LANDASAN TEORI
Baik 0,83
Rata-rata 0,80
Agak sulit 0,75
Sulit 0,70
Sumber : Handbook Komatsu, Edition 28
3. Efisiensi Operator
Efisiensi operator pada saat menggerakkan alat sangat sulit untuk diketahui
secara tepat, karena selalu berubah-ubah tergantung dengan keadaan cuaca,
kondisi alat, suasana kerja, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindari oleh operator. Dalam waktu 60 menit operator jarang sekali dapat
bekerja selama 60 menit. Misalnya dalam waktu kerja 60 menit operator hanya
bekerja 50 menit karena adanya hambatan-hambatan yang sudah dijelaskan
sebelumnya, maka dari itu dapat dilihat pada Tabel 3.2 jika efisiensi 50
menit/jam maka efisiensi kerja operator sebesar 83%.
4. Bucket Fill Factor
Bucket fill factor atau faktor pengisian bucket merupakan persentase atau porsi
bucket yang terisi material terhadap total kapasitas bucket. Untuk melihat
bucket fill factor dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Bucket Fill Factor
Faktor Menggali Bucket Excavator Bucket Fill Factor
Kondisi mudah menggali tanah alami dari tanah liat, atau 1,1 – 1,2
tanah yang lunak
Kondisi rata-rata menggali tanah berpasir dan tanah kering 1,0 – 1,1
Kondisi agak sulit menggali tanah alami, tanah berpasir 0,8 – 0,9
dengan kerikil
Kondisi sulit menggali batu yang keras 0,7 – 0,8
Sumber : Handbook Komatsu, Edition 28
3.3.3 Revegetasi
Revegetasi adalah pemanfaatan lahan yang terganggu akibat adanya
kegiatan usaha pertambangan yang menyebabkan kerusakan lahan yang asalnya
bervegetasi menjadi tidak bervegetasi. Revegetasi lahan tambang mengacu
kepada dokumen perencanaan seperti:
1. Dokumen AMDAL.
2. Dokumen Penutupan Tambang.
3. Dokumen Jaminan Reklamasi.
4. Dokumen Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan.
Kegiatan revegetasi akan dilaksanakan setelah areal yang direklamasi siap
untuk ditanami, biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan dengan curah hujan
yang cukup tinggi untuk mengurangi terjadinya kegagalan penanaman.
Revegetasi dilakukan setelah tanah pucuk disebar dan tanah yang masuk ke
lubang-lubang tanam diberi pupuk agar menjadi subur. Pada dasarnya revegatasi
pada lahan bekas tambang merupakan cara memanipulasi lahan bekas tambang
agar tanaman yang ditanami cepat tumbuh dan dapat menutup lahan dengan
cepat. Manipulasi lahan dan rekayasa teknologi yang dilakukan dalam revegetasi
adalah sebagai berikut:
1. Menanam jenis tumbuhan yang cepat tumbuh.
2. Menanam jenis tumbuhan yang dapat memperbaiki struktur tanah.
3. Melakukan pemupukan secara berkala.
4. Melakukan pemeliharaan tanaman secara intensif.
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan
teknis seperti berikut:
1. Rancangan Teknis Penanaman
Rancangan teknis tanaman merupakan salah satu kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan
biaya dan tata cara pelaksanaan kegiatan. (Herdiansyah, 2006). Rancangan
tersebut disusun berdasarkan hasil analisis kondisi biofisik dan sosial ekonomi
daerah setempat. Kondisi biofisik meliputi topografi atau bentuk lahan, iklim,
hidrologi, kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan kondisi sosial
ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain adalah sarana, prasarana, dan
eksestibilitas yang ada. Dalam rancangan teknis penanaman sebaiknya
penanaman jenis tanaman disamakan dengan tanaman asli yang ada lokasi
yangs esuai dengan iklim dan kondisi tanahnya.
2. Pemilihan Jenis Tanaman.
Jenis tanaman yang digunakan untuk revegetasi sebaiknya menggunakan
jenis tanaman yang cepat tumbuh. Kriteria tanaman cepat tumbuh adalah:
a. Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang subur.
b. Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu.
c. Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokok.
d. Tahan terhadap angin dan mudah dimusnahkan.
e. Sebaiknya dapat bernilai ekonomis.
3. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit untuk kegiatan revegetasi dapat terpenuhi dengan cara
membeli bibit tanaman yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Pelaksanaan Penanaman
Pelaksanaan penanaman untuk kegiatan revegetasi dimulai dengan
penanaman cover crop (tanaman penutup) yang bertujuan untuk
mengendalikan erosi dan memulihkan kualitas tanah. Dalam kegiatan ini juga
dilakukan penanaman tumbuhan pokok yang merupakan tumbuhan yang
diusulkan oleh dokumentasi reklamasi dan penutupan tambang sesuai dengan
peruntukan lahan yang telah direncanakan. Tanaman pokok yang biasanya
ditanaman adalah karet, sawi, jenis pohon buah-buahan dan jenis pohon kayu
seperti pohon mahoni.
5. Pola Tanam
Pada umumnya pola tanam yang dikembangkan oleh masyarakat petani dapat
diklasifikasikan pada 2 pola tanam yaitu murni (monokultur) dan campuran.
6. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan dalam kegiatan reklamasi sangat penting, karena
apabila pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, maka akan berdampak
kepada tingkat keberhasilan reklamasi. Hal-hal yang harus dilakukan pada
saat melakukan pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Pemupukan Tanaman
Pupuk yang digunakan pada lahan reklamasi biasanya pupuk kimia yang
berfungsi untuk menyuburkan tanaman. Pemupukan dilakukan pada awal
penanaman dan pada saat pemeliharaan. Jenis-jenis pupuk kimia yang
digunakan dalam kegiatan reklamasi diantaranya adalah pupuk kompos,
pupuk TSP (Ca(H2PO4), dan pupuk ZA
b. Penyulaman Tanaman
Penyulaman dilakukan untuk menanam kembali tumbuhan yang rusak atau
mati akibat gangguan hama. Penyulaman dilakukan 1-3 bulan setelah
penanaman dengan cara mengganti bibit yang rusak atau mati.
7. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Dalam usaha pengendalian erosi dan sedimentasi perlu dilakukan pengaturan
lahan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan hidrologi pada lahan tesebut.
Pengendalian erosi dan sedimentasi ini bertujuan untuk mengurangi
kecepatan air limpasan, erosi, sedimentasi dan longsor. Kegiatan yang
dilakukan untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan Bentuk Lereng
Pengaturan bentuk lereng bertujuan untuk mengurangi kecepatan air
limpasan sehingga dapat membantu mengurangi tingkat erosi, sedimentasi
dan kelongsoran. Dalam pengaturan lereng ini ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan seperti, sifat fisik dan mekanik batuan yang berkaitan
dengan kekuatan batuan untuk menahan tekanan dan gaya, serta tinggi
jenjang yang sebaiknya tidak tinggi dan tidak terjal.
Rencana Biaya Reklamasi dan Penutupan Tambang
Pada umumnya suatu lahan yang akan direklamasi merupakan lahan akan
dibuka sesuai dengan rencana pembukaan lahan. Biaya penatagunaann lahan
merupakan biaya langsung yang terdiri dari biaya penataan permukaan tanah,
penebaran tanah pucuk, dan pengendalian erosi dan pengolahan air. Biaya penata
gunaann lahan merupakan biaya langsung yang terdiri dari biaya analisis kualitas
tanah, pemupukan, pengadaan bibit, penanaman, dan pemeliharaan tanahaman.
Untuk Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang dapat dihitung
berdasarkan perkiraan volume air limpasa dari catchment area dilokasi tambang
dan tanah penutup. Hal ini disesuaikan dengan luasan lahan yang terganggu, yaitu
pit dan disposal. Biaya pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca tambang
meliputi lahan yang tidak direvegetasi seperti area pemukiman, kawasan industri,
pariwisata, dan lain-lain).
Reklamasi yang paling utama adalah pada daerah bekas penambangan.
Kegiatan reklamasi yang dilakukan meliputi stabilitas lereng, pengamanan lubang
bekas tambang, pemulihan dan pemantauan kualitas air serta pengolahan lubang
bekas tambang sesuai peruntukannya, dan pemeliharaan lubang bekas tambang.
