Anda di halaman 1dari 47

A.

Hasil Kondisi Alat

1. Inspeksi Tangki

Gambar 12. Tangki


1. Data Riwayat Penggunaan Bejana Tekan
a. Berikut daftar kelengkapan dokumen terminal LPG Makassar

Tabel 20 daftar kelengkapan dokumen terminal LPG Makassar


b. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui
pengamatan secara visual didapatkan hasil pemeliharaan atau perawatan LPG
Spherical Tank V001-V004 dilakukan setiap 3 bulan sekali meliputi General Check
& coating dengan biaya rutin preventif maintenance sebesar Rp 400.000,00 dan
dilakukan Pengecekan fireproofing.
c. As built drawing, name plate
Gambar 13. As Build Drawing

2. Inspeksi Visual

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui pengamatan


secara visual diperoleh kondisi tangki secara fungsional dalam keadaan baik. Couting
pada bagian luar tangki berlumut dan beberapa bagian mengalami korosi sehingga
dilakukan pembersihan. Pressure gauge dan Temperature Transmitter dicek secara
berkala. Kondisi nozzle dan manhole secara visual terdapat korosi pada bagian luar
akan tetapi masih berfungsi dengan baik. Kondisi pada sambungan las, insulasi, fire
proofing, pondasi, bracing, kolom, dan kondisi lingkungan dalam keadaan baik.
Gambar 14. Luar Tangki

Gambar
15. Manhole
Ga
mbar 16. Nozzle

Ga
mbar 17. Temperature Transmitter
Ga
mbar 18. Pressure Gauge
Gambar 19. Pondasi, Kolom dan Bracing
2. Pump Inspection
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui pengamatan
secara visual diperoleh kondisi level dan kondisi oli melalui sigh glass dalam keadaan
normal ( tinggi permukaan oli berada ditengah-tengah sigh glass). Noise dan vibrasi
normal. Suhu berada dalam temperature aman, 38 derajat celcius atau dibawah suhu
ambang batas 50 derajat celcius. Laju aliran produk stabil. Tekanan isap (suction) dan
tekanan keluar (discharge), yang dilihat pada pressure gauge, nilainya sesuai dengan
data spesifikasi teknis didalam datasheet Pompa. Tidak ada kebocoran pada
suction/discharge. Relief valve dan Strainer dalam kondisi baik.
Ga
mbar 20. Sight Glass

Ga
mbar 21. Shaftnoise
Ga
mbar 22. Baseplate dan baut pondasi
Gambar 23. Relief valve
Ga
mbar 24. Strainer
Tabel 21 Estimasi Biaya PMS
Frequency Frequency Biaya Note.
EQUIPMENT Unit Total Per Year
/year (times) Material total material jasa total jasa
c d e f g h i (e x i x f) h+(e+f+I)

LPG Loading Pump (P01-P06)


- Pengecekan Vibrasi 3 month 6 4 Rp 10,000.00 Rp 60,000.00 Rp 200,000.00 Rp 4,800,000.00 Rp 4,860,000.00 ganti baterai alat ukur
- General Check 3 month 6 4 Rp - Rp - Rp 100,000.00 Rp 2,400,000.00 Rp 2,400,000.00
- Penggantian oli 2 year 6 1 Rp 1,000,000.00 Rp 6,000,000.00 Rp 300,000.00 Rp 1,800,000.00 Rp 7,800,000.00
Fire Water Pump ( Diesel Engine Drive) FP01-FP03
- General Check 3 month 3 4 Rp - Rp - Rp 100,000.00 Rp 1,200,000.00 Rp 1,200,000.00
- Ganti Oli 2 years 3 1 Rp 1,110,000.00 Rp 3,330,000.00 Rp 300,000.00 Rp 900,000.00 Rp 4,230,000.00 30 liter each
- Ganti Filter Udara 2 years 3 1 Rp 3,300,000.00 Rp 9,900,000.00 Rp 300,000.00 Rp 900,000.00 Rp 10,800,000.00 filter udara dan solar
- Ganti Filter Oli 2 years 3 1 Rp 500,000.00 Rp 1,500,000.00 Rp 300,000.00 Rp 900,000.00 Rp 2,400,000.00

3. Piping Inspection
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui pengamatan
secara visual diperoleh kondisi insulasi, coating, sambungan flanges, expansions bellows,
pipa pendam, buried piping, bonding cables dalam kondisi baik dan belum pernah terjadi
kerusakan pada pipa. (ditambahkan estimasi biaya preventive maintenance)
Gambar 25. Pipa Gas

Gambar
26. Katup Pengaman
Gambar 27. Bonding Cabels
4. Liquid Ship Loading
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui
pengamatan secara visual pada ship loading inpeksion yang terdiri atas metering
liquid ship / unloading untuk mengangkut material dari kapal ke spherical tank, dan
vapour ship loading dalam kondisi baik. (ditambahkan estimasi biaya preventive
maintenance)
Gambar 28. Metering liquid ship loading/unloading dan Metering vapour ship loading/
unloading

5. Odorant System
Odorant system yang berfungsi sebagai zat pembau untuk piranti keselamatan operasi
yang memberikan tanda adanya gas bumi yang diberikan pada infrastruktur jargas,
dalam keadaan baik. (ditambahkan estimasi biaya preventive maintenance)

