Anda di halaman 1dari 72

IZIN LINGKUNGAN/PERSETUJUAN

LINGKUNGAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

Noor Rachmaniah

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

29 Maret 2021
1
KEBIJAKAN TERKAIT
PENGELOLAAN LIMBAH
INDUSTRI SAWIT
UUD 1945
“Hak untuk hidup PP 22 Tahun 2021
sejahtera lahir
batin, bertempat tentang
tinggal dan Penyelenggaraan
mendapatkan Perlindungan dan
lingkungan hidup Penngelolaan
yang baik dan Lingkungan Hidup
sehat” (Ps 28H
(1))
Pengendalian Pengelolaan Kualitas Aitr
Pencemaran dan Pengendalian
Udara
SUMBER Pencemaran
PENCEMAR Air

KepMen No.13 thn AN


1995 AIR Kepmen LH No 28 tahun 2003
PermenLH No. 7 thn Kepmen LH No 29 Tahun 2003
2007
Permen LH No 5 tahun 2014
PermenLH No. 21 thn
2008 Permen LH No 01 Tahun 2010
PermenLH No. 13 thn
2009 SUMBER PermenLHK P.68 Tahun 2016
EMISI
PermenLHK No. 102 Tahun 2018
Pedoman Teknis TIDAK
Pengendalian BERGERAK
Tata Cara Perizinan
Pencemaran Pembuangan Air Limbah
Udara ke laut
Kepdal No. 205/1996 PerMEN No. 12/2006
Pengelolaan Limbah B3
• PermenLHK No. P4/2020 tentang Pengangkutan Limbah B3
• Permen LH No. 02/2008 ttg “Pemanfaatan Limbah B3”.
• Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 ttg “ Tata Cara dan Persyaratan Teknik
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3”.
• Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg “Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah
B3”.
• Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg “Tata Cara Penimbunan Hasil
Pengolahan Limbah B3”.
• Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg “Simbol dan Label Limbah B3”.
2
Dokumen lingkungan, & Persetujuan
Lingkungan
KRITERIA 3.1 •

Izin Lingkungan
Dokumen lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, SEL dan
PELKSANAAN TERKAIT IZIN LINGKUNGAN sejenisnya)yang mencakup seluruh aktivitas operasional
• Dokumen RKL-RPL
Memiliki dokumen terkait hasil pengelolaan dan • Bukti pelaksanaan RKL-RPL/UKL-UPL;
pemantauan lingkungan, termasuk pelaporannya • Hasil pengelolaan dan pemantauan
kepada instansi yang berwenang. • Bukti pelaporan berkala ke institusi terkait ( Pemda
Kab.Kota, Pemda Provinsi, KLHK dan/atau institusi
terkait lainnya

PKS memiliki izin pemanfaatan limbah cair untuk


Land Aplikasi maupun pembuangan ke badan air • Izin Pemanfaatan air Limbah (LA)
yang sesuai dengan ketentuan baku mutu yang • Izin Pembuangan Air Limbah ( badan air atau Laut )
berlaku.

• Dokumen terkait tata letak (layout) yang menjelaskan


Memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah
fungsi dari masing-masing kolam
(IPAL) yang memadai
PERSETUJUAN LINGKUNGAN
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah
mendapatkan persetujuan dari Pemerintah pusat atau pemerintah

(Pasal 1 PP 22 Tahun 2021)

• Persetujuan Lingkungan diterbitkan sebagai prasyarat


penerbitan perizinan berusaha

• Persetujuan Lingungan diterbitkan pada tahap


perencanaan
DOKUMEN LINGKUNGAN
Setiap usaha dan atau
kegiatan yang
Perkebunan Sawit
berdampak penting
AMDAL > 3000 Ha
terhadap lingkungan
hidup

Setiap usaha dan atau


kegiatan yang tidak
berdampak penting
UKL- UPL terhadap lingkungan
hidup

SPPL  Usaha dan/atau


(SURAT
kegiatan yang tidak
PERNYATAAN berdampak penting
KESANGGUPAN terhadap linhk. Hidup
PENGELOLAAN DAN dan tidak termasuk
dalam wajib UKL-UPL
PEMANTAUAN LH)
BAGAIMANA JIKA TELAH MEMILIKI IZIN
LINGKUNGAN TETAPI BELUM MEMILIKI
PERSETUJUAN LINGKUNGAN?
Jika Tidak ada
perubahan kegiatan Jika terdapat perubahan
kegiatan/direncanakan
untuk dilakukan perubahan
izin lingkungan, izin Perlindungan Penanggung jawab
dan pengelolaan Lingkungan Hidup, usaha dan/atau kegiatan
Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup, rekomendasi
wajib mengajukan
UKL-UPL, atau dokumen permohonan perubahan
Lingkungan Hidup yang telah persetujuan Lingkungan,
mendapat persetujuan sebelurn apabila usaha dan atau
berlakunya Peraturan Pemerintah kegiatan yang telah
ini, dinyatakan tetap beriaku dan memeperoleh Surat
menjadi prasyarat serta Keputusan Kelayakan
termuat'dalam Perizinan Berusaha LH/Persetujuan
atau Persetujuan Penrerintah
Pernyataan
Kesanggupan
Ps. 527 Ketentuan Peralihan
Pengelolaan LH
PP 22/2021
PP 22 tahun 2021 pasal 89
PERUBAHAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN
(Ps. 89 dan Ps 90 PP 22 tahun 2021

