Anda di halaman 1dari 154

Penyimpanan LB3

e.38plb00.008.1
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [PLB3]
Dan Operasional Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [OPLB3]
UNIT : E.38PLB00.008.1
JUDUL UNIT : Melakukan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3)
DESKRIPSI UNIT : unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan
penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan Peralatan 1.1. Jenis dan karakteristik Limbah B3 yang akan dilakukan
dan perlengkapan penyimpanan diidentifikasi sesuaiprosedur.
penyimpanan Limbah 1.2. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) dipastikan
B3 kondisinya sesuai izin dan ketentuan yang berlaku.
1.3 Peralatan dan perlengkapan penyimpanan Limbah
B3 disiapkan sesuai kebutuhan.
2. Menyimpan Limbah 2.1 Tata cara dan persyaratan penyimpanan Limbah B3
B3 di Tempat ditentukan sesuai jenis, karakteristik dan kategori bahaya
Penyimpanan Limbah.
Sementara (TPS)
2.2 Penyimpanan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan
prosedur.
3. Melaksanakan 3.1 Limbah B3 yang masuk dan keluar TPS dicatat sesuai
pelaporan pekerjaan ketentuan.
3.2 Hasil pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah
B3 disusun sesuai ketentuan.
3.3 Hasil pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah B3
didokumentasikan sesuai ketentuan.
PENGERTIAN LIMBAH, B3 DAN LIMBAH B3

LIMBAH B3 LIMBAH B3
• sisa suatu usaha • adalah bahan berbahaya • adalah sisa suatu
dan/atau kegiatan dan/atau beracun yang usaha dan/atau
karena sifat dan/atau kegiatan yang
konsentrasinya dan/atau mengandung bahan
jumlahnya, baik secara berbahaya dan/atau
langsung maupun tidak beracun
langsung dapat
mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan
hidup, dan/atau dapat
membahayakan
lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta
makhluk hidup lain
DASAR HUKUM
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2009

PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3

PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan


Perlindungan & Pengelolaan LH

PerMenLH RI No. 14 Th 2013 tentang Simbol dan Label


LB3

PerMenLHK No P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020
tentang Penyimpanan Limbah B3
Mekanisme Pengelolaan Limbah B3
Yang wajib Asuransi dan dlm Recovery
akte notaris tertera bid atau
sub bidang pengelolaan LB3 Pemanfaat SNI/SAE/dll
(2), (3), (4), (5), (6) (3) Recycle

Dapat sebagai : Pemanfaat Reuse


dan/atau Pengolah Pengangkut
dan/atau Penimbun (2) Pengguna
(7)

Pengangkut
Penghasil Pengangkut Pengumpul
(1) (2) (2)
Skala Nas
(4)
Keterangan :
➢ Pengangkutan LB3 hanya Penimbun/
diperkenankan apabila Landfiller
penghasil telah melaksanakan Pengangkut (6)
kontrak kerjasama dengan (2)
pihak pengelola Limbah B3 Pengangkut
➢ Kegiatan Pengumpulan LB3 (2)
hanya diperkenankan apabila :
- telah tersedia teknologi
pemanfaatan LB3 dan/atau
- telah memiliki kontrak Pengolah
kerjasama dengan pihak (5)
pengolah dan/atau
penimbun limbah B3.
PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3
(Pasal 12 )

Wajib melakukan Penyimpanan Limbah B3 dan

Dilarang melakukan pencampuran Limbah B3


yang disimpannya

wajib memiliki Persetujuan Teknis


Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3
untuk mengetahui :
• pendataan - kategori bahaya,
Sebelum dan - sumber,
melakukan
• inventarisasi - karakteristik, dan
kegiatan - jumlah Limbah B3
penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan
per satuan waktu.

• Kategori bahaya → diketahui dari daftar Limbah B3 (PP 101/2014)


• karakteristik Limbah B3 → dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 melalui
satu rangkaian uji karakteristik Limbah B3 (PerMenLHK P.10/2020)
Kategori bahaya, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah
B3 yang dihasilkan per satuan waktu

(Penghasi,Pengumpul
Pemanfaat , Pengolah
dan/atau Penimbun)
LB3

menetapkan
rancang bangun (design) tempat Penyimpanan LB3
dan tata cara Penyimpanan LB3 → sesuai kategori
bahaya & Sumber LB3
KEWAJIBAN KEGIATAN/USAHA

Identifikasi Identifikasi
Identifikasi jenis/
jenis limbah jenis & kategori
sumber kegiatan
dihasilkan limbah
▪ Gudang bahan baku;
▪ Gudang bahan ▪ Air limbah; ▪ Limbah B3
penolong; ▪ Emisi; sumber spesifik;
▪ Limbah ▪ Limbah B3
▪ Proses preparasi;
sumber tidak
▪ Proses padat
spesifik; Data
produksi/pelayanan domestik; ▪ Limbah B3
▪ Pengelolaan paska ▪ Limbah Kuantitas
belum terdata;
produksi; padat B3; dan
▪ Kategori untuk
▪ Overhaul;
▪ sludge; limbah B3; Kualitas
▪ Penggantian
bahan/pencucian ▪ dst ▪ Limbah lain yg Limbah
dikelola tidak
peralatan
sebagai limbah
▪ Operasi utilitas;
B3
▪ Operasi IPAL;dst
Jenis dan Sumber Limbah B3 pada Kegiatan
industri

Limbah B3
PP 101 Tahun 2014
TUJUAN IDENTIFIKASI JENIS DAN
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Mengklasifikasikan limbah

Mengetahui sifat limbah B3

Menentukan sifat limbah B3

Mengetahui potensi dampak


limbah B3

Delisting limbah B3
PENGGUNAAN DATA HASIL IDENTIFIKASI
DAN KATEGORISASI LIMBAH B3

Pewadahan/ Penyimpanan Pengangkutan Pengumpulan, Pelaporan


pengemasan/ • Kebutuhan Pemanfaatan, pengelolaan
penandaan/ TPS, Layout Pengolahan limbah B3
pelabelan penyimpana dan Disposal
• Pemilihan
n, Izin alat angkut, • Jenis olah
• Segregasi, penyimpana Kategori alat data, Muatan
Kompatibilit n, STD angkut, • Kelola laporan,
as, Limbah, Penyimpana Manifest, sendiri, Jasa Frekuensi,
kemasan , n, Pendataan rekomendasi Pengelolaan, Tujuan
simbol dan dan izin Izin
label
• Penginventarisasian MSDS bahan baku dan bahan penolong.
• Pengelompokkan bahan dan limbah B3 sesuai dengan sumber dan
kategori bahaya.
• MSDS adalah lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia
meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara
penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan informasi
lain yang diperlukan (Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87
tahun 2009)

Peta resiko
Yaitu : penyusunan risiko berdasarkan kelompok kelompok
tertentu sehingga dapat diidentifikasi karakter dari masing-
masing risiko dan menetapkan tindakan yang sesuai terhadap
masing-masing risiko tersebut
Lembar data keselamatan bahan (LDKB)
suatu berkas data yang mengandung informasi mengenai sifat-sifat suatu
bahan.
Lembar data ini bertujuan memberikan informasi kepada para pekerja dan
personel gawat darurat mengenai informasi penanganan suatu bahan
dengan aman.
Lembar data ini memberikan informasi data seperti titik leleh, titik
didih, titik nyala, toksisitas, efek kesehatan, pertolongan
pertama, reaktivitas, cara penyimpanan, cara pembuangan, peralatan
pelindung yang diperlukan, dan prosedur penanganan tumpahan bahan.
Format lembar data ini berbeda-beda bergantung pada persyaratan tiap-
tiap negara.

Lembar data keselamatan bahan juga digunakan secara luas dalam


mengkatalogkan informasi bahan-bahan dan campuran kimia. Lembar
data ini dapat ditemukan di mana pun suatu bahan kimia digunakan.
PENETAPAN LIMBAH B3

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib


melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.

Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas:


a. Limbah B3 kategori 1
b. Limbah B3 kategori 2.
TATA CARA PENETAPAN LIMBAH B3

Apakah limbah B3 YA LIMBAH B3


memiliki kategori
KATEGORI 1
YA bahaya 1?

Apakah ada
dalam Tabel TIDAK LIMBAH B3
LIMBA 1, 2, 3, 4,
H Lampiran I?
KATEGORI 2

TIDAK LIMBAH
NONB3
LIMBAH B3 BERDASARKAN KATEGORI BAHAYANYA
LIMBAH B3 BERDASARKAN KATEGORI BAHAYANYA
LIMBAH B3 BERDASARKAN SUMBERNYA

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang


tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi
produk yang akan dibuang, dan bekas
kemasan B3

Limbah B3 dari sumber spesifik :


a. sumber spesifik umum; dan
b. sumber spesifik khusus
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik :
• Limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan antara lain
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi atau
inhibitor korosi, pelarutan kerak, dan pengemasan.
Limbah B3 dari sumber spesifik Umum :
• Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang
secara spesifik dapat ditentukan.
Limbah B3 dari sumber spesifik khusus :
• Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed effect),
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungan hidup, memiliki karakteristik beracun tidak akut,
dan dihasilkan dalam jumlah yang besar per satuan waktu
Tujuan Identifikasi Jenis dan Karakteristik Limbah B3

1. Penetapan Limbah B3 (Pengklasifikasian


/Pengkategorian limbah B3)
2. Mengetahui sifat limbah B3
3. Menentukan sifat limbah B3
4. Mengetahui potensi
5. Pengecualian limbah B3
Penetapan Limbah
B3
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.

Limbah B3 sebagaimana dimaksud di atas berdasarkan kategori


bahayanya terdiri atas:
a. Limbah B3 kategori 1
b. Limbah B3 kategori 2.

Limbah B3 di atas berdasarkan sumbernya terdiri atas:


a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b.Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak
memenuhi
spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3; dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik.

Limbah B3 dari sumber spesifik meliputi:


a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan Ref : PP 101/2014
b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya

RISIKO CONTOH KELOLA


• Berdampak akut dan
Limbah B3 • Asam, basa,
langsung thd manusia
pelarut
KATEGORI 1 • Dapat dipastikan akan
• PCBs,dll

BERBEDA-BEDA
PENGELOLAAN
berdampak negatif thd
lingkungan

TATA CARA
• Steel slag,
• Memiliki efek tunda dan
copper slag
Limbah B3 berdampak tidak
• Karbon
langsung thd manusia
KATEGORI 2 & lingkungan
aktif bekas
• Fly ash
• Memiliki toksisitas
• Filter bekas,
sub-kronis atau kronis
dll
Limbah B3 berdasarkan sumbernya :
1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
(Lampiran I Tabel 1)
2) Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, tumpahan B3, B3 yg
tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang,
dan bekas kemasan B3 (Lampiran I Tabel 2)
3) Limbah B3 dari sumber spesifik:
a. Sumber spesifik umum (Lampiran I
Tabel 3)
b. Sumber spesifik khusus (Lampiran I
Tabel 4)
Note : Kategori Limbah B3 1 dan 2 untuk setiap jenis
limbah B3 sudah dicantumkan dalam daftar
Lampiran I
KODE LIMBAH

A101a
KATEGORI
BAHAYA 1

TABEL 1

URUTAN
LIMBAH B3

PELARUT
TERHALOGENASI
3
0

KODE LIMBAH

B301-1
KATEGORI
BAHAYA 2

TABEL 3

KODE INDUSTRI/
KEGIATAN

URUTAN
LIMBAH B3
Limbah B3 berdasarkan Karakteristiknya
1 Mudah Meledak 3 Reaktif Kriteria
merujuk
5 Korosif
Lampiran II
PP 101/2014
2 Mudah Menyala 4 Infeksius

Kriteria merujuk Lampiran III PP


Uji TCLP 101/2014
- TCLP-A
- TCLP-B
6 Beracun
Kriteria merujuk Lampiran II PP
Uji 101/2014
Toksikologi - Uji toksikologi sifat akut :
Penentuan Nilai LD50 (hewan uji
mencit, 7 hari)
- Uji toksikologi sifat sub-kronis :
Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pertumbuhan,
akumulasi atau biokonsentrasi,
studi perilaku respon
Note : uji karakteristik dilakukan oleh
antarindividu hewan uji,
laboratoriumyg telah terakreditasi dan/atau
dan/atau histopatologis (hewan
laboratorium yg menerapkan prosedur yg
uji mencit, 90 hari)
telah memenuhi SNI (Pasal 6)
 MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIVE – E)

 MUDAH MENYALA
(IGNITABLE – I)

REAKTIF
(REACTIVE – R)

 INFEKSIUS
(INFECTIOUS – X)

 KOROSIF
(CORROSIVE – C)

 BERACUN
(TOXIC – T)
TATA CARA PENETAPAN
LIMBAH B3
LIMBAH
Apakah limbah YA LIMBAH B3
B3 memiliki
KATEGORI 1
YA kategori bahaya
1?
Apakah ada
dalam Tabel TIDAK LIMBAH B3
1, 2, 3, 4,
KATEGORI 2
Lampiran I?

TIDAK LIMBAH
NONB3
TATA CARA PENETAPAN KATEGORI LIMBAH B3 UNTUK LIMBAH DILUAR
DAFTAR LIMBAH B3 LAMPIRAN I YANG TERINDIKASI SBG LIMBAH B3

LIMBAH B3
KATEGORI 1
> TCLP Nilai LD50 <
YA TIDAK kolom 50 mg/kg
Apakah limbah A BB hewan
eksplosif, mudah TCLP (toxicity < TCLP uji
menyala, reaktif, kolom B Beracun sub- Limbah
characteristic LD50 (lethal Nilai LD50 >
infeksius,
leaching dose-50)? 5000 mg/kg kronis? nonB3
dan/atau korosif? BB hewan uji
procedure)?
Nilai LD50 > 50
mg/kg dan <
< TCLP
5000 mg/kg YA
kolom A dan
> TCLP
BB hewan uji TIDAK
kolom B
LIMBAH B3
KATEGORI 2

NOTE: Uji Karakteristik dilakukan 36


oleh Pemerintah dan secara
berurutan
Pengecualian Limbah B3
• Limbah B3 dari sumber spesifik dapat dikecualikan
dari Pengelolaan Limbah B3
• Untuk dapat dikecualikan dari Pengelolaan Limbah
B3, setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari
sumber spesifik wajib melaksanakan uji karakteristik
Limbah B3.
• Tahapan Uji karakteristik Limbah B3 dilakukan secara
berurutan.
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

• mudah meledak;
1

• mudah menyala;
2

• reaktif;
3

• infeksius;
4

• korosif; dan/atau
5

• beracun
6
MEMILIKI KARAKTERISTIK LIMBAH B3 KATEGORI 1

karakteristik beracun melalui Uji


Toksikologi LD50 untuk
karakteristik beracun menentukan Limbah yang diuji
melalui TCLP untuk memiliki nilai Uji Toksikologi LD50
karakteristik mudah
menentukan Limbah yang lebih kecil dari atau sama dengan
meledak, mudah menyala,
diuji memiliki konsentrasi 50 mg/kg (lima puluh miligram
reaktif, infeksius, dan/atau
zat pencemar lebih besar per kilogram) berat badan hewan
korosif sesuai dengan
dari konsentrasi zat uji,
parameter uji sebagaimana
pencemar pada kolom Tim Ahli merekomendasikan
tercantum dalam Lampiran
TCLP-A sebagaimana kepada Menteri untuk menetapkan
III PerMENLHK No 55/2015
tercantum dalam Lampiran Limbah sebagai Limbah B3
IV PerMENLHK No 55/2015 kategori 1 dari sumber spesifik
MEMILIKI KARAKTERISTIK LIMBAH B3 KATEGORI 2

