Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat
dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
Sumber Emisi Tidak Bergerak
Permen LHK no. P15/2019 BME Pembangkit Listrik Tenaga Termal Lampiran I : BME PLTU
Lampiran II : BME PLTG dan PLTGU
Lampiran III: BME PLTD
Lampiran IV: BME PLTMG
Lampiran V: BME PLTP
Lampiran VI: BME PLT Biomassa
Lampiran VII: BME PLTSa
Lampiran VIII: BME BB Campuran
Lamoiran IX: BME Pembakaran Dalam atau
Genset (sampai 30 April 2022)
Permen LHK no. 11/2021 BME Mesin Pembakaran Dalam/Genset Berlaku sejak diundangkan
Permen LHK no. 17/2019 BME Industri Pupuk & Ammonium Nitrat
Permen LHK no. 19/2017 BME Kegiatan Industri Semen
Permen LHK no. 4/2014 BME Pertambangan
DASAR HUKUM (2)
DASAR HUKUM TENTANG KETERANGAN
Sumber Emisi Tidak Bergerak
Permen LHK no. 13/2009 BME Minyak dan Gas Bumi
Permen LHK no. 23/2012 BME Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3
Industri
Kebisingan
Gangguan
Getaran
Ruangan PERMENAKER
Kebauan
Emisi Fugitif
Emisi Fugitif adalah Emisi yang secara teknis tidak dapat melalui cerobong atau sistem pembuangan emisi
yang setara (Permen LHK No. 11/2021)
Emisi Fugitif adalah emisi yang tidak tertangkap oleh sistem penangkap yang sering kali disebabkan oleh
kebocoran peralatan, proses evaporasi, dan gangguan tiupan angin (European Environmental Agency)
Emisi Fugitif adalah kebocoran dan pelepasan gas atau uapyang tidak teratur dari wadah bertekanan
seperti peralatan, tangka penyimpanan, saluran pipa, sumur, atau peralatan lainnya – sebagain besar dari
kegiatan industry (Wikipedia.org)
Contoh :
- Kebocoran dari valve, sambungan pipa, seal mekanikal dll
- Penguapan dari Kolam IPAL
- Loading dan unloading material
- Lubang ventilasi penambangan
- Debu dari sisi jalanan
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
memperkuat penegakan
memperpendek birokrasi perizinan
hukum
Andalalin
“Semangat UU Cipta Kerja adalah
Penyederhanaan Regulasi Perizinan”
Izin Lokasi
“Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam
Perizinan Berusaha” 32
Perbandingan Mekanisme Izin PPLH Berdasarkan Peraturan Lama dan
Peraturan Baru
• SPPL adalah pernyataan
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang Persetujuan Lingkungan kesanggupan dari
berdampak pada LH wajib memiliki: penanggung jawab Usaha
Keputusan Kelayakan dan/atau Kegiatan untuk
Lingkungan Hidup atau melakukan pengelolaan dan
AMDAL, wajib bagi usaha/kegiatan yang: Pernyataan Kesanggupan pemantauan Lingkungan
▪ Besaran/skalanya wajib Amdal Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hidup atas Dampak
▪ Berlokasi di dalam/berbatasan langsung dengan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Pemerintah Lingkungan Hidup dari
kawasan lindung Usaha dan/atau
pusat atau pemerintah
Daerah. Kegiatannya.
UKL-UPL, wajib bagi usaha/kegiatan yang: • SPPL bagi usaha dilakukan
▪ Tidak berdampak penting oleh Pelaku Usaha
▪ Berlokasi di luar/tidak berbatasan langsung dengan Persetujuan lingkungan diintegrasikan ke dalam
kawasan lindung menjadi prasyarat penerbitan Nomor Induk
Perizinan Berusaha/ Berusaha(NIB).
▪ Dikecualikan dari wajib Amdal
Persetujuan Pemerintah,
• SPPL bagi kegiatan yang
melalui:
SPPL, wajib bagi usaha/kegiatan yang: dilakukan oleh Instansi
1. Penyusunan AMDAL dan Uji Pemerintah dilakukan
• Tidak berdampak penting dan tidak wajib UKL-UPL Kelayakan AMDAL melalui pengisian formulir
• Usaha mikro dan kecil yang tidak berdampak
2. Penyusunan Formulir UKL-UPL yang menjadi dasar
penting dan Pemeriksaan Formulir UKL- penerbitan Persetujuan
• Dikecualikan dari wajib UKL-UPL UPL Pemerintah.