 Perubahan kepemilikan usaha


dan atau kegiatan
 Perubahan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan hidup
MERUBAH IZIN  Perubahan wilayah administrasi
pemerintahan
LINGKUNGAN/PERSETUJUAN  SLO usaha/kegiatan yg lebih ketat
LINGKUNGAN TANPA dari PL
 Penciutan/pengurangan dan/atau
MERUBAH DOKUMEN luas areal usaha/kegiatan
LINGKUNGAN  Terdapat perubahan dampak
dan/atau resiko LH berdasarkan
hasil kajian analisis resiko LH
dan/atau audit lingk.
PERUBAHAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN
(Ps. 89 dan Ps 90 PP 22 tahun 2021
 Perubahan yang berpengaruh
pada lingkungan:
 Perubahan penggunaan alat
 Penambahan kapasitas produksi
MERUBAH IZIN  Perubahan spesifikasi teknis
LINGKUNGAN/PERSETUJUAN  Perubahan sarana
 Perluasan lahan dan bangunan
LINGKUNGAN DENGAN  Perubahan waktu atau durasi
operasi
MERUBAH DOKUMEN  Usaha/kegiatan yang belum
LINGKUNGAN tercakup dalam IL
 Perubahan kebijakan pemerintah
 Perubahan mendasar akibat
• AMDAL BARU peristiwa alam
 Tidak dilaksanakan 3 th setelah
• Adendum ANDAL, RKL, RPL
terbit IL
• UKL-UPL
Kewajiban Pemegang Persetujuan Lingkungan

1. Pemegang Persetujuan Lingkungan berkewajiban untuk:


a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
Persetujuan Lingkungan
b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap
persyaratan dan kewajiban dalam Persetujuan Lingkungan
kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan
c) Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan
hidup sesuai ketentuan PUU;
2. Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
IZIN PERLINDUNGAN
DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP  Izin Pembuangan air limbah ke Air atau
(PPLH) Badan Air
Izin pada tahap
operasional yang jenis dan  Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
jumlah izinnya diterbitkan
sesuai diktum persyaratan  Izin Pemanfaatan Air limbah untuk land
dan kewajiban dalam izin
lingkungan dalam rangka
aplikasi
menjamin upaya
perlindungan dan  Izin Tempat Penyimpanan Sementara
pengelolaan lingkungan Limbah B3
hidup
 Izin Pemanfaatan Limbah B3

PERSETUJUAN TEKNIS
3
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
• Izin Pembuangan air limbah
Tersedia izin pengelolaan • Izin Pemanfaatan air limbah
PENGELOLAAN AIR LIMBAH

air limbah

• SOP penanganan Limbah


Tersedia SOP mengenai • Instalasi pengolahan air limbah
pengelolaan air limbah (IPAL)

• Parameter dan hasil harus


memenuhi baku mutu air
Tersedia hasil pengukuran limbah
kualitas limbah cair • Pengukuran setiap bulan

Tersedia dokumen Bukti pelaporan ke institusi terkait


pelaporan hasil pengukuran : Pemda kab/Kota, Pemda
limbah cair Provinsi, KLHK dan/atau institusi
terkait lainnya
MUATAN TEKNIS IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

Izin
1. Nama, alamat dan kegiatan usaha Pembuangan/Pemanfaatan
Air Limbah
2. Informasi Produksi
3. Informasi Penggunaan Air Baku Titik Penaatan
4. Informasi Pengelolaan Air Limbah (Outlet Pembuangan Air
Limbah)
yang dihasilkan
5. Masa berlaku izin
Parameter Pemantauan
6. Tata cara Pembuangan Air Limbah Kualitas Air Limbah
7. Kewajiban Pemantauan
8. Pelarangan
Pemenuhan BMAL
9. Keadaan Darurat
Persyaratan Teknis
Pembuangan/
Pemanfaatan Air Limbah

Pelaporan
MUATAN TEKNIS IZIN PEMANFAATAN AIR LIMBAH KE
TANAH PERKEBUNAN SAWIT (LAND APLIKASI)