karakteristik beracun
karakteristik beracun melalui uji toksikologi
melalui TCLP untuk subkronis menggunakan
menentukan Limbah hewan uji mencit
yang diuji memiliki karakteristik beracun selama 90 hari
konsentrasi zat melalui Uji Toksikologi menunjukkan sifat
pencemar ≤ konsentrasi LD50 : LD50 > dari 50 racun sub-kronis,
zat pencemar pada mg/kg berat badan berdasarkan hasil
kolom TCLP-A dan hewan uji dan ≤ 5000 pengamatan terhadap
memiliki konsentrasi zat mg/kg berat badan pertumbuhan,
pencemar > dari hewan uji; akumulasi atau
konsentrasi zat biokonsentrasi, studi
pencemar pada kolom perilaku respon antar
TCLP-B individu hewan uji,
dan/atau histopatologis
LIMBAH MEMILIKI KARAKTERISTIK NON B3

uji TCLP :
konsentrasi zat
pencemar sama ≤
Tidak memiliki konsentrasi zat
karakteristik pencemar pada
mudah kolom tclp-b,
menggunakan Uji toksikologi : Uji toksikologi
meledak,
baku mutu tclp LD50 > 5000 subkronis :
mudah mg/kg berat
untuk penetapan limbah B3 tidak
menyala, kategori limbah badan hewan beracun sub-
reaktif, b3 dan limbah uji; kronis
infeksius, nonb3
dan/atau sebagaimana
korosif tercantum dalam
LAMPIRAN IV
PERMENLHK
55/2015
TATA CARA PENETAPAN LIMBAH B3
Penyimpanan Limbah B3

• kegiatan menyimpan Limbah B3 yang


Penyimpanan dilakukan oleh Penghasi Limbah B3
Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara
LimbahB3 yang dihasilkannya

• Mencegah terlepasnya limbah B3


kelingkungan sehingga potensi bahaya
PRINSIP terhadap manusia & lingkungan dapat
dihindarkan”
• Menyimpan sementara limbah sampai
dengan tercapai kuantitas limbah yang
TUJUAN memadai sehingga efisien secara
ekonomi untuk pengelolaan lebih lanjut
PERSYARATAN TEMPAT PENYIMPANAN
• Bebas banjir dan tidak rawan bencana alam
• Dalam hal lokasi Penyimpanan Limbah B3 tidak
bebas banjir dan rawan bencana alam, lokasi
Lokasi Penyimpanan Penyimpanan Limbah B3 harus dapat direkayasa
Limbah B3 dengan teknologi untuk PPLH
• Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus berada
didalam penguasaan Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3

• containment building(bangunan)
Fasilitas • Tangki dan/atau kontainer
Penyimpanan • silo
• Tempat tumpukan limbah(waste pile)
Limbah B3 yang • waste impoundment
sesuai • Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan
teknologi

Peralatan • Alat pemadam api; dan


• Alat penanggulangan ke adaan darurat lain yang
penanggulangan sesuai (pasir, oil absorbant, safety shower, oil
keadaan darurat boom, oil skimmer.
PERSYARATAN FASILITAS PENYIMPANAN
LIMBAH B3 BERUPA BANGUNAN
• rancang bangun sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah
Limbah B3 yang disimpan;
• luas ruang penyimpanan sesuai dengan jumlah Limbah B3 yang
disimpan;
• desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari
hujan dan sinar matahari;
• atap dari bahan yang tidak mudah terbakar;
• memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi udara;
• sistem pencahayaan disesuaikan dengan rancang bangun tempat
Penyimpanan Limbah B3;
• lantai kedap air dan tidak bergelombang;
• lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak
penampung tumpahan dengan kemiringan maksimum 1% (satu
persen);
• lantai bagian luar bangunan dibuat agar air hujan tidak masuk
kedalam bangunan tempat penyimpanan Limbah B3;
• memiliki saluran drainase ceceran, tumpahan Limbah B3
dan/atau air hasil pembersihan ceceran atau tumpahan Limbah
B3;
• memiliki bak penampung tumpahan untuk menampung ceceran,
tumpahan Limbah B3 dan/atau air hasil pembersihan ceceran
atau tumpahan Limbah B3; dan
• dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
SIRKULASI UDARA DALAM RUANG PENYIMPANAN LIMBAH B3
Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak.
Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan
maksimum 1%.
Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan
dapat mengalir kearah menjauhi bangunan penyimpanan
TEMPAT PENYIMPANAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENYIMPAN LEBIH DARI 1 (SATU) KARAKTERISTIK LIMBAH B3,
MAKA RUANG PENYIMPANAN:

• harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan dengan


ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan
menyimpan satu karakteristik limbah B3, atau limbah-limbah B3 yang
saling cocok
• antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat tanggul
atau tembok pemisah untuk menghindarkan tercampurnya atau
masuknya tumpahan limbah B3 ke bagian penyimpanan lainnya.
• setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai bak
penampung tumpahan limbah dengan kapasitas yang memadai.
• sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding dengan
kapasitas maksimum limbah B3 yang tersimpan sehingga cairan yang
masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke tempat
penampungan yang telah disediakan.
TATA RUANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH B3
R A NC A NG BANGUN DENGAN KA R A KTERISTIK LIMBAH B3
MUDAH MENYALA

1. memiliki tembok pemisah dengan bangunan


lain yang berdampingan;
2. jika bangunan Penyimpanan Limbah B3
dibangun terpisah dari bangunan lain, diberi
jarak dengan bangunan lain paling sedikit 6
(enam) meter;
3. struktur pendukung atap terdiri dari bahan
yang tidak mudah menyala, konstruksi atap
dibuat ringan, dan mudah hancur bila terjadi
kebakaran; dan
4. diberikan penerangan yang tidak
menyebabkan ledakan/percikan listrik
(explotion proof).
R A NC A NG BANGUN DENGAN KA R A KTERISTIK LIMBAH B3
MUDAH MEL EDA K

1. konstruksi bangunan, lantai, dinding,


dan atap dibuat tahan ledakan;
2. lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari
konstruksi atap; dan
3. setiap saat memenuhi ketentuan suhu
ruangan
Persyaratan bangunan untuk Limbah
B3 dengan karakteristik reaktif,
korosif, dan/atau beracun :
1. konstruksi dinding dibuat mudah
untuk dilepas; dan
2. konstruksi atap, dinding, dan
lantai harus tahan terhadap
korosi dan api.
C A R A PENYIMPANAN LIMBAH B3 PADA BANGUNAN

Wajib dilakukan pengemasan


peralatan elektronik utuh ; atau
tidak berbentuk fase cair, debu,
dross, gram logam, dan cacahan

Kemasan berupa:
a. drum;
b. jumbo bag;
c. tangki intermediated bulk
container (IBC); dan/atau
d. kontainer.

Kemasan Limbah wajib


d i l eka t ka n simbol da n
label Limbah B3
PERSYARATAN PENYIMPANAN LIMBAH B3
DENGAN MENGGUNAKAN DRUM:
a. ditumpuk berdasarkan jenis kemasan;
b. jarak antara tumpukan kemasan dengan atap
paling rendah 1 (satu) meter; dan
c. disimpan dengan sistem blok dengan ketentuan:
1. setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 3 (tiga); dan
2.memiliki lebar gang antar blok paling sedikit
60 cm (enam puluh sentimeter) atau
disesuaikan dengan kebutuhan operasional
unt uk lalu lintas manusia dan kendaraan
pengangkut (forklift).
Pola penyimpanan kemasan drum di atas palet dengan jarak minimum
antar blok
PENGGUNAAN RAK PADA PENYIMPANAN LIMBAH B3 DENGAN
KEMASAN DRUM
TUMPUKAN BERDASARK A N J E N I S
KEMASAN

a. Drum logam (200 L)


tumpukan paling banyak 3 lapis dan setiap lapis diberi
alas palet untuk 4 (empat) drum; dan/atau

b. Drum plastik (200 L)


