Anda di halaman 1dari 33

BAB 3.

PROSES DATA & OUTPUT LAPORAN

3.1 Umum
Dalam menghitung biaya proyek maka PPC Proyek memakai program pembantu MS Excel. Pada bab ini akan dijelaskan tentang prosedur peng-inputan
biaya ke file PPc.xls, proses data, hasil data output dan prinsip file PPC.xls itu sendiri.

File PPC

1. Referensi 2. Input 3. Output 4. Controlling 5. Check 6. Lain-lain

a. Deskripsi a. Lap Harian a. Executive a. Kontrol biaya a. Log control a.Rekap biaya
Proyek Summary indirect
b. Realisasi b.Rekap data
b. Harga dasar b. CaC b. Kontrol
touch point
material
c. Logistik
c. Rencana c. Forecast
Schedule c. Rekap biaya
d. Progress lain-lain
harian d. Progress
d. Daftar kode Internal
biaya
e. Lap harian
AMP e. Touch Point

f. Evaluasi AMP

g. Produksi
Harian
h. AHS real

Gambar 3.1 Skema File PPC.xls

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 1 of 32


3.1 Referensi
Referensi dari File PPC adalah Harga Dasar material (harga real dan harga RAP), deskripsi proyek dan List Cost Code. Dikatakan referensi karena sheet2x ini
adalah referensi dari banyak sheet lain.

1. sheet ‘ Harga Dasar’


Data hargadasar didapat dari :
 Harga dasar Alat CI [EQP] didapat dari Workshop , harga termasuk Olie , Fuel & Oil Filter (tidak termasuk BBm).
 Harga Alat Rental [RENT] didapat dari SPK ; dari Adm Proyek.
 Harga Dasar material HO [MAT] didapat dari SPK, jika material dibeli di HO didapat dari Realisasi HO; dari PPC HO
 Harga Dasar Material Lokal & Solar [MAT] & [BBm] dari Adm Proyek
 Harga Subkontraktor [SUB] didapat dari SPK ; dari Adm Proyek.
Untuk pembelian material yang sama bisa dilakukan berkali-kali. Misalnya untuk solar pembelian dilakukan setiap volume 10,000 ltr atau untuk
aggregate 3 kali pembelian dengan supplier yang berbeda. Harga satuan material untuk setiap pembelian bisa berbeda sesuai dengan SPK atau harga
material saat itu. Maka harga satuan material pada daftar harga adalah rata-rata nya dan harus selalu di-update setiap ada perubahan harga. Harga
satuan yang digunakan untuk perhitungan biaya adalah harga satuan real, sedangkan harga satuan RKAP hanya sebagai pembanding.

Harga material bisa terdiri dari harga dasar material ditambah biaya angkutan dan biaya bongkar. Misalnya untuk Aggregat base A :
- Harga dasar Rp. 68,000 / m3
- Biaya angkutan laut RP. 96,000 / m3
- Biaya pajak bongkar muat (PBM) Rp. 3,500 /m3
Sehingga harga material aggregat base A = Harga dasar + biaya angkutan laut + PBM
= Rp. 68,000 + Rp. 96,000 + Rp. 3,500
= Rp. 167,500 / m3

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 2 of 32


DAFTAR HARGA SATUAN PROYEK
ALAT CI Ket.
Harga Satuan Harga Satuan
CC URAIAN Merk/Type UNIT
REAL RKAP
ASF3-01 Asphalt Finisher Vogelle jam 130,000.00 130,000.00 Harga dasar berdasarkan PO atau SPK
ACO3-05 Air Compressor jam 50,000.00 50,000.00
RCM1-01 Recycling Machine Wirtgen WR 2500 jam 770,000.00 770,000.00