Izin
Pembuangan/Pemanfaatan
1. Nama, alamat dan kegiatan usaha Air Limbah
2. Masa berlaku izin
Titik Penaatan
3. Persyaratan dan Kewajiban (Outlet Pembuangan Air
4. Keadaan Darurat Limbah)

Persyaratan dan kewajiban memuat : Lokasi pemanfaatan (nama


blok) dan luasan blok
1. Baku mutu /batas air limbah yang akan
dimanfaatkan Titik pantau air tanah dan
2. Lokasi pemanfaatan (nama blok ) serta titik pantau tanah

luasannya (diperinci luasan per Bloknya)


3. Penentuan titik penaatan untuk pemantauan Parameter Pemantauan
air limbah (titik koordinat) dan Kewajiban Kualitas Air Limbah

memantau air limbah dengan parameternya


4. Penetapan titik pantau air tanah (blok dan titik Pemenuhan BMAL
koordinat) serta kewajiban memantau air tanah
dengan parameternya Persyaratan Teknis
5. Penetapan titik pantau tanah (blok dan titik Pembuangan/
Pemanfaatan Air Limbah
koordinat) serta kewajiban memantau tanah
dengan parameternya
6. Dosis, debit dan Rotasi Pelaporan
7. Larangan-larangan dan atau kewajiban lainnya KepmenLH No. 29/2003 & PermenLH 01/2010
BAKU MUTU AIR LIMBAH BERDASAR KEPMENLH NO 5 TAHUN
2014 DAN KEPMENLH NO 28/29 TAHUN 2003
Baku Mutu
Parameter Sawit Pembuangan Sawit
Pemanfaatan
Kadar maks. Beban Pencemaran Kadar maks.
(mg/L) Maks. (kg/ton) (mg/L)
BOD 100 0,25 5000
COD 350 0,88 Wajib dipantau
TSS 250 0,63 Wajib dipantau
Minyak Lemak 25 0,063 Wajib dipantau
N Total 50 0,125 Wajib dipantau
Pb Wajib dipantau
Cu Wajib dipantau
Cd Wajib dipantau
Zn Wajib dipantau
pH 6-9
Debit maks. 2,5 m3 ton CPO
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik
wajib
melakukan pengolahan air limbah domestik yang dihasilkannya

PermenLHK No. P68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Pengolahan air Pengolahan air Pengolahan air


limbah domestik limbah domestik limbah proses

TERSENDIRI TERINTEGRASI

LAMPIRAN I LAMPIRAN II
Debit air limbah paling tinggi
Parameter Satuan Kadar maksimum*
Kadar air limbah gabungan paling tinggi
pH 6-9
Parameter Kadar
BOD mg/L 30
COD mg/L 100 sama dengan Lampiran I Hitung dg neraca masa
TSS mg/L 30
Salah satu parameter dr Tambahkan dlm izin
Minyak & lemak mg/L 5
kegiatan lain berbeda
Amoniak mg/L 10 dengan Lampiran I
Total Coliform jumlah/ 3000
sama parameter dr kegiatan Tambahkan kadar yang
100mL
lain tidak diatur dlm paling ketat dlm izin
Debit L/ orang/ hari 100 Lampiran I
PERSYARATAN TEKNIS

KEWAJIBAN DAN LARANGAN


Setiap Penanggungjawab kegiatan industri wajib:

 Memiliki izin pembuangan air limbah dari Bupati/Walikota


dengan didahului dengan pengkajian
PERSYARATAN
 Tidak melakukan pembuangan limbah padat dan/atau gas ke
TEKNIS badan air

 Memberikan informasi yang benar dan akurat tentang PP Air

 Melakukan Penanggulangan dan pemulihan serta


melaporkan kepada Bupati/walikota/Menteri apabila terjadi
PEMBUANGAN AIR kondisi darurat

LIMBAH KE  Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah


SUMBER AIR cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu
Limbah Cair yang telah ditetapkan

 Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air


sehingga tidak terhadi perembesan limbah cair ke lingkungan

 Memasang alat ukur debit atau laju air limbah cair dan
melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut

 Tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk


mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran
pembuangan limbah cair
 Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah
PERSYARATAN Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan
ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam
TEKNIS sebulan

 Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan


saluran limpahan air hujan

PEMBUANGAN AIR  Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya


LIMBAH KE
 Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian,
SUMBER AIR kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair, produksi
bulanan senyatanya sebagaimana dimaksud dalam
huruf c, e, g sekurang-kurangnya tiga bulan sekali
kepada Kepala Bapedal, Gubernur, Instansi teknis
(Lanjutan ) yang membidangi industri lain yang dianggap perlu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Wajib mematuhi seluruh persyaratan teknis
PERSYARATAN pembuangan air limbah ke sumber air diluar
izin dan baku mutu
TEKNIS
 Wajib memiliki izin pemanfaatan air limbah
ke tanah dari bupati dan walikota yang
didasarkan pada pengkajian
 Melakukan pengelolaan limbah cair
PEMANFAATAN sehingga mutu limbah cair yang di
AIR LIMBAH KE manfaatkan tidak melampaui Baku Mutu
TANAH (LA) pemanfaatan air limbah yang telah
ditetapkan
 Dilakukan di lahan selain :
 Lahan gambut
 Lahan berpermeabilitas > 15 cm/jam atau <
1,5 cm/jam
 Lahan yang kedalaman air tanahnya < 2
meter
 Membuat sumur pantau
LARANGAN
 Ada air larian (run off)
 Pengenceran air limbah yang dimanfaatkan
 Membuang air limbah pada tanah di luar
PEMANFAATAN lokasi pemanfaatan
AIR LIMBAH KE
 Membuang air limbah ke sungai dalam
TANAH (LA)
kondisi melebihi Baku Mutu

Pasal 5 KepmenLH 29/2003


 Pemantauan Kualitas Air Limbah
KEWAJIBAN (Debit & pH: Harian, parameter lain:
Bulanan)
PEMANTAUAN
 Pemantauan kualitas air tanah di tiga
lokasi (sumur pantau di lahan LA,
DALAM
lahan kontrol (non LA) dan sumur
penduduk) per 6 bulan
PEMANFAATAN
 Pemantauan Kualitas Tanah di tiga
AIR LIMBAH KE
lokasi (rorak, antar rorak dan
TANAH (LA) kontrol/non LA) setahun sekali
 Pemantauan dampak LA terhadap
tanaman, hewan dan kesehatan
manusia selama kajian

Pasal 5 KepmenLH 29/2003


4
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
• SOP penanganan udara emisi,
PENGELOLAAN UDARA EMISI

Tersedia SOP mengenai dan gangguan


pengelolaan air limbah • Pengelolaan emisi (cerobong
dan sarana lainnya)
DAN GANGGUAN

• Parameter dan hasil harus


Tersedia hasil pengukuran
memenuhi baku mutu
kualitas udara emisi dan
• Pengukuran minimal setiap 6
gangguan
bulan dari setiap sumber emisi
dan gangguan

Tersedia dokumen Bukti pelaporan ke institusi terkait


pelaporan hasil pengukuran : Pemda kab/Kota, Pemda
udara emisi dan gangguan Provinsi, KLHK dan/atau institusi
terkait lainnya
TANGGUNGJAWAB SETIAP ORANG PELAKU KEGIATAN/USAHA
DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

setiap orang yang melakukan usaha


dan/atau kegiatan yang Mengeluarkan
emisi/dan atau baku tingkat gangguan
ke udara ambien wajib,

a. mentaati baku mutu udara ambien,


baku mutu emisi dan baku tingkat
PERSETUJUAN TEKNIS
yang ditetapkan untuk usaha
dan/atau kegiatan yang
dilakukannya ;
b. melakukan pencegahan dan/atau
penanggulangan pencemaran udara
yang diakibatkan oleh usaha
dan/atau kegiatan yang
dilakukannya;
KEPUTUSAN MEN LH NOMOR 13 TAHUN 1995
ACUAN BAKU MUTU TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

Parameter non logam


Lampiran Peruntukan
Partiku SO2 NO2 HCl Cl2 NH3 HF Opasi H2S
lat tas
mg/m3 mg/m3 mg/m3 mg/m mg/m3 mg/m3 mg/m % Mg/m
3 3 3
V- B Baku Mutu Emisi Untuk 350 800 1000 5 10 0,5 10 35 35
Jenis Kegiatan Lain
( Berlaku Efektif Tahun
2000)

Parameter logam

Hg As Sb Cd Zn Pb

mg/m3 mg/m3 mg/m3 Mg/m3 mg/m3 mg/m3

5 8 8 8 150 12
PERATURAN MEN LH NOMOR 07 TAHUN 2007
ACUAN BAKU MUTU TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
BAGI KETEL UAP

Parameter
Lampiran Peruntukan
Partiku SO2 NO2 HCl Cl2 NH3 HF Opasit H2S
lat as
mg/m3 mg/m mg/m3 mg/m mg/m3 mg/m3 mg/m % Mg/m
3 3 3 3
I Ketel Uap yang menggunakan 300 600 800 5 5 1 8 30 -
Bahan Bakar Biomassa berupa
serabut dan /atau cangkang
II Ketel Uap yang menggunakan 250 600 800 - - - - 30 -
bahan bakar Biomassa berupa
Ampas dan/atau Daun Tebu
Kering
IV Ketel Uap yang menggunakan 230 750 825 - - - - 20 -
Bahan bakar Batu bara
V Ketel Uap yang menggunakan 200 700 700 - - - - 15 -
bahan bakar minyak
VI Ketel Uap yang menggunakan - 150 650 - - - - - -
bahan bakar Gas
III Ketel Uap yang menggunakan
Bahan Bakar Biomassa selain 350 800 1000 5 10 0,5 10 30 35
serabut dan /atau cangkang
dan/atau Ampas dan/atau
Daun Tebu Kering