1. tumpukan paling banyak 3 (tiga) lapis dengan setiap
lapis diberi alas palet untuk 4 (empat) drum; atau
2. tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis, wajib
menggunakan rak penyimpanan.
CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN
KEMASAN JUMBO BAG

PERSYARATAN:
a. disimpan dengan sistem
blok;
b.tumpukan setiap blok
paling banyak 2 (dua) lapis,
lapis paling bawah dialasi
palet; dan
c.lebar gang antar blok
paling sedikit 60 cm (enam
puluh sentimeter) atau
disesuaikan dengan
kebutuhan operasional
un t uk lalu lintas manusia
dan kendaraan pengangkut
(forklift).
CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN
KEMASAN TANGKI INTERMEDIATED BULK CONTAINER
(IBC)

Persyaratan Penyimpanan :
a. sistem blok;
b. tumpukan disesuaikan dengan tinggi bangunan dengan memperhatikan
jarak antara tumpukan kemasan dengan atap paling rendah 1 (satu)
meter; dan
c. lebar gang antar blok paling sedikit 60 cm / disesuaikan kebutuhan
operasional u ntu k lalu lintas manusia dan kendaraan pengangkut
(forklift).
KETENTUAN UNTUK FASILITAS PENYIMPANAN
LIMBAH B3 BERUPA

TEMPAT TUMPUKAN LIMBAH (WASTE PILE)


• permeabilitas tanah paling besar 10-5 cm/detik; atau
• lapisan tanah yang telah direkayasa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

WASTE IMPOUNDMENT
• permeabilitas tanah paling besar 10-5 cm/; dan
• memiliki lapisan kedap di atas tanah dengan
permeabilitas paling besar 10-7 cm/detik berupa
high density polyethylene (HDPE) dan/atau lapisan
konstruksi beton.
PERSYARATAN FASILITAS PENYIMPANAN LB3
BERUPA TEMPAT TUMPUKAN LIMBAH
(WASTE PILE)
1. memiliki saluran drainase di sekeliling tempat tumpukan
Limbah (waste pile) yang dirancang un t uk mengalirkan air
yang berkontak langsung dengan Limbah B3 yang disimpan
menuju kolam penampung air;
2. memiliki tanggul di sekeliling tempat tumpukan Limbah
(waste pile) dengan ketinggian paling sedikit 1 (satu) meter
dari permukaan tanah un t uk menghindari terjadinya
tumpahan dan/atau ceceran Limbah B3 keluar dari area
penyimpanan; dan
3. memiliki fasilitas sumur pantau air tanah yang dibangun di
bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream) tempat
tumpukan Limbah (waste pile) yang ditempatkan sesuai
dengan pola arah aliran air tanah.
Kolam penampung air → memiliki:
1. lapisan (liner) kedap dengan permeabilitas tanah paling besar
10 -7 cm/detik (sepuluh pangkat minus tujuh sentimeter per
detik);
2. lapisan (liner) kedap berupa high density polyethylene (HDPE);
atau
3. lapisan dengan konstruksi beton yang ma mp u menampung air.

Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 wajib dilengkapi dengan:


a. fasilitas pertolongan pertama;
b. peralatan penanganan tumpahan; dan
c. bongkar muat .
d. laboratorium dan/atau alat analisa laboratorium yang ma mp u
menguji paling sedikit karakteristik Limbah B3 muda h
meledak, muda h menyala, reaktif, korosif, dan/atau beracun,
un t uk menentukan tata cara Penyimpanan Limbah B3 →
un t uk Pengumpul Limbah B3
CARAPENYIMPANAN LIMBAH B3 PADA
TEMPAT TUMPUKAN LIMBAH (WASTE PILE)

a . tidak melakukan pencampuran Limbah B3 dari sumber


spesifik k h u su s;
b. Limbah B3 berupa fly ash dan debu electric arc furnace,
dilakukan pencegahan dispersi Limbah B3, melalui:
1. penutupan dengan bahan terpal kedap air atau bahan
sejenis yang kedap air; dan/atau
2. penyiraman secara berkala;

b. baku m u tu air Limbah sebelum dibuang ke media


lingkungan mengacu pada lampiran,
c . u ntu k air pada kolam penampung air.

*** endapan pada kolam penampung air wajib dikembalikan ke


tempat tumpukan Limbah (waste pile).
STANDAR WASTE PILE

Liner ganda
Sistem pengumpulan dan
pengambilan lindi Tanggul atau
(leachate) ganda penghalang

Penampang Melintang
Fasilitas Penumpukan Limbah (waste pile)

digunakan u ntu k menyimpan :


Limbah B3 fase padat kategori 2 dari sumber spesifik kh u s u s 55
PERSYARATAN FASILITAS PENYIMPANAN LB3
BERUPA W A S T E IMPOUNDMENT:

1. memiliki tanggul di sekeliling waste impoundment dengan


ketinggian paling sedikit 1 (satu) meter dari permukaan tanah
un t uk menghindari terjadinya luapan air;
2. memiliki bangunan pelimpahan (spillway) un t uk mengalirkan
air yang berasal dari Limbah B3 yang disimpan menuju kolam
penampung air; dan
3. memiliki fasilitas sumur pantau air tanah yang dibangun di
bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream) fasilitas waste
impoundment yang ditempatkan sesuai dengan pola arah
aliran air tanah.

Persyaratan Kolam penampung air :


a. menggunakan konstruksi beton; dan/atau
b. dilapisi dengan bahan konstruksi yang kedap air.
C A R A PENYIMPANAN LIMBAH B3 PADA W A S T E
IMPOUNDMENT

a. tidak melakukan pencampuran Limbah B3 dari sumber


spesifik k h u su s; dan
b. baku m u tu air Limbah, u ntu k air pada kolam
penampung air sebelum dibuang ke media lingkungan.

❖ Endapan wajib dikembalikan ke waste impoundment.


❖ Baku mutu air Limbah mengacu Lampiran
❖ Air pada kolam penampung air tidak memenuhi baku
mutu wajib dilakukan pengolahan terlebih dahulu hingga
memenuhi baku mutu air Limbah.
STANDAR WASTE IMPOUNDMENT

Sistem pengumpulan dan


pengambilan lindi (leachate) Tanggul atau
Sumur pantau air penghalang
tanah Liner ganda

Penampang Melintang
Impoundment di Permukaan

digunakan u ntu k melakukan Penyimpanan Limbah B 3 dalam fase


slurry u ntu k Limbah B 3 kategori 2 dari sumber spesifik kh u s u s
59
RANCANG BANGUN FASILITAS PENYIMPANAN
LIMBAH B3 BERUPA WASTE IMPOUNDMENT

• Penyimpanan Limbah B3 berupa waste impoundment


dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan sementara
Limbah B3 sebelum dilakukan pemanfaatan Limbah B3
dan/atau pengolahan Limbah B3 oleh Penghasil Limbah B3,
atau sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3,
Pengolah Limbah B3 dan/atau Penimbun Limbah B3 yang
telah memiliki izin,

• bukan bertujuan untuk membuang atau menimbun Limbah


B3 ke media lingkungan selamanya.
Prinsip Penyimpanan LB3 pada fasilitas Penyimpanan
Limbah B3 berupa waste impoundment

adalah mencegah terjadinya kebocoran zat


pencemar Limbah B3 ke air tanah dan
terlimpasnya Limbah B3 yang disebabkan oleh
aktivitas pengelolaan atau kejadian secara alami.