Biaya tidak langsung menurut Peraturan Menteri Sumber daya Mineral No. 18
Tahun 2008 meliputi biaya mobilitas dan demobilitas alat, biaya perencanaan
reklamasi, biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksanaan
reklamasi tahap operasi produksi, dan biaya supervisi. Selain itu, berdasarkan
peraturan yang terbaru yang tercantum dalam Peraturan Menteri Energi dan
Sumberdaya Mineral Nomor 7 Tahun 2014, biaya reklamasi juga terbagi menjadi
2 bagian yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Adapun komponen biaya
reklamasi secara rinci, sebagai berikut:
1 Biaya Langsung, meliputi:
a. Biaya pembongkaran fasilitas tambang (jalan, bangunan, kantor dan lain-
lain), kecuali adanya persetujuan dari instansi yang berwenang bahwa
fasilitas tersebut akan digunakan oleh pemerintah setempat.
b. Biaya penataan gunaan lahan yang terdiri dari:
Sewa alat-alat berat dan mekanis
Pengaturan permukaan lahan
Pengisian kembali lahan bekas tambang
c. Biaya reklamasi, meliputi:
Analisis kualitas tanah
Pemupukan
Pengadaan bibit dan penanaman.
d. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pascatambang.
2 Biaya Tidak Langsung, meliputi:
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat umumnya 2,5 % dari biaya
langsung.
b. Biaya perencanaan reklamasi umumnya 2% - 10% dari biaya langsung.
c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor atau pihak ketiga
pelaksanan reklamasi, umumnya 3% - 14% dari biaya langsung.
d. Biaya supervisi umumnya 2% - 7% dari biaya langsung.
3.3.4 Perhitungan Biaya Reklamasi
Untuk menghitung biaya reklamasi perlu dilakukan beberapa perhitungan
seperti produktivitas alat mekanis, perhitungan biaya penatagunaan lahan,
perhitungan biaya revegetasi, serta perhitungan biaya pencegahan dan
penanggulangan air asam tambang.
3.3.4.1 Perhitungan Produktivitas Alat Mekanis
Perhitungan produktivitas alat mekanis dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No.18 Tahun 2010. Perhitungan ini
dilakukan berdasarkan alat mekanis yang digunakan untuk melakukan kegiatan
reklamasi. Pengamatan terhadap gerakan dan waktu pemuatan (loading time) alat
muat ini meliputi beberapa bagian, yaitu :
1. Waktu menggali (digging time)
2. Waktu putar/isi (swing time/loaded)
3. Waktu pengosongan/tumpah (dumping time)
4. Waktu putar/kosong (swing time/empty)
Untuk menghitung produktifitas alat muat menggunakan rumus
persamaan, sebagai berikut :
Pmi =Em x 60 x Hm x FFm x SF (3.3)
Cm
Keterangan :
Pmi = Produktifitas alat muat (BCM/Jam/alat)
Em = Efisiensi Mesin (%)
SF = Swell Factor (%)
Hm = Kapasitas alat muat (LCM)
FFm = Fill Factor alat muat (%)
Cm = Cycle Time alat muat (menit)
Adapun pengamatan terhadap gerakan dan waktu edar (cycle time) alat angkut
meliputi beberapa bagian di antaranya kecepatan truck isi, kecepatan truck
kosong, waktu dumping, dan waktu atur posisi.
Untuk menghitung produktifitas alat muat menggunakan rumus persamaan 3.4,
sebagai berikut
Pai = Ea x 60 x Ha x Ffa x SF (3.4)
Ca
Keterangan :
Pai = Produktifitas alat angkut (BCM/Jam/alat)
Ea = Efisiensi Mesin (%)
SF = Swell Factor (%)
Ha = Kapasitas alat angkut (LCM)
FFa = Fill Factor alat angkut (%)
Ca = Cycle Time alat angkut (menit)
Berdasarkan perhitungan produktifitas alat mekanis tersebut, maka dapat
jumlah jam yang diperlukan untuk operasional alat mekanis dapat diketahui
dengan menggunakan rumus persamaan 3.5, sebagai berikut :
Keterangan :
W =Vp (3.5)
Pi
W = Jumlah jam yang diperlukan (jam)
Vp = Volume tanah yang dipindahkan (BCM)
Pi = Produktifitas alat (BCM/jam/alat)
3.3.4.2 Perhitungan Biaya Revegetasi
Perhitungaan ini dilakukan dengan beberapa parameter, diantaranya :
1. Jarak tanam.
2. Jumlah bibit yang dibutuhkan, meliputi :
a. Tanaman pioneer
b. Tanaman sisipan
c. Biji cover crop
3. Harga bibit, dan pupuk.
4. Perawatan tanaman, serta analisis sampel tanah