DEFINISI (PP No 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko)
Legalitas yang diberikan kepada pelaku Perizinan Berusaha berdasarkan klasifikasi rujukan yang digunakan untuk
usaha untuk memulai dan menjalankan tingkat risiko kegiatan usaha mengklasifikasikan aktivitas/kegiatan
kegiatan usaha ekonomi Indonesia ke dalam beberapa
Terdiri dari : NIB, Sertifikast Standar & Izin lapangan /bidang usaha yang dibedakan
berdasarkan jenis kegiatan yang
menghasilkan produk/output berupa
barang maupun jasa
Bukti registrasi pendaftaran pelaku usaha Perizinan berusaha berupa Izin adalah persetujuan Pemerintah
untuk melakukan kegiatan usaha dan pernyataan dan/atau bukti Pusat atau Pemerintah Daerah untuk
sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam pemenuhan standar pelaksanaan pelaksanaan kegiatan usaha yang
pelaksanaan kegiatan usahanya kegiatan usaha wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha
sebelum melaksanakan kegiatan
usahanya
Penerbit Perizinan Berusaha
• Seluruh perizinan berusaha atas sektor yang diatur dalam PP No 5 Tahun 2021 wajib diterbitkan melalui sistem OSS
• Sistem OSS akan mencantumkan nama Kementerian/Lembaga/SKPD sebagai penerbit perizinan berusaha sesuai kewenangan sbb:
DPMPTSP Kab/Kota
Atas nama
DPMPTSP Provinsi Bupati/Walikota untuk
Atas nama Gubernur kegiatan usaha yang 5
Lembaga OSS untuk kegiatan usaha menjadi kewenangan
4 Badan Pengusahaan
yang menjadi Pemerintah Kab/Kota
Atas nama K/L untuk Kawasan Perdagangan
kegiatan usaha yang kewenangan
3 Administrator KEK Bebas dan Pelabuhan
menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi
Untuk kegiatan usaha Bebas (KPBPB)
Pemerintah Pusat 2 yang berlokasi di KEK Untuk kegiatan usaha
yang berlokasi di KPBPB
1
Usaha Mikro
Paling banyak Rp 1 Milyar (tidak termasuk tanah & bangunan tempat
usaha)
Usaha Kecil
Lebih besar dari Rp 1 Milyar s/d paling banyak Rp 5 Milyar (tidak
termasuk tanah & bangunan tempat usaha)
Usaha Menengah
OSS-RBA Lebih besar dari Rp 5 Milyar s/d paling banyak Rp 10 Milyar (tidak
termasuk tanah & bangunan tempat usaha)
Usaha Besar
Lebih besar dari Rp 10 Milyar (tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha)
Untuk itu, hal – hal apa saja yang dapat dipersiapkan untuk melaksanakan
fungsi tersebut?
PERMEN LHK NO. 05 TAHUN 2021 Definisi
TATA CARA PENERBITAN PERSETUJUAN TEKNIS DAN
SURAT KELAYAKAN OPERASIONAL BIDANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Laporan telah
Pembangunan
Permohonan Pemeriksaan Penerbitan diselesaikannya
Penapisan Fasilitas Alat Penerbitan
Persetujuan Persetujuan Persetujuan pembangunan Verivikasi
Mandiri Pengendali SLO
Teknis Teknis Teknis alat pengendali
Emisi
Emisi
Standar
Penerbitan Izin
Teknis
Berusaha
Kajian
Teknis
PENAPISAN MANDIRI
Tidak Tidak Ya
Ya
Ya Tidak
Kajian
Teknis
Kelompok Usaha/Kegiatan
DA F TA R
Dampak Emisi Tinggi:
USAHA/
K E G I ATA N
DA M PA K
EMISI TINGGI
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Pertambangan Batubara Pertambangan Tanah Dan Tanah Liat
Pertambangan Minyak Bumi Pertambangan Gips
Pertambangan Bijih Besi Pertambangan Tras
Pertambangan Pasir Besi Pertambangan Batu Apung
Pertambangan Radioaktif Pertambangan Batu, Pasir Dan Tanah Liat Lainnya
Pertambangan Bijih Timah Pertambangan Belerang
Pertambangan Bijih Timah Hitam Pertambangan Fosfat
Pertambangan Bijih Bauksit/ Aluminium Pertambangan Nitrat
Pertambangan Bijih Tembaga Pertambangan Yodium
Pertambangan Bijih Nikel Pertambangan Potash (Kalium Karbonat)
Pertambangan Bijih Mangan Pertambangan Mineral, Bahan Kimia Dan Bahan
Pertambangan Bahan Galian Lainnya Yang Tidak Pupuk Lainnya
Mengandung Bijih Besi Pertambangan Batu Mulia
Pertambangan Emas Dan Perak Pertambangan Feldspar Dan Kalsit