ALAT RENTAL
CMM1-01 Cold Milling Machine WR. DC 2100 Jam 1,500,000.00 1,500,000.00 Harga merupakan nilai depresiasi alat (data dari workshop)
DTT1-01 Dump Truck Engkel 10 m3 hari 350,000.00 350,000.00
SDR1-01 Smooth Drum Roller Jam 110,000.00 110,000.00
TDR1-03 Tandem Roller (Padat Landas) Jam 40,000.00 40,000.00
WL1-01 Wheel Loader Jam 110,000.00 110,000.00
MATERIAL SIPIL
6010B Solar ltr 4,545.45 4,545.45 Bisa berubah - ubah, harga dasar adlh rata-rata, selalu di-update
6030 Semen Curah ton 616,780.00 616,780.00 Terdiri dari biaya handling dan harga semen per ton (dari SPK)
6065 Agregat 5-10 m3 195,000.00 167,500.00
6066 Agregat 10-20 m3 195,000.00 167,500.00
6067 Agregat 20-25 m3 195,000.00 167,500.00
6061 Aggregat base A m3 195,000.00 167,500.00
6130 Aspal Curah Pertamina ton 3,875,000.00 3,875,000.00
6132 Aspal Starbit ton 5,250,000.00 5,250,000.00
6133 Aspal Emulsi CSS ltr 4,400.00 4,400.00
6134 Aspal Emulsi CRS ton 4,400.00 4,400.00

Gambar 3.2 Contoh daftar harga satuan proyek

2. Deskripsi Proyek
Merupakan data umum mengenai proyek, disa diambil dari deskripsi proyek pada RKAP. Gunanya untuk memberikan gambaran lokasi proyek, posisi
AMP, stockpile dsb. Sehingga bisa diketahui jarak AMP ke lokasi proyek untuk perhitungan biaya angkut material. Selain itu bisa diketahui jumlah
stockpile dan lokasinya untuk cek data logistic dan biaya ritase.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 3 of 32


Gambar 3.3 Deskripsi Proyek
3. List cost code
Merupakan kode untuk seluruh item pekerjaan dan item biaya untuk proyek tersebut. Jika ada item biaya yang belum ada cost code-nya bisa
ditambahkan sendiri, tetapi harus di-konfirmasi ke HO. Tujuannya agar cost code untuk seluruh proyek bisa seragam.

3.2 Input
Bagian ‘Input’ adalah bagian yang biasa dipakai untuk meng-input laporan harian , UM dll oleh PPC Proyek , bagian ini telah dibuat sedemikian rupa agar
mudah peng-inputannya sehingga bekerja akan lebih cepat. Input File PPC berisi sheet-sheet yang berikut ini :

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 4 of 32


1. Sheet ‘ Laporan Harian’
Bersama dengan sheet ‘Realisasi’ sheet ini merupakan sheet yang paling banyak diisi oleh PPC Proyek. Pada Dasarnya Sheet ini dibuat agar mudah diisi
dengan Data2x dari Lapangan ,diinput dari laporan harian foreman. Sebagian besar merupakan biaya direct proyek, biaya indirect yang diinput pada
sheet ini contohnya biaya solar untuk listrik dengan genset.

Gambar 3.4 Contoh laporan harian

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 5 of 32


Keterangan :
 Kolom D : tanggal  diisi manual sesuai dengan laporan harian
 Kolom E : cost code pekerjaan  diisi CC pekerjaan yang dikerjakan pada hari tsb
 Kolom F : uraian item pekerjaan  tidak perlu diisi, biasanya nge-link ke forecast
 Kolom G : cost code item pekerjaan  diisi manual sesuai item biaya pada lap. harian
 Kolom H : uraian item biaya  tidak perlu diisi, biasanya nge-link ke daftar harga
 Kolom I : diisi manual sesuai kalsifikasi biaya
 Kolom J : harga satuan item biaya  tidak perlu diisi, nge-link ke daftar harga
 Kolom K : volume item biaya  diisi manual sesuai volume item biaya pada lap. harian
 Kolom L : biaya  tidak perlu diisi, kolom J x kolom K
 Kolom M : volume solar ritase  diisi manual sesuai vol. solar ritase pada bon BBM
 Kolom N : volume solar  diisi manual sesuai vol. solar pada bon BBM, hanya ada pada item biaya peralatan
 Kolom O : biaya solar  tidak perlu diisi, kolom N x har. Sat solar pada sheet daftar harga
 Kolom P : biaya total  kolom N + kolom O

Contoh baris 237 artinya :


Pada tanggal 10 September 2007 digunakan alat rental tandem roller selama 1 jam untuk pekerjaan daur ulang campuran beraspal dengan foam bitumen
(CC : 1575) dengan harga satuan 74,000/jam dan dibutuhkan solar 50 ltr untuk tandem tersebut.