Kolam penampung air dibuat lebih rendah dari pada


waste impoundment dengan tujuan air dapat mengalir
secara gravitasi melalui spillway ke kolam penampung
air.
SARANA LAIN YANG HARUS TERSEDIA
• Peralatan dan sistem pemadam kebakaran;
• Pagar pengaman;
• Pembangkit listrik cadangan;
• Fasilitas pertolongan pertama;
• Peralatan komunikasi;
• Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;
• Pintu darurat;
• Alarm.
BAKU MUTU AIR LIMBAH PADA KO L A M PENAMPUNG AIR DI
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3 BERUPA TEMPAT TUMPUKAN
LIMBAH (WASTE PILE) DAN WA S T E IMPOUNDMENT
PERSYARATAN FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH
B3 BERUPA TANGKI DAN/ATAU KONTAINER

1. dibangun di atas permukaan tanah dengan lantai kedap air dan


tidak bergelombang;
2. tangki dan/atau kontainer dan sistem penunjangnya terbuat dari
bahan yang cocok dengan karakteristik Limbah B3 yang disimpan;
3. tidak mudah pecah atau bocor;
4. memiliki tanggul dan saluran pembuangan di sekeliling tangki
dan/atau kontainer menuju bak penampung tumpahan;
5. terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air hujan
secara langsung, jika Limbah B3 yang disimpan memiliki sifat
mudah mengembang, menghasilkan gas, dan/atau bereaksi akibat
temperatur dan tekanan; dan
6. dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN KEMASAN
KONTAINER KONTAINER
C A R A PENYIMPANAN LIMBAH B3 PADA
TANGKI DAN/ATAU KONTAINER

1. dilengkapi dengan peralatan dan sistem yang tidak


menimbulkan ceceran pada saat bongkar muat
Limbah B3;
2. mempertimbangkan ruangan unt uk
pengembangan volume dan pembentukan gas,
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari total
kapasitas tangki dan/atau kontainer; dan
3. tidak menyisakan ruang kosong dalam kemasan,
unt uk Limbah B3 yang bereaksi sendiri.
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3 BERUPA TANGKI DAN/ATAU
KONTAINER

1. pompa
Berfungsi untuk mengisi ataupun mengeluarkan Limbah
B3; dan
2. oil water separator (OWS)
Berfungsi untuk memisahkan antara minyak dan air.
Tempat penyimpanan limbah B3 cair dalam jumlah besar

Tangki harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air hujan secara
langsung
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3 BERUPA TANGKI
DAN/ATAU KONTAINER
Untuk mencegah terlepasnya Limbah B3 ke lingkungan, tangki dan/atau
kontainer dilengkapi dengan penampungan sekunder.
1. dibuat atau dilapisi dengan bahan yang saling
cocok dengan Limbah B3 yang disimpan serta
memiliki ketebalan dan kekuatan memadai
untuk mencegah kerusakan akibat pengaruh
tekanan;
2. ditempatkan pada fondasi atau dasar yang
dapat mendukung ketahanan tangki dan/atau
kontainer terhadap tekanan dari atas dan
bawah dan mampu mencegah kerusakan yang
diakibatkan karena pengisian, tekanan atau
gaya angkat (up lift);
3. dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran
yang dirancang dan dioperasikan selama 24
(dua puluh empat) jam sehingga mampu
mendeteksi kerusakan pada struktur tangki
dan/atau kontainer primer dan sekunder, atau
lepasnya Limbah B3 dari sistem penampungan
sekunder; dan
4. penampungan sekunder, dirancang untuk
dapat menampung dan mengangkat cairan-
cairan yang berasal dari kebocoran, ceceran
atau presipitasi.
TANGKI
CATATAN:
Volume
dalam
tanggul
minimum
harus 110%
dari volume
tangki

Pelapis
Eksternal Pompa Penampung
& motor kedua untuk
PENAMPANG pemipaan
TANGKI
MELINTANG
TANGGUL
TANGGUL

Pondasi beton Tanah dasar


yang diperkuat

Untu k Limbah :
a. kategori 1;
b. kategori 2 dari sumber tidak spesifik; dan sumber spesifik u m u m .
PENEMPATAN TANGKI

Penyimpanan limbah cair dalam jumlah besar disarankan


menggunakan tangki dengan ketentuan sebagai berikut:
• Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi
saluran pembuangan yang menuju bak penampung.
• Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung
cairan minimal 110% dan kapasitas maksimum volume
tangki.
• Tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga bila terguling
akan terjadi di daerah tanggul dan tidak akan menimpa
tangki lain.
PERSYARATAN PEWADAHAN LIMBAH B3 DALAM TANGKI
• rancang bangun dan peralatan penunjang sistem tangki yang akan
dipasang;
• karakteristik limbah B3 yang akan disimpan;
• jika sistem tangki dan atau peralatan penunjangnya terbuat dari logam dan
kemungkinan dapat terkontak dengan air dan atau tanah, maka evaluasi
harus mencakup pengukuran potensi korosi yang disebabkan oleh faktor
lingkungan serta daya tahan bahan tangki terhadap faktor korosi tersebut;
• perhitungan umur operasional tangki;
• rencana penutupan sistem tangki setelah masa operasionalnya berakhir;
• jika tangki dirancang untuk dibangun di dalam tanah, maka harus dengan
memperhitungkan dampak kegiatan di atasnya serta menerapkan rancang
bangun atau kegiatan yang dapat melindungi sistem tangki terhadap
potensi kerusakan.
Untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan, tangka wajib
dilengkapi dengan penampungan sekunder.
Dengan ketentuan berikut:
1. pelapisan (dibagian luar tangki); tanggul (vault;berm) dan atau
2. tangki berdinding ganda, dengan ketentuan bahwa penampungan
sekunder tersebut harus :
• dibuat atau dilapisi dengan bahan yang saling cocok dengan limbah
B3 yang disimpan
• ditempatkan pada pondasi atau dasar yang dapat mendukung
ketahanan tangki terhadap tekanan dari atas dan bawah dan
mampu mencegah kerusakan yang diakibatkan karena pengisian,
tekanan atau uplift;
• dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran yang dirancang dan
dioperasikan 24 jam
• dirancang untuk dapat menampung dan mengangkat cairan-cairan
yang berasal dari kebocoran, ceceran atau presipitasi
Dalam pengoperasian tangki sebagai tempat pengemasan/pewadahan
limbah B3, maka :
1. tangki dan sistem penunjangnya harus terbuat dari bahan yang saling
cocok dengan karakteristik dan jenis limbah B3 yang
dikemas/disimpannya;
2. limbah-limbah yang tidak saling cocok tidak ditempatkan secara
bersama-sama di dalam tangki. Apabila tangki akan digunakan untuk
menyimpan limbah yang tidak saling cocok dengan karakteristik limbah
sebelumnya, maka tangki harus terlebih dahulu dicuci bersih;
3. tidak digunakan untuk menyimpan limbah mudah menyala atau
reaktif kecuali:
a. limbah tersebut telah diolah atau dicampur terlebih dahulu
sebelum/segera setetah ditempatkan di dalam tangki, sehingga
olahan atau campuran limbah yang terbentuk tidak lagi
berkarakteristik mudah menyala atau reaktif; atau
b. limbah disimpan atau diolah dengan suatu cara sehingga tercegah dari
kondisi atau bahan yang menyebabkan munculnya sifat mudah
menyala atau reaktif.
FASILITAS PENYIM PANAN LIM BAH B3
BERUPA SILO

untuk menyimpan Limbah B3 fase


padat dengan rentang ukuran
butir 0,5-300 μm yang dihasilkan
secara kontinu dalam jumlah besar
per satuan waktu :
A. kategori 1; dan
b. kategori 2 dari sumber tidak
spesifik, sumber spesifik umum,
dan sumber spesifik khusus.
PERSYARATAN SILO
1. dibangun di atas permukaan tanah dengan
fondasi yang dapat mendukung ketahanan silo
terhadap tekanan dari atas dan bawah serta
m a m p u mencegah kerusakan yang diakibatkan
karena pengisian, tekanan, atau gaya angkat (up
lift);
2. dibangun tanggul dengan lantai kedap di sekitar
pipa input ke silo, unt uk menampung Limbah B3
jika terjadi ceceran; dan
3. dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
*** Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa silo) t i d a k
termasuk silo yang dig u n akan dal am 1 (satu) rangkaian
proses produksi.
PERLENGKAPAN FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH
B3 BERUPA SILO
Dilengkapi sistem yang tidak menimbulkan debu pada saat loading dan
unloading yaitu :
DUST COLLECTOR ATAU ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (EP)
Berfungsi untuk mengumpulkan debu agar tidak berterbangan dan
pompa yang berfungsi sebagai pemindah abu hasil tangkapan EP ke
fasilitas silo.
SILO