Pertambangan Bijih Logam Mulia Lainnya Pertambangan Aspal Alam
Pertambangan Batu Hias Dan Batu Bangunan Pertambangan Asbes
Pertambangan Batu Kapur/ Gamping Pertambangan Kuarsa/Pasir Kuarsa
Pertambangan Kerikil (Sirtu) Pertambangan Dan Penggalian Mineral Bukan
Pertambangan Pasir Logam Dan Batuan Lainnya Ytdl
INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Pupuk Buatan Campuran Hara Makro
Industri Minyak Mentah Kelapa
Primer
Industri Minyak Goreng Kelapa
Industri Karet Buatan
Industri Pemurnian Minyak Mentah Kelapa Sawit
Industri Bahan Baku Pemberantas Hama (Bahan Aktif)
Dan Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit
Industri Pemberantas Hama (Formulasi)
Industri Pemisahan / Fraksinasi Minyak Murni
Industri Bahan Peledak
Kelapa Sawit Industri Serat Stapel Buatan
Industri Pemisahan / Fraksinasi Minyak Murni Inti Kelapa Industri Semen
Sawit Industri Besi Dan Baja Dasar (Iron And Steel Making)
Industri Bubur Kertas (Pulp) Industri Pipa Dan Sambungan Pipa Dari Baja Dan Besi
Industri Produk Dari Batu Bara Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia
Industri Bahan Bakar Dari Pemurnian Dan Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi
Pengilangan Minyak Bumi Industri Penggilingan Logam Bukan Besi
Industri Pembuatan Minyak Pelumas Industri Ekstrusi Logam Bukan Besi
Industri Pengolahan Minyak Pelumas Bekas Industri Pipa Dan Sambungan Pipa Dari Logam Bukan
Menjadi Bahan Bakar Besi Dan Baja
Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer Industri Pengecoran Besi Dan Baja
Industri Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer Industri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja
Industri Senjata Dan Amunisi
PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR
PANAS DAN UDARA
Pembangkitan Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
EMISI SUMBER bahan baku dan penunjang (jenis dan jumlah bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan) (opsional)
Konsumsi energi yang digunakan untuk proses dan alat pengendalai emisi yang digunakan.
Usulan nilai mutu emisi, terdiri dari parameter, angka baku mutu dan/atau beban emisi yang
mempertimbangkan teknologi pengolahan dan alat pengendali Emisi
Perhitungan efisiensi dari alat pengendali Emisi yang digunakan dengan parameter emisi yang
dikendalikan)
Rencana pengelolaan emisi
1. Struktur organisasi
2. SDM yang bertugas mengelola Emisi
3. Rencana pengelolaan emisi fugitif antara lain:
memastikan debu pada area bahan baku (cth Stockpile) terkendali dengan baik; Mendeteksi
kebocoran pada saluran perpipaan dan cerobong; memastikan kegiatan proses beroperasi
dan emisi terkendali; melaksanakan tata graha yang baik, dan mengalirkan Emisi dari proses
kegiatan dengan memasang hood dan duct yang dilengkapi dengan
alat pengendali Emisi
4. Tata laksana pemantauan Emisi manual dan/atau kontinu (CEMS):
a. kapasitas produksi; dan/atau
b. jenis sifat pencemar (bersifat toksik)
5. Pelaporan secara daring:
a. manual (melalui aplikasi SIMPEL)
b. kontinu (melalui aplikasi SIMPEL dan SISPEK)
DESKRIPSI
KAJIAN TEKNIS Perhitungan beban Emisi yang dihasilkan
• Kecepatan alir dari masing–masing cerobong
PEMBUANGAN 4
Prakiraan
dampak dikalikan dengan luas penampang cerobong
EMISI SUMBER • Konsentrasi emisi dari setiap cerobong
TIDAK BERGERAK
Perhitungan simulasi dispersi untuk menetapkan kadar
maksimum
Kajian dispersi:
a. titik sebaran
b. potensi jatuhan Emisi
Catatan:
mempertimbangkan tinggi cerobong yang akan
dibangun dan jumlah sumber Emis
TIDAK BERGERAK
1. Acuan Baku Mutu Emisi berdasarkan Peraturan Menteri
1. Parameter kunci (Partikulat, SO2, NOx, CO, Hg, HCl,
H2S, HF, NH3, VOC, hidrokarbon, kandungan sulfur
tereduksi, Cl2, Opasitas, HF, Hg, As, Sb, Cd, Zn, Pb).
