PENDAHULUAN
lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat
rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan
1
Budiriyanto Tysar, G r e e n m i n i n g , Pert ambangan, Tahapan Reklamasi
Penambangan Batubara, Artikel. Forum RHLBT.
kondisi semula. Salah satu cara yang dapat dilakuakan adalah dengan
bentuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang diikuti
lingkungan hidup.
IUP ataupun IUPK, jadi disini dapat dikemukakan bahwa reklamasi sangatlah
1. Perencanaan Reklamasi
2. Survei Keanekaragaman Hayati
3. Pengelolaan Tanah
4. Penyiapan Daerah Reklamasi
5. Pembentukan Lereng Bagian Luar
6. Penimbunan dan Penyebaran Topsoil
7. Penggaruan dan Pembuatan Saluran Air
8. Penanaman dan Perawatan Tanaman
9. Pemantauan Rehabilitasi dalam Keanekaragaman Hayati.2
merupakan program wajib yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan baik
Undang Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 96 dan diikat oleh Peraturan Pemerintah
2
Ibid.
Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi Pasca Tambang dan Peraturan
Pasal 2
Pasal 3
mineral akan mengacu pada Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa: “bumi, air dan kekayaan
2020 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009. Hal ini
diperjelas dalam Pasal 4 Ayat (1) yang menentukan: “Mineral dan batubara
sebagai sumber daya alam tak terbarukan merupakan kekataan nasional yang
dalam Pasal (2) dinyatakan bahwa “Penguasaan mineral dan batubara oleh
sumber daya mineral yaitu pengalihkelolaan energi dan sumber daya mineral
bidang kehutanan, kelautan, energy, dan sumber daya mineral dibagi antara
pemerintah pusat.
kabupaten/kota setempat.
2014, bahwa:
dilihat juga bahwa pelimpahan kewenangan energi dan sumber daya mineral
kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara
Pusat dan Pemerintah Provinsi. Pada undang-undang ini, juga tidak atur
(kekosongan hukum). Hal ini jelas dapat dilihat dari matriks pembagian
urusan konkuren antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten.
(b) bahwa: a. Izin Usaha Pertambangan (IUP) diberikan oleh bupati dan
satu wilayah kabupaten b. IUP diberikan oleh gubernur apabila WIUP berada
dengan UU Minerba tentu saja hal seperti ini tentu saja sangat mempengaruhi
energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IUPR) dan Izin
pascatambang meliputi:
Mineral (ESDM) Provinsi Jambi tugas pokok dan fungsinya didasarkan pada
3
Ibid.
4
Ahmad Saili, Tugas Cara Kerja dan Wewenang Inspektur Tambang, Artikel,
http://dpelhoganilir.com, tanggal akses 18 Juli 2020.
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Energi
Pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi
hanya ada dua inspektur tambang. Jumlah tersebut tidak sebanding jumlah
mencatat sebanyak 152 Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral, logam dan
Dari 152 IUP tersebut, sebanyak 130 pertambangan melakukan tahap operasi
IUP, Tebo 30 IUP, Merangin 11 IUP, dan Tanjung Jabung Barat 5 IUP. 5
5
Wawancara dengan Novaizal Varia Utama, Kepala Seksi Pengawasan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, Tanggal 22 Desember 2020.
Dari itu semua tetap yang paling banyak melakukan kegiatan
sebelumnya, jumlah IUP pertambangan ini telah berkurang. Karena saat ini
operasional dengan harga batubara tak sebanding. Itu jadi persoalan, sejak
ratusan memilih tutup buku. Selain soal harga, dalih lahan masih mengandung
6
Ibid.
7
Anonim, Jambi Butuh Perda Reklamasi Tambang, http://jambi.tribunnews.com, tanggal
akses 18 Juli 2020.
batubara kerap menjadi alasan banyak perusahaan mengelak dari tanggung
jawab reklamasi.8
terhenti pada tahun 2016 karena batubaranya tergolong masih muda. PT.
kegiatan reklamasi selain itu juga ada PT Sarolangun Prima Coal (SPC) di
yang menyisakan lubang besar yang kemudian diisi air hujan sehingga
gundukan tanah sisa galian awal dan akhir tambang membentuk bukit-bukit
kecil. Keadaan tanah terkesan tandus dan gersang. Sisa-sisa batubara masih
reklamasi tambang oleh PT. Mineral Bara Perkasa, PT Sarolangun Prima Coal
terutama sekali Pasal 140 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah
setiap warga negara yang menjalankan sesuai aturan yang berlaku, dan aturan
masyarakat yang tinggi dan merasa berkewajiban dalam setiap aturan yang
berlaku, tanpa merugikan pihak yang lain. Kondisi masyarakat yang tinggi
dapat memenuhi:
12
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hlm.8.
1. Kepastian Hukum
2. Kemanfaatan
3. Keadilan.
tambang batubara di Kabupaten Sarolangun bahwa tidak ada suatu usaha atau
B. Perumusan Masalah
13
A. Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, CV. Sapta Artha Jaya, Jakarta, 1997, hlm.
77.