Kolom J menunjukkan klasifikasi biaya direct menjadi :


- Biaya material  code : MAT
- Biaya alat rental  code : RENT
- Biaya alat CI  code : EQP
- Biaya subkon  code : SUB
- Biaya tenaga kerja  code : MP
- Biaya mobilisasi  code : PREP
Solar ritase adalah biaya solar yang dipinjam oleh subkontraktor angkutan darat material, dan akan dikemblaikan dengan memotong pembayaran
tagihan. Untuk data progress pekerjaan diinput pada sheet progress harian.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 6 of 32


2. Sheet ‘ Realisasi
Bersama dengan sheet ‘Lap Harian’ sheet ini merupakan sheet yang paling banyak diisi oleh PPC Proyek. Pada Dasarnya Sheet ini dibuat agar mudah
diisi dengan Data2x dari keuangan, dalam prakteknya PPC Proyek harus memilah2x mana yang dimasukan ke sheet ‘Lap Harian’ Mana yang masuk sheet
‘Realisasi’ yang pasti tidak ada yang double input (masuk di kedua sheet).

Bukti
Realisasi Pembayaran
Petty Cash

Realisasi PPC Proyek Invoice


kasbon

Realisasi Sheet Reimburse


Uang Muka ‘Realisasi’

Gambar 3.5 Data2x yang lebih tepat dimasukan ke sheet ‘Realisasi’ , dalam Peng-input-annya PPC Proyek Memastikan tidak
membebankan biaya 2x

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 7 of 32


Gambar 3.6 Contoh Realisasi
Keterangan :
 Kolom B: tanggal  diisi manual sesuai dengan tanggal bukti transaksi
 Kolom C: No. dokumen  diisi no. dokumen dari keuangan, agar mudah dicek kembali
 Kolom D : kode dokumen  diisi kode dokumen misalnya “UM01” utk uang muka pertama yang diminta.
 Kolom E : cost code biaya  diisi CC biaya
 Kolom F : klasifikasi biaya  hanya untuk biaya direct (CC diawali “1”)
 Kolom G : uaraian biaya
 Kolom H : keterangan biaya

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 8 of 32


 Kolom I : satuan biaya
 Kolom J : volume biaya
 Kolom K: harga satuan  diisi sesuai harga pd bukti transaksi
 Kolom L : nilai  kolom J dikali kolom K
 Kolom M : status  diisi apakah sudah realisai atau belum
 Kolom N : tanggal realisasi
 Kolom O : volume realisasi
 Kolom P : harga satuan realisasi
 Kolom Q : nilai  kolom N x kolom O, biaya pada kolom ini yang akan dibebankan sebagai biaya proyek

Sebagian besar merupakan biaya indirect, untuk biaya direct harus diberi klasifikasi (kolomF) contohnya pada baris 11 pengeluaran biaya untuk
pekerjaan mobilisasi (kode 1110) maka klasifikasinya diisi “PREP”. Gunanya klasifikasi adalah untuk proses rekap pada sheet Executive Summary dan
untuk membandingkan biaya proyek dengan perhitungan laba-rugi proyek dari departemen accounting.

Dokumen yang masuk ke PPC tidak semua-nya dibebankan sebagai biaya. Pada sheet realisasi diatas biaya pada kolom Q yang akan dihitung sebagai
biaya proyek, sedangkan biaya pada kolom L hanya sebagai referensi. Berikut dokumen2 yang tidak dibebankan sebagai biaya :
- Pembayaran biaya-biaya direct yang akan keluar pada laporan harian (biaya material utama, rental peralatan, subkon).
 Contoh pada baris pada baris 9 dan 10. Pada baris 9 ada dokumen uang muka untuk pembayaran material base coarse A sebesar Rp.2,875,000.
Maka biaya pada kolom Q dikali “0”. Karena biaya base coarse A akan dihitung pada sheet laporan harian saat material tersebut digunakan (saat
jadi progress). Sama hal-nya untuk biaya sewa tyre roller pada baris 10.
- Pembayaran biaya untuk workshop.
 Contoh pada baris 27. Biaya reimburse untuk pembelian sparepart alat workshop, pada kolom Q biayanya dikali 0. Tidak dibebankan lagi karena
proyek sudah membayar biaya peralatan ke workshop (biaya alat CI per-jamnya).
- Dokumen PP
 Adalah Pemintaan Pengadaan, tidak ada biaya yang keluar, sebagai referensi volume yang sudah diminta ke bagian procurement. Contoh baris
43.