Parameter logam untuk lampiran III


PERATURAN MEN LH NOMOR 07 TAHUN 2007
ACUAN BAKU MUTU
TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER
TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
Lanjutan lampiran III

Parameter (logam)
Lampiran Peruntukan
Hg As Sb Cd Zn Pb

mg/m3 mg/m3 mg/m3 mg/m3 mg/m3 mg/m3

III Ketel Uap yang menggunakan Bahan Bakar


Biomassa selain serabut dan /atau 350 800 1000 5 10 0,5
cangkang dan/atau Ampas dan/atau Daun
Tebu Kering
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
ACUAN BAKU MUTU NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

Lampiran I, Baku Mutu Emisi Proses Pembakaran dari Mesin


Pembakaran Dalam ( Genset)
Parameter catatan
No Kapasitas Bahan
Total NO2 SO2 CO
Bakar
Partikulat
mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3

1 ≤ 570 minyak -- 1000 -- 600


KWth Volume gas diukur
Gas -- 400 -- 500 dalam keadaan
standar ( 1 Atm,
minyak 150 1000 800 600 t 25oC), semua
2 ≥ 570 parameter di koreksi
KWth Gas 50 -- 150 -- dengan O2 sebesar
13%.
KEWAJIBAN Setiap penanggungjawab usaha dan atau kegiatan wajib:

 Membuang emisi gas melalui cerobong yang dilengkapi


dengan sarana pendukung dan alat pengaman

 Melakukan pengujian emisi dari setiap cerobong paling


sedikit 2 kali selama periode operasi setiap tahunnya bagi
ketel uap yang beroperasi selama 6 bulan atau lebih

 Melakukan pengujian emisi paling sedikit 1 kali selama


periode operasi setiap tahunnya bagi ketel uap yang
beroperasi selama kurang dari 6 bulan

 Menggunakan laboratorium yang terakreditasi

 Melakukan pengujian emisi setelah kondisi proses


pembakaran stabil

 Menyampaikan laporan hasil analisa pengujian emisi


kepada Bupati/Walikota tembusan Gubernur dan Menteri
paling sedikit 1 kali dalam 6 bulan
 Tinggi cerobong sebaiknya 2 – 2 1/2 kali tinggi bangunan
sekitar sehingga lingkungan sekitarnya tidak terkena
turbulensi.
 Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar
PERSYARATAN dari 20 m/detik sehingga gas-gas yang keluar dari
cerobong aan terhindar dari turbulensi.
TEKNIS &  Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5
KEWAJIBAN feet dan tinggi kurang dari 200 feet akan mengakibatkan
konsentrasi di bagian bawah menjadi tinggi.
 Konsentrasi maksimum bagian permukaan tanah dari
cerobong gas-gas (agar terjadi difusi) biasanya terjadi
pada jarak 5 – 10 kali tinggi cerobong downwind.

SUMBER EMISI  Konsentrasi maksimum zat pencemar berkisar antara


0,001 – 1% dari konsentrasi zat pencemar dalam
TIDAK BERGERAK cerobong.
 Konsentrasi di permukaan dapat dikurangi dengan
menggunakan cerobong yang tinggi. Variasi konsentrasi
pencemar pada permukaan akan berbanding terbalik
dengan kuadrat tinggi cerobong efektif.
 Warna cerobong harus mencolok sehingga terlihat.
 Cerobong dilengkapi dengan pelat penahan angin yang
melingkari cerobong secara memanjang ke arah ujung
atas.
 Puncak cerobong sebaiknya terbuka, jika pihak industri
perlu memberi penutup (biasanya cerobong kecil/rendah)
Lampiran III Kep. Bapedal No. 205 maka penutup berbentuk segitiga terbalik
Tahun 1996  Setiap cerobong diberi nomor dan dicantumkan dalam
denah industri.
Persyaratan lubang sampling :

 Lokasi lubang pengambilan sampel sebaiknya pada posisi 2 di


bagian atas dan 8 dibagian bawah ( 2D dan 8D D= diameter
cerobong)
PERSYARATAN  Diameter lubang sampel sekurang-kurangnya sepuluh
sentimeter
TEKNIS &  Lubang pengambilan sampel harus memakai tutup dengan
sistem pelat flange yang dilengkapi dengan baut
KEWAJIBAN  Arah lubang pengambilan sampel tegak lurus dinding
cerobong

(Lanjutan)
Persyaratan Pendukung:

SUMBER EMISI  tangga besi dan selubung pengaman berupa pelat besi
TIDAK BERGERAK 

Lantai kerja (landasan pengambil sampel) dengan ketentuan:
dapat mendukung beban minimal 500 kilogram
 keleluasaan kerja bagi minimal tiga orang
 lebar lantai kerja terhadap lubang pengambilan sampel adalah
1,2 meter dan melingkari cerobong.
 pagar pengaman setinggi satu meter
 dilengkapi dengan katrol pengangkat alat pengambil sampel.
 Stop kontak aliran listrik sesuai dengan peralatan yang
digunakan, yaitu voltase 220V, 30A, single phase, 50Hz Ac.
 Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang
pengambil sampel
 Sarana dan prasarana pengangkutan serta perlengkapan
keamanan pengambilan sampel bagi petugas disediakan oleh
industrri.

Lampiran III Kep. Bapedal No. 205


Tahun 1996
Gambar 6.
Lubang sampel dgn penutup
plat flange
PENEMPATAN LUBANG SAMPEL

2D 2De 2D 2De

8D
8D 8De 8De

D L

De=2xdxD/(D+d) De=2LW/(L+W)
PENEMPATAN SAMPLING HOLE

Cerobong Bagian Tengah Diameter mengecil 2D

8D

D =Diameter Dalam Cerobong

Bag House
Filter
PENEMPATAN LUBANG SAMPEL

2D

Silentser

8D
2D 8D

Silentser

Genset /
Genset / Boiler
Boiler
KEBISINGAN
KEWAJIBA Setiap penanggungjawab usaha dan atau
kegiatan wajib:
N
 Mentaati baku tingkat kebisingan yang
KEBISINGAN telah dipersyaratkan

 Memasang alat pencegahan terjadinya


kebisingan

 Menyampaikan laporan hasil pemantauan


tingkat kebisingan sekurang-kurangnya
3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur,
Menteri, Instansi yang bertanggung
jawab di bidang pengendalian dampak
lingkungan dan Instansi Teknis yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan
serta Instansi lain yang dipandang perlu
Lampiran I KepMENLH No.: 48/MENLH/11/1996
Baku Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan/ Tingkat Kebisingan (db(A))


Lingkungan kegiatan
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan pemukiman 55
......
5. Industri 70
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenis 55
.....
KEWAJIBA Setiap penanggungjawab usaha dan atau
kegiatan wajib:
N

 Mentaati baku tingkat getaran yang


telah dipersyaratkan
GETARAN
 Memasang alat pencegahan terjadinya
getaran

 Menyampaikan laporan hasil pemantauan


tingkat getaran sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan sekali kepada Gubernur,
Menteri, Instansi yang bertanggung
jawab di bidang pengendalian dampak
lingkungan dan Instansi Teknis yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan
serta Instansi lain yang dipandang perlu
PENGATURAN BAKU
TINGKAT GETARAN
(KepMenLH No 49 tahun 1996)

 Baku Tingkat Getaran untuk kenyamanan dan


kesehatan
 Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan
Dampak Kerusakan
 Baku Tingkat Getaran Mekanik berdasarkan
Jenis Bangunan
 Baku Tingkat Getaran Kejut
KEWAJIBA Setiap penanggungjawab usaha dan
atau kegiatan wajib:
N
 Mentaati baku tingkat kebauan yang
TINGKAT KEBAUAN telah dipersyaratkan

 Mengendalikan sumber penyebab bau


yang dapat mengganggu kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan

 Menyampaikan laporan hasil


pemantauan tingkat kebauan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali kepada Gubernur, Menteri,
Instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengendalian dampak
lingkungan dan Instansi Teknis yang
membidangi kegiatan yang
bersangkutan serta Instansi lain yang
dipandang perlu
Lampiran KepMENLH No. 50/MENLH/11/1996
Baku Tingkat Kebauan
a. Bau dari Odoran Tunggal

No. Parameter Nilai Batas Metode Peralatan


(ppm) Pengukuran
1. NH3 2,0 Metode Spectrophotom
Indofenol eter
2. Metil Merkaptan 0,002 Absorbsi Gas Gas
Khromathograf
3. Hidrogen Sulfida 0,02 a. Merkuri Spectrophotom
(H2S) Tiosianat eter
b. Absorbsi gas
4. Metil Sulfida (CH3)2S 0,01 Absorbsi gas Gas
Khromathograf
5. Stirena 0,1 Agsorbsi Gas Gas
(C6H5CHCH2) Khromathograf
KRITERIA 3.4 5
PEMANFAATAN LIMBAH
KRITERIA 3.4
Tersedia SOP Pemanfaatan • SOP pemanfaatan Limbah
Limbah padat dan Air limbah untuk LA
PEMANFAATAN LIMBAH

