Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Viskositas fluida adalah ukuran seberapa besar fluida tersebut menolak

untuk mengalir jika dikenakan gaya. Contohnya, fluida seperti madu, oli mesin

dan sirup mempunyai visikositas yang sangat besar. Sdangkan air, gas dan udara

tidak mempunyai visikositas sebesar grup fluida yang pertama.

Tapi biasanya kalau fluida yang punya visikositas yang besar (seperti

madu), akan lebih mudah mengalir kalau kita panaskan (temperaturnya

dinaikkan). Ini salah satu contoh bahwa visikositas fluida ada hubungannya

dengan temperatur.

Tapi secara garis besar perlu diketahui kalau sifat-sifat fluida itu berbeda-

beda kalau temperatur, tekanan, atau stress yang dikenakan atasnya berbeda-beda

atau diubah-ubah. Tidak semua fluida mempunyai sifat-sifat yang mengikuti

persamaan di atas. Fluida yang dapat dijelaskan tingkah lakunya dengan

persamaan di atas dinamakan Newtonian Fluids.

Salah satu penerapan konsep viskositas ini dalam kehidupan sehari-hari

yang dapat dipikirkan misalkan: kimiawan yang bekerja mensintesa berbagai

macam jenis oli dan minyak pelumas. Kimiawan ini akan mendesain olinya untuk

memiliki viskositas tertentu untuk keperluan aplikasi yang dia inginkan.

Sedangkan tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan lajunya

fluida bergerak. Atau kalau tabung ini diletakkan di moncong pesawat, maka dia

1
2

digunakan sebagai pengukur kecepatan lajunya pesawat itu. Tabung pitot adalah

alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas.

Di dalam mempelajari tentang tabung pitot, dikenal juga istilah tekanan

stagnasi. Tekanan stagnasi adalah tekanan fluida yang mampu diukur pada aliran

fluida yang diperlambat sampai diam, v = 0 dengan aliran tanpa gesekan

pengukuran stagnasi pada tabung pitot diukur oleh lubang kecil di mulut tabung

yang akan tegak lurus terhadap garis arus dan aliran.

Ada banyak piranti yangtelah digunakan dalam praktek rekayasa untuk

megukur aliran fluida. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan tabung pitot,

meteran arus, dan anemometer putar dan kawat panas. Teknik pembagian aliran

pada penampang tetap digunakan pada pengukuran aliran refrigeran ataupun

instalisasi fluida pada industri, dimana tidak praktis untuk memasang peralatan

seperti kosen, venturi, dan lain-lain alay ukur yang tetap.

Tabung pitot adalah alat yag digunakan untuk mengukur laju air dari suatu

gas misalnya: udara, mengalir di dekat lubang. Tabung pitot, tabung langsing

bersatu dengan alirannya dan dapat diukur kecepatan lokal dengan perbedaan

tekanan.

Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakan percobaan ini adalah untuk mengetahui debit

dari jenis pipa yang digunakan dalam percobaan.


TINJAUAN PUSTAKA

Tabung pitot mengukur kecepatan di suatu titik berdasarkan kenyataan

bahwa tabung tersebut mengukur tekanan stagnasinya, yang melampui tekanan

statistik setempat sebesar V 2 2 .

Dalam suatu arus arus fluida terbuka, karena tekanan setempatnya adajah

nol meteran, maka head kecepatannya diukur sesuai dengan ketinggian mana

cairannya naik dalam tabung tersebut (Pollard dan Wilson, 1996).

Sedangkan tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan lajunya

fluida bergerak. Atau kalau