Gambar 29. Odorant System


6. Truck Loading Facilities
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengambilan data di lapangan melalui
pengamatan secara visual pada truck loading inpeksion yang terdiri atas metering
liquid truck loading dan vapour liquid truck loading dalam kondisi baik.
(ditambahkan estimasi biaya preventive maintenance)

Gambar 30. Temperatur Gauge Liquid dan Vapour Truck Loading

7. Jetty
Kondisi eksisting dan peralatan yang ada di jetty umumnya dalam kondisi baik,
kecuali ada satu pompa yang pernah rusak dan diganti baru akan tetapi pompa rusak
tersebut diperbaiki dan menjadi cadangan. Sehingga pompa yang awalnya hanya 2 unit
sekarang menjadi 3 unit. Kondisi pipa yang berada +- 1,5 meter dibawah permukaan laut
menjadi hambatan untuk melakukan pengecekan. Namun tidak terdapat indikasi kebocoran
gas, akan tetapi perlu adanya pengecekan alur kedalaman untuk mengantisipasi adanya
pendangkalan akibat sedimentasi sehingga nantinya tipe kapal yang masuk dapat memuat
LPG/LNG. Untuk kedepannya perlu fasilitas pengecekan dengan metode non destructif
test (NDT).
Pemeliharaan & Perawatan Peralatan Jetty dilakukan setiap bulan meliputi Tool/Parts
Component/Material, Pipa Hydrant Jetty, Biaya Transportasi Kapal/Perahu & Biaya
Operasional Jetty dengan total biaya maintenance sebesar Rp 127.001.000,00
Gambar 31. Jetty

Untuk Pipa bawah laut Tidak ada pengecekan dikarenakan letaknya yang kurang
lebih 1,5 meter dibawah laut, akan tetapi tidak pernah ada indikasi kebocoran pada pipa
bawah laut. Meskipun tidak pernah terjadi kebocoran, perlu dikaji mengenai risiko yang
kemungkinan terjadi pada pipa bawah laut sehingga dilakukan survei berupa wawancara
dan diskusi dengan ahli untuk meninjau di BDE tentang resiko yang kemungkinan terjadi.
Identifikasi Risiko PIPA BAWAH LAUT
Penilitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi risiko yang dapat terjadi pada pipa
bawah laut. Dimulai dengan studi literatur mengenai risiko – risiko yang dapat terjadi pada
pipa bawah laut. Mengacu kepada DNV RP F107 mengenai penilaian risiko pada
perlindungan pipa bawah laut, risiko dibagi menjadi 2 berdasarkan faktor penyebab
terjadinya, yaitu internal dan eksternal. Dimana faktor internal disebabkan oleh umur,
ketebalan, dan korosi pipa. Lalu faktor eksternal disebabkan oleh lingkungan sekitar Lalu
proses identifikasi dilanjutkan dengan mendata dan mempelajari risiko yang mungkin
terjadi berdasarkan hasil laporan inspeksi pada pipa bawah laut. Identifikasi risiko
dilakukan dengan melakukan diskusi dan wawancara langsung dengan pihak professional
yang mempunyai pengalaman dibidang offshore pipeline. Wawancara dan diskusi ini
dilakukan untuk mendapatkan variabel risiko dan penyebab dari risiko tersebut. Berikut
merupakan uraian dari risiko (risk) yang telah didapatkan melalui metode studi literatur
dan wawancara,
1. Risiko korosi internal pipa bawah laut yang disebabkan oleh fluida yang korosif
2. Risiko korosi internal pipa bawah laut yang disebabkan oleh kegagalan proteksi
internal pipa
3. Risiko korosi eksternal pipa bawah laut yang disebabkan oleh kegagalan coating
4. Risiko korosi eksternal pipa bawah laut yang disebabkan oleh kegagalan proteksi
katodik
5. Risiko korosi eksternal pipa bawah laut yang disebabkan oleh korosi tanah
6. Risiko korosi eksternal pipa bawah laut yang disebabkan oleh korosi air laut
7. Risiko cacat konstruksi pipa bawah laut yang disebabkan oleh cacat pengelasan
8. Risiko cacat konstruksi pipa bawah laut yang disebabkan oleh cacat konstruksi
9. Risiko cacat konstruksi pipa bawah laut yang disebabkan oleh kesalahan pada saat
instalasi
10. Risiko fatigue pipa bawah laut yang disebabkan oleh tekanan internal berlebih
11. Risiko fatigue pipa bawah laut yang disebabkan oleh freespan
12. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh anchor hit
13. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh anchor dregging
14. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh dredging
15. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh sabotase
16. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh aktivitas nelayan
17. Risiko kegagalan pipa bawah laut yang disebabkan oleh maintenance error
18. Risiko gangguan pada pipa bawah laut yang disebabkan oleh operation error.
Semua risiko yang didapat dirangkum dalam sebuah tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Risiko pada Pipa Bawah Laut BDE

Hasil Survey dan Expert Judgement PIPA BAWAH LAUT


Tidak ada pengecekan pipa bawah laut dikarenakan letaknya yang kurang lebih 1,5
dibawah permukaan laut Akan tetapi selama ini tidak pernah ditemukan indikasi kebocoran
pada pipa bawah laut di Kawasan BDE. Untuk kedepannya disarankan penambahan
fasilitas pengecekan dengan metode non destructif test (NDT). Penelitian dilanjutkan
dengan penyebaran kuisioner kepada pihak professional dan expertise bidang offshore
pipeline. Hasil dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui berapa
kemungkinan frekuensi (likelihood) dan keparahan (severity) dari variable risiko. Penilaian
ini dilakukan dibantu oleh pandangan ahli atau expert judgement. Penilaian keparahan
(severity) dari kuisioner tersebut akan dibagi menjadi 3 aspek berdasarkan dampaknya
pada tiap – tiap aspek yaitu,
1. Aspek keselamatan (safety)
2. Aspek lingkungan (environment)
3. Aspek bisnis (business/asset).