• Logbook/buku pencatatan
Tersedia dokumen
pemanfaatan limbah

Bukti pelaporan ke institusi terkait


Tersedia dokumen : Pemda kab/Kota, Pemda
pelaporan pengelolaan LB3 Provinsi, KLHK dan/atau institusi
terkait lainnya
6

PENGELOLAAN LIMBAH B3
PRINSIP KRITERIA 3.5 INDIKATOR
PENGELOLAAN Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan 1. Memiliki SOP atau instruksi kerja dan
LINGKUNGAN Beracun (B3) Serta Limbah B3 implementasiny a terkait dengan
Bahan berbahaya dan beracun dan pengelolaan B3 dan Limbah B3.
HIDUP, SUMBER Limbah B3 harus dikelola sesuai
DAYA ALAM, DAN peraturan perundangan.
KEANEKARAGAMAN ( I, B, P )
HAYATI

2. Memiliki dokumen hasil pemantauan


implementasi prosedur pengelolaan B3 dan
Limbah B3 yang tersedia.
3. Memiliki izin dan Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 yang dikeluarkan
oleh Bupati/Walikota
4. Memiliki dokumen perjanjian kerjasama
dengan pihak ketiga yang memiliki izin dari
instansi terkait untuk menangani limbah
B3.
5. . Memiliki dokumen penyimpanan dan
penanganan Limbah B3 sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
6. Limbah B3 hanya boleh dijual/ dipindah
tangankan kepada pihak yang mempunyai
izin dari Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, dan Dirjen Perhubungan.
KRITERIA 3.5
• Izin TPS
Tersedia izin pengelolaan • Izin Pemanfaatan
limbah B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3

• SOP penanganan Limbah B3


Tersedia SOP mengenai
pengelolaan limbah B3

• Neraca Limbah
• Label dan Simbol
Tersedia dokumen • Kontrak kerjasama
penyimpanan dan
penanganan LB 3

Tersedia dokumen Bukti pelaporan ke institusi terkait


pelaporan pengelolaan LB3 : Pemda kab/Kota, Pemda
Provinsi, KLHK dan/atau institusi
terkait lainnya
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
LIMBAH B3
 Minimisasi limbah adalah prioritas;
 Untuk meminimalkan risiko, maka pengolahannya harus sedekat
mungkin dengan tempat limbah tsb dihasilkan (proximity);
 “Polluter pays principle” berlaku, artinya siapapun yang
menghasilkan limbah wajib bertanggung jawab untuk
mengelolanya;
 Prinsip pengawasan pengelolaan limbah B3 adalah “from cradle to
grave”
 Mengoptimalkan pelaksanaan komitmen internasional dengan
mengutamakan kepentingan nasional

53
Definisi Limbah B3 Definisi Pengelolaan Limbah B3
PP No. 22 Tahun 2021
PP No. 22 Tahun 2021
• adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan,
• Limbah Bahan Berbahaya dan pemanfaatan, pengolahan dan
Beracun yang disebut Limbah penimbunan limbah B3
83 adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang
rnengandung B3.

 Penyimpanan LB3: kegiatan menyimpan


Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil
Limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara Limbah B3 yang dihasilkannya

 Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan


mengurmpulkan Limbah B3 dari Penghasil
Limbah B3 sebelum diserahkan kepada
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limhah
B3, dan/atau Penimbun Limbah B3.
PENGELOLAAN LIMBAH B3

PENYIMPANAN & PEMANFAATAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN


PENGUMPULAN
Lampiran IX PP No. 22 Tahun 2021

56
Jenis-jenis Perizinan dalam Pengelolaan Limbah B3

PERSETUJUAN TEKNIS (PERTEK

Pertek  Penyimpanan sementara


 Pengumpulan Rekomendasi dari KLHK
 Pemanfaatan
 Pengolahan
 Izin operasi alat
pengolah limbah B3 Pemanfaatan
Pengangkutan sebagai kegiatan
(incinerator, tank (Pertek dari utama (izin dari
cleaning) Dephub); instansi
 Penimbunan berwenang).
PENGEMASAN LIMBAH B3
(PP 22/2021)
 Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan
kemasan yang :
• Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai
dengan karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
• Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam
kemasan;
• Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan
saat dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
• Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak.
 Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol
Limbah B3.
 Label Limbah B3 paling sedikit meliputi keterangan mengenai :
• Nama Limbah B3;
• Identitas Penghasil Limbah B3;
• Tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
• Tanggal Pengemasan Limbah B3.
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH
14/2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL
LIMBAH B3

59
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

LABEL LABEL

SIMBOL
SIMBOL
PENYIMPANAN/PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pertimbangan Teknis

Lokasi
Bebas banjir, tidak rawan bencana, di luar kawasan lindung, sesuai
dengan tata ruang.
Kemasan
Sesuai dengan karakteristik LB3; kondisi baik (tidak : rusak, bocor,
karat); diberi simbol & label LB3;
Rancang bangun tempat penyimpanan
Sesuai dengan karakteristik LB3; lantai kedap & landai ke arah pit
pengumpul; beratap; ventilasi memadai; mempunyai pit
pengumpul.

