MEKANIKA FLUIDA
Yogyakarta, 2008
Asisten
1
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................ 1
4. Nomenklatur.................................................................................... 6
5. Teori ................................................................................................ 6
7. Pembahasan ................................................................................... 7
5. Nomenklatur.................................................................................. 10
6. Teori .............................................................................................. 10
7. Pembahasan ................................................................................. 12
2
2. Alat Dan Bahan ............................................................................. 13
4. Nomenklatur.................................................................................. 15
5. Teori .............................................................................................. 15
5. Nomenklatur.................................................................................. 20
6. Teori .............................................................................................. 21
5. Nomenklatur.................................................................................. 28
6. Teori .............................................................................................. 29
3
2. Alat Dan Bahan……………………………………………………....30
3. Prosedur Percobaan…………………………………………………31
4. Nomenklatur ………………………………………………………….31
5. Teori …………………………………………………………………..32
LAMPIRAN …………………………………………………………………….
4
BAB I KALIBRASI ALAT UKUR TEKANAN
BOURDON
3. Prosedur percobaan
a. Letakkan alat ukur bordon dalam keadaan horizontal dengan mengatur
nivo, untuk meyakinkan agar piston benar-benar bekerja dalam arah
vertikal. Hal ini penting untuk memastikan transfer dari beban yang
bekerja vertikal.
b. Lepaslah piston lalu buka semua keran, masukkan air dari katup inflow
sampai semua pipa terisi air. Usahakan agar gelembung udara tidak
terperangkap di dalam. Setelah itu tutuplah keran inflow, sedangkan katup
lainnya yang berhubungan dengan silinder tetap terbuka.
c. Pasang kembali piston, kemudian catat tekanan yang terjadi (tekanan pada
gauge).
d. Pasang pemberat sedikit demi sedikit mulai dari 0,5 kg, 0,5 kg, 1kg, 2,5
kg. Catat tekanan yang terjadi pada gauge, setelah itu turunkan beban satu
persatu dan catat kembali tekanannya.
5
e. Gambarlah grafik hubungan antara tekanan sebenarnya dengan tekanan
yang terbaca pada gauge. Gambarkan pula grafik hubungan antara
pembacaan tekanan dengan kesalahan absolute pengukur dan juga
pembacaan tekanan dengan % kesalahan pengukur tekanan.
4. Nomenklatur
d 2
Luasan piston m2 A Dihitung A=
4
Berat yang dikenakan pada
Massa pemberat kg Mw Diukur
kalibrator
Total massa kg M Dihitung M = Mp+ Mw
Pembacaan diambil dari Alat
Pembacaan alat KNm-2 G Diukur
Tekanan Bourdon
Mg
Tekanan Silinder KNm-2 P Dihitung p=
A
Kesalahan absolut
KNm-2 Ea Dihitung Ea = G-P
alat
GP
% kesalahan alat % Ea Dihitung E% = x100
P
5. Teori
Penggunaan dari piston dan pemberat dengan silinder menghasilkan tekanan
yang dapat diukur, P
F
P= (pascal)
A
di mana
6
F = Mg
Dengan
F: adalah gaya yang diberikan pada cairan dalam silinder kalibrator
M: adalah total massa (termasuk piston) dan
A: adalah luasan piston
6. Hasil Proses
Semua pembacaan sebaiknya ditabelkan seperti berikut:
7. Pembahasan
Plotkan grafik pembacaan tekanan versus kesalahan absolute pengukur dan
juga pembacaan tekanan versus % kesalahan pengukur tekanan.
Berikan komentar anda mengenai keakuratan pengukur tekanan
Berikan komentar ukuran kesalahan pengukur tekanan hubungannya
dengan kesalahan pengukuran tekanan yang dihitung.