Untuk biaya dengan uang muka atau kasbon seringkali nilai yang direalisasikan (yang dibayarkan) tidak sama dengan nilai yang diminta. Contohnya pada
baris 36, biaya untuk furniture base camp diminta Rp. 20 juta sedangkan realisasinya hanya 16,9 juta. Maka biaya yang dibebankan (diisi pada kolom Q
adalah 16,9 jt). Untuk UM yg blm realisasi (contoh baris 34), nilai UM yang diminta sudah dibebankan sebagai biaya (kolom Q = kolom L). Jika setelah
realisasi nilainya berbeda maka kolom Q diganti dengan nilai realisasinya.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 9 of 32


Contoh – contoh case :

Case Uraian Masuk Ke :


1 Adm Keu Memberi Kasbon Rp 5 jt ke Adm Umum -
Biaya blm dimasukan , Menunggu Realisasi dari Adm Umum (PPC Proyek bisa
merekapnya di file tersendiri atau memasukan ke sheet ‘Realisasi’ tapi 5 jt
tidak dimasukan ke kolom biaya
PPC Proyek Mendapat Data Gaji Tim Proyek Periode
2 Realisasi CC:0100
April 07 sebesar Rp 50 jt
3 Ada Realisasi Pembelian Ban Trailer Rp 2 jt Realisasi CC:0700
4 Adm keu membayar Rp 50jt u/ beli aspal 1 tanki -
Aspal masih Dianggap Stok jika tidak dipakai, jika dipakai masuk sheet ‘Lap
Harian’
Adm Umum mengajukan Uang Muka untuk pembayaran
5 Realisasi
Upah operator rental
6 Adm Keu membayar Rp 5 jt untuk rental Mobil Kijang Realisasi CC: 0150
Adm Umum menerima Kasbon Rp 2.5 jt untuk
7 -
pembelian Olie 1 drum
Menunggu Realisasi Kasbon dari Adm Umum , jika sudah realisasi masuk-kan
sheet ‘Realisasi’ CC : 0700
Ada pembayaran Rp 24 jt untuk membayar tagihan
8 -
Angkutan Aggregat
PPC Proyek mengecek tagihan yang masuk dengan surat jalan yg ada dan dengan
File PPC-nya ; pembayaran Rp 24 jt tidak dimasukan ke sheet ‘Realisasi’
ataupun ‘Lap harian’ karena tiap2x hari telah dimasukan oleh PPC Proyek ketika
ia mendapat surat jalan
Proyek membayar Rp 25jt untuk pembelian Solar 1
9 -
tanki
Tidak dimasukan karena masih dianggap stok, jika solar sudah dipakai, maka
dimasukan ke sheet ‘lap harian’ sebanyak vol solar yg dipakai dan seharga harga
per liternya
10 Adm Umum Mengajukan Realisasi Petty Cash Realisasi
PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 10 of 32
Foreman Membayar Rp 14 jt untuk membeli tanah Realisasi CC: direct
11
biasa untuk dijadikan timbunan biasa cost
Berbeda dengan solar dan Aspal , tanah yang dibeli tidak dianggap sebagai asset
karena langsung dipakai ; kalau sebagian masih ditumpuk (belum terpakai) lebih
baik dimasukan ke sheet ‘Realisasi’ karena pada prakteknya susah menghitung
vol tanah yang terpakai
Adm Keu membayar Rp 12 jt untuk membayar PBM
12 -
ponton 1 (3550 m3)
Tidak dimasukan ke ‘Realisasi’ karena pekerjaan belum pasti tapi dibebankan ke
harga material = Rp 12 jt / 3550 m3l
13 Pembayaran Rp 50jt untuk sewa excavator 200 jam -
Dibebankan saat excavator berkerja ke sheet ‘Lap Harian’ ; jika jumlah jam
dalam sebulan = 185 jam dan < 200 jam ; maka 15 jam dimasukan ke sheet
‘Realisasi’sebagai Idle Plant CC:0800
14 Membayar Rp 22 jt untuk rental Dump truk -
Case seperti no. 8

Table 3.7 Case didalam pembiayaan proyek, mana yang masuk sheet ‘Realisasi’ mana yang ‘Lap harian’ dan mana yang tidak dimasukan dulu.