Tabel 1.2 Tabel Penilaian Frekuensi Kejadian (Likelihood)


Risiko Likelihood
Code Hazard Cause 1 2 3 4 5
A1 Fluida Yang Korosif 2 3
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 2 2 1
B1 Kegagalan Coating 2 1 2
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 3 2
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 3 2
B4 Korosi Akibat Air Laut 2 3
C1 Cacat Pengelasan 3 2
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 3 2
C3 Kesalahan Instalasi 2 3
D1 Tekanan Internal Berlebih 1 3 1
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 1 4
E1 Anchor hit 2 3
E2 Anchor dregging 1 4
E3 Aktivitas Maritim Dredging 2 3
E4 Sabotase 4 1
E5 Aktivitas Nelayan 3 2
F1 Operation Error 2 3
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 2 3

Tabel 1.3 Tabel Penilaian Keparahan (Severity)


Risiko Safety Environment Business
Code Hazard Cause 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A1 Fluida Yang Korosif 2 3 1 3 1 3 2
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 3 3 2 3 3 2
B1 Kegagalan Coating 3 2 3 2 3 2
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 3 2 3 2 2 3
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 4 1 1 4 2 3
B4 Korosi Akibat Air Laut 3 2 1 4 2 3
C1 Cacat Pengelasan 1 2 2 2 3 1 2 2
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 1 1 3 3 2 2 3
C3 Kesalahan Instalasi 1 1 3 3 2 1 4
D1 Tekanan Internal Berlebih 1 4 2 3 5
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 1 4 2 2 1 5
E1 Anchor hit 3 2 3 1 1 3 2
E2 Anchor dregging 2 3 3 2 1 1 3
E3 Aktivitas Maritim Dredging 1 4 2 3 2 3
E4 Sabotase 3 2 3 2 3 2
E5 Aktivitas Nelayan 3 2 3 2 1 1 3
F1 Operation Error 3 2 2 3 2 3
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 1 2 2 2 3 1 4

 Penilaian Risiko
Setelah melakukan survey untuk mendapatkan nilai kemungkinan(likelihood)dan
keparahan (severity) pada setiap variabel kegiatan dilakukan peniliaian risiko. Penilaian
risiko (matriks risiko) adalah hasil perkalian antara likelihood index dengan severity
index untuk mengetahui tingkat risiko pada setiap variabel kegiatan.
 Peniliaian Persepsi Terhadap Kemungkinan(likelihood)
Penilaian persepsi terhadap kemungkinan yang ditimbulkan dilakukan dengan analisa
persepsi. Analisa ini untuk mendapatkan skor atau kategori pada setiap varibel risiko.
Setiap variabel memiliki nilai kategori likelihood yang berbedabeda, sehingga dilakukan
perhitungan likelihood index dengan persamaan dibawah ini:

Sebagai contoh, akan dilakukan pada variabel B3 yaitu pada risiko korosi internal pipa
bawah laut yang disebabkan oleh Tanah. Pada survey likelihood diperoleh 3 orang
mengisi kategori 2 dan 2 orang memilih kategori 3. Kemudian hasil survei itu dihitung
dengan persamaan diatas. Maka didapatkan penilaian variabel risiko B3 adalah 48%

 Penilaian Persepsi Terhadap Keparahan (Severity) Penilaian persepsi terhadap severity


ini hampir sama dengan penilaian persepsi pada likelihood. Dikarenanakan setiap
variabel memiliki nilai kategori severity ini memiliki perbedaan pada setiap variabelnya,
maka diperlukan perhitungan severity index seperti persamaan dibawah ini :

Sebagai contoh, akan dilakukan pada variable A1 pada aspek keselamatan (Safety) yaitu
risiko korosi internal pipa bawah laut yang disebabkan oleh fluida yang korosif. Dari
hasil survei keparahan (severitiy) diperoleh 2 orang memilih 30 pada tingkat keparahan 2,
3 orang memilih tingkat keparahan 1, Maka hasil penilaian severity pada aspek
keselamatan pada variabel A1 adalah 36%.

 Penggolongan Tingkat Risiko (Risk Matrix)


Penggolongan tingkat risiko dilakukan untuk setiap aspek, untuk mendapatkan risiko
dominan pada setiap aspek yang membutuhkan manajemen risiko. Hasil penggolongan
didapat dari rank yang diperoleh masing masing risk berdasarkan likelihood index dan
severity index.

