Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM LAPANGAN

LINGKUNGAN TAMBANG 2021

OLEH

ALIYUSRA JOLO, ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU
UTARA

1
Kata Pengantar

Dengan Memanjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT,


atas nikmatnya sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas
keseharian kita, Tak lupa salawat dan salam kita haturkan
kepada nabi besar Muhammad SAW, Kepada sahabatNya,
Keluarganya dan Kepada Para Ulama dan Kepada Kita
yang InsyaAllah selalu Istiqamah menjalankan Sunnah,
Aamiin.

Panduan Praktikum Lapangan Lingkungan Tambang


dibuat dengan tujuan sebagai petunjuk dalam pengambilan
data lapangan pada matakuliah Lingkungan Pertambangan
pada program studi teknik pertambangan Universitas
Muhammadiyah Maluku Utara.

Dalam pembuatan Panduaan ini bertujuan selain sebagai


petunjuk di lapangan juga bisa dijadikan referensi dan bisa
dijakan acuan untuk melakukan kerja praktek atau
penelitian. Apabila dalam penulisan pedoman praktikum
lapan matakuliah Lingkungan pertambangan terdapat
kekuragan mohon diberikan masukan. Sebelumnya saya
ucapkan Terima Kasih.

TTD

Aliyusra Jolo, ST.,MT


2
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Latar Belakang……………………………………4

Lokasi dan Kesampaian Daerah………………….7

Landasan Teori…………………………………...8

Metode Pengambilan Data……………………….12

Hasil Dan Pembahasan…………………………..14

Daftar Pustaka……………………………………15

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertambangan merupakan salah satu kegiatan dasar


manusia yang berkembang pertama kali bersama-sama
dengan pertanian. Oleh Karena itu keberadaan
pertambangan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan/peradaban manusia. Pertambangan merupakan
suatu kegiatan yang unik. Hal ini disebabkan karena
endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak
merata di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah, kadar
(kualitas) maupun karakteristiknya.
Sumber daya mineral (endapan bahan galian) mempunyai
sifat khusus bila dibandingkan dengan sumber daya yang
lain. Sifat yang dimaksud adalah bahwa sumber daya
mineral merupakan “wasting assets” atau “non renewable
resource”, artinya bila endapan bahan galian tersebut
ditambang di suatu tempat, maka bahan galian tersebut
tidak akan dapat diperbaharui kembali, atau dengan kata
lain industri dasar tanpa daur. Oleh karena itu didalam
4
mengusahakan industri pertambangan selalu berhadapan
dengan sesuatu yang sangat terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini
ditambah lagi dengan keterbatasan yang muncul akibat
usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Jadi di dalam mengelola
sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem
penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi
teknis maupun ekonomis, agar manfaatnya dapat
maksimal.
Tujuan indutri pertambangan adalah untuk memanfaatkan
sumberdaya mineral yang terdapat di dalam kulit bumi
demi kesejahteraan manusia. Industri pertambangan di
suatu daerah akan menimbulkan baik dampak penting
positif maupun dampak penting negatif terhadap
lingkungan hidup sekitarnya.
Dampak penting positifnya antara lain :
1. Menambah pendapatan dan devisa Negara

2. Memberi kesempatan kerja

5
3. Meningkatkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya
daerah setempat.

4. Memberi kemungkinan alih teknologi.

5. Menjadi pusat pengembangan wilayah dan masyarakat


setempat.

Dampak penting negatifnya antara lain :

1. Mengubah lingkungan hidup, karena :


a) Tanah atas yang subur berpotensi hilang
b) Vegetasi dibabat, daerah menjadi gundul, maka akan
mudah tererosi dan longsor.
c) Kondisi fauna dan flora terusakan, sehinga
ekosistemnya terganggu.
d) Berpotensi mencemari sungai, danau, dan laut.
e) Terjadi polusi suara dan udara (debu batu bara, debu
jalan angkut, dll)
2. Mengubah morfologi dan tata guna lahan
3. Berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi,
dan budaya di wilayah setempat.

6
BAB II
LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

Lokasi pegembilan data berada di Ternate pada perusahaan


tambang pasir untuk itu data yang harus di siapkan untuk
bab ini adalahsebagai berikut:

A. Koordinat Lokasi Penelitian


a) Koordinat titik 1:
b) Koordinat titik 2:
c) Koordinat titik 3:
d) Koordinat titik 4:

B. Peta dan Penjelasan dari:


1) Peta Kesampaian Daerah
2) Peta Geologi
3) Peta Topografi

7
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Pengelolaan Lingkungan pertambangan

