3.1 Umum
Dalam menghitung biaya proyek maka PPC Proyek memakai program pembantu MS Excel. Pada bab ini akan dijelaskan tentang prosedur peng-inputan
biaya ke file PPc.xls, proses data, hasil data output dan prinsip file PPC.xls itu sendiri.
File PPC
a. Deskripsi a. Lap Harian a. Executive a. Kontrol biaya a. Log control a.Rekap biaya
Proyek Summary indirect
b. Realisasi b.Rekap data
b. Harga dasar b. CaC b. Kontrol
touch point
material
c. Logistik
c. Rencana c. Forecast
Schedule c. Rekap biaya
d. Progress lain-lain
harian d. Progress
d. Daftar kode Internal
biaya
e. Lap harian
AMP e. Touch Point
f. Evaluasi AMP
g. Produksi
Harian
h. AHS real
Harga material bisa terdiri dari harga dasar material ditambah biaya angkutan dan biaya bongkar. Misalnya untuk Aggregat base A :
- Harga dasar Rp. 68,000 / m3
- Biaya angkutan laut RP. 96,000 / m3
- Biaya pajak bongkar muat (PBM) Rp. 3,500 /m3
Sehingga harga material aggregat base A = Harga dasar + biaya angkutan laut + PBM
= Rp. 68,000 + Rp. 96,000 + Rp. 3,500
= Rp. 167,500 / m3
ALAT RENTAL
CMM1-01 Cold Milling Machine WR. DC 2100 Jam 1,500,000.00 1,500,000.00 Harga merupakan nilai depresiasi alat (data dari workshop)
DTT1-01 Dump Truck Engkel 10 m3 hari 350,000.00 350,000.00
SDR1-01 Smooth Drum Roller Jam 110,000.00 110,000.00
TDR1-03 Tandem Roller (Padat Landas) Jam 40,000.00 40,000.00
WL1-01 Wheel Loader Jam 110,000.00 110,000.00
MATERIAL SIPIL
6010B Solar ltr 4,545.45 4,545.45 Bisa berubah - ubah, harga dasar adlh rata-rata, selalu di-update
6030 Semen Curah ton 616,780.00 616,780.00 Terdiri dari biaya handling dan harga semen per ton (dari SPK)
6065 Agregat 5-10 m3 195,000.00 167,500.00
6066 Agregat 10-20 m3 195,000.00 167,500.00
6067 Agregat 20-25 m3 195,000.00 167,500.00
6061 Aggregat base A m3 195,000.00 167,500.00
6130 Aspal Curah Pertamina ton 3,875,000.00 3,875,000.00
6132 Aspal Starbit ton 5,250,000.00 5,250,000.00
6133 Aspal Emulsi CSS ltr 4,400.00 4,400.00
6134 Aspal Emulsi CRS ton 4,400.00 4,400.00
2. Deskripsi Proyek
Merupakan data umum mengenai proyek, disa diambil dari deskripsi proyek pada RKAP. Gunanya untuk memberikan gambaran lokasi proyek, posisi
AMP, stockpile dsb. Sehingga bisa diketahui jarak AMP ke lokasi proyek untuk perhitungan biaya angkut material. Selain itu bisa diketahui jumlah
stockpile dan lokasinya untuk cek data logistic dan biaya ritase.
3.2 Input
Bagian ‘Input’ adalah bagian yang biasa dipakai untuk meng-input laporan harian , UM dll oleh PPC Proyek , bagian ini telah dibuat sedemikian rupa agar
mudah peng-inputannya sehingga bekerja akan lebih cepat. Input File PPC berisi sheet-sheet yang berikut ini :
Bukti
Realisasi Pembayaran
Petty Cash
Gambar 3.5 Data2x yang lebih tepat dimasukan ke sheet ‘Realisasi’ , dalam Peng-input-annya PPC Proyek Memastikan tidak
membebankan biaya 2x
Sebagian besar merupakan biaya indirect, untuk biaya direct harus diberi klasifikasi (kolomF) contohnya pada baris 11 pengeluaran biaya untuk
pekerjaan mobilisasi (kode 1110) maka klasifikasinya diisi “PREP”. Gunanya klasifikasi adalah untuk proses rekap pada sheet Executive Summary dan
untuk membandingkan biaya proyek dengan perhitungan laba-rugi proyek dari departemen accounting.