Tabel 1.4 Tabel Index Likelihood


Tabel 1.5 Tabel Index Severity

Penilaian dilakukan untuk setiap risiko berdasarkan likelihood index dan severity index,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.6 Tabel Penggolongan Likelihood


Risiko Likelihood
Code Hazard Cause Rank
A1 Fluida Yang Korosif 3
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 3
B1 Kegagalan Coating 3
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 3
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 3
B4 Korosi Akibat Air Laut 2
C1 Cacat Pengelasan 2
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 2
C3 Kesalahan Instalasi 2
D1 Tekanan Internal Berlebih 2
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 2
E1 Anchor hit 3
E2 Anchor dregging 2
E3 Aktivitas Maritim Dredging 2
E4 Sabotase 2
E5 Aktivitas Nelayan 3
F1 Operation Error 3
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 3

Tabel 1.7 Tabel Penggolongan Severity pada Aspek Keselamatan


Risiko Likelihood
Code Hazard Cause Rank
A1 Fluida Yang Korosif 2
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 2
B1 Kegagalan Coating 3
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 3
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 2
B4 Korosi Akibat Air Laut 2
C1 Cacat Pengelasan 3
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 3
C3 Kesalahan Instalasi 3
D1 Tekanan Internal Berlebih 3
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 3
E1 Anchor hit 2
E2 Anchor dregging 2
E3 Aktivitas Maritim Dredging 2
E4 Sabotase 4
E5 Aktivitas Nelayan 2
F1 Operation Error 2
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 3

Tabel 1.8 Tabel Penggolongan Severity pada Aspek Lingkungan


Risiko Likelihood
Code Hazard Cause Rank
A1 Fluida Yang Korosif 2
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 2
B1 Kegagalan Coating 3
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 3
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 2
B4 Korosi Akibat Air Laut 2
C1 Cacat Pengelasan 3
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 3
C3 Kesalahan Instalasi 3
D1 Tekanan Internal Berlebih 2
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 2
E1 Anchor hit 3
E2 Anchor dregging 2
E3 Aktivitas Maritim Dredging 2
E4 Sabotase 2
E5 Aktivitas Nelayan 2
F1 Operation Error 2
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 2

Tabel 1.9 Tabel Penggolongan Severity pada Aspek Bisnis


Risiko Likelihood
Code Hazard Cause Rank
A1 Fluida Yang Korosif 2
Korosi Internal
A2 Kegagalan Proteksi Internal Pipa 2
B1 Kegagalan Coating 3
B2 Kegagalan Proteksi Katodik 2
Korosi Eksternal
B3 Korosi Akibat Tanah 2
B4 Korosi Akibat Air Laut 2
C1 Cacat Pengelasan 4
C2 Cacat Konstruksi Pipa Cacat Konstruksi 4
C3 Kesalahan Instalasi 3
D1 Tekanan Internal Berlebih 3
Fatigue
D2 Freespan Pada Pipa 3
E1 Anchor hit 3
E2 Anchor dregging 4
E3 Aktivitas Maritim Dredging 3
E4 Sabotase 2
E5 Aktivitas Nelayan 3
F1 Operation Error 3
Kesalahan Operasi
F2 Maintenance Error 3

Penentuan rank telah dilakukan untuk setiap aspek, dan dilakukan tahap terakhir untuk
penentuan risiko dominan, yaitu penentuan risiko dominan dengan menggunakan matriks
risiko (risk matrix) berdasarkan DNV RP F107. Matriks yang sudah terbagi berdasarkan
nilai tiap rank dari likelihood dan severity ini mempunyai warna untuk masing sel sebagai
gambaran risiko, dimana
1. Warna hijau (green) sebagai risiko yang dapat diterima (acceptable),
2. Warna kuning (yellow) sebagai risiko yang harus diminimalisir (as low as risky as
possible)
3. Warna merah (red) atau risiko yang tidak dapat diterima.

Tabel 1.10 Matriks Risiko pada Aspek Keselamatan


Matriks Risiko Saverity
Keselamatan No Impact Minor Medium Major Extensive
(Safety) 1 2 3 4 5

4
Likelihood
A1,A2,B3,
3 B1,B2,F2
E1,E5,F1
C1,C2,C3,
2 B4,E2,E3 E4
D1,D2
1

Tabel 1.11 Matriks Risiko pada Aspek Lingkungan


Matriks Risiko Saverity
Keselamatan No Impact Minor Medium Major Extensive
(Safety) 1 2 3 4 5
5

4
Likelihood

A1,A2,B3,
3 B1,B2,E1
E5,F1,F2
B4,D1,D2,
2 C1,C2,C3
E2,E3,E4
1

Tabel 1.12 Matriks Risiko pada Aspek Bisnis


Matriks Risiko Saverity
Keselamatan No Impact Minor Medium Major Extensive
(Safety) 1 2 3 4 5
5

