Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PITOT TUBE

Oleh :

1. Bryan Valentino Kurniawan C12170077


2. Halim Susanto C12170032
3. Hendra W.H C12170039
4. Yefta Hariputra C12180083
5. Victorius Roy C12180090
6. Matthew Jeremy C12180018

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Praktikum merupakan jenis kegiatan yang harus dilaksanakan oleh


mahasiswa.
Mahasiswa diberi ilmu berupa teori yang dapat dilakukan untuk praktik
didunia kerja, teori – teori dari praktikum tersebut kemudian dikembangkan
oleh mahasiswa dikehidupan sehari – hari dan dapat bermanfaat saat didunia
kerja.
Setelah diadakannya praktikum ini maka mahasiswa dapat mengetahui
kehidupan didunia kerja nantinya, serta bisa menjadikan pengalaman selama
praktikum tersebut sebagai media mengembangkan ilmu yang sudah didapat,
karena lebih mengetahui bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya.
Untuk itu diperlukan rasa kesungguhan yang baik karena praktikum ini dapat
menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa setelah lulus dari
universitas.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa point yang akan dibahas dalam laporan ini. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Mencari rata – rata masa jenis dari cairan yang digunakan
b) Mencari besar perbedaan tekanan stagnasi dan statis
c) Mencari kecepatan aliran udara dalam lorong angin

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan yang sudah dibuat, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui rata – rata masa jenis dari cairan yang digunakan
b) Mengetahui besar perbedaan tekanan stagnasi dan statis
c) Mengetahui kecepatan aliran udara dalam lorong angin
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Tabung pitot


Tabung pitot adalah alat yang berfungsi sebagai pengukur kecepatan
udara. Cara kerja tabung pitot adalah mengukur tekanan stagnasi dan
tekanan statis yang kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
nilai tekanan udara.

Gambar 2.1. Struktur Tabung Pitot

Lubang dibagian tengah tabung pitot digunakan untuk mengukur


tekanan stagnasi. Lubang yang berada disisi tabung pitot digunakan untuk
mengkukur tekanan statis. Untuk mengukur tekanan stagnasi maupun
tekanan statis, maka tabung pitot harus diposisikan dengan benar. Lubang
stagnasi harus sejajar dengan arah angin dan lubang statis harus tegak lurus
dengan arah angin.
Tabung Pitot

Gambar 2.2. Posisi tabung pitot yang benar

Tabung pitot umumnya digunakan sebagai pengukur kecepatan


pada pesawat terbang, instrument cuaca pengukur kecepatan angin, dan
pengukur kecpatan lorong angin.

Gambar 2.3. Aplikasi Tabung Pitot pada a) Pesawat, b) Instrument Cuaca,


dan c) lorong Angin

2.2 Pstagnasi : Semua kecepatan dikonversikan menjadi tekanan pada aliran


lurus.
𝑃 𝑉2
+ = constant
𝑃 2
Pada Pstatis pada titik dalam aliran dimana kecepatan (V) yaitu Pstagnasi
(Po), dimana pada kecepatan stagnasi (Vo) adalah 0 (nol)
Pstagnasi = Psatis + Pdinamis
𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 1 2 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 1 2
+ 𝑉1 = + 𝜌 𝑉2
𝜌 2 𝜌 2

2 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 − 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖
𝑉 = √
𝑃𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

Pstagnasi = CP (Coefficient Pressure) = 1


𝑃𝑥,𝑦−𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠
CP = 1 2 =1
2
ρ 𝑉2

2.3 Pengujian Tabung Pitot


Prinsip Bernoulli merumuskan untuk aliran tidak termampatkan sebagai :
1 2
P + 𝜌𝑔ℎ + 𝜌 𝑉 = konstan
2

Dimana :
𝜌 = massa jenis fluida
M = massa fluida
V = volume fluida

Dengan menyederhanakan persamaan bernoulli untuk aliran tidak


termampatkan tersebut maka didapatkan :
1 2
𝑃𝑡 = 𝑃𝑠 + 𝜌𝑉
2
Dimana :
𝜌 = massa jenis fluida
M = massa fluida
V = volume fluida