Dokumen yang masuk ke PPC tidak semua-nya dibebankan sebagai biaya. Pada sheet realisasi diatas biaya pada kolom Q yang akan dihitung sebagai
biaya proyek, sedangkan biaya pada kolom L hanya sebagai referensi. Berikut dokumen2 yang tidak dibebankan sebagai biaya :
- Pembayaran biaya-biaya direct yang akan keluar pada laporan harian (biaya material utama, rental peralatan, subkon).
Contoh pada baris pada baris 9 dan 10. Pada baris 9 ada dokumen uang muka untuk pembayaran material base coarse A sebesar Rp.2,875,000.
Maka biaya pada kolom Q dikali “0”. Karena biaya base coarse A akan dihitung pada sheet laporan harian saat material tersebut digunakan (saat
jadi progress). Sama hal-nya untuk biaya sewa tyre roller pada baris 10.
- Pembayaran biaya untuk workshop.
Contoh pada baris 27. Biaya reimburse untuk pembelian sparepart alat workshop, pada kolom Q biayanya dikali 0. Tidak dibebankan lagi karena
proyek sudah membayar biaya peralatan ke workshop (biaya alat CI per-jamnya).
- Dokumen PP
Adalah Pemintaan Pengadaan, tidak ada biaya yang keluar, sebagai referensi volume yang sudah diminta ke bagian procurement. Contoh baris
43.
Untuk biaya dengan uang muka atau kasbon seringkali nilai yang direalisasikan (yang dibayarkan) tidak sama dengan nilai yang diminta. Contohnya pada
baris 36, biaya untuk furniture base camp diminta Rp. 20 juta sedangkan realisasinya hanya 16,9 juta. Maka biaya yang dibebankan (diisi pada kolom Q
adalah 16,9 jt). Untuk UM yg blm realisasi (contoh baris 34), nilai UM yang diminta sudah dibebankan sebagai biaya (kolom Q = kolom L). Jika setelah
realisasi nilainya berbeda maka kolom Q diganti dengan nilai realisasinya.
Table 3.7 Case didalam pembiayaan proyek, mana yang masuk sheet ‘Realisasi’ mana yang ‘Lap harian’ dan mana yang tidak dimasukan dulu.
3. Sheet “Logistik”
Merupakan catatan penggunaan dan penerimaan material harian. Jumlah penggunaan material di sheet ”logistik” harus sama dengan jumlah penggunaan
material dari sheet laporan harian (dicek pada sheet log control). Kolom stock merupakan hasil perhitungan stock pada hari sebelumnya + volume
diterima pd hari tsb – volume dipakai pada hari tsb. Setiap akhir bulan dilakukan stock opname (pengukuran volume stock real di lapangan), pada
umumnya terdapat perbedaan stock hasil stock opname dengan hasil perhitungan. Maka selisihnya dikoreksi pada opname (lihat baris 118).
Disamping progress diisi data kendala harian (kolom B & C), kolom koefisien untuk koreksi (misalnya tidak kerja hanya setengah hari).
Contoh perhitungan progress harian pekerjaan AC-BC:
Di lap. Harian foreman tanggal 10 November ditulis dari STA. 4+800 sampai dengan STA. 5+100 (Left).
Keterangan left berarti hanya dikerjaan setengah ruas jalan (1 arah) shg koefisiennya = 0,5. Misal lebar jalan 6 m dan tebal AC-BC 4 cm. Maka volume
pek AC-BC pada tanggal 10 November:
Panjang jln x lebar x tebal x koef = 300 m x 6 m x 0.04 m x 0.5 = 36 m3
Data pada sheet ini diperlukan untuk menghitung konsumsi solar, konsumsi material dan progress internal proyek. Selain data progress dicatat juga data
kendala harian (misalnya pada hari tersebut tidak pekerjaan karena kendala cuaca/peralatan rusak atau tidak ada material).