4
Likelihood

A1,A2,B2, B1,E1,E5,
3
B3 F1,F2
C3,D1,D2,
2 B4,E4 C1,C2,E2
E3
1

Berdasarkan matriks risiko yang telah dibuat, Tidak didapatkan risiko yang berada pada
red area sehingga tidak perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Akan tetapi Untuk
kedepannya perlu ditambahkan fasilitas pengecekan dengan metode non destructif test
(NDT). Pengujian non destruktif adalah salah satu dari kelompok luas teknik analisis
yang digunakan dalam industri sains dan teknologi untuk mengevaluasi sifat-sifat
material, komponen, atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan.
Tabel 1.13 Hasil Indeks Penilaian Kondisi Fasilitas
Penilaian
Penilaian Kondisi
NO Nama Alat integritas Skor (%) Dokumentasi
Fisik dan Operasional
struktur
1. Sherical Tank Berdasarkan hasil Kapasitas 87.49%
pemeriksaan dan struktur atau
pengambilan data di sistem memenuhi
lapangan melalui persyaratan
pengamatan secara teknis dimana
visual diperoleh tidak
kondisi tangki secara membutuhkan
fungsional dalam perbaikan atau
keadaan baik. peningkatan. Manhole
Couting pada bagian Namun, tindakan
luar tangki berlumut proteksi perlu
dan beberapa bagian dipertimbangkan.
mengalami korosi
sehingga dilakukan
pembersihan.
Pressure gauge dan
Temperature
Nozzle
Transmitter dicek
secara berkala.
Kondisi nozzle dan
manhole secara visual
terdapat korosi pada
bagian luar akan
tetapi masih berfungsi
dengan baik. Kondisi
pada sambungan las,
Temperature Transmitter
insulasi, fire proofing,
pondasi, bracing,
kolom, dan kondisi
lingkungan dalam
keadaan baik.

Preasure gauge

Pondasi, Kolom dan Bracing

2. LPG Loading/Backloading Pump Berdasarkan hasil Alat dapat 95.1%


pemeriksaan dan beroperasi
pengambilan data di dengan baik,
lapangan diperoleh struktur dan
kondisi LPG sistem dapat
Loading/Backloading digunakan atau
Pump kondisi bagus beroperasi,
namun terdapat korosi hanya saja
di bagian tertentu. membutuhkan
Untuk pada bagian perawatan
valve kondisi baik berkala.
dan sejauh ini belum
pernah mengalami
kebocoran. kondisi oli
melalui sigh glass
dalam keadaan
normal ( tinggi Sight glass
permukaan oli berada
ditengah-tengah sigh
glass). Noise dan
vibrasi normal. Suhu
berada dalam
temperature aman, 38
derajat celcius atau
dibawah suhu ambang Shaftnoise
batas 50 derajat
celcius. Laju aliran
produk stabil.
Tekanan isap
(suction) dan tekanan
keluar (discharge),
yang dilihat pada
pressure gauge, Baseplate dan baut pondasi
nilainya sesuai
dengan data
spesifikasi teknis
didalam datasheet
Pompa. Tidak ada
kebocoranpada
suction/discharge.
Relief valve dan
Strainer dalam
kondisi baik. Relief valve

streainer
3. Piping Inspection Berdasarkan hasil Tidak diperlukan 89%
pemeriksaan dan perbaikan atau
pengambilan data di peningkatan
lapangan melalui namun
pengamatan secara dibutuhkan
visual diperoleh perawatan untuk
kondisi insulasi, menjaga
sambungan flanges, operasional.
Pipa gas
expansions bellows, Urgensi
pipa pendam, buried perbaikan masih
piping, bonding rendah.
cables dalam kondisi
baik dan belum
pernah terjadi
kerusakan pada pipa.
Pada coating terdapat
lumut dan sedikit Katup pengaman
karat.
Bonding cabels

Expansion Bellows
4. Metering liquid ship Berdasarkan hasil Semua elemen 94.1%
loading/unloading pemeriksaan dan struktur utama
Metering vapour ship pengambilan data di berfungsi dengan
loading/unloading lapangan pada ship baik, meski
loading inpeksion terdapat lumut
yang terdiri atas pada lapisan
metering liquid ship / coating alat.
unloading untuk Butuh dilakukan
mengangkut material perawatn lapisan
dari kapal ke coating.
spherical tank, dan
vapour ship loading
dalam kondisi baik.
Kondisi visual
coating berlumut,
kondisi sambungan
flanges berkarat.

Odorant system Odorant system yang Tidak ada 93,6%


berfungsi sebagai zat penurunan
pembau untuk piranti integritas alat
keselamatan operasi atau memenuhi
yang memberikan persyaratan
5.
tanda adanya gas teknis
bumi yang diberikan
pada infrastruktur
jargas, dalam keadaan
baik.
6. Metering liquid Truck Loading dan Berdasarkan hasil Semua elemen 96%
Metering vapour Truck Loading pemeriksaan dan masih baik,
pengambilan data di tetapi terdeteksi
lapangan dipoperoleh beberapa karat
Metering liquid Truck kecil pada
Loading berfungsi beberapa bagian
dengan baik namun namun tidak
ditemukan korosi mempengaruhi
pada baut. kinerja alat
Korosi pada baut

Katup Liquid Truck Loading


Temperatur Gauge Liquid dan
Vapour Truck Loading
Keutuhan Lapisan
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 55.56
Skor 50.004 Kondisi Cat
Penilaian (Skala 10) 9 Komponen Estetika
Konsistensi Warna Bobot (%) 12.50 Penilaian (Skala 10) 11.25
Penilaian (Skala 10) 9 Skor 11.25 Bobot (%) 12.50
Bobot (%) 44.44 Skor 14.0625
Skor 39.996

Level glass pressure gauge


TANGKI
Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 10.00 Bobot (%) 15.00
Skor 10 Skor 15

fire proofing temperature transmitter Spherical Tank


Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 9.15
Bobot (%) 10.00 Bobot (%) 10.00 Bobot (%) 62.50
Skor 10 Skor 10 Skor 57.1875

sambungan las nozzle


Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 8
Bobot (%) 10.00 Bobot (%) 10.00
Skor 9 Skor 8 TANGKI
Penilaian (Skala 10) 87.49269
coating manhole Bobot (%) 100.00
Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 8 Skor 87.49269
Bobot (%) 15.00 Bobot (%) 20.00
Skor 13.5 Skor 16

kolom
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 55.05
Skor 49.545 pondasi
Penilaian (Skala 10) 8.5505
bracing Bobot (%) 12.50
Penilaian (Skala 10) 8 Skor 10.68813
Bobot (%) 44.95
Skor 35.96

