Anda di halaman 1dari 53

MODUL 6

MANAJEMEN LINGKUNGAN

Oleh :
Muhammad Deny
Sasaran Pelatihan
• Mampu mengidentifikasi potensi bahaya K3 dari
faktor lingkungan konstruksi
• Mampu membuat rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan konstruksi

2
BUDAYA K3-Lingkungan
DIPENGARUHI OLEH…….
• BUDAYA ORGANISASI
( ORGANIZATIONAL/CULTURE ) 80 %
• PERILAKU INDIVIDU ( INDIVIDUAL BEHAVIOR ) 20 %

KECENDERUNGAN ……..
MENYALAHKAN ORANG,
PERLU PERUBAHAN POLA PIKIR
K3-L……
APAKAH ORGANISASI SUDAH SIAP BER –K3-L ???
PENGERTIAN DASAR LINGKUNGAN HIDUP

KETENTUAN UMUM SUATU KESATUAN RUANG DENGAN


LINGKUNGAN HIDUP SEMUA BENDA, DAYA, KEADAAN,
: DAN MAHLUK HIDUP, TERMASUK
MANUSIA DAN PERILAKUNYA, YANG
MEMPENGARUHI ALAM ITU
SENDIRI, KELANGSUNGAN
PERIKEHIDUPAN, DAN
KESEJAHTERAAN MANUSIA SERTA
MAHLUK HIDUP LAIN.

Lebih ditekankan kepada peran manusianya,


dibanding dengan peran mahluk lain, misalnya
bagaimana aktivitas manusia tidak mencemari
lingkungan.
STANDARISASI MANAJEMEN LINGKUNGAN

ISO 14001:2004 merupakan standar internasional yang dapat membantu


perusahaan dalam mencapai tujuan ekonominya dengan senantiasa
memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan.

