Anda di halaman 1dari 35

USAHA PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP OPERASIONAL PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER)

PT. Laba Laba Multindo

OLEH : KRISTY MIKHAELSE WELLSI PATRICIA TITAHELUW

NEXT

PENDAHULUAN PERMASALAHAN RKL RPL KESIMPULAN

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PENELITIAN RONA LINGKUNGAN AWAL

BACK

PERMASALAHAN PENURUNAN KUALITAS UDARA SUMBER KEBISINGAN

LIMBAH PADAT (SLAG)

BACK

AMDAL
RKL PENGELOLAAN KUALITAS UDARA PENGELOLAAN KEBISINGAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

BACK

RPL PEMANTAUAN KUALITAS UDARA

PEMANTAUAN KEBISINGAN
PEMANTAUAN LIMBAH PADAT

BACK

PENDAHULUAN

Pulau Bangka

Penghasil Timah

SDA Tak dapat Diperbaharui

Lokasi pabrik smelter PT. Laba-laba Multindo terletak di Jalan Ketapang Dalam Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intang Pangkalpinang. Berdasarkan Perda no 03 thn 2004 Rencana tata ruang wilayah kota Pangkalpinang, lokasi pabrik terletak di wilayah industri NEXT

Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan pabrik peleburan timah (smelter).

BACK

Kegiatan tahap operasional:

1. 2. 3. 4.

mobilisasi tenaga kerja Pengangkutan bahan baku Pemeliharaan pabrik Penanganan slag

BACK

Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan Kebisingan

PERMASALAHAN

Limbah Padat
BACK

Penurunan kualitas udara pada tahap operasional secara umum disebabkan oleh tahap kegiatan : Pengangkutan bahan baku dan bahan pembantu Pengangkutan bahan baku berupa pasir timah, kapur dan antrasit dilakukan dengan menggunakan truck atau dump truk dengan kapasitas 5-8 ton..
NEXT

Hasil pengukuran kualitas udara dijalan Air Mawar Kelurahan Bacang parameter: 1. NO2 sebesar 215 g/m3/1 jam, 2. SO2 sebesar 285 g/m3/1 jam, 3. CO sebesar 11 g/m3/1 jam , 4. HC sebesar 73 g/m3/3 jam, 5. TSP sebesar 499 g/m3/24 jam dan 6. Pb sebesar 0 g/m3/24 jam.
.
BACK

Sedangkan parameter

di

Jalan

Ketapang

1. NO2 sebesar 310 g/m3/1 jam, 2. SO2 sebesar 321 g/m3/1 jam, 3. CO sebesar 10 g/m3/1 jam , 4. HC sebesar 68 g/m3/3 jam, 5. TSP sebesar 593 g/m3/24 jam dan 6. Pb sebesar 0 g/m3/24 jam.
BACK

Sumber kebisingan pada tahap operasional yaitu pengangkutan bahan baku dan pembantu serta operasional pabrik smelter. Pengangkutan bahan baku dan pembantu juga berpotensi terjadinya peningkatan kebisingan yang dihasilkan oleh lalu lalang kendaraan, Kebisingan dikumpulkan dengan pengukuran langsung dengan menggunakan sound level meter..
BACK

TABEL II.1. PARAMETER KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Parameter NO2 SO2 CO HC TSP Pb Kebisingan

Metode Analisis Saltzman Pararosandi NDIR Flame Ionization Gravimetri Gravimetri

Peralatan Spectrofotometer Spectrofotometer NDIR Analyzer Gas Chromatografi Hi Vol Hi Vol Sound Level Meter

NEXT

2. PERMASALAHAN (Lanj.)
TABEL II.2 LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS UDARA No. 1. 2. 3. Lokasi Kegiatan Komplek PT. Laba-Laba Multindo Jln. Ketapang Jln. Air Mawar (Perumahan RT.08.RW.03 Air Mawar) TABEL II.3. STANDAR KUALITAS UDARA Baku Mutu No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. Parameter NO2 SO2 CO HC TSP Pb Waktu Pengukuran (pg/Nm3) 1 Jam 400 900 30.000 160 / 3 jam 24 Jam 150 365 10.000 230 2 1 Tahun 100 60 90 1 Kode Sampel U-1 U-2 U-3

Sumber : PP No. 41 Tahun 1999

NEXT

Merupakan hasil sampingan yang diperoleh dari proses peleburan .kandungan timah pada slag relatif cukup besar yaitu sebesar 15,20% sehingga diperlukan upaya penanggan slag tersebut. Slag yang dihasilkan dari proses peleburan sebesar 10% dari jumlah total per ton pasir timah yang dilebur dalam proses peleburan
NEXT

Identifikasi Dampak Besar dan Penting Metode pendekatan identifikasi dampak besar dan penting dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :

NEXT

TABEL IV.1. MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK


Operasi No. Komponen/Sub Komponen Lingkungan Fisik Kimia 1. Kualitas Udara 2. Kualitas Air 3. Kebisingan 4. Lahan/Ruang Rekrutme n tenaga kerja Pengangku tan bahanbahan X X Pengolaha n bahan Baku X X X House keeping X Penangana n limbah padat x x

A.

B.