Panel Distribusi
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 58.33 Listrik Utilitas
Skor 58.33 Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 28.13) 12.5
Bobot (%) 12.50 Bobot (%) 12.50
Kerapihan Instalasi Skor 12.5 Skor 5.554568
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 41.67
Skor 41.67
Keutuhan Lapisan
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 60.00
Skor 54 Kondisi Cat
Penilaian (Skala 10) 9
Konsistensi Warna Bobot (%) 32.50
Penilaian (Skala 10) 9 Skor 29.25
Bobot (%) 40.00
Skor 36

Sight glass LPG Loading/Backloading Pump


LPG Loading/Backloading Pump
Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 9.28
Bobot (%) 14.00 Bobot (%) 16.63
Skor 12.6 Skor 15.43

Temperatur Shaftnoise
Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 12.34 Bobot (%) 54.10
Skor 11.11 Skor 54.1 Noise
Penilaian (Skala 10) 9.88
Baseplate dan baut pondasi Pipa Bobot (%) 57.50
Penilaian (Skala 10) 9.3 Penilaian (Skala 10) 10 Skor 56.81
Bobot (%) 16.67 Bobot (%) 12.73
Skor 15.50 Skor 12.73

Relief valve Vibrasi pompa Utilitas LPG Loading/Backloading Pump


Penilaian (Skala 10) 9.1 Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 9.75 Penilaian (Skala 10) 9.51
Bobot (%) 13.37 Bobot (%) 16.54 Bobot (%) 67.50 Bobot (%) 100.00
Skor 12.17 Skor 16.54 Skor 65.84 Skor 9.51

streainer
Penilaian (Skala 10) 9 Panel Distribusi
Bobot (%) 14.65 Penilaian (Skala 10) 10
Skor 13.19 Bobot (%) 58.33 Listrik
Skor 58.33 Penilaian (Skala 10) 9.58
Arus listrik Bobot (%) 42.50
Penilaian (Skala 10) 10 Kerapihan Instalasi Skor 40.73
Bobot (%) 14.41 Penilaian (Skala 10) 9
Skor 14.41 Bobot (%) 41.67
Skor 37.50
Pressure gauge
Penilaian (Skala 10) 9.5
Bobot (%) 14.56
Skor 13.832
Keutuhan Lapisan
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 76,88
Skor 69,192 Kondisi Cat
Penilaian (Skala 10) 7,7202
Konsistensi Warna Bobot (%) 62,70
Penilaian (Skala 10) 9 Skor 48,40565
Bobot (%) 8,90
Skor 8,01 Penutup Atap Komponen Estetika
Penilaian (Skala 10) 8 Penilaian (Skala 10) 7,943365
Bobot (%) 29,69 Bobot (%) 72,50
Skor 23,752 Skor 57,5894

List Lantai Arsitektur dan Keruangan


Penilaian (Skala 10) 8,5 Penilaian (Skala 10) 9,228189
Bobot (%) 8,56 Bobot (%) 53,56
Skor 7,276 Skor 49,42618

coating sambungan flanges


PIPA
Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 9,7
Bobot (%) 55,05 Bobot (%) 16,63
Skor 49,545 Skor 16,1311

Expansions bellows pipa pendam


Penilaian (Skala 10) 9,2 Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 18,27 Bobot (%) 54,10
Skor 16,8084 Skor 48,69 Komponen Ruang
Penilaian (Skala 10) 9,25133
pipa LPG Valves Bobot (%) 37,50
Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 9,8 Skor 34,69249
Bobot (%) 12,26 Bobot (%) 12,73
Skor 12,26 Skor 12,4754 PIPING
Penilaian (Skala 10) 96,04492
Katup Pengaman tes station Bobot (%) 93,00
Penilaian (Skala 10) 8,8 Penilaian (Skala 10) 9,2 Skor 89,32177
Bobot (%) 14,42 Bobot (%) 16,54
Skor 12,6896 Skor 15,2168

Rangka Atap dan Rusuk


Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 29,67 Struktur Atas Struktur
Skor 26,703 Penilaian (Skala 10) 9,42198 Penilaian (Skala 16.67) 15,70644
Bobot (%) 16,67 Bobot (%) 38,20
Struktur Kuda Kuda Skor 15,70644 Skor 35,99196
Penilaian (Skala 10) 9,6
Bobot (%) 70,33
Skor 67,5168

Panel Distribusi
Penilaian (Skala 10) 8,9
Bobot (%) 58,33 Listrik Utilitas
Skor 51,9137 Penilaian (Skala 10) 13,19137 Penilaian (Skala 28.13) 29,1925
Bobot (%) 22,13 Bobot (%) 10,24
Kerapihan Instalasi Skor 29,1925 Skor 10,62678
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 80,00
Skor 80
Keutuhan Lapisan
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 55,56
Skor 50,004 Kondisi Cat
Penilaian (Skala 10) 9
Konsistensi Warna Bobot (%) 61,75
Penilaian (Skala 10) 8,8 Skor 55,575
Bobot (%) 44,44
Skor 39,1072 Penutup Atap Komponen Estetika
Penilaian (Skala 10) 9 Penilaian (Skala 10) 8,97432
Bobot (%) 29,69 Bobot (%) 62,50
Skor 26,721 Skor 56,0895