1. Sheet ‘ Forecast’
Pada Sheet ini ditampilkan perkiraan Biaya sampai Proyek selesai. Bagian2x dari Sheet ini :
Forecast
Volume (4) Persentase selesai (9) Quantity to complete (12) rate at completion
= (5)/(1) = (1) – (5) = (13) / (1)
(2) Harga satuan RAP
(5) Progress to date (10) Rate to date (13) cost at completion
= (8) atau (2) = (7) + (11)
(3) Biaya total per item
= (1) x (2) (6) Budget to date (11) cost to complete (14) Gain/loss to budget
= (4) x (3) = (9) x (10) = (13) - (3)
b. Actual progress :
- Progress to date : progress real lapangan sampai dengan tanggal cut off laporan
- Persentase selesai : persentase progress to date terhadap volume total pekerjaan
- Budget to date : Anggaran biaya indirect/biaya pekerjaan proporsional terhadap progress to date
- Cost to date : Biaya yang sudah dikeluarkan proyek sampai dengan progress terakhir, dihitung dengan menjumlah biaya-biaya pada sheet lap. Harian &
realisasi (pake’ sumif) sebagai control cost to date idealnya lebih kecil dari budget to date
- Rate to date : harga satuan real sampai dengan tanggal cut off laporan rate to date idealnya lebih kecil dari budget rate
d. Forecast at completion
- Rate : Harga satuan setiap pekerjaan saat proyek selesai jika nilai rate to complete = rate to date, maka rate at completion = rate to date = rate to
complete
- Cost : Perkiraan Biaya s/d proyek selesai, idealnya lebih kecil dari nilai budget
- Gain/Loss to budget : selisih antara cost at completion dengan budget
Jika terjadi Gain/Loss to budget yang terlalu besar, misalnya pada contoh diatas pekerjaan AC-WC (CC 1545) loss 3 Milyar, harus dianalisa kenapa terjadi
loss. Misalnya karena harga material yang naik dengan signifikan dibanding RKAP atau karena konsumsi BBM jauh lebih besar dari RKAP, dsb.
Grafik CaC idealnya ada di bawah grafik RKAP. Jika terjadi kenaikan atau penurunan nilai CaC yang signifikan, harus di-analisa kenapa perubahan tersebut
terjadi.
5. Produksi AMP
6. Touch Point
Adalah data konsumsi BBM, konsumsi material dan produktivitas untuk item-item pekerjaan utama. Diambil dari sheet rekap data touch point. Data
touch point sebagai control pemakaian BBM dan material terhadap RKAP. Menunjukkan data setiap minggu, sehingga bisa dianalisa apakah terjadi
perubahan setiap minggu-nya.
3.00
2.00
1.00
oktober1
oktober2
oktober3
oktober4
agustus1
agustus2
agustus3
agustus4
agustus5
september1
september2
september3
september4
november1
november2
november3
november4
november5
desember1
desember2
desember3
desember4
RAP Mingguan Real. Kum
1,200
1,000
800
m3/hari
600
-
1-Nov-07
2-Nov-07
3-Nov-07
4-Nov-07
5-Nov-07
6-Nov-07
7-Nov-07
8-Nov-07
9-Nov-07
10-Nov-07
11-Nov-07
12-Nov-07
13-Nov-07
14-Nov-07
15-Nov-07
16-Nov-07
17-Nov-07
18-Nov-07
19-Nov-07
20-Nov-07
21-Nov-07
22-Nov-07
23-Nov-07
24-Nov-07
25-Nov-07
26-Nov-07
27-Nov-07
28-Nov-07
29-Nov-07
30-Nov-07
7. AHS Real
Menunjukkan analisa harga satuan real setiap item pekerjaan dibandingkan dengan RAP. Diperlukan untuk analisa data forecast. Misalnya pada contoh
di sheet forecast harga satuan pekerjaan real semen untuk CTRB Rp. 474,485 /m3 lebih murah 33% dibanding RKAP. Pada AHS real bisa dilihat
rincian biaya-nya. Berikut contoh AHS real dari pekerjaan semen untuk CTRB.
Pada contoh diatas ternyata biaya solar hampir sama dengan anggaran. Sedangkan biaya cement spreader jauh di atas anggaran, jam alat yg
dibutuhkan untuk menebar semen sebanyak 630 ton adalah 60 jam, padahal menurut RKAP hanya 32 jam. Hal ini menunjukkan kapasitas alat semen
spreader masih rendah. Untuk biaya material semen hanya 66%, selain harga satuan yg lebih murah disbanding RKAP, volume semen yg diperlukan
hanya 462 ton (utk progress 630 ton). Perlu dicek kadar semen untuk pekerjaan CTRB.
Misalnya ada permintaan uang muka senilai 1 jt untuk biaya hotel (baris171), padahal sdh tdk ada sisa anggaran, maka sheet ini dilampirkan pada
uang muka sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada GS. Disamping itu sebagai breakdown data biaya indirect pada sheet forecast, untuk
dianalisa bila biaya indirect jauh melebihi anggaran.