7
BAB II TEOREMA BERNOULLI (BERNOULLI’S
THEOREM DEMONSTRATION)
3. Data Teknis
Dimensi dari tabung dijelaskan berikut ini
Posisi tabung Lambang manometer Diameter (mm) Jarak dari A (m)
A h1 25.0 0.0000
B h2 13.9 0.0603
C h3 11.8 0.0687
D h4 10.7 0.0732
E h5 10.0 0.0811
F h6 25.0 0.1415
8
4. Prosedur Percobaan
a. Letakkan peralatan persamaan Bernoulli pada hidraulik bench kemudian
atur nivo agar dasarnya horizontal, hal ini penting untuk pengukuran tinggi
yang akurat pada manometer.
b. Hubungkan inlet ke suplai aliran bench; tutup katup bench dan katup
kontrol aliran dan nyalakan pompa. Perlahan-lahan buka katup bench
untuk mengisi alat percobaan (test rig) dengan air.
c. Untuk mengisi air dari keran tekanan dan manometer, tutup kedua katup
bench dan katup kontrol aliran, dan buka sekrup pengisi udara dan
pindahkan tutupnya dari katup pengatur udara. Buka katup bench dan
biarkan aliran mengalir melalui manometer untuk menghilangkan sekuruh
udara yang ada, kencangkan sekrup pengisi udara dan buka katup bench
dan katup kontrol aliran. Kemudian, buka sedikit katup pengisi udara
untuk membiarkan udara memasuki bagian atas manometer. Kencangkan
kembali sekrup ketika tinggi manometer mencapai tinggi yang dinginkan.
Jika dibutuhkan, tinggi manometer bisa disesuaikan menggunakan sekrup
pengisi udara dan pompa tangan yang disediakan. Ketika menggunakan
pompa tangan, sekrup pengisi harus terbuka. Untuk menahan tekanan
pompa tangan dalam sistem, sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
d. Pembacaan harus dilakukan pada tiga macam debit. Ambil set pertama
pembacaan pada debit maksimum (h1-h5 besar), kemudian kurangi debit
volume untuk memberikan perbedaan tinggi h1-h5 sekitar 50 mm. Lalu
ulangi percobaan untuk menghasilkan perbedaan tinggi yang berada
diantara kedua test di atas. Catat semua datanya.
e. Ukur volume dengan waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan
tangki volumetrik, untuk menentukan besarnya debit. Lamanya
pengumpulan air sekurang-kurangannya satu menit untuk mengurangi
kesalahan pengukuran waktu.
9
5. Nomenklatur
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Volume M3 V Diukur Diambil dari skala pembacaan pada
terkumpul hiraulik bench. Volume yang
terkumpul diukur dalam liter.
Konversikan ke m3 untuk perhitungan
(dibagi dengan 1000)
Waktu S T Diukur Waktu untuk mengumpulkan volume
pengumpulan air pada hidraulik bench
Debit M3/s Qv Dihitung
v Volume terkumpul
Qv= =
T Waktu pengumpulan
6. Teori
Dengan :
10
p = tekanan statis yang terdeteksi pada lubang di samping
v = kecepatan fluida
z = elevasi vertikal fluida
Jika tabung horizontal, perbedaan tinggi bisa diabaikan. z1 = z2
2 2
p1 v1 p v
sehingga, 2 2
g 2 g g 2 g
2
u 2 2 a2 u22
h1 h2
2 g a1 2 g
11
……………………………... (2.3)
2 g (h1 h2)
u2
1 (a 2 / a1) 2
2 g (h1 h2)
Qth a 2
1 (a 2 / a1) 2
7. Pembahasan
Berikan komentar terhadap validitas Persamaan Bernoulli untuk
Aliran konvergen
Aliran divergen
Berikan asumsi yang jelas pada penurunan persamaan Bernoulli dan berikan
penjelasan untuk komentar anda tersebut.
Berikan komentar pada perbandingan tinggi total yang didapat.
Gambarkan Grafik hubungan antara Qnyata dengan Qth.