Rujukan 2. Parameter pendukung (O2, CO2, temperatur, laju alir)
2. Baku Mutu
Emisi 2. Acuan baku mutu berdasarkan standar teknis
1) Parameter kunci (Partikulat, SO2, NOx, CO, Hg, HCl,
H2S, HF, NH3, VOC, hidrokarbon, kandungan sulfur
tereduksi )
2) Parameter pendukung (O2, CO2, temperatur, laju alir)
Teknologi pengendalian Emisi
DESKRIPSI 3
Desain sarana dan
prasarana sistem
- Gas (seperti Scrubber, NSCR, SCR)
- Padatan (seperti ESP, Bag house filter, fabric filter, Cyclone)
STANDAR TEKNIS
PEMBUANGAN Operasional pengendalian Emisi
- Temperatur
1. Jenis pemantauan
1. Manual
2. Otomatis dan terus – menerus
2. Frekuensi pemantauan
4 Rencana pemantauan
a. Proses (setiap 3 bulan atau 6 bulan)
b. Pendukung proses (setiap 3 tahun (khusus Genset),
1 tahun, dan 6 bulan)
3. Menggunakan laboratorium pengujian yang teregistrasi dan
terakreditasi
No Lampiran Keterangan
1 Lampiran X Tata Cara Penapisan Untuk Kegiatan Pembuangan Emisi
2 Lampiran XI Muatan Kajian Teknis Pembuangan Emisi
3 Lampiran XII Muatan Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi
4 Lampiran XIII Tata Cara Penyusunan Sistem Manajemen Lingkungan Kegiatan Pembuangan Emisi
5 Lampiran XIV Format Berita Acara Hasil Pemeriksaan Dokumen Permohonan Persetujuan Teknis
6 Lampiran XV Format Berita Acara Penilaian Substansi
7 Lampiran XVI Format Persetujuan Teknis Pembuangan Emisi
• Pemukiman Industri
Peruntukan Jalan Non Jalan Kebisingan
• Komersial, dari/atau
pelestarian &
pertanian, peruntukan
pencagangan
perkebunan lain yang
udara bersih.
• Peruntukan mensyaratka Kebauan
lain yang Tipe baru In-used
n kelas yang
mensyaratkan sama.
kelas yang
sama.
• Menteri menetapkan nilai konsentrasi ambien tertinggi di setiap kelas WPPMU (Wilayah Perlindungan & Pengelolaan Mutu Udara).
• Setiap orang wajib menjaga agar kegiatannya tidak menyebabkan baku mutu udara ambien terlampaui.
• Untuk memastikan baku mutu udara ambien terjaga, Menteri menetapkan baku mutu emisi.
Pasal 184 ayat (5): dalam hal WPPMU belum ditetapkan, status mutu udara ambien ditentukan dg cara membandingkan hasil
pemantauan dg baku mutu udara ambien
Sumber: Sosialisasi PP 22/ 2021, Oleh Ir. Ary Sudijanto, M.Sc, Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha Dan Kegiatan,
Ditjen Planologi Kehutanan Dan Tata Lingkungan, KLHK, 2021
Pendekatan Dalam Memperkirakan Besaran Emisi
⚫ Mass Balance → tahu input material, produk, dan terbuang menjadi emisi
Emisi Fugitif adalah emisi yang tidak tertangkap oleh sistem penangkap yang sering kali disebabkan oleh
kebocoran peralatan, proses evaporasi, dan gangguan tiupan angin (European Environmental Agency)
Emisi Fugitif adalah kebocoran dan pelepasan gas atau uapyang tidak teratur dari wadah bertekanan
seperti peralatan, tangka penyimpanan, saluran pipa, sumur, atau peralatan lainnya – sebagain besar dari
kegiatan industry (Wikipedia.org)
Contoh :
- Kebocoran dari valve, sambungan pipa, seal mekanikal dll
- Penguapan dari Kolam IPAL
- Loading dan unloading material
- Lubang ventilasi penambangan
- Debu dari sisi jalanan
Contoh Identifkasi Sumber Emisi dari Kegiatan Produksi Pada Industri Tekstil
3 Sizing
Sizing Sizing
4 Tenun debu
5 Desizing -
Tenun / Rajut Tenun / Rajut
6 Scouring -
Desizing Bleaching Desizing
7 Merserisasi
Scouring Dying / Printing Scouring
Finishing
10 Finishing Debu
Tekstil
Ketentuan Peralihan PP 22/2021
Ketentuan Peralihan (Pasal 53) Permenlhk 5/2021
TERIMA KASIH…