Tata cara penyimpanan :


Disesuaikan dengan jumlah, jenis & karakteristik LB3; kondisi (tidak
ada ceceran, lantai bersih dll); memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP); memiliki Emergency Response System ;

61
PENYIMPANAN/PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pertimbangan Teknis

• Memiliki catatan penyimpanan LB3;


• Membuat Neraca LB3;
• Menyimpan LB3 sesuai aturan yang ada
• Melaporkan kegiatan penyimpanan LB3
• Hanya melakukan penyimpanan sementara di lokasi
kegiatannya sebelum diserahkan kpd pengumpul &/
pengolah /pemanfaat /penimbun LB3.

62
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
(PP 22 /2021)
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)
 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3
kilogram per hari atau lebih; dihasilkan
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah
(lima puluh) kilogram per hari untuk B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak
spesifik dan dari sumber spesifik umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
khusus. Limbah B3 dihasilkan

Catatan:
Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau lebih nama limbah
B3

63
64
NERACA LIMBAH B3

PERIODE

LIMBAH DIKELOLA

TAHUN 2013 TAHUN 2014

KODE
Periode LIMBA KETERANGAN
DIMANF DISERAHK MANIFEST
JENIS sebelumn H DIOLAH LIMBAH TIDAK
NO. SUMBER SATUAN PERLAKUAN DISIMPA AATKA LANDFILL AN PIHAK
LIMBAH B3 ya Agustu Septe Okto DIHASI SENDIR DIKELOLA
Juli Nov Des Jan Feb Mare April Mei Juni N DI TPS N SENDIRI KETIGA
( SALDO ) s mber ber LKAN I
SENDIRI BERIZIN

DIHASILKAN 0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000

DISIMPAN DI
0.000 0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000
TPS

DIMANFAATKAN
0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000
SENDIRI

DIOLAH SENDIRI 0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000


1 Oli bekas Proses TON

LANDFILL
0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000
SENDIRI

DISERAHKAN
KEPIHAK 0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000
KETIGA BERIZIN

TIDAK DIKELOLA 0.000 0.000 0.000 0.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.0000.000 0.000 - -

JUMLAH LIMBAH B3 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


PERSENTASE PENAATAN
#DIV/0! #DIV/0!
KONTRAK KERJASAMA PENGELOLAAN LB3
KONTRAK KERJASAMA

TIDAK

YA

PENGHASIL LB 3 PENGANGKUT PENGUMPUL

KONTRAK KERJASAMA
YA
PEMANFAAT,
PENGOLAH DAN
/ATAU PENIMBUN

KONTRAK KERJASAMA

Keterangan :
Ya apabila ada kontrak kerjasama
Tidak apabila tidak ada kontrak kerjasama

66
PENGANGKUTAN LB3
PermenLHK P.4 Tahun 2020

FESTRONIK
Manifest
Pengangkutan LB3

WAJIB UNTUK

 Pengangkut Limbah B3
 Penghasil Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3.

Registrasi Laman : http://festronik.menlhk.go.id

67
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

CONTOH: 10. Terlindung dari hujan&sinar


TAMPAK DEPAN matahari
11. Bangunan mempunyai sistem
ventilasi
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

CONTOH:
TAMPAK DALAM

16. Tumpukan
limbah B3 13. Penyimpanan
maksimal 3 sistem blok/sel
lapis 14. dipisahkan
gang/tanggul

15. Kemasan
limbah B3 diberi
alas / pallet

12. Memiliki
saluran&bak 26.
penampungan Kebersihan/housek
untuk LB3 eeping terkelola
cair dengan baik
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
Kemasan drum oli bekas

1. Pengemasan LB3 sesuai


dengan bentuk LB3
2. Pengemasan LB3 sesuai dng
Karakteristik LB3
4. Penempatan LB3 sesuai
dengan jenis dan
karakteristik LB3

3. Pengemasan LB3
5.6.7. Kondisi
KET. LABELING:
dilengkapi dengan
kemasan limbah
simbol&label LB3
B3 bebas karat,
tidak bocor dan
tidak meluber SIMBOL

LABEL
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
TAMPAK DALAM
18. Logbook/catatan untuk
mencatat keluar masuk LB3
19. Cek di logbook jumlah dan
jenis LB3 sesuai dengan yg
tercatat dicatatan/logbook

21. Tersedia alat tanggap darurat (APAR,


eye wash dll)
22. Tersedia P3K
TERIMAKASIH

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Jakarta 13410

Anda mungkin juga menyukai