA DATA

PENYUSUNAN
ANALISIS DATA KESIMPULAN
LAPORAN

10
G. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dapat diatur berdasarkan jadwal perusahaan.

Namun jika diperkenankan, kami mengajukan kerja praktek ini dilaksanakan pada:

Waktu : September 2017 – Oktober 2017

Tempat : PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, Nusa Tenggar

Barat.

Tabel rencana jadwal kegiatan kerja praktek:

Tahun 2017
September Oktober
Kegiatan
Minggu ke-
2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek


Penyusunan Laporan Kerja
Praktek

H. PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu pertimbangan
bagi pihak PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara
Barat. Besar harapan kami agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati.
Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan
semaksimal mungkin.

I. DAFTAR PUSTAKA

Diklat Pengawasan Lingkungan Hidup Dan Kegiatan Pertambangan, Pusdiklat


Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008, Rehabilitasi Kerusakan Lahan
Akibat Kegiatan Pertambangan, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno, S.,Widiatmaka, 2007, Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan


Tataguna Lahan, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

SNRI (Sekretariat Negara Republik Indonesia), 2008, Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan
Tambang.

11
SNRI (Sekretariat Negara Republik Indonesia), 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

Soemarno Witoro Soelarno, 1998, Peraturan dan Kebijaksanaan Lingkungan


Pertambangan, Makalah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.

12

Anda mungkin juga menyukai