PT.Conbloc Infratecno telah mendapatkan Sertifikat ISO 14001:2004 oleh


lembaga sertifikasi Indah Karya Register Certification Service (IKRCS) sejak
tahun 2009. Dengan penerapan sistem standar internasional ini PT.Conbloc
Infratecno secara terus menerusmendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi
pada setiap proyek-proyek yang dikerjakan.
DASAR HUKUM
1. UU No. 4/1982, Ketentuan-2 Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. UU No. 23/1997, Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. UU NO.32/2009, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. PP No. 19/1994, Pengelolaan Limbah Bahan Beracun & Berbahaya
5. PP No. 18/1999, Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)
6. PP No. 20/1990, Pengendalian Pencemaran Air
7. PP No. 51/1993, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
8. PP No. 27/1999, Analisis Dampak Lingkungan
9. PP No. 19/1999, Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Laut
10. PP No. 41/1999, Pengendalian Pencemaran Udara
11. PP No. 74/2001, Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
12. PP No. 63/2000, Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaat-an
Radiasi Pengion.
13. Keppres No. 2/2002, Pelestarian Lingkungan dan Pembangunan
Berkelanjutan
14. Staatblad 1949 No 337, Ordonansi Bahan Berbahaya
14. Permenaker No.PER 03/MEN/1985, K3 Pemakaian Asbes
15. Permeneg. LH No.11/2006, Jenis rencana usaha &/ kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL
16. Kep. Meneg. LH No: 86/2002, Pedoman Pelaksanaan Upaya Penge-
lolaan Lingkungan Hidup & Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
17. SK Meneg. LH, No.Kep-11/MENLH/3/1994: Proyek Konstruksi yang Wajib
Melakukan AMDAL
18. SK Meneg. LH 127/2002, PROPER
19. SK Meneg. LH 122/2004,Baku Mutu Limbah Cair (Pupuk)
20. SE Menaker No 01/1978,Nilai Ambang Batas Kebisingan & Iklim Kerja
21. SE Menaker No 02/1978, Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
22. SE Menaker No 01/1979, Penyediaan Ruangan untuk Makan dan Kantin
bagi Tenaga Kerja 
23. SE Menaker No SE-01/MEN/1997, Nilai Ambang Batas faktor Kimia
Udara di Lingkungan Kerja
24. Keputusan Kepala Bapedal No. 205/1996, Pedoman Teknis Pengen-
dalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
SK Meneg LH, No.Kep-11/MENLH/3/1994:
Proyek Konstruksi yang Wajib Melakukan AMDAL:
1. Pembangunan Bendung/Waduk tinggi > 15 m, atau luas genangan >
= 100 Ha
2. Pengembangan Daerah Irigasi, luas yang diairi > = 2000 Ha
3. Pengembangan Daerah Rawa Pasang Surut/Lebak luas > 5.000 Ha
4. Pengamanan Pantai, di kota besar >= 500.000 penduduk
5. Perbaikan sungai di kota besar > = 500.000 penduduk
6. Kanalisasi/Kanal Banjir di kota besar panjang > = 5 km atau lebar >=
20 m
7. Kanalisasi selain no.6 (pantai, rawa, atau lainnya) panjang > 25 km
atau lebar > 25 km
8. Pembangunan Jalan tol dan jalan layang
PROYEK KONSTRUKSI WAJIB AMDAL (lanjutan)
9. Pembangunan jalan raya panjang > 25 km
10. Pembangunan dan peningkatan jalan dengan pelebaran di luar daerah
milik jalan di kota besar dan metropolitan yang ber-fungsi arteri atau
kolektor panjang > 5 km atau luas >= 5 ha
11. Pengolahan sampah dengan incinerator> = 800 ton / ha
12. Pembuangan sampah dengan sistim control landfill dan sanitary landfill >
= 800 ton/ha
13. Pembuangan sampah dengan sistim open dumping >= 80 ton/ha
14. Pembangunan sistim drainage dengan saluran di kota metropolitan
dan kota besar ( saluran primer ) panjang> 5 km
15. Pembangunan IPAL untuk permukiman luas > = 5 ha
16. Pembangunan sewerage pelayanan > 2.500 ha
PROYEK KONSTRUKSI WAJIB AMDAL (lanjutan)
17. Pengambilan air dari danau, sungai, mata air atau sumber air lainnya
debit > 2 m3/det
18. Pembangunan perumahan & permukiman luas >= 200 ha
19. Peremajaan kota luas > = 5 ha
20. Gedung bertingkat / apartemen tinggi > = 60 m

Selain kegiatan tersebut diatas, kegiatan proyek ber-ikut ini,


wajib dilengkapi AMDAL yaitu :

1. Lokasi berbatasan langsung dengan kawasan lindung


2. Dapat mengubah fungsi dan/atau peruntukan suatu kawasan
lindung.
3. Berada dalam kawasan lindung menurut perundang-undangan
yang berlaku.
UNTUK PROYEK BEBAS AMDAL, harus membuat:
Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Rencana Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

UKL & UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung-jawab usaha dan atau
kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL.
(Kepmeneg. LH No. 86/2002, ttg Pedoman Pelaksanaan UKL& UPL)

11
Rencana Manajemen Lingkungan Konstruksi
Umum  Kebijakan Pengelolaan Lingkungan  Peraturan internal perusahaan
 Struktur Organisasi  Komite Lingkungan
 Tugas & Tanggung-jawab  Monitoring kinerja
 Pelatihan Lingkungan  Promosi kesadaran lingkungan
Tindakan  Sumber-sumber Polusi  Pengukuran pengurangan
Pengurangan  Para penerima yang sensitiv  Monitoring
 Standar / Persyaratan  Rencana Tanggap Darurat
Pengelolaan  Pengukuran pengurangan limbah  Sistem pemilihan jenis limbah
Limbah  Sasaran limbah  Aliran limbah
Rekaman  Inventaris lisensi, ijin-ijin dll  Invent. keluhan, inspeksi eksternal
 Laporan Inspeksi mingguan  Rekaman ringkasan ketidak sesuaian

Sasaran UKL, misalnya:


Pemborosan material maksimal = 1 %
Volume Limbah Material maksimal = 2 %
12
Contoh UKL Konstruksi :
• Penggunaan material ramah lingkungan secara maksimal
• Pengurangan polusi kebisingan,
• Pengurangan polusi gas buang,
• Pengurangan polusi debu,
• Penerapan prinsip 5 R (ringkas, rapi, resik, rajin, rawat),
• Sortifikasi material & pengelolaan limbah,
• Pengurangan air limbah dan pengendalian limbah B3