Penyimpanan Limbah B3
pada silo wajib dilengkapi
dengan peralatan dan
sistem yang tidak
menimbulkan debu pada
saat bongkar muat Limbah
B3.
Penyimpanan Limbah B3 harus memenuhi kaidah kompatibilitas,

1. Cocok, artinya satu karakteristik Limbah B3 dapat


dikelompokkan dengan karakteristik Limbah B3 yang
sama atau dengan karakteristik Limbah B3 yang lain.
Contoh: cairan mudah menyala dengan reaktif;

2. Tidak cocok, artinya satu karakteristik Limbah B3 tidak


dapat dikelompokkan dengan karakateristik Limbah B3
yang lain.
Contoh: beracun dengan cairan mud a h menyala;

3. Terbatas, artinya satu karakteristik Limbah B3 dapat


dikelompokkan dengan karakteristik Limbah B3 lainnya
tetapi dengan volume terbatas pada setiap karakteristik
Limbah B3
KOMPATIBILITAS KA R A KTERISTIK LIMBAH B3

Keterangan : C = cocok; X = tidak


cocok; T = terbatas.
K E S E S U AI AN FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN

KATEGORI 2
No FASILITAS
KATEGORI 1 SUMBER SUMBER SPESIFIK
TIDAK TIDAK KHUSUS
SPESIFIK SPESIFIK ѴѴ
1 bangunan √ √ √ √
2 tangki dan/atau √ √ √ X
kontainer
3 silo √ √ √ √
4 tempat X X X √
tumpukan
Limbah (waste
pile)
5 waste X X X √
impoundment
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
J i k a Penyimpanan Limbah B3 melampaui jangka waktu
maka wajib:
1. Melakukan pemanfaatan Limbah B3, pengolahan
Limbah B3, dan/atau penimbunan Limbah B3;
2. menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain
(pengumpul, pemanfaat, pengolah, penimbun);
dan/atau
3. melakukan ekspor Limbah B3.

J i k a ekspor Limbah B3 tidak dilakukan sampai


dengan batas waktu Penyimpanan Limbah B3,
maka wajib melakukan:
1. Pemanfaatan Limbah B3, pengolahan Limbah
B3, dan/atau penimbunan Limbah B3; dan/atau
2. Menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN
MASUKNYA LIMBAH
1. Jika masuknya Limbah B3 tidak per hari,
maka pengisian form ini disesuaikan dengan masuknya
Limbah B3 ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah B3.
2. Batas waktu penyimpanan di TPS Limbah B3,
misal Limbah jenis X sebesar 50 kg/hari masuk ke Tempat
Penyimpanan tanggal 3 September 2017 (t=0), sehingga
kolom F berisi 1 Desember 2017 (untuk maksimal
penyimpanan 90 hari).
SILO
CONTOH
SUMBER LIMBAH B3 KEGIATAN PELINDO 3

• Pemeliharaan alat angkat dan angkut


• Pemeliharaan genset
• Operasional office
• Kegiatan pertolongan pertama medis thd
Kecelakaan Kerja Karyawan
• Pemeliharaan kendaraan dinas
• Pembersihan tangki bekas B3 angkutan
kapal
KODE KATEGORI
JENIS LIMBAH SUMBER
LIMBA BAHAYA
B3 PENCEMAR
H
Pelumas Bekas B105d 2 Pemeliharaan alat
(Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas

Olie Bekas B105d 2 Pemeliharaan alat


(Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas

Coolant Bekas B105d 2 Pemeliharaan alat


(Sumber tdk angkat & angkut
spesifik)
KODE KATEGORI
JENIS LIMBAH SUMBER
LIMBA BAHAYA
B3 PENCEMAR
H
Filter/Separator B105d 2 Pemeliharaan alat
Oli Bekas (Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas

Filter Bahan B105d 2 Pemeliharaan alat


Bakar (Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas

Air B108d 2 Pemeliharaan alat


Terkontaminasi (Sumber tdk angkat & angkut
B3 (Cleaning) spesifik)
KODE KATEGORI
JENIS LIMBAH SUMBER
LIMBA BAHAYA
B3 PENCEMAR
H
Endapan tangki B108d 2 Pemeliharaan alat
bahan bakar (Sumber tdk angkat & angkut
spesifik)
Aki Bekas A102d 1 Pemeliharaan alat
(Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas
Kain Majun B110d 2 Pemeliharaan alat
Bekas (Sumber tdk angkat & angkut,
Terkontaminasi spesifik) Operasional
kendaraan Dinas,
Pemeliharaan
Genset, Kegiatan
Office
KODE KATEGORI SUMBER
JENIS LIMBAH B3
LIMBAH BAHAYA PENCEMAR
Kemasan Bekas B104d 2 Pemeliharaan alat
Terkontaminasi (Sumber tdk angkat & angkut,
spesifik) Operasional
kendaraan Dinas,
Pemeliharaan
Genset, Kegiatan
Office, Pembersihan
tangki bekas B3
angkutan kapal
Baterai Bekas A102d 1 Kegiatan Office
(Sumber tdk
spesifik)
Lampu TL Bekas B107d 2 Kegiatan Office
(Sumber tdk
spesifik)
KATEGORI
KODE SUMBER
JENIS LIMBAH B3 BAHAYA
LIMBAH PENCEMAR
Limbah B107d 2 Kegiatan Office
Elektronik Bekas (Sumber tdk
spesifik)

Catridge B108d 2 Kegiatan Office


Bekas/Limbah (Sumber tdk
Terkontaminasi spesifik)
B3

Sampah Medis A337-1 1 K3 Karyawan


(Limbah Klinis) (Sumber
spesifik)
INVENTARISASI LIMBAH B3 KEGIATAN USAHA

(DI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN)

111
INVENTARISASI LIMBAH B3

SUMBER LIMBAH DAN JENIS LIMBAH B3

Sumber Limbah B3 Berasal al. dari:


1. Bangunan/Gedung kantor/office : (lampu TL), sampah B3, kaleng cat,
catridge
2. Kegiatan Transportasi (al. Oli Bekas, Accu bekas dll)
3. Kegiatan Pemeliharaan (Alat Angkat, Alat Angkut, Genset, Kendaraan
Dinas) (al. Oli Bekas, Accu bekas dll)
4. K3 Karyawan (Sampah medis)
5. Kegiatan Bongkar Muat Kapal (Kemasan terkontaminasi B3)
6. Kecelakaan/tanggap darurat B3/Limbah B3 (sisa tumpahan bahan kimia,
Minyak/oli bekas)

112
Contoh Inventarisasi limbah B3 di Perusahaan

Kode JENIS LIMBAH B3 Jumlah/Volume


Limbah (kg/bulan)

A2010 Bahan kimia Kedaluwarsa berupa Asam 75 kg


Arsenat (H3 As O4)

Baterai bekas, baterai yang tidak


B327-1 memenuhi spesifikasi teknis, dan 150 kg
baterai kedaluwarsa

Dst.

113
PENGELOMPOKAN LIMBAH B3 BERDASARKAN
SUMBER DAN KATEGORI BAHAYANYA

114
Pengelompokan Limbah B3 Berdasarkan Sumber dan Kategori Bahayanya

NO SUMBER LIMBAH KATEGORI BAHAYA


1. Sludge dari IPAL 2
Dst.

Limbah B3 kategori 1 merupakan Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung


terhadap manusia dan dapat dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup.

Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki efek


tunda (delayed effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan
hidup serta memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.