12
BAB III PESAWAT OSBORNE REYNOLDS
3. Prosedur Percobaan
a. Letakkan perangkat Reynolds pada permukaan yang tetap dan bebas
getaran (bukan hydraulic bench) dan pastikan bahwa dasar permukaan
horizontal.
b. Hubungkan penghubung outlet bench ke pipa inlet. Hubungkan luapan
tangki head ke tangki volumetrik hydraulic bench.
c. Nyalakan pompa. Perlahan-lahan buka katup kontrol aliran, kemudian
buka katup bench dan biarkan sistem terisi air. Periksa bahwa pipa
visualisasi aliran terisi dengan benar. Ketika ketinggian air pada tangki
head mencapai tabung luapan, sesuaikan katup kontrol bench untuk
menghasilkan debit keluar yang rendah.
d. Periksa bahwa katup kontrol pewarna juga tertutup. Tambahkan pewarna
ke penampung pewarna (dye reservoir) sampai terisi 2/3 penuh.
13
Hubungkan jarum hypodermik. Tahan peralatan pewarna di atas bak
pencuci, dan buka katup, untuk memeriksa aliran bebas pewarna.
e. Sesuaikan katup bench dan katup pengontrol aliran untuk mengembalikan
debit yang keluar ke aliran yang pelan (jika dibutuhkan), kemudian
diamkan alat sekurang-kurangnya lima menit sebelum memulai percobaan
lagi.
f. Amati jenis aliran yang terjadi.
g. Ukur debit volume dengan waktu yang terkumpul, dan ukur temperatur
aliran yang keluar (temparatur air yang terkumpul di silinder pengukur).
Tentukan viskositas kinematik dari lembar data yang disediakan, dan
periksa angka Reynolds yang berhubungan dengan tipe aliran ini.
h. Lakukan pengamatan beberapa kali sampai didapat jenis aliran laminar,
transisi, dan turbulen dengan mengatur debit.
i. Gambarkan grafik hubungan antara kecepatan aliran (v) dengan bilangan
Reynolds (Re).
14
4. Nomenklatur
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Diameter pada pipa percobaan.
Diameter pipa Diameter diukur dalam mm.
m d Diberikan
percobaan Konversikan ke meter untuk
perhitungan
Volume fluida yang terkumpul pada
silinder pengukur. Volume diukur
Volume terkumpul m3 V Diukur dalam ml. Konversikan ke meter kubik
untuk perhitungan (bagi pembacaan
dengan 1,000,000)
Waktu yang diambil untuk
Waktu
s t Diukur mengumpulkan volume air pada tabung
pengumpulan
silinder.
0 Temperatur air yang meninggalkan
Temperatur air C Diukur
session percobaan
Lihat tabel
Viskositas
m2/s Diukur
kinematik
V
Debit m3/s Qt Dihitung Qt = =
t Volume terkumpul
Waktu
Kecepatan fluida pengumpulan
melalui pipa
Debit
Kecepatan cm/s V Dihitung V=
Luasan pipa
ud
Angka Reynolds Re Dihitung Re =
v
5. Teori
Aliran dapat dibedakan dalam aliran laminer dan turbulen. Aliran
lambat didominasi oleh gaya viskos, cenderung beraturan, bisa diprediksikan
dan disebut laminer. Pada aliran laminer, fluida berkelakuan seperti lapisan-
lapisan konsentris (laminer) yang saling meluncur dengan kecepatan
15
maksimum pada sumbunya, kecepatan nol pada dinding tabung dan
membentuk sebuah distribusi kecepatan parabolik. Pewarna yang diinjeksikan
pelan-pelan pada suatu titik pada aliran pipa laminer akan meluncur
bersamaan dengan aliran untuk membentuk garis nyata dan jelas.
Pencampuran hanya bisa terjadi dengan difusi molekular.
Penambahan debit secara perlahan-lahan akan megubah perlakuan
aliran karena inersia aliran (sehubungan dengan kerapatannya) menjadi lebih
signifikan dari gaya viskos; hal ini menjadikan aliran menjadi turbulen. Pada
aliran pipa turbulen, pewarna yang diijeksikan pada suatu titik dengan cepat
akan tercampur sehubungan dengan gerak lateral substansial dalam aliran dan
perlakuan pewarna tanpak menjadi chaos (tidak beraturan). Gerakan ini
muncul tidak beraturan dan muncul dari pertambahan ketidakstabilan dalam
aliran. Perlakuan detail tidak mungkin diprediksikan kecuali dengan hal
statistika.