List Lantai Odorant


Penilaian (Skala 10) 8,7 Penilaian (Skala 10) 9,35895
Bobot (%) 8,56 Bobot (%) 61,50
Skor 7,4472 Skor 57,55754

Odorant

PaneL Control
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 54,10
Skor 54,1 Komponen Ruang
Penilaian (Skala 10) 10
Pompa Injector Bobot (%) 37,50
Penilaian (Skala 10) 10 Skor 37,5
Bobot (%) 45,90
Skor 45,9 Bangunan
Penilaian (Skala 10) 9,36787
Bobot (%) 100,00
Skor 93,6787

Rangka Atap dan Rusuk


Penilaian (Skala 10) 9,7
Bobot (%) 29,67 Struktur Atas Struktur
Skor 28,7799 Penilaian (Skala 10) 9,20769 Penilaian (Skala 10) 9,20769
Bobot (%) 16,67 Bobot (%) 27,00
Struktur Kuda Kuda Skor 15,34922 Skor 24,86076
Penilaian (Skala 10) 9
Bobot (%) 70,33
Skor 63,297

Panel Distribusi
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 58,33 Listrik Utilitas
Skor 58,33 Penilaian (Skala 10) 9,79165 Penilaian (Skala 10) 9,79165
Bobot (%) 28,13 Bobot (%) 11,50
Kerapihan Instalasi Skor 27,54391 Skor 11,2604
Penilaian (Skala 10) 9,5
Bobot (%) 41,67
Skor 39,5865
Keutuhan Lapisan
Penilaian (Skala 10) 8.5
Bobot (%) 55.56
Skor 47.226 Kondisi Cat
Penilaian (Skala 10) 8.2778
Konsistensi Warna Bobot (%) 70.75
Penilaian (Skala 10) 8 Skor 58.56544
Bobot (%) 44.44
Skor 35.552

LIQUID & VAPOUR TRUCK LOADING

Flow Transmitter Grounding system


Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 17.50 Bobot (%) 17.50
Skor 17.5 Skor 17.5

Grounding system Ball & DBB Valve


Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 10 Alat
Bobot (%) 15.00 Bobot (%) 12.50 Penilaian (Skala 10) 96.06544
Skor 15 Skor 12.5 Komponen Alat Bobot (%) 100.00
Penilaian (Skala 10) 10 Skor 96.06544
Y straine Temperature Gauge Bobot (%) 37.50
Penilaian (Skala 10) 10 Penilaian (Skala 10) 10 Skor 37.5
Bobot (%) 12.50 Bobot (%) 12.50
Skor 12.5 Skor 12.5

Pressure Gauges
Penilaian (Skala 10) 10
Bobot (%) 12.50
Skor 12.5

.
1.14 Daftar Sisa Umur Mesin dan Peralatan
Umur Mesin
Rasio Umur Mesin
Tanggal dan Sisa Umur
Daftar Mesin dan Peralatan dan Peralatan
Akusisi Peralatan
(Bulan) (Bulan) (%)
25
360 70.56
spherical tanks 28-Feb-14 4
13
240 55.83
water tank 28-Feb-14 4
7
180 41.11
ATG 28-Feb-14 4
7
180 41.11
LPG pumps 28-Feb-14 4
7
180 41.11
LPG compressor 28-Feb-14 4
13
240 55.83
fire fighting - water pumps 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Odorant system 28-Feb-14 4
13
240 55.83
weighing bridge 28-Feb-14 4
13
240 55.83
Gensets + Synchronizer panel 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Main Panel, MCC 28-Feb-14 4
25
360 70.56
Power Distribution cabling & grounding 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Lighting for Road & buildings 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Lightning arrester & grounding 28-Feb-14 4
UPS 28-Feb-14 180 7 41.11
4
7
180 41.11
Switch gear 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Travo 28-Feb-14 4
1
120 11.67
Truck Loading Metering systems 28-Feb-14 4
13
240 55.83
TLA 28-Feb-14 4
1
120 11.67
Ship unloading/backloading meter systems 28-Feb-14 4
13
240 55.83
metering house 28-Feb-14 4
1
120 11.67
Instrument air 28-Feb-14 4
Pipa (LPG & water - fire fighting system), valves 25
360 70.56
& fittings 28-Feb-14 4
1
120 11.67
Fire & Gas Detector system 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Fire monitors 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Fire hydrants 28-Feb-14 4
7
180 41.11
Fire extinguishers 28-Feb-14 4
7
180 41.11
sprinkler nozzles 28-Feb-14 4
1
120 11.67
portable fire pump 28-Feb-14 4
13
240 55.83
TAS 28-Feb-14 4
Filling Shed 28-Feb-14 240 13 55.83
4
7
180 41.11
sandfill layer & compacted 28-Feb-14 4
25
360 70.56
pipa 10" 28-Feb-14 4
25
360 70.56
pipa 6" 28-Feb-14 4
25
360 70.56
coating pipa 10" 28-Feb-14 4
25
360 70.56
coating pipa 6" 28-Feb-14 4
1
120 11.67
cathodic protection 28-Feb-14 4
B. Capital Expenditure (CapEx) dan Operational Expenditure atau (OpEx)
CapEx dan OpEx pada penelitian ini dilakukan analisa ekonomi untuk
mengidentifikasi masukan berupa struktur biaya.
• Secara umum basis untuk biaya komponen CapEx adalah biaya
yang dikeluarkan untuk alat dan bangunan senilai 44.642.718$
USD.
• Biaya Operasi OpEx adalah besarnya dana yang harus
dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan operasi. Pada
analisis ini diperoleh biaya maintenance sebesar 239.472$
USD/month atau 1% dari standar biaya maintenance operasional
minimum yaitu 2%.
• Biaya OpEx yang dikeluarkan meliputi kegitan operasional dan
maintenance ringan yang dilakukan tiap tahun bulan secara
berkala sehingga biaya yang di keluarkan untuk kegiatan tersebut
dibawah batas minimum.