115
Contoh sumber limbah dan kategori bahayanya

116
Contoh sumber limbah dan kategori bahayanya

117
Identifikasi Proses Produksi yang
berpotensi terhadap pencemaran Limbah
B3 sesuai bahan yang digunakan

NO Proses Produksi Bahan Kimia Yang digunakan

1. Plating/Galvanis Nikel, Zn, Chrom valensi 6

➢ Buat flow chart proses produksi dan identifikasi limbah B3 nya


➢ Amati penggunaan B3 dalam proses produksi

118
PROSES COTTON

119
120
ACUAN LAMPIRAN PP 101 TAHUN 2014

1. Lampiran I
a. Tabel 1. Daftar Limbah B3 dari sumber tidak spesifik,
b. Tabel 2. Daftar Limbah B3 dari B3 kedaluarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spsesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan;
c. Tabel 3. Daftar limbah B3 dari sumber spsesifik umum
d. Tabel 4. Daftar limbah B3 dari sumber spsesifik khusus

2. Lampiran II, Parameter uji karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

3. Lampiran III, Baku Mutu Karakteristik Beracun Melalui TCLP untuk penetapan Kategori limbah
B3

4. Lampiran IV, Baku Mutu Karakteristik Beracun Melalui TCLP Untuk Penetapan Standar
pengolahan Limbah B3 sebelaum ditempatkan di fasilitas penimbusan akhir.

5. Lampiran V. Nilai Baku Karakteristik Beracun melalui TCLP dan Total


Konsentrasi untuk penetapan pengelolaan Tanah terkontaminasi Limbah B3.
BEBERAPA PENGERTIAN

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik merupakan Limbah


B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan antara lain
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi atau
inhibitor korosi, pelarutan
kerak, dan pengemasan.

Limbah B3 dari sumber spesifik merupakan Limbah


B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara
spesifik dapat ditentukan.

Yang dimaksud dengan “Limbah B3 dari sumber


spesifik khusus” adalah Limbah B3 yang memiliki
efek tunda (delayed effect), berdampak tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan
dalam jumlah yang besar per satuan waktu.

122
Contoh

Lampiran I, PP 101/2014 ;
TABEL 1. DAFTAR LIMBAH
B3 DARI SUMBER
TIDAKSPESIFIK

Kode Zat Pencemar Kategori


Limbah Bahaya
B103d Lead scrap 2

B104d Kemasan bekas B3 2

B105d Minyak pelumas bekas antara lain minyak pelumas bekas hidrolik, mesin, gear, lubrikasi, 2
insulasi, heat transmission, grit chambers, separator dan/atau campurannya

B106d Limbah resin atau penukar ion 2

B107d Limbah elektronik termasuk cathode ray tube (CRT), lampu TL, printed circuit board (PCB), 2
karet kawat (wire rubber)

B108d Sludge instalasi pengolahan air Limbah (IPAL) dari fasilitas IPAL terpadu pada kawasan 2
industri

B109d Filter bekas dari fasilitas pengendalian pencemaran udara 2

B110d Kain majun bekas (used rags) dan yang sejenis 2


124
Contoh 1,
Lampiran I, PP 101/2014 ;
TABEL 2 . DAFTAR LIMBAH B3 DARI B3 KEDALUWARSA, B3 YANG TUMPAH, B3 YANG TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI
PRODUK YANG AKAN DIBUANG, DAN BEKAS KEMASAN B3.

KODE KATEGORI
NOMOR CAS1) ZAT PENCEMAR
LIMBAH BAHAYA
A2001 81–81–2 Warfarin atau 2H-1-Benzopiran-2on, 4-hidroksi-3-(3-okso-1fenilbutil)-, dan garamnya, 1
dengan konsentrasi lebih besar dari 0,3%
(nol koma tiga persen)

A2002 591–08–2 Asetamida, -(aminotioksometil)-, atau 1-Asetil-2-tiourea 1

A2003 107–02–8 Akrolin atau 2-Propenal 1

A2004 309–00–2 Aldrin atau 1,4,5,8- 1


Dimetanonaftalen, 1,2,3,4,10,10heksa-kloro-1,4,4a,5,8,8a,heksahidro-,
(1alfa,4alfa,4abeta,
5alfa,8alfa,8abeta)-

A2005 107–18–6 Alkil alkohol atau 2-Propen-1-ol 1

A2006 20859–73–8 Aluminum fosfida 1

CAS merupakan singkatan dari Chemical Abstract Service


Contoh 1 . Tabel 3. Limbah dari sumber Spesifik Umum Lampiran I, PP 101/2014 ;
Kode Jenis SumberLimbah Kode Uraian Limbah Kategori
Industri Limbah
Industri/ Limbah
Kegiatan
07 Kilang 1. Proses pemurnian dan A307-1 Sludge dari proses produksi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi 1
minyak pengilangan minyak atau gas alam meliputi :
bumimenghasilkan gas atau 1. Sludge kilang minyak primerdari hasil pemisahan gravitasiminyak,
dan gas LPG,naptha, avigas, avtur, air dan padatan selamapenyimpanan dan/ataupengolahan.
bumi gasoline,minyak tanah atau Sludge tersebuttermasuk yang dihasilkan dalampemisahan
kerosin,minyak solar, minyak minyak, air, danpadatan pada tangki danimpoundments, saluran
diesel,minyak bakar atau air danalat angkut lainnya, genanganair, dan unit
bensin,residu, pelarut (solvent), stormwatermenerima aliran air hujan atauair hasil proses
wax,lubricant dan aspal pengolahan,pemeliharaan dan/atauproduksi
2. Proses pemurnian danpengolahan 2. Sludge kilang minyak sekunder (emulsi) hasil pemisahan fisik
gas alam menjadiliquefied dan/atau kimia minyak, air dan padatan
natural gas (LNG) danliquified
petroleum gas (LPG)
3. Proses pembuatan A307-2 Residu dasar tanki 1
minyakpelumas, oli dan gemuk
yangberbahan dasar minyak A307-3 Slop padatan emulsi minyak dari industri penyulingan minyak bumi 1
4. Proses pengolahan minyak dan
gas bumi
B307-1 Katalis bekas 2
5. Unit dissolved air flotation (DAF)
6. Pembersihan heat exchanger B307-2 Karbon aktif bekas selain Limbah karbon aktif dengan kode Limbah 2
7. Tanki penyimpanan minyak dan A110d
gas bumi
B307-3 Filter bekas termasuk lempung (clays) spent filte 2
B307-4 Debu dari fasilitas pengendalian pencemaran udara 2
127
Contoh 2. Tabel 3. Limbah dari sumber Spesifik Umum Lampiran I, PP 101/2014 ;

Kode Jenis Industri/ SumberLimbah Kode Uraian Limbah Kategori


Industri/
Kegiatan Kegiatan Limbah Limbah
30 Eksplorasi dan 1. Kegiatan eksplorasi A330-1 Residu dasar tangki minyak bumi 1
produksi minyak, danproduksi
gas, dan panas 2. Kegiatan pemeliharaan A330-2 Residu proses produksi 1
bumi fasilitasproduksi
3. Kegiatan pemeliharaan
fasilitaspenyimpanan B330-1 Limbah lumpur bor berbahan dasar oil 2
4.Tangki penyimpanan base dan/atau synthetic oil
minyakdan gas
B330-2 Limbah serbuk bor berbahan dasar oil base 2
dan/atau synthetic oil

B330-3 Limbah karbon aktif selain Limbah karbon 2


aktif dengan kode Limbah A110d

B330-4 Absorben dan/atau filter bekas 2


Contoh 3 :
TABEL 3. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK UMUM , Lampiran I PP 101/2014 .