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
 Lorong Angin
 Tabung Pitot
 Manometer Pipa V
 Krisbow KW06 – 564 differential pressure manometer
 Timbangan digital Precisa MM6000 series
 Gelas ukur Pyrex 100ml
 Minyak Rem

4.2 Prosedur
1. Sebelum lorong angin dinyalakan, pertama – tama dilakukan
penimbangan berat pyrex pada timbangan.
2. Masukan fluida manometer berupa minyak matic pada pyrex hingga
mencapai volume 60 ml.
3. Catat berat fluida manometer dan ulangi percobaan sebanyak 5 kali untuk
menentukan massa jenis fluida manometer.
4. Masukan fluida yang telah dicatat kedalam manometer pipa V.
5. Menyalakan lorong angin dan mengatur putaran motor kipas pada 800
RPM.
6. Sambungkan lubang tekanan stagnasi dan lubang tekanan satis dari tabung
pitot dari manometer pipa V.
7. Masukan tabung pitot kedalam lorong angin dengan posisi ditengah area
uji dan sejajar dengan aliran udara.
8. Catat perbedaan ketinggian fluida.
9. Sambungkan lubang tekanan stagnasi dan lubang tekanan statis dari
tabung pitot dengan manometer digital.
10. Catat perbedaan tekanan yang terbaca pada manometer digital
11. Ulangi langkah 6 hingga 10 untuk pengaturan motor kipas pada putaran
800, 1000, 1200 RPM.

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA

Tabel hasil pengamatan

Cairan 1 Cairan 2 Cairan 3 Cairan 4 Cairan 5


Massa (gr) 8,247 8,331 8,288 8,299 8,363
𝑉𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 = 10 ml

𝑉𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 = 10-6 𝑚3

RPM ∆𝑙𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑚) ∆𝑙𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑚)


800 0,001 0,009
1000 0 0,025
1200 0 0,046

Tugas

1. Rata-rata massa jenis (𝜌̅ )


𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + 𝑚4 + 𝑚5
𝑚
̅= 5

𝑚 = 8,247 + 8,331 + 8,288 + 8,299 + 8,3635𝑚


̅=
8,247 + 8,331 + 8,288 + 8,299 + 8,363
5
41,528
𝑚
̅= 5

𝑚
̅ = 8,3056 gr

𝑚
̅
𝜌̅ =
𝑉
8,3056
𝜌̅ =
10
𝑔𝑟
𝜌̅ = 0,83056 𝑐𝑚3
𝑘𝑔
𝜌̅ = 830,56 𝑚3

2. Perbedaan tekanan yang ditunjukkan manometer pipa f


∆𝑃 = 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 − 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖
∆𝑃 = 0,019 𝑘𝑃𝑎 − 0,0021 𝑘𝑃𝑎

∆𝑃 = 0,0169 𝑘𝑃𝑎
3. Besar tekanan stagnasi tabung pitot berdasarkan perbedaan tekanan yang
ditunjukkan oleh manometer pipa V

𝑃 = 𝜌𝑔ℎ

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 𝜌̅ 𝑔∆𝑙𝑠𝑖𝑛15𝑜

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 𝜌̅ 𝑔(𝑙1 − 𝑙0 )𝑠𝑖𝑛15𝑜

𝑘𝑔 𝑚
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = (830,56 𝑚3 ).(9,81 𝑠2 ).(0,120 − 0,119).sin15o

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 2,1 𝑃𝑎

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 0,0021 𝑘𝑃𝑎

4. Besar tekanan statis tabung pitot berdasarkan perbedaan tekanan yang


ditunjukkan oleh manometer pipa V

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 𝜌̅ 𝑔∆𝑙𝑠𝑖𝑛15𝑜

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 𝜌̅ 𝑔(𝑙1 − 𝑙0 )𝑠𝑖𝑛15𝑜

𝑘𝑔 𝑚
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = (830,56 ). (9,81 ). (0,146 − 0,137). sin15𝑜
𝑚3 𝑠2