3.1.1. Perundang- Undangan


1. Undang-undang No. 11 tahun 1967 – belum
memasukkan aspek pengelolaan lingkungan dalam
kegiatan pertambangan, kecuali pasal 30: “apabila
selesai melakukan penambangan bahan galian pada
suatu tempat pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan
yang bersangkutan diwajibkan mengembalikan tanah
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan bahaya
penyakit atau bahaya lainnya bagi masyarakat
sekitarnya”
2. Sejak diundangkannya undang-undang tentang
lingkungan hidup (UU No. 23/1997), menjadi
kewajiban bagi perusahaan pertambangan untuk
melakukan pengelolaan lingkungan sebaik-baiknya
3. Selain itu industri pertambangan juga harus
menghadapi peraturan perundangan lain seperti
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (UU No. 5/1990)
dan Penataan Ruang (UU N0. 26/2007)
4. PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan

8
5. PP No. 18/1999 tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan
6. Beracun, serta PP No. 85/1999 tentang perubahan
PP 18/1999
7. PP No. 19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan/atauPerusakan Laut
8. PP No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
9. PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
10. PP No. 75/2001 tentang perubahan kedua PP No.
32/1969 tentang Pelaksanaan UU No. 11 tahun
1967
11. Keputusan Menteri LH No. 86/2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
12. Keputusan Menteri LH No. 2/2000 tentang
Penilaian Dokumen AMDAL
13. Keputusan Menteri LH No. 17/2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi Dengan AMDAL
14. Keputusan Menteri KLH No.
51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi Kegiatan Industri
15. Keputusan Menteri LH No. 13/MENLH/3/1995
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

9
16. Keputusan Menteri LH No. 48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan
17. Keputusan Menteri LH No. 49/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Getaran
18. Keputusan Menteri ESDM No.
1453/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Di Bidang
Pertambangan Umum – pedoman terkaitan dengan
UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (diperbaharui dengan UU No. 32 tahun
2004)
19. Keputusan Kepala Bapedal No. 8 tahun 2000
tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi Dalam Proses AMDAL Peraturan
Menteri LH No. 8 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup

3.1.2. Kegiatan Penambangan dan Dampak Lingkungan

1. Pembersihan Lahan:
• hilangnya flora & fauna
• peningkatan erosi

2. Pemberaian, penggalian, pemuatan, pengangkutan &


penimbunan:

10
debu, getaran, erosi lahan terbuka, bentang alam,
perubahan aliran limpasan, kualitas air, kualitas tanah

a) Debu (penggalian, pengangkutan,


dumping baik untuk OB maupun)
b) Getaran (peledakan, gerakan truck/alat berat)
c) Kebisingan (penggunaan alat berat, peralatan statis)
d) Kualitas air akibat erosi dan pelindian/ leaching (air
asam tambang) air limpasan
e) Kuantitas air (permukaan maupun bawah tanah)

3.1.3. Pengelolaan Lingkungan


a) Hilangnya vegetasi → membatasi luas lahan yang
dibuka
b) Bentuk & kondisi lahan → pembentukan bentang
alam timbunan
c) Kondisi dan kualitas lahan → pengaturan material
timbunan & penebaran tanah pucuk
d) Kualitas & aliran air → meminimalkan erosi, kolam
pengendap, pengaturan aliran permukaan.
e) Kebisingan, debu & getaran → pengaturan pola
peledakan, penyiraman jalan

11
BAB IV
PROSEDUR PENGAMBILAN DATA

4.1. Data Primer


Data primer adalah data yang diambil langsung
dilapangan, adapun data primer yang diambil adalah
sebagai berikut:
a) Observasi dan pengijian lapangan
b) Pengambilan Dokumentasi Lapangan
c) Wawancara

4.2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data pendukung penelitian,
diataranya sebagai berkut:
a) Telaah pustaka kebijakan,
b) Jurnal Penelitian
c) buku, dan
d) peraturan perundang- undangan

4.3. Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data adalah mendiskripsikan
dampak lingkungan yang ditimpulkan akibat aktifitan
kegiatan penambangan

12
4.4. Metode evaluasi dampak
Memberi penjelasan tentang dampak lingkungan
yang ditimpulkan dari aktufitas kegiatan
penambangan

4.5. Metode Pengelolaan dampak Lingkungan


Beberapa jenis dampak membutuhkan penanganan
dampak yang sederhana dan Penanganan dampak
dimulai dari pemilihan alternatif

13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Dampak Lingkungan akibat Kegiatan Penambangan


Adapun dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan
adalah sebagai berikut:

5.1.1. Dampak Lingkungan Akibat Kegiatan Pembersihan


Lahan
5.1.2. Dampak lingkungan Akibat Kegiatan pengupasan
over burden
5.1.3. Dampak Akibat kegiatan Peenggalian,
pembongkaran dan Pemuatan
5.1.4. Dampak Lingkungan Akibat Kegiatan Pengangkutan
bahan galian

5.2. Pengelolaan Lingkungan


Pengelolan dilakukan akibat dari dampak yang dihasilkan
atau cara mengurangi Dampak

14
Daftar Pustaka

Rudi Sayoga,2009, Pengelolaan Lingkungan Tambang,


Rekayasa Pertambangan, ITB

15

Anda mungkin juga menyukai