KODE
JENIS INDUSTRI/ KATEGORI
INDUSTRI/ SUMBER LIMBAH KODE LIMBAH URAIAN LIMBAH
KEGIATAN BAHAYA
KEGIATAN

33 Pembangkit listrik 1. Fasilitas boiler B333-1 Debu dari fasilitas pengendalian 2


tenaga uap (PLTU, 2. Fasilitas kiln pencemaran udara selain kode
boiler, dan atau 3. Fasilitas pengendali pencemaran udara limbah B409 atau B410
industry yang 4. IPAL B333-2 Pasir dari Fluidezed bed 2
menggunakan bahan B333-3 Sludge IPAL 2
bakar batubara
37 Rumah sakit dan 1. Seluruh rumah sakit dan laboratorium klinis A337-1 Limbah klinis memiliki karakteristik 1
fasilitas pelayanan 2. Fasilitas incinerator infeksius
kesehatan 3. IPAL yang mengolah effluent dari kegiatan rumah A337-2 Prodk Farmasi kedaluarsa 1
sakit dan laboratorium klinis A337-3 Bahan kimia kedaluarsa 1
A337-4 Peralatan laboratorium terkontaminasi B3

A337-5 Peralatamn medis mengandung logam berat, 1


termasuk merkuri (Hg), Kadmium (Cd), dan
sejenisnya
A337-1 Kemasan produk farmasi 2

Sludge IPAL Sludge IPAL 2


Contoh 1 a: ,
Lampiran I PP 101/2014
TABEL 4. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK KHUSUS

KODE LIMBAH JENIS LIMBAH B3 SUMBER LIMBAH KATEGORI BAHAYA


B401 Copper slag Proses peleburan bijih tembaga (smelter) dari proses primer dan sekunder. 2

B402 Steel slag Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi 2
electric arc furnace (EAF), blast furnace, basic oxygen furnace (BOF), induction
furnace, kupola, dan/atau submerge arc furnace

B403 Slag nikel Proses peleburan bijih nikel 2

B404 Slag timah putih Proses peleburan timah putih (Sn) 2


B405 Iron concentrate Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi 2
electric arc furnace (EAF)
B406 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan 2
teknologi electric arc furnace (EAF) dan/atau proses reheating furnace

B407 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi 2
electric arc furnace (EAF)
B408 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi 2
electric arc furnace (EAF)
B409 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, 2
boiler dan/atau tungku industri
B410 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku industri 2

B411 Sludge IPAL Proses Pengolahan Air Limbah dari industri pulp 2
KATEGORI
KODE LIMBAH JENIS LIMBAH B3 SUMBER LIMBAH
BAHAYA
B412 Dreg dan grits Proses recovery black liquor dari industri virgin pulp 2

B413 Spent bleaching earth Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan minyak hewani atau 2
nabati

B414 Gipsum 1. Proses desulfurisasi pada PLTU; 2


2. Proses pembuatan pupuk fosfat dengan proses basah menggunakan asam
sulfat pada industri pupuk; dan/atau
3. Proses dekalsifikasi tetes tebu dengan asam sulfat pada industri mono
sodium glutamate
(MSG)

B415 Kapur Proses pembuatan pupuk amonium sulfat (zwavelzuur ammonia) pada industri 2
(CaCO3) pupuk

B416 Tailing Proses pengolahan bijih mineral logam pada industri pertambangan. 2

B417 Refraktori bekas yang Proses industri yang menggunakan fasilitas termal antara lain berupa tungku 2
dihasilkan bakar, boiler, pot lining, dan fasilitas sejenis
dari fasilitas termal
Contoh LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAKU MUTU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP UNTUK PENETAPAN KATEGORI LIMBAH B3

ZAT PENCEMAR TCLP-A TCLP-B


Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/L)
PARAMETER WAJIB
ANORGANIK
Antimoni, Sb 6 1
Arsen, As 3 0,5
Barium, Ba 210 35
Berilium, Be 4 0,5
Boron, B 150 25
Kadmium, Cd 0,9 0,15
Krom valensi enam, Cr6+ 15 2,5
Tembaga, Cu 60 10
Timbal, Pb 3 0,5
Merkuri, Hg 0,3 0,05
Molibdenum, Mo 21 3,5
Nikel, Ni 21 3,5
Selenium, Se 3 0,5
Perak, Ag 40 5
Tributyltin oxide 0,4 0,05
Seng, Zn 300 50
Contoh MSDS

1.1. Melakukan Identifikasi


MSDS Bahan Baku dan Bahan
Penolong Berdasarkan
Kategori Bahaya

133
134
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Mudah Mudah Oksidator


Meledak Menyala/Terba
kar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan,
Pemicu Kamker

Contoh Label Kemasan B3

GHS (Globally Harmonized System) – UN


(United Nations) Pemicu Iritasi Gas Pencemar
Bertekanan Lingkungan

Sumber: Suharyanto, 2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), KLHK

135
Sumber : Iyan Suwargana, KLHK

136
1.1. Melakukan Identifikasi MSDS Bahan Baku dan Bahan Penolong Berdasarkan Kategori Bahaya

NO Jenis Bahan Baku dan Bahan KATEGORI BAHAYA


Penolong
1.

Limbah B3 kategori 1 merupakan Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung


terhadap manusia dan dapat dipastikan akan berdampak negatif terhadap
lingkungan hidup.

Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki


efek tunda (delayed effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungan hidup serta memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.

137
1Melakukan Pengelompokan Limbah B3 Berdasarkan
Bahan yang Digunakan Dalam Proses Sesuai MSDS

NO JENIS LIMBAH B3 KARAKTERISTIK SESUAI MSDS


1. Sludge dari IPAL Beracun

Dst.

NO JENIS LIMBAH B3 KARAKTERISTIK SESUAI MSDS

1. Oli Bekas dari Genset Beracun, Mudah Menyala

2. Oli Bekas dari Mesin Kendaraan Beracun, Mudah Menyala

Dst.

138
2.1. Menyusun Peta Resiko Pencemaran Setiap Jenis Kegiatan dalam Proses Produksi dan Proses Pendukungnya
Berdasarkan Sumber dan Kategori Bahaya Limbah B3

JENIS KEGIATAN DALAM PROSES JENIS LIMBAH KATEGORI BAHAYA


PRODUKSI

1. Pengolahan Air Limbah di IPAL Sludge dari IPAL 2

dst.

2.2. Menyusun Tanggap Darurat Penanganan Limbah B3

- Menyusun Sistem Tanggap Darurat Penanganan Limbah B3


(termasuk membuat SOP penanganan Kecelakaan akibat tumpahan atau paparan limbah B3)

139
Sumber : Iyan Suwargana, KLHK

140
Sumber : Iyan Suwargana, KLHK

141
142
Sumber : Iyan Suwargana, KLHK

143
Pengecualian Limbah B3
Pasal 191 ayat (1) PP No. 101 tahun 2014

❑ Limbah B3 dari sumber spesifik dapat dikecualikan dari pengelolaan limbah


B3
❑ Untuk dapat dikecualikan dari pengelolaan limbah B3, setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik wajib melaksanakan uji
karakteristik limbah B3
❑ Tahapan uji karakteristik limbah B3 dilakukan secara berurutan

144
Uji Karakteristik Secara Berurutan
Pasal 191 ayat (4) PP No. 101 Tahun 2014

145
146
Melakukan inventarisasi data paparan/kontaminasi limbah B3 terhadap lingkungan.

Contoh Lingkungan (Lahan) yang Terpapar/Terkontaminasi Limbah B3

147
Contoh Lahan Terpapar/Terkontaminasi Limbah B3

Sebagai tanah urug

148
149
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA LAMPU CFL DAN LAMPU TL

Sumber: Iswanto, dkk., 2016

150
Sumber: Iswanto, dkk., 2016

151
Melaporkan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya timbulan limbah B3

1. Menyusun laporan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya timbulan
limbah B3.
misal: jika pihak pabrik telah punya format baku untuk pembuatan laporan, maka
ikuti sesuai dengan format yang telah ditentukan perusahaan.

2. Mengkomunikasikan laporan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya


timbulan limbah B3 sesuai prosedur.
misal: pihak perusahaan mewajibkan laporan dipresentasikan kepada atasan,
maka harus dilakukan presentasi atau pemaparan kepada atasan

152
TUGAS/LATIHAN

1.Lakukan identifikasi kegiatan yang menghasilkan LB3 dan


bahan kimia yang digunakan di perusahaan/pabrik Bapak/Ibu

2.Buat Gambar diagram alir proses kegiatan. Lakukan


Identifikasi sumber lmbah B3 nya

153

Anda mungkin juga menyukai