Ada sebuah tingkat antara, aliran transisional, di mana aliran berwarna
akan muncul kacau dan menunjukkan semburan percampuran yang kadang
ada dan kadang tidak, diikuti oleh perlakuan yang lebih laminer.
Angka Reynolds, Re, menyediakan cara yang berguna untuk
menentukan karakteristik aliran, didefinisikan sebagai :
ud
Re =
v
16
(10-6 x m2/s) (10-6 x m2/s)
0 1.793 25 0.893
1 1.732 26 0.873
2 1.674 27 0.854
3 1.619 28 0.836
4 1.568 29 0.818
5 1.520 30 0.802
6 1.474 31 0.785
7 1.429 32 0.769
8 1.386 33 0.753
9 1.346 34 0.738
10 1.307 35 0.724
11 1.270 36 0.711
12 1.235 37 0.697
13 1.201 38 0.684
14 1.169 39 0.671
15 1.138 40 0.658
16 1.108 45 0.602
17 1.080 50 0.554
18 1.053 55 0.511
19 1.027 60 0.476
20 1.002 65 0.443
21 0.978 70 0.413
22 0.955 75 0.386
23 0.933 80 0.363
24 0.911 85 0.342
Contoh. Pada 200 viskositas kinematik air adalah 1.002 x 10-6 m2/s.
17
BAB IV TEKANAN HIDROSTATIS
(HYDROSTATIC PRESSURE)
3. Data Teknis
Dimensi-dimensi dari peralatan berikut digunakan untuk perhitungan yang
benar. Jika dibutuhkan, nilai-nilainya dapat dicek kembali sebagai bagian dari
prosedur percobaan dan diganti dengan pengukuran anda sendiri.
18
4. Prosedur Percobaan
a. Tempatkan tangki peralatan hidrostatic pada hidraulik bench, dan
sesuaikan kakinya sampai nivo menunjukkan bahwa base horizontal.
Tempatkan lengan penyeimbang pada knife edges. Tempatkan
penggantung berat pada celah di akhir bagian lengan penyeimbang.
Pastikan bahwa katup drain tertutup. Pindahkan alat pengukur
keseimbangan berat sampai lengan horizontal.
b. Tambahkan massa kecil (50g) pada penggantung berat.
c. Tambahkan air sampai gaya hidrostatis pada permukaan akhir kuadran
menyebabkan lengan penyeimbang terangkat. Pastikan bahwa tidak ada
air terbuang pada bagian atas permukaan kuadran atau sisi sampingnya, di
atas ketinggian air.
d. Lanjutkan untuk menambahkan air sampai lengan penyeimbang
horizontal, tandai dengan menggarisi dasar lengan penyeimbang dengan
penandaan garis tengah bagian atas dan bawah pada saat seimbang (selama
bisa digunakan, tapi harus tetap dijaga konsistensinya selama percobaan).
e. Lanjutkan untuk menambahkan air sampai lengan penyeimbang
horizontal, tandai dengan menggarisi dasar lengan penyeimbang dengan
penandaan garis tengah bagian atas dan bawah pada saat seimbang (selama
bisa digunakan, tapi harus tetap dijaga konsistensinya selama percobaan).
Anda bisa membuat hal itu lebih mudah dengan mengisi tangki sedikit
demi sedikit, dan mendapatkan posisi keseimbangan dengan membuka
keran drain untuk aliran yang akan dikeluarkan.
f. Baca kedalaman yang timbul dari skala bacaan pada permukaan kuadran,
hasil yang akurat bisa didapat dengan pembacaan melihat garis sedikit di
bawah permukaan, untuk menghindari efek tegangan permukaan.
g. Ulangi prosedur di atas untuk setiap penambahan beban. Berat yang
disediakan untuk pertambahan 10, 20 dan 50 gram, tergantung dari jumlah
19
sampel yang dibutuhkan. Dianjurkan interval 50 gram untuk satu set hasil,
yang akan memberkan total 19 sampel.
h. Ulangi sampai ketinggian air mencapai puncak skala bagian atas pada
permukaan kuadran.
i. Catat berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi hasil percobaan.