1. Bagaimana penegakan hukum administrasi terhadap penyelenggaraan
Jambi?
pasca tambang batubara di PT. Mineral Bara Perkasa, PT. Sarolangun Prima
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan skripsi ini
adalah:
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Praktis
D. Kerangka Konseptual
sebagai berikut:
14
Jimly Asshiddiqie, Penegakan Hukum, diakses melalui
Http://solusihukum.com/artikel/artikel 49.php. tanggal akses 28 Agustus 2021.
Administrasi yaitu: “kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan”.15
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Reklamasi
3. Pascatambang
fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah penambangan”.
15
Ibid., hlm. 10.
4. Batubara
pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen
yang berlangsung pada tekanan serta temperatur tertentu pada kurun waktu
Batubara merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang ada di
16
Humas, Pengertian Batubara, PT. Bukit Asam, diakses melalui
https://www.ptba.co.id/id/berita/detail/563/getting-to-know-coal, tanggal akses 04 Juni 2021.
mengawasi pengelolaan pertambangan sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat.
Provinsi Jambi.
E. Landasan Teoretis
Sesuai dengan isu hukum yang telah dikemukakan dalam latar belakang,
maka landasan teori yang akan penulis gunakan sebagai pisau analisis dalam
penulisan skripsi ini adalah teori penegakan hukum dan teori efektivitas.
ketat diatur oleh kaedah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian
17
Periksa, Afif Syarief, “Model Pengelolaan Pertambangan Batubara Berbasis Penguatan
Kelembagaan Masyarakat Adat di Kabupaten Bungo”, Jurnal Sains Sosio Huaniora Volume 3
Nomor 1 Juni 2019, LPPM Universitas Jambi, 2019, hlm. 47.
bahwa hakekatnya diskresi berada di antara hukum dan moral (etika dalam arti
Faktor-faktor itu mempunyai arti yang netral sehingga dampak positif atau
2. Teori kewenangan
sebagai konsep inti dalam Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara, “Het begrip bevoegheid is dan ook een kernbegrip in het staats-en
(Mandaat).
1. Atribusi
20
Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan Daerah, Edisi revisi, STAIN Press,
Purwokerto, 2010, hlm.79.
21
Ridwan HR., Op.Cit, hlm. 99.
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat
undang-undang kepada organ pemerintahan.
2. Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya.
3. Mandat
Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. 22
22
Ibid. hlm. 102.
23
Ibid, hlm. 105.
kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam Penerbitan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). 24
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Tipe penelitian
Hal ini merupakan ciri atau karakter penelitian ilmu hukum empiris
yang secara lengkap ciri atau karakter utama dari penelitian hukum
empiris tersebut meliputi:
(a) Pendekatannya pendekatan empiris
(b) Dimulai dengan pengumpulan fakta-fakta sosial/fakta hukum
(c) Pada umumnya menggunakan hipotesis untuk diuji
(d) Menggunakan instrumen penelitian (wawancara, kuesioner)
(e) Analisisnya kualitatif, kuantitatif atau gabungan keduanya
(f) Teorinya kebenarannya korespondensi
(g) Bebas nilai, maksudnya tidak boleh dipengaruhi oleh subyek
peneliti, sebab menurut pandangan penganut ilmu hukum empiris
kebebasan subyek sebagai manusia yang mempunyai perasaan dan
keinginan pribadi, sering tidak rasional sehingga sering terjadi
manipulasi, oleh karena itu ilmu hukum harus bebas nilai dalam
arti pengkajian terhadap ilmu hukum tidak boleh tergantung atau
dipengaruhi oleh penilaian pribadi dari peneliti.25
24
Fitria, Pengaturan Kewenangan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Terhadap
Dana Bagi Hasil Pertambangan Minyak Bumi, LPPM Universitas Jambi, Jurnal Sains Sosio
Humaniora p-ISSN: 2580-1244 Volume 2 Nomor 2 Desember 2018 e-ISSN: 2580-2305, hlm. 1.
25
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008,
hlm. 124-125.
tambang batubara di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi dan praktiknya
di lapangan.
3. Spesifikasi Penelitian
a. Populasi
mempunyai cirri atau karakter yang sama dan merupakan unit satuan yang
b. Sampel
26
Ibid, hlm. 145.
penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut,
ada dua hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik
sampling tersebut, yaitu non random sampling dan menetapkan ciri
khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri.27
(ESDM) Jambi.
Jambi
belum clear and clean terbanyak yakni dua puluh sembilan IUP. Dari
27
Anwar Hidayat, Purposive Sampling, https://www.statistikian.com, tanggal akses 18
Juli 2020.
menentukan sampel daerah yang akan diterliti berdasarkan kriteria
5. Pengumpulan Data
Sumber data penelitian diperoleh dari dua sumber yaitu lapangan dan
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek
diperoleh yaitu data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan, ditarik
suatu kesimpulan dengan metode induktif yaitu dari data yang bersifat umum
F. Sistematika Penulisan
Agar dapat mengetahui isi dari penulisan skripsi ini, perlulah diperhatikan
Bab III Pembahasan. bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang
28
Ibid. hlm. 174.
sanksi administrasi terhadap pelanggaran reklamasi pasca tambang
Bab IV Penutup. Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari uraian-uraian pada