Biologi 1. Flora 2. Fauna 3. Biota Air


Sosekbud Kesmas 1. Peluang Kerja 2. Peningkatan Pendapatan 3. Keresahan Masyarakat 4. Sikap dan persepsi 5. Kesehatan Masyarakat 6. Konflik Sosial X X X X X X x X

C.

Sumber : Hasil analisis, 2005

NEXT

b. Metode Pendekatan Matrik Evaluasi Prakiraan Dampak dengan Komponen Lingkungan

NEXT

TABEL IV.2. MATRIK EVALUASI PRAKIRAAN DAMPAK


Operasi No. Komponen/Sub Komponen Lingkungan Rekrutmen tenaga kerja Pengang kutan bahanbahan -3/1 -3/1 Pengola han bahan Baku -5/3 -1/1 -5/5 House keeping Penangan an limbah padat

A.

Fisik Kimia 1. Kualitas Udara 2. Kualitas Air 3. Kebisingan 4. Lahan/Ruang Biologi 1. Flora 2. Fauna 3. Biota Air Sosekbud Kesmas 1. Peluang Kerja 2. Peningkatan Pendapatan 3. Keresahan Masyarakat 4. Sikap dan persepsi 5. Kesehatan Masyarakat 6. Konflik Sosial +3/1 +3/5 -3/3 -1/3 -3/3

-1/1

-3/3 -1/1

B.

-1/1

C.

-1/1 -3/1

-1/1

-1/1

Sumber : Hasil analisis, 2005

BACK

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)


Pengelolaan Kualitas Udara Pengelolaan lingkungan kualitas udara dapat dilakukan dengan berdasarkan pendekatan teknologi dan sosial ekonomi.

Pendekatan teknologi

NEXT

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) Lanj.


GAMBAR 4.1. SISTEM PENGOLAHAN PENCEMARAN UDARA

Dari Tungku Bakar

Regenerator

Exhousevan Dust Collecting Diresirkulasi

NEXT

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) Lanj.

Pendekatan sosial ekonomi dan budaya

BACK

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) Lanj. Pengelolaan Kebisingan Pengelolaan lingkungan dilakukan berdasarkan

Pendekatan teknologi

Pendekatan sosial ekonomi

BACK

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) Lanj. Pengelolaan Limbah Padat (Slag) Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, limbah padat slag pengelolaanya merupakan kewenangan pemerintah pusat. Namun demikian diperlukan upaya pengelolaan secara dini

NEXT

3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) Lanj. Pengelolaan Sikap dan Persepsi Masyarakat Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan

BACK

4. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) Pemantauan Kualitas Udara


Pemantauan kualitas udara dapat dilakukan dengan:

Metode pengumpulan Metode analisis


BACK

4. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) Lanj.


Pemantauan Tingkat Kebisingan Pemantauan peningkatan kebisingan dapat dilakukan dengan:

Metode pengumpulan
Metode analisis
BACK

4. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) Lanj.

Pemantauan limbah padat (slag)


Pemantauan limbah padat (slag) dapat dilakukan dengan:

Metode pengumpulan Metode analisis


BACK

5. KESIMPULAN

1. Pengelolaan lingkungan kualitas udara dapat dilakukan dengan berdasarkan pendekatan teknologi dan sosial ekonomi. Pendekatan teknologi dilakukan dengan memasang alat treatment udara sebelum asap dibuang melalui cerobong asap. Sedangkan pendekatan sosial ekonomi dapat berupa pemberian alat proteksi diri serta penyuluhan. 2. Pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan dilakukan berdasarkanPendekatan teknologi dan sosial ekonomi. Pendekatan pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan dilakukan dengan : (1). Pembuatan ruangan kedap suara (2). Penggunaa mesin kedap suara
NEXT

5. KESIMPULAN (Lanj.) Sedangkan Pendekatan sosial ekonomi dapat berupa : (1). Penerapan pelaksanaan pendekatan keselamatan, kesehatan kerja (K3) (2). Pembuatan kawasan hijau dengan pemanfatan sebagian areal lahan (dalam lokasi) untuk dijadikan kawasan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon pelindung seperti angsana, cemara laut, bambu dan lain sebagainya. (3). Penerapan sanksi terhadap pekerja yang tidak menggunakan peralatan kesehatan keselamatan kerja (K3)
3. Upaya pengelolaan limbah padat (slag) dapat dilakukan dengan cara : a. Daur ulang limbah sebagai bahan baku campuran. b. Penempatan limbah padat slag pada tempat yang ditentukan yaitu jauh dari jangkauan pekerja atau masyarakat (gudang tempat penimbunan slag). c. Slag ditempatkan didalam karung d. Pembuatan ruangan tempat penampung limbah padat (slag).
NEXT

5. KESIMPULAN (Lanj.)

4. Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai berikut : 1) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan pembangunan pabrik smelter PT. Laba-Laba Multindo Pangkalpinang. 2) Memasang pengumuman penerimaan tenaga kerja melalui media massa lokal (Bangka Pos, Babel Pos, Rakyat Pos) maupun pengumuman resmi dipapan pengumuman Dinas Tenaga Kerja ataupun di Kantor Kelurahan Bacang. 3) Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian. 4) Memberikan bantuan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan.

NEXT

NEXT

BACK

Anda mungkin juga menyukai