Contoh UPL Konstruksi :


1. Patroli Lingkungan
2. Rapat Lingkungan
3. Inspeksi Pengukuran Dampak Lingkungan.
4. Audit Lingkungan
13
UU NO.32/2009, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Tanggal : 3 Oktober 2009
• Ketentuan Umum ;
• Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup;
• Perencanaan;
• Pemanfaatan;
• Pemeliharaan;
• Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun ;
• Sistim Informasi ; Tugas dan Wewenang Pemerintah dan Pemerintah
Daerah ;
• Hak, Kewajiban dan Larangan ;
• Peran Masyarakat ;
• Pengawasan dan Sanksi Administratif ;
• Penyelesaian Sengketa Lingkungan ;
• Penyelidikan dan Pembuktian;
• Ketentuan Pidana ;
• Ketentuan Peralihan ;
• Ketentuan Penutup;
• dan Penjelasan
BERBAGAI JENIS PENCEMARAN

PENCEMARAN SUARA
GENSET PENCEMARAN BIOLOGIS PAPARAN B3 SANGAT
BERBAHAYA BAGI
KESEHATAN PEKERJA

a)baku tingkat kebisingan;


b)baku tingkat getaran;
c)baku tingkat kebauan; dan
d)baku tingkat gangguan
lainnya.

15
BERBAGAI JENIS PENCEMARAN
PENCEMARAN KIMIA GAS BUANG
PP 41. Pengendalian Bagian Bagian
Kelima
Baku Tingkat Gangguan dan
Ambang Batas Kebisingan
Pasal 10
(4) kendaraan bermotor ditetapkan
dengan mempertimbangkan aspek
kenyamanan terhadap manusia
dan/atau aspek teknologi.

PP 41. Pengendalian Bagian


Keempat
Baku Mutu Emisi dan Ambang
Batas Emisi Gas Buang
Pasal 8
baku mutu emisi sumber tidak
bergerak dan ambang batas emisi
gas buang kendaraan bermotor,
ditinjau kembali setelah 5 (lima)
tahun
Pencemaran Udara,
created by : Anas Zaini Z. Iksan 16
PENCEMARAN KIMIA GAS
IDENTIFIKASI ASPEK
LINGKUNGAN
a) Pengendalian proses terhadap pengadaan penyimpanan dan penanganan bahan
kimia, bahan kimia berbahaya dan beracun (B3), (seperti, penampung sekunder;
tata graha (housekeeping), penyimpanan bahan kimia yang tidak selaras),

b) Pembuangan limbah dan produk samping;

c) Penggunaan peralatan operasional seperti : emisi yang menyebar (fugitive), limbah


B3,

d) Penggunaan sumber daya pancaran energi (seperti panas, radiasi, getaran,


penggunaan lampu kantor setelah jam kerja)

e) penggunaan bahan baku dan sumber daya alam (seperti penggunaan tanah,
penggunaan air);

17
created by : Anas Zaini Z. Iksan 18
TUNJUKKAN SUMBER BAHAYA

created by : Anas Zaini Z. Iksan 19


IDENTIFIKASI ASPEK
LINGKUNGAN
f) Pengembangan proses manufaktur (pengemasan dan transportasi), ekstraksi dan
pendisbibusian bahan baku dan sumber daya alam;

g) penggunaan produk dan kehidupan liar (wildlife) dan keanekaragaman hayati.

h) Perlindungan terhadap vegetasi dan habitatnya selama masa konstruksi,

i) Perubahan sementara pada proses (misal perubahan pola rotasi tanaman yang
menyebabkan pupuk dibuang ke air),

j) Pencemaran pembuangan udara (emisi udara), air dan tanah lainnya.