3. Sheet “Logistik”
Merupakan catatan penggunaan dan penerimaan material harian. Jumlah penggunaan material di sheet ”logistik” harus sama dengan jumlah penggunaan
material dari sheet laporan harian (dicek pada sheet log control). Kolom stock merupakan hasil perhitungan stock pada hari sebelumnya + volume
diterima pd hari tsb – volume dipakai pada hari tsb. Setiap akhir bulan dilakukan stock opname (pengukuran volume stock real di lapangan), pada
umumnya terdapat perbedaan stock hasil stock opname dengan hasil perhitungan. Maka selisihnya dikoreksi pada opname (lihat baris 118).

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 11 of 32


Gambar 3.8 Contoh form logistic

4. Sheet progress harian


Merupakan catatan progress harian setiap pekerjaan dari data laporan harian foreman. Harus di-cek kembali dengan data orang survey dan dikoreksi saat
dilakukan opname progess. Pengisian volume-nya dalam satuan kontrak, pdhl dilaporan harian biasanya hanya ditulis dari STA sekian s.d STA sekian.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 12 of 32


Gambar 3.9 Contoh progress harian

Disamping progress diisi data kendala harian (kolom B & C), kolom koefisien untuk koreksi (misalnya tidak kerja hanya setengah hari).
Contoh perhitungan progress harian pekerjaan AC-BC:
Di lap. Harian foreman tanggal 10 November ditulis dari STA. 4+800 sampai dengan STA. 5+100 (Left).
Keterangan left berarti hanya dikerjaan setengah ruas jalan (1 arah) shg koefisiennya = 0,5. Misal lebar jalan 6 m dan tebal AC-BC 4 cm. Maka volume
pek AC-BC pada tanggal 10 November:
Panjang jln x lebar x tebal x koef = 300 m x 6 m x 0.04 m x 0.5 = 36 m3
Data pada sheet ini diperlukan untuk menghitung konsumsi solar, konsumsi material dan progress internal proyek. Selain data progress dicatat juga data
kendala harian (misalnya pada hari tersebut tidak pekerjaan karena kendala cuaca/peralatan rusak atau tidak ada material).

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 13 of 32


5. Sheet Lap. Harian AMP
Sheet ini mencatat produksi harian hotmix pada AMP (biasanya dalam ton), pemakaian material aggregat, pemakaian aspal, konsumsi BBM Jam kerja
AMP dan kondisi cuaca. Data pada sheet ini digunakan untuk perhitungan kapasitas AMP real, konsumsi material dan konsumsi BBM per ton.

Gambar 3.10 Contoh laporan harian AMP

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 14 of 32


3.3 Output
Merupakan hasil dari proses data yang telah di-input dan mencerminkan kinerja proyek.

1. Sheet ‘ Forecast’
Pada Sheet ini ditampilkan perkiraan Biaya sampai Proyek selesai. Bagian2x dari Sheet ini :

Forecast

A. RAP details B. Actual Progress C. Forecast to Complete D. Forecast at Completion

Volume (4) Persentase selesai (9) Quantity to complete (12) rate at completion
= (5)/(1) = (1) – (5) = (13) / (1)
(2) Harga satuan RAP
(5) Progress to date (10) Rate to date (13) cost at completion
= (8) atau (2) = (7) + (11)
(3) Biaya total per item
= (1) x (2) (6) Budget to date (11) cost to complete (14) Gain/loss to budget
= (4) x (3) = (9) x (10) = (13) - (3)

(7) Cost to date =


∑Lap.harian + ∑realisasi

(8) Rate to date


= (7) / (5)