5. Nomenklatur
Judul kolom Satuan Notasi Tipe Deskripsi
Tinggi vertikal dari permukaan kuadran.
Tinggi kuadran M D Diberikan
Bisa diambil dari pengukuran sendiri
Lebar horizontal kuadran. Bisa diambil dari
Lebar kuadran M B Diberikan
pengukuran sendiri.
Panjang lengan penyeimbang. Bisa diambil
Panjang dari pengukuran sendiri.
M L Diukur
Penyeimbang Note: pengukuran harus dilakukan dari
penggantung berat ke titik tumpuan
Jarak dari bagian atas permukaan kuadran
Jarak kuadran ke
M H Diberikan vertikal ke tinggi tumpuan. Bisa dilakukan
pivot (tumpuan)
dengan pengukuran sendiri
Berat yang dikenakan pada lengan
Massa Kg M Diukur penyeimbang
Note: massa diberikan dalam gram
Kedalaman dasar kuadran di bawah
Kedalaman yang
M D Diukur permukaan bebas
ditimbulkan
Note: Skala alat dikalibrasikan dalam mm
Terendam sebagian
2
Bd
Gaya hidrostatis N F Dihitung F= g
2
Pusat tekanan mgL
M H" Dihitung h" =
percobaan F
Pusat tekanan d
M H" Dihitung h" = H -
teoritis 3
Terendam seluruhnya
D
Gaya hidrostatis F Dihitung F = gBD (d - )
2
mL
Pusat tekanan h" =
H" Dihitung D
hidrostatis BD (d )
2
20
D2 D
(d ) 2
Pusat tekanan
H" Dihitung h" = 12 2 H d
teoritis D
d
2
6. Teori
Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan
dimensi. Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori ini.
Meskipun teori untuk pesawat yang terendam sebagian dan tenggelam
seluruhnya sama, akan lebih jelas untuk meninjau kedua kasus tersebut secara
terpisah.
Keterangan :
L : jarak horizontal antara titik tumpuan dan tempat penyeimbang
D: tinggi permukaan kuadran
B: lebar permukaan kuadran
H: jarak vertikal antara dasar permukaan kuadran dan lengan tumpuan
C: pusat kuadran
P: pusat tekanan pada permukaan kuadran
21
1. Permukan pesawat terendam sebagian
Dengan :
d : kedalaman yang terendam
F : gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h : kedalaman pusat
h' : jarak pusat tekanan, P
h" : jarak garis aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan
melewati pusat tekanan, P
22
dengan luas A = Bd
d
dan h=C=
2
Sehingga
Bd 2
F = g ………………………….. (1)
2
Fh" = WL = mgL
mgL 2mL
h" = = (meter)
F Bd 2
23
Ix = Ic + Ah2
Bd 3 d Bd 3
Ix = Bd ( ) 2 = (m4) ……………………(3)
12 2 3
Dengan :
d : kedalaman yang terendam
24
F : gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h : kedalaman pusat
h' : jarak pusat tekanan, P
h" : jarak garis aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan
melewati pusat tekanan, P
25
Ix
h' =
Ah
Dengan Ix adalah momen kedua dari bagian luasan yang terendam.
Ix = BD d (m4)
12 2
2
D2 D
d
12 2
h" = H d
D
d
2
7. Aplikasi Teori
1. Berikan komentar pada berbagai variasi gaya dengan kedalaman.
2. Berikan komentar terhadap hubungan kedalaman pusat tekanan dan
kedalaman yang ditimbulkan.
Untuk hal (1) dan (2) di atas, berikan komentar apa yang terjadi ketika
pesawat sudah terendam seluruhnya.
Berikan komentar dan terangkan kemungkinan antara hasil teoritis dan
percobaan untuk kedalaman pusat tekanan.
Gambarkan grafik hubungan antara H”teoritis dengan H”eksperimen.