20
Ketentuan Pidana ;
Tindak pidana dalam undang-undang ini
merupakan kejahatan
• Mengakibatkan orang luka
• Sengaja, dilampauinya baku mutu dan/atau bahaya kesehatan
udara ambien, baku mutu air, manusia
baku mutu air laut, atau kriteria • Pidana minimal 4 tahun, paling
baku kerusakan lingkungan
hidup; lama 12 tahun, dan
• Pidana minimal 3 tahun, paling • Denda minimal 4 milyar rupiah,
lama 10 tahun, dan dan paling banyak 12 milyar
rupiah
• Denda minimal 3 milyar rupiah,
dan paling banyak 10 milyar • Mengakibatkan orang luka berat
rupiah atau mati
• Pidana minimal 5 tahun, paling
lama 16 tahun, dan
• Denda minimal 5 milyar rupiah,
dan paling banyak 15 milyar
rupiah
PASAL 98
Ketentuan Pidana ;
Tindak pidana dalam undang-undang ini
merupakan kejahatan
• Lalai; dilampauinya baku mutu • Mengakibatkan orang luka
udara ambien, baku mutu air, dan/atau bahaya kesehatan
baku mutu air laut, atau kriteria manusia
baku kerusakan lingkungan • Pidana minimal 2 tahun, paling
hidup; lama 6 tahun, dan
• Pidana minimal 1 tahun, paling • Denda minimal 2 milyar rupiah,
lama 3 tahun, dan dan paling banyak 6 milyar
• Denda minimal 1 milyar rupiah, rupiah
dan paling banyak 3 milyar • Mengakibatkan orang luka berat
rupiah atau mati
• Pidana minimal 3 tahun, paling
lama 9 tahun, dan
99 • Denda minimal 3 milyar rupiah,
Pasal dan paling banyak 9 milyar
rupiah
APA ITU AMDAL …..
• ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN YANG HARUS DI
KELOLA SECARA BENAR SESUAI PERUNDANG-
UNDANG SEHINGGA DAMPAK YANG DITIMBULKAN
AMAN DAN MASIH DALAM AMBANG BATAS
SEHINGGA TIDAK TERJADI DAMPAK TERHADAP
MAKHLUK HIDUP, FLORA DAN FAUNA DAN
LINGKUNGAN SEKITARNYA.
APA YANG TERJADI……
• DI PEKERJAAN KONSTRUKSI ?
MENGAPA PERLU DIKELOLA ?
• Disebabkan sering terjadinya penyakit akibat kerja
yang menimbulkan kerugian, seperti berikut :
 Kematian
 Kehilangan Fungsi Panca Indera
 Kehilangan kenyamanan/kenikmatan
 Stress/gangguan kejiwaan.
 Produktivitas kerja menurun
 Kualitas lingkungan semakin turun
mis: udara tercemar, air tidak layak pakai,
 cuaca tidak menentu, dll.
MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN
YANG TAMPAK JELAS
• EMISI UDARA • PENGGUNAAN BAHAN
• PEMBUANGAN LIMBAH CAIR • PENGGUNAAN ENERGI
• PENYEDIAAN AIR MINUM DAN • KEAMANAN
PENGOLAHAN LIMBAH PROSES/KESELAMATAN
DOMESTIK MASYARAKAT
• GANGGUAN ( STAKEHOLDERS )
o KEBISINGAN • KESEHATAN DAN
o BAU KESELAMATAN KARYAWAN
o RADIASI
• FASILITAS
• PERENCANAAN PHISIK
• ANALISA DAMPAK
LINGKUNGAN ( AMDAL )
• PRODUK BUANGAN
• PENGEMASAN
MASALAH LINGKUNGAN SPESIFIK
• MUTU BUANGAN/AIR • ALAT ANGKUT
• EMISI UDARA/BAU • ALAT ANGKAT
• KEBISINGAN
• LIMBAH
• AIR TANAH
• TANGGAP DARURAT
• MINIMISASI LIMBAH
• KONVERSI ENERGI
• BAHAN BAKU RAMAH
LINGKUNGAN
• AKTIVITAS PEMASOK YANG
RAMAH LINGKUNGAN
APA ITU LIMBAH
• Sisa dari suatu aktivitas pekerjaan yang harus ditangani secara
benar agar tenaga kerja, flora dan fauna tidak terkena
dampaknya.