Gambar 3.11 Bagan bagian forecast

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 15 of 32


PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 16 of 32
Keterangan :
a. Bagian RAP :
- Quantity : volume total pekerjaan (berdasarkan BoQ pada kontrak)
- Budget rate : Harga satuan RKAP setiap item pekerjaan atau setiap item biaya indirect.
- Budget : Harga RKAP utk setiap item pekerjaan / item biaya indirect

b. Actual progress :
- Progress to date : progress real lapangan sampai dengan tanggal cut off laporan
- Persentase selesai : persentase progress to date terhadap volume total pekerjaan
- Budget to date : Anggaran biaya indirect/biaya pekerjaan proporsional terhadap progress to date
- Cost to date : Biaya yang sudah dikeluarkan proyek sampai dengan progress terakhir, dihitung dengan menjumlah biaya-biaya pada sheet lap. Harian &
realisasi (pake’ sumif)  sebagai control cost to date idealnya lebih kecil dari budget to date
- Rate to date : harga satuan real sampai dengan tanggal cut off laporan  rate to date idealnya lebih kecil dari budget rate

c. Forecast to complete : perkiraan untuk menyelesaikan proyek


- Quantity : sisa volume pekerjaan yang harus diselesaikan
- Rate : harga satuan pekerjaan untuk menyelesaikan proyek  idealnya dilakukan perhitungan ulang untuk sisa progress, tetapi biasanya sama dengan
rate to date. Berarti untuk menyelesaikan sisa progress diasumsikan harga satuan-nya sama dengan harga satuan s/d tgl cut off (kondisi proyek, metode
kerja dsb. tidak berubah sampai proyek selesai).
- Cost : Perkiraan Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek

d. Forecast at completion
- Rate : Harga satuan setiap pekerjaan saat proyek selesai  jika nilai rate to complete = rate to date, maka rate at completion = rate to date = rate to
complete
- Cost : Perkiraan Biaya s/d proyek selesai, idealnya lebih kecil dari nilai budget
- Gain/Loss to budget : selisih antara cost at completion dengan budget

Jika terjadi Gain/Loss to budget yang terlalu besar, misalnya pada contoh diatas pekerjaan AC-WC (CC 1545) loss 3 Milyar, harus dianalisa kenapa terjadi
loss. Misalnya karena harga material yang naik dengan signifikan dibanding RKAP atau karena konsumsi BBM jauh lebih besar dari RKAP, dsb.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 17 of 32


2. Form Cost at Completion (CaC)
Menampilkan pergerakkan cost at completion setiap minggu-nya. Berikut contoh grafik CaC :

Gambar 3.13 Grafik CaC

Grafik CaC idealnya ada di bawah grafik RKAP. Jika terjadi kenaikan atau penurunan nilai CaC yang signifikan, harus di-analisa kenapa perubahan tersebut
terjadi.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 18 of 32


3. Progress Internal
Merupakan progress internal proyek berdasarkan data yang telah diinput pada sheet progress harian (pake’ fungsi “vlookup”).

Gambar 3.13 Grafik CaC


Cell R54 menunjukkan nilai sales kumulatif proyek terakhir (pada contoh cut off 11 November ’07). Cell O54 menunjukkan progress pada minggu ini (pada contoh
tgl 5-11 November). Data ini untuk dibandingkan dengan schedule rencana (pada sheet ES).

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 19 of 32


4. Produksi Harian
Menunjukkan kinerja harian proyek. Dibuat hanya untuk item pekerjaan utama (soalnya terlalu rumit dan ukuran file jadi terlalu besar kalo dibuat utk
seluruh pekerjaan). Data yang bisa diperoleh adalah produktivitas real harian dan kumulatif pekerjaan, harga satuan real pekerjaan, produktivitas alat real,
konsumsi BBM real setiap alat, konsumsi BBM real pekerjaan dan konsumsi material real. Perhitungan data-data tersebut berdasarkan data dari sheet
“laporan harian” dan sheet “progress harian”. Dibandingkan terhadap data pada AHS rencana (RKAP) sebagai control biaya dan produktivitas.

Dari contoh disamping bisa dilihat


konsumsi solar rata-rata adalah 2.28
ltr/m3 (cell O210), lebih rendah
disbanding RKAP (5.07 ltr/m3) bisa jadi
RKAP-nya ketinggian. Tetapi
produktivitas alat cold milling machine
(cell H210), yaitu 37.83 m3/jam, masih
dibawah prod. Rencana (61.20 m3/jam).
Pada tanggal 30 Okt s.d tanggal 2 Nov
ada pengeluaran biaya yang cukup tinggi
(kolom F) tetapi tidak ada progress,
perlu dicek kembali laporan harian-nya.