C. Analisa teknis, komersial dan potensi risiko transfer Tangki LPG Makasar ke
TLPG BDE Makasar

Gambar 22 .(a) Lokasi Pengangkutan dan (b) Pemindahan Alat

Hasil teknis, komersial dan potensi risiko transfer Tangki LPG Makasar ke TLPG
BDE Makassar dengan kapasitas tangki 1250 ton adalah sebagai berikut:
• Pemindahan jalur laut
Pemindahan jalur laut dilakukan dengan mengangkut tangki dari
Tangki LPG Makasar ke TLPG BDE Makassar Pelabuhan (Soekarno-
Hatta ke Jetty ) dengan menggunakan kapal tongkang. Akan tetapi
untuk mengangkat dan menurunkan tangki ke kapal maka diperlukan
pemasangan crane statis dilokasi Pelabuhan soekarno-hatta dan juga
jetty. Selain itu perlu dilakukan pembukaan jalur selebar 10 meter
dengan Panjang kurang lebih 3 km untuk mengangkut tangki ke
lokasi rencana peletakan tangki. Dibutuhkan juga kendaraan
pengangkut dari jetty ke lokasi. dari paparan diatas dapat disimpulkan
bahwa tangki tidak bisa dipindahkan melalui jalur laut karena tidak
ada kendaraan yang bisa mengangkut tangki dari jetty ke lokasi.
selain itu biaya yang dikeluarkan juga cukup besar karna dibutuhkan
penyewaan kapal tongkang dan crane. Dibutuhkan juga pembuataan
jalur baru yang memakan bayak biaya dan waktu
 Pemindahan jalur udara
Pemindahan tangki dari Tangki LPG Makasar ke TLPG BDE
Makassar (Pelabuhan Soekarno-Hatta ke lokasi BDE) dibutuhkan
beberapa helikopter dengan daya angkut besar untuk mengangkut
tangki yang berkaspasitas 1250 Ton. Hal ini sulit dilakukan
mengingat helikopter tersebut, unitnya di Indonesia terbatas dan
cukup memakan biaya yang besar jika diaplikasikan.

D. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(SMK3/HSSE)

Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan kerja adalah manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang masih rendah. Melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 50 tahun 2012, pemerintah menetapkan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan

kebijakan pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya

menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja [15].

Penjelasan pasal 87 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (UU 13/2003), mendefinisikan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

sebagai bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,

pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan

kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif [16].

Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 (PP

50/2012) menyebut tujuan penerapan SMK3 di perusahaan, untuk:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat

pekerja/serikat buruh, dan

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk

mendorong produktivitas [17].

Kewajiban menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) di perusahaan diatur dalam pasal 87 UU 13/2003, yang

menegaskan “setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen

perusahaan.” Kewajiban tersebut, diperjelas dalam pasal 5 PP 50/2012, berlaku

bagi perusahaan yang:

 Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau

 Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi [18].


Mengenai tingkat potensi bahaya tinggi, PP 50/2012 menyebut perusahaan

yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang tetapi menggunakan bahan,

proses dan instalasi yang memiliki resiko besar dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) seperti peledakan, kebakaran, pencemaran

lingkungan, pencemaran radioaktif, wajib menerapkan SMK3 [19].

Pasal 6 PP 50/2012 menyebut, SMK3 meliputi:

a. Penetapan kebijakan K3; Paling sedikit harus melakukan tinjauan

awal kondisi K3 yang meliputi:

1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

 Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor

lain yang lebih baik

 Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan

 Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian

sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan, dan

 Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang

disediakan [20].

2. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara

terus- menerus

3. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat

pekerja/serikat buruh.

b. Perencanaan K3; Perencanaan K3 paling sedikit memuat:

1. Tujuan dan sasaran,

2. Skala prioritas,

3. Upaya pengendalian bahaya,


4. Penetapan sumber daya,

5. Jangka waktu pelaksanaan

6. Indikator pencapaian, dan

7. Sistem pertanggungjawaban.

c. Pelaksanaan rencana K3; Pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh

pengusaha berdasarkan rencana K3 yang telah disusun dan didukung oleh

sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana

d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3; Pemantauan dan evaluasi kinerja

K3 melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal

SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten.

e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3; Peninjauan dan peningkatan

kinerja SMK3 bertujuan untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas

penerapan SMK3. Peninjauan dilakukan terhadap kebijakan,

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi [21].

Anda mungkin juga menyukai