PENANGANAN LIMBAH
Tujuannya :
Memastikan bahwa semua limbah yang ditimbulkan dari
aktivitas perusahaan dikendalikan dan menjamin pengendalian
limbah tidak mencemari lingkungan dan mengacu kepada
standar perundang-undangan yang berlaku
JENIS-JENIS LIMBAH
• LIMBAH BAHAN • LIMBAH NON BAHAN
BERBAHAYA & BERBAHAYA &
BERACUN ( B3 ) BERACUN ( NON-B3 )
JENIS-JENIS LIMBAH
• LIMBAH CAIR NON B3
• Semua limbah cair domestik dari toilet langsung dibuang ke saluran khusus
langsung ke septiktank
• Sedangkan dari aktivitas lainnya dapat dibuang langsung ke saluran air kotor
umum

• LIMBAH PADAT NON-B3

• Limbah padat organik


( kardus, kertas, sarung tangan, apd bekas, daun, kayu, kain majun
• Non organik ( puing plastik, karet, gelas/kaca dibuang pada tempat
penampungan ( tong sampah )
JENIS-JENIS LIMBAH
• LIMBAH CAIR B3
• Berupa cairan oli bekas, sisa tumpahan bahan kimia, sisa bahan kimia dari
laboratorium, ditempatkan ke dalam drum khusus yang telah diberi simbol
dan label jenis limbah dan ditutup rapat dan ditempatkan secara terpisah

• LIMBAH PADAT B3
• Kemasan bekas bahan kimia, aki bekas, filter oli bekas, pasir/kain
majun/serbuk gergaji yang sudah terkontaminasi bahan kimia, harus
disimpan ditempat khusus dilengkapi dengan simbol dan label sebelum
disimpan sementara dan kemudian diserahkan ke pengumpul yang telah
memiliki ijin dan bapedal
PENAMPUNGAN LIMBAH
• AIR SISA PENCUCIAN ALAT-ALAT
( Laboratorium, klinik, kuas cat, kemasan bahan kimia, dsb )
• Ditampung di bak penampungan sementara untuk dinetralisasi sebelum
dibuang ke saluran air umum, dipastikan ph-nya berkisar antara 6-9

• LIMBAH PADAT NON-B3, BAIK ORGANIK MAUPUN NON


ORGANIK
• Dibuang ketempat penampungan sementara, sesuai dengan jenis masing-
masing
• Pembuangan limbah diserahkan ke dinas kebersihan setempat
• Pembuangan limbah padat logam ditampung di penampungan khusus
selanjutnya dibuang ketempat pengumpul khusus sampah/limbah logam
TEMPAT PENAMPUNGAN LIMBAH
NO WARNA TEMPAT JENIS LIMBAH CONTOH
PENAMPUNGAN LIMBAH

1. HITAM BAHAN BERBAHAYA & TONER BEKAS,


BERACUN ( B3 ) BATERAI,
CATRIDGE

2. KUNING NON-B3 METAL, KACA,


NON ORGANIK KARET,
KERTAS,
PLASTIK

3. HIJAU NON-B3 SISA MAKANAN,


ORGANIK DAUN
Head Office Proyek EDA

Kotak Sampah 3
Warna
Hijau = Organik
Kuning = Anorganik
Proyek KUP Hitam = Sampah B3
PENANGANAN SAMPAH
Sampah tidak boleh
dibakar.
Karena menyebabkan
polusi udara dan kerusakan
lingkungan sekitarnya
“BAHAN BARBAHAYA BERACUN (B3)”
Pengaruh b3 terhadap kesehatan baik akut atau kronis tergantung dari
konsentrasi dan lama paparan yang terjadi, dengan effek b3 dapat
dikategorikan antara lain :

1. Menyebabkan Iritasi.
2. Menyebabkan Korosif.
3. Menimbulkan Alergi.
4. Menyebabkan Sulit Bernafas.
5. Menimbulkan Keracunan.
6. Menyebabkan Kanker.
7. Menyebabkan Kerusakan / Kelainan Janin.
8. Menyebabkan pnemokoniosis.
9. Menyebabkan efek bius.