26
BAB V TUMBUKAN PANCARAN AIR
(IMPACT OF JET)
3. Prosedur Percobaan
a. Pindahkan plat bagian atas (dengan melepas sekrup berulir) dari silinder.
Pasang satu dari empat deflektor aliran. Atur ulang peralatan dan
tempatkan dalam saluran hidraulik bench. Hubungkan tabung inlet ke
penghubung bench. Aturlah agar alat dalam keadaan horisontal dengan
mengatur nivo.
b. Aturlah jarum agar menjukkan posisi yang seimbang pada pan beban.
c. Tempatkan massa sebesar 0.4 kg pada pan pemberat dan buka katup bench
untuk menghasilkan aliran. Sesuaikan letak katup sampai keseimbangan
statis dicapai dengan garis data pan pemberat segaris dengan alat/ jarum
pengatur ketinggian
27
d. Ulangi prosedur ini untuk berbagai massa yang dibebankan ke pan
pemberat. Kemudian ulangi seluruh percobaan untuk deflektor lainnya.
4. Data Teknis
Dimensi-dimensi dari peralatan berikut digunakan untuk perhitungan
yang benar. Jika dibutuhkan, nilai-nilai ini bisa diperiksa kembali sebagai
bagian dari prosedur percobaan dan diganti dengan pengukuran anda sendiri.
- Diameter nozzle d = 0.008 m
- Luasan potongan melintang nozzle A= 5.0265 x 10-5 m2
5. Nomenklatur
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Diameter nozzle Diameter nozzle, dalam m. Diameter
M Diukur diukur dalam mm. Konversikan ke
meter untuk perhitungan
Tipe deflektor Derajat Diukur Tipe deflektor yang digunakan
Volume yang Diambil dari skala pada hidraulik
terkumpul bench. Volume dalam liter.
m3 V Diukur
Konversikan ke meter kubik untuk
perhitungan (dibagi dengan 1000)
Waktu pengumpulan Waktu untuk mengumpulkan volume
S t Diukur
air dalam hidraulik bench
Massa yang Massa yang dibebankan ke pan
dikenakan Kg m Diukur pemberat untuk membantu mencapai
posisi statis
Debit volume V
m3/s Qt Dihitung Qt =
t
Kecepatan Qt
v= , kecepatan fluida yang
m/s v Dihitung A
meninggalkan nozzle
Kecepatan Digunakan untuk menjelaskan
dikuadratkan (m/s)2 v2 Dihitung hubungan antara debit dan massa yang
dibebankan untuk keseimbangan gaya
Gaya yang Gaya yang dihasilkan oleh deflektor
dikenakan N W Dihitung pada fluida = gaya tergantung dari
massa m
Kemiringan yang Kemiringan grafik v2 versus W
dihitung dari Dihitung
percobaan
Kemiringan teori s Dihitung Konstan diturunkan dari
28
s = A(cos +1)
6. Teori
Kecepatan fluida, v, meninggalkan luasan potongan melintang nozzle, A,
adalah
Qt
V=
A
Diasumsikan bahwa besar kecepatan tidak berubah selama fluida mengalir di
sekeliling deflektor, dan bahwa hanya perubahan arahnya saja.
Aplikasi hukum kedua Newton pada aliran yang terdefleksi menghasilkan
Fy = Qmv(cos +1)
7. Aplikasi Teori
Plotkan grafik kecepatan kuadrat versus applied mass. Bandingkan
kemiringan grafik ini dengan kemiringan yang dihitung secara teoritis.
S = A(cos +1)
Berikan komentar pada hasil percoban dan hasil teoritis dan berikan alasan
untuk perbedaan -perbedaan yang timbul
Berikan komentar pada setiap kesalahan percobaan secara signifikan.