Gambar 3.14 Data produksi harian

5. Produksi AMP

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 20 of 32


Mirip dengan Produksi harian, namun hanya menampilkan kinerja AMP. Menampilkan data produksi harian AMP, produktivitas AMP per jam dan konsumsi BBM
per ton.

Dari contoh grafik di samping dapat dilihat produksi harian AMP.


Produksi tertinggi 443 ton/hari dengan rata-rata produksi 149.35
ton/hari (masih dibawah rencana).

Gambar 3.14 Data produksi harian AMP

Dari contoh grafik disamping dapat dianalisa bahwa untuk mencapai


produktivitas 40 ton/jam, maka produksi minimal adalah +/- 440 ton.
Produktivitas yang tinggi akan berdampak pada efisiensi jam
penggunaan AMP dan konsumsi BBM.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 21 of 32


Gambar 3.15 Produktivitas AMP

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 22 of 32


Dapat diketahui rata-rata konsumsi BBM adalah 17.02 ltr/ton (RAP
16 ltr/ton). Semakin sedikit volume produksi maka konsumsi BBM
per ton-nya semakin tinggi. Produksi minimal sekitar 175 ton agar
konsumsi BBM 16 ltr/ton.

Gambar 3.16 Konsumsi BBM AMP

6. Touch Point
Adalah data konsumsi BBM, konsumsi material dan produktivitas untuk item-item pekerjaan utama. Diambil dari sheet rekap data touch point. Data
touch point sebagai control pemakaian BBM dan material terhadap RKAP. Menunjukkan data setiap minggu, sehingga bisa dianalisa apakah terjadi
perubahan setiap minggu-nya.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 23 of 32


KONSUMSI SOLAR

7.00 Kesimpulan : konsumsi solar masih di bawah RAP, namun


6.00 pada awal September terjadi kenaikan yang cukup
5.00
signifikan. Perlu dianalisa lebih jauh kenapa kenaikan
tersebut terjadi.
4.00
ltr/m3

3.00

2.00

1.00

oktober1

oktober2

oktober3

oktober4
agustus1

agustus2

agustus3

agustus4

agustus5

september1

september2

september3

september4

november1

november2

november3

november4

november5

desember1

desember2

desember3

desember4
RAP Mingguan Real. Kum

Gambar 3.16 Konsumsi BBM AMP


PRODUKTIVITAS

1,200

1,000

800
m3/hari

600

400 Kesimpulan : produktivitas real masih jauh dibawah


produktivitas rencana.
200

-
1-Nov-07
2-Nov-07
3-Nov-07
4-Nov-07
5-Nov-07
6-Nov-07
7-Nov-07
8-Nov-07
9-Nov-07
10-Nov-07
11-Nov-07
12-Nov-07
13-Nov-07
14-Nov-07
15-Nov-07
16-Nov-07
17-Nov-07
18-Nov-07
19-Nov-07
20-Nov-07
21-Nov-07
22-Nov-07
23-Nov-07
24-Nov-07
25-Nov-07
26-Nov-07
27-Nov-07
28-Nov-07
29-Nov-07
30-Nov-07

Real RAP rata-rata (real)


Gambar 3.16 Konsumsi BBM AMP

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 24 of 32


Kesimpulan : penggunaan material jauh di bawah
yang seharusnya. Kemungkinana terjadi kesalahan data
pengeluaran material atau kesalahan perhitungan
progress pekerjaan. Perlu dicek kembali data dan
perhitungannya.

Gambar 3.16 Konsumsi BBM AMP

7. AHS Real
Menunjukkan analisa harga satuan real setiap item pekerjaan dibandingkan dengan RAP. Diperlukan untuk analisa data forecast. Misalnya pada contoh
di sheet forecast harga satuan pekerjaan real semen untuk CTRB Rp. 474,485 /m3 lebih murah 33% dibanding RKAP. Pada AHS real bisa dilihat
rincian biaya-nya. Berikut contoh AHS real dari pekerjaan semen untuk CTRB.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 25 of 32


PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 26 of 32
Keterangan :
- Bagian keterangan terdiri dari kode biaya, uraian dan satuan. Kode biaya setiap item biaya harus sama dengan kode biaya pada laporan harian.
- Bagian RKAP terdiri dari volume RKAP total dan harga satuan RKAP (dicopy paste dari RKAP); biaya total (harga satuan x vol. RKAP); volume dan
biaya sesuai dgn progress (dihitung proporsional terhadap progress to date)nilai ini yg dibandingkan terhadap kondisi real.
- Bagian realisasi terdiri dari harga satuan real (link ke sheet harga dasar); volume to date (pake’ sumif dr sheet lap. Harian); biaya (volume x harga
satuan real).
- Kolom real thdp realisasi menunjukkan persentase biaya real terhadap rencana (kolom total biaya realisasi dibagi kolom biaya sesuai dgn progress)
- Bagian solar membandingkan konsumsi solar real terhadap RKAP dengan progress yang sama.

Pada contoh diatas ternyata biaya solar hampir sama dengan anggaran. Sedangkan biaya cement spreader jauh di atas anggaran, jam alat yg
dibutuhkan untuk menebar semen sebanyak 630 ton adalah 60 jam, padahal menurut RKAP hanya 32 jam. Hal ini menunjukkan kapasitas alat semen
spreader masih rendah. Untuk biaya material semen hanya 66%, selain harga satuan yg lebih murah disbanding RKAP, volume semen yg diperlukan
hanya 462 ton (utk progress 630 ton). Perlu dicek kadar semen untuk pekerjaan CTRB.

8. Sheet ‘ Executive Summary’


Sheet executive summary (ES) merupakan resume hasil (output data) dari laporan PPC meliputi data berikut (untuk kumulatif proyek dan satu minggu
terkahir):
- Biaya proyek
- Laba – rugi proyek
- Progress proyek, jumlah hari kerja dan hari tdk kerja proyek
- Resume data touch point
- Data iddle alat rental  idle alat rental adalah biaya rental alat yg harus dibayar padahal tdk digunakan. Ada idle alat karena biasanya di SPK
ada jam minimum rental. Misalnya kita rental excavator Rp. 225,000/jam minimal 200 jam/bln, di bln Maret hanya digunakan 180 jam (biaya
rental = 180 x 225,000 = 40,500,000) yg harus dibayar tetap 200 jam (200 x 225,0000 = 45 jt). Biaya yg 40.5 jt masuk dr sheet lap. Harian,
sedangkan yg 4.5 jt masuk dr biaya indirect idle plant (cost code 0800-xx).
- Summary aktivitas selama satu minggu
- Data stock opname
- Data produktivitas item pekerjaan utama
Data yang ditampilkan bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan atau permintaan GS. Dianjurkan diberikan kepada GS setiap minggu sebagai bahan
evaluasi kinerja proyek. Berikut contoh hasil sheet Executive summary.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 27 of 32


PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 28 of 32
PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 29 of 32
PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 30 of 32
3.4 Controlling
Merupakan sheet-sheet untuk proses control jika ada permintaan baru. Terdiri dari 2 sheet, sheet control indirect dan sheet control material.
1. Kontrol biaya indirect.

Gambar 3.16 Konsumsi BBM AMP

Misalnya ada permintaan uang muka senilai 1 jt untuk biaya hotel (baris171), padahal sdh tdk ada sisa anggaran, maka sheet ini dilampirkan pada
uang muka sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada GS. Disamping itu sebagai breakdown data biaya indirect pada sheet forecast, untuk
dianalisa bila biaya indirect jauh melebihi anggaran.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 31 of 32


2. Sheet control material
Hampir sama dengan control biaya indirect, intinya sebagai control material yang dibeli atau dipesan ke purchasing belum melebihi volume RKAP.
Berikut contohnya :

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 32 of 32


Berikut sheet2 lain yang terdapat pada laporan :
- Sheet “log control” : untuk cek volume pemakaian di laporan logistic sama/tidak dengan volume material di sheet laporan harian. Selain itu
terdapat cek link data/perhitungan dari sheet-sheet lain.
- Sheet rekap data touch point : rekap data dan perhitungan utnuk menampilkan grafik2 pada sheet touch point.
- Sheet rekap biaya lain-lain : terkadang diminta untuk merekap biaya CoD/ biaya workshop.
- Sheet rekap BBM : rekap konsumsi BBM per item pekerjaan.

PT. Conbloc Infratecno| Dept. PPC 2008 33 of 32

Anda mungkin juga menyukai