37
PENANGANAN LIMBAH B3
• PENYIMPANAN LIMBAH B3 SEMENTARA
 Drum atau kemasan penampung harus diberi tanda atau label. Misalnya :
bahan beracun, korosif, mudah terbakar, infeksius, dll
 Harus terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan
 Tersedia ventilasi yang cukup
 Permukaannya harus kedap air
 Dilengkapi penanganan tumpahan ( termasuk pembuatan tanggul penahan )
 Diperbolehkan maksimal 90 hari
 Kecuali jumlah limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari bisa lebih
dari 90 hari dengan persetujuan bapedal
PENANGANAN LIMBAH B3
• PEMBUANGAN LIMBAH B3
 Hanya oleh pihak pengumpul atau pengolah yang memiliki izin dari
kementerian lingkungan hidup
 ( Klh )
 Setiap institusi memiliki izin berbeda sesuai dengan kriteria limbah yang
ditangani
 Harus dilengkapi dengan manifest sebagai bukti transfer limbah dari
perusahaan sebagai penghasil limbah ke pengumpul/pengolah limbah

• PENANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN
 Memastikan persyaratan penyimpanan sementara dan pembuangan limbah
dilaksanakan dan dita’ati
PENANGANAN MATERIAL BERBAHAYA
 Barang berbahaya adalah barang-barang yang mudah terbakar, mudah meledak
dan beracun, baik yang berbentuk padat, bubuk, cair maupun gas serta bahan radio
aktif (radiasi).

 Melakukan identifikasi terhadap sumua material dan unsur yang berbahaya seperti
asbes, cat, semen, bahan pelarut dan material berbahaya lainnya

 Membuat metode kerja penanganan material berbahaya, agar risiko dapat


dialihkan / dipindahkan.

 Menggunakan peralatan yang sesuai untuk menangani material berbahaya

 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, seperti : masker, kaca mata
pelindung, sepatu bot, helm, sarung tangan dsb.
PENANGANAN MATERIAL BERBAHAYA
(Lanjutan)
• Memberikan pelatihan kepada pekerja antara lain meliputi : prosedur penanganan
material berbahaya dengan benar, potensi bahaya yang ada, penggunaan alat
pelindung diri dengan benar, penjelasan mengenai petunjuk yang tercantum dalam
kemasan / wadahnya dan cara penyimpananannya.

• Memilih / menggunakan material berbahaya yang lebih aman

• Pastikan bahwa semua kemasan / tempat bahan kimia terdapat identitas yang jelas
(label, petunjuk dsb)

• Sebelum menggunakan material kimia, pekerja harus membaca dengan teliti


petunjuk yang terdapat dalam kemasan / tempat material tersebut

• Mencegah kontak antara anggota badan dengan semen yang basah agar tidak terjadi
infeksi pada kulit.
PENANGANAN MATERIAL BERBAHAYA
(Lanjutan)
• Melakukan inspeksi penanganan material berbahaya dan mencatat hasilnya, jika
ditemukan kondisi berbahaya seperti kebocoran, tumpahan atau tindakan yang
berbahaya dalam penanganan material berbahaya segera melaporkan kepada
pelaksana terkait, untuk diadakan tindakan pengamanan.

• Pekerja harus mengetahui lokasi penempatan bak air bersih dan peraltan safety
lainnya yang diperlukan, sebelum melakukan pekerjaan.

• Tidak diperkenankan menempatkan material yang mudah terbakar dekat dengan


percikan api atau dilokasi yang langsung dibawah terik matahari

• Material yang berbahaya yang sudah tidak terpakai harus disingkirkan atau disimpan
ditempat yang aman dan diberi perlindungan atau proteksi.

• Melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja yang menggunakan material


berbahaya, seperti timah hitam atau bahan radio aktif (radiasi).
PENANGANAN MATERIAL
BERBAHAYA
• Memasang tanda peringatan :
“ DILARANG MEROKOK “
“ PERGUNAKAN APD DENGAN BENAR “
“ AWAS MATERIAL BERBAHAYA “
METODE PENCEGAHAN PENCEMARAN
DALAM “PROGRAM PRODUKSI BERSIH”
Yaitu penerapan secara kontinyu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan
ter-integrasi pada proses dan produk sehingga mengurangi resiko terhadap manusia dan
lingkungan (ecological value added), serta memberikannilai tambah secara ekonomi (economical
value added) dengan menerapkan PRINSIP 6 R, al :

Retrieve
Refine Reduce Reuse Recycle Recovery To
Energy

Merubah Menggunakan
Mengurangi Menggunakan Mengambil Memanfaatkan
material / Kembali
Volume & Kembali Material yang Limbah
merancang alat Limbah
Resiko limbah Limbah Bermanfaat Sebagai
u/ membesarkan Untuk
>mengembang Untuk Dari Bahan
Reuse, Recycle, Proses
gkan Teknologi Proses yang Limbah bakar
Dan Recovery Tertentu
Industri sama
44
Pengurangan Pencemaran Udara
– Tindakan
standar :

Fasilitas pembersihan roda Menutup bahan berdebu Vacuum cleaner untuk


pekerjaan berdebu
– Tindakan
khusus :

45
Pelarangan alat berasap Menutup muatan truk
Pengurangan Pencemaran Suara (Kebisingan)

– Tindakan
standar :
Penyaring Suara

Penggunaan Alat tak Bersuara


Pukulan (Non-percussive)
created by : Anas Zaini Z. Iksan 46
Pengurangan Polusi Air Buangan
– Tindakan
standar :

Meminimalisir penggunaan air dengan


Pengolahan Air Limbah
(Wastewater treatment) menggunakan air limbah olahan

Sistem pengumpulan aliran


permukaan

47
Pengelolaan Limbah Konstruksi
– Tindakan
standar : Pemulihan Sisa Material
(pemanfaatan & penghematan)

Penyortiran material konstruksi


dan material bongkaran

 Rekaman material konstruksi & bongkaran (Tabel Aliran Limbah)


 Pengendalian penggunaan kayu
 Pemulihan pengemasan material
48
MSDS
MSDS adalah kependekan dari Material Safety Data
Sheet memuat informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan
apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya.

• Seberapa pentingkah MSDS ?


Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan,
penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia. Data MSDS
merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan kerja.

http://qhseconbloc.wordpress.com/msds/
MSDS (Material Safety Data Sheet)
• Bagaimanakah cara membuat MSDS ?
MSDS berisi informasi mengenai sifat-sifat fisik
maupun sifat kimia dari suatu zat mulai dari
penyimpanan, penanganan, pemakaian, pembuangan
zat kimia, dampak bagi lingkungan dll.

• Siapa sajakah yang mengunakan


MSDS ?
MSDS merupakan protokol keselamatan dan
keaman kerja, digunakan secara luas didalam
laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang
bekerja dengan zat-zat kimia.
MSDS (Material Safety Data Sheet)
Paling tidak ada 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen
MSDS. Informasi tersebut meliputi:

 Identifikasi bahan (Material Identification)


 Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients)
 Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics)
 Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard
Data)
 Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data)
 Data reaktifitas (Reactivity Data)
 Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah
(Precaution for Safety Handling and Use)
 Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures)
KESIMPULAN
• Amdal adalah komitmen dan wajib dilaksanakan secara konsisten

• Kesadaran akan dampak limbah selalu diingatkan dengan promosi


kesehatan

• Selalu waspada bahwa disetiap proses pekerjaan ada bahan


berbahaya dan beracun yang tersembunyi, yang mungkin saja
belum terdeteksi

• Setiap muncul dampak dari kegiatan harus ditindak lanjuti dengan


aturan yang telah ditentukan
Think Globally, Act
Locally

(Berpikirlah Global untuk


kepentingan pelestarian
lingkungan hidup di dunia dan
bagi masa depan anak cucu kita
kelak, dengan berlaku ikut
menjaga lingkungan hidup yang
ada disekitar kita)

53

Anda mungkin juga menyukai