29
BAB VI KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA
MELENGKUNG (ENERGY LOSSES IN BENDS)
30
3. Prosedur Percobaan
a. Aturlah perangkat Hydraulics Bench sehingga dasarnya horisontal.
b. Hubungkan inlet perlengkapan pengujian ke bench penyuplai aliran
dan jalankan pipa outlet sehingga tangki volumetrik dan penguncinya
berada pada tempatnya.
c. Bukalah katup bench, katup pintu, dan katup pengontrol aliran dan
jalankan pompa untuk mengisi air ke perlengkapan pengujian.
d. Bebaskan udara dari ujung keran bertekanan, tutup katup bench dan
katup pengontrol aliran pada manometer, buka sekrup pembebas udara,
dan pindahkan penyumbat dari dekat katup udara.
e. Hubungkan pipa kecil panjang pada katup udara ke tangki volumetrik.
f. Bukalah katup bench dan alirkan air melalui manometer untuk
membersihkan semua udara yang ada, kemudian kencangkan sekrup
pembebas udara dan buka sebagian katup bench dan katup pengontrol
aliran.
g. Bukalah sedikit sekrup pembebas udara untuk mengalirkan udara keluar
dari ujung manometer, kencangkan sekrup ketika manometer
menunjukkan level puncak.
h. Pastikan semua level manometer menunjukkan skala volume aliran
maksimum yang diperlukan (kira-kira 17 liter/menit). Level tersebut
dapat disetel dengan menggunakan sekrup pembebas udara dan pompa
tangan yang tersedia. Sekrup pembebas udara mengontrol aliran udara
yang melalui katup udara, sehingga ketika menggunakan pompa tangan,
sekrup pengambil udara harus terbuka, untuk menahan tekanan pompa
tangan pada sistem, sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
31
4. Nomenklatur
5. Teori
Kehilangan energi yang terjadi pada pipa umumnya dinyatakan dengan head
loss (h, meter), dengan rumus :
32
Δh = Kv2 / 2g
Untuk mengubah luas bagian pipa yang melintang melalui pelebaran dan
kontraksi, sistem diubah dalam tekanan statis. Perubahan ini dapat dihitung
dengan :
Untuk percobaan katup pintu, perbedaan tekanan sesudah dan sebelum pintu
diukur langsung menggunakan sebuah tekanan gauge. Hal tersebut dapat
dikonversikan untuk persamaan kehilangan energi menggunakan persamaan
:
33
Angka Reynolds adalah sebuah angka yang mengurangi dimensi yang
digunakan untuk membandingkan karakteristik aliran.
6. Hasil Percobaan
7. Aplikasi Teori
Latihan A, plotkan grafik head loss (Δh) versus dynamic head dan K
versus debit laju aliran Qt.
Latihan B, plotkan grafik persamaan head loss (Δh) versus dynamic
head dan K versus debit laju aliran Qt. Bagaimana faktor kehilangan
untuk variasi katup pintu dengan tingkatan / perluasan dari bukaan
katup?
Berikan komentar tentang berbagai hubungan tersebut.
Tergantung apakah kehilangan energi melalui pemasangan
pipa selama berlangsungnya kecepatan?
Periksa angka Reynolds yang telah didapatkan dan termasuk
jenis aliran laminer atau turbulenkah?
Apakah benar koefisien kehilangan adalah konstan untuk
sebuah rangkaian peralatan?
34
DAFTAR PUSTAKA
_________, 1992, Petunjuk praktikum Mekanika Fluida, Laboratorium
Mekanika Fluida dan Hidrolika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
UGM.
_________, 2003, Panduan Praktikum Mekanika Fluida, Asisten Mekanika
Fluida, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM
Teaching Manual, F1- 11, Dead Weight Calibrator, Armfield.
Teaching Manual, F1- 12, Hydrostatic Pressure Apparatus, Armfield.
Teaching Manual, F1- 15, Bernoulli’s Theorem Demonstration, Armfield.
Teaching Manual, F1- 16, Impact Of Jet, Armfield.
Teaching Manual, F1- 20, Osborne Reynolds Apparatus, Armfield.
Teaching Manual, F1- 22, Energy Losses In Bends, Armfield
Teaching Manual, F1- 25, Demonstration Pelton Turbine, Armfield
Triatmodjo, Bambang, 1996, Hidraulika I, Beta Offset, Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang, 1996, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta.
35