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 18,98 𝑃𝑎

∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 0,019 𝑘𝑃𝑎

5. Besar tekanan stagnasi tabung pitot yang ditunjukkan oleh manometer digital
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (kPa) RPM
0,01 800
0 1000
0 1200
6. Besar tekanan statis tabung pitot yang ditunjukkan oleh manometer digital
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (kPa) RPM
0,12 800
0,20 1000
0,29 1200

7. Kecepatan udara dalam lorong angin


Dengan menggunakan pipa V diperoleh:
RPM ∆𝑙𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑚) ∆𝑙𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑚) ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑃𝑎) ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑘𝑃𝑎)
800 0,001 0,009 0,0021 0,019
1000 0 0,025 0 0,053
1200 0 0,046 0 0,097

𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 0,019 𝑘𝑃𝑎


= 19 𝑃𝑎
𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 0,0021 𝑘𝑃𝑎
= 2,1 𝑃𝑎
𝑘𝑔
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1,8
𝑚3

2 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 − 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖
𝑉̅ = √
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

2 (19) − (2,1)
𝑉̅ = √
1,8

35,9
𝑉̅ = √
1,8
𝑚
𝑉̅ = 4,46
𝑠

𝑚
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑃𝑎) ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑘𝑃𝑎) 𝑉̅ ( )
𝑠
0,0021 0,063 4,46
0 0,105 7,67
0 0,116 10,38
Dengan menggunakan manometer digital diperoleh:
RPM ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑃𝑎) ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑘𝑃𝑎)
800 0,01 0,12
1000 0 0,20
1200 0 0,29

𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 0,12 𝑘𝑃𝑎


= 120 𝑃𝑎
𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 = 0,01 𝑘𝑃𝑎
= 10 𝑃𝑎
𝑘𝑔
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1,8
𝑚3

2 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 − 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖
𝑉̅ = √
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

2 (120) − (10)
𝑉̅ = √
1,8

230
𝑉̅ = √
1,8
𝑚
𝑉̅ = 11,30
𝑠

𝑚
∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑔𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑃𝑎) ∆𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 (𝑘𝑃𝑎) 𝑉̅ ( )
𝑠
0,01 0,12 11,3
0 0,20 14,9
0 0,29 17,9
8. Grafik tekanan yang ditunjukkan oleh manometer pipa V

Grafik Fungsi Manometer Pipa V


0.12

0.1

0.08
P (kPa)

0.06
y = 0.0002x - 0.1387
0.04

0.02

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
RPM
Pstagnasi Pstatis Linear (Pstagnasi) Linear (Pstatis)

Dari grafik diatas diperoleh bahwa Pstagnasi nilainya mendekati 0, hal ini
disebabkan oleh arah alirannya tidak ada yang tegak lurus dengan wind tunnel.
Terlihat bahwa garis regresi agak jauh dengan garis Pstatis, hal tersebut terjadi
karena terjadi salah dalam proses pengukuran dan pengambilan sampel dalam
praktikum atau juga bisa terjadi karena kondisi bahan yang digunakan dan salah
dalam membaca skala.
9. Grafik tekanan yang ditunjukkan oleh manometer digital

Grafik Fungsi Manometer Digital


0.35

0.3

0.25

y = 0.0004x - 0.2217
P (kPa)

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
RPM
Pstagnasi Pstatis Linear (Pstagnasi) Linear (Pstatis)

Grafik diatas dengan data yang diambil dengan manometer digital, terlihat
berhimpit atau mendekati garis regresi yang berarti bahwa data yang terambil
sangat mendekati tepat atau memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Bila
dibandingkan dengan Grafik Fungsi Manometer Pipa U, grafik diatas lebih
mendekati garis regresi dan bisa disimpulkan bahwa Manometer Digital
mengambil data dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan mendekati
tepat.

V KESIMPULAN
Pstagnasi memiliki nilai yang mendekati 0, hal ini disebabkan oleh arah
alirannya tidak ada yang tegak lurus dengan wind tunnel.
Berdasarkan kedua grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dari hasil yang
diambil membuktikan bahwa manometer digital memiliki tingkat ketelitian yang
cukup tinggi dibandingkan menghitung dengan manometer pipa V.

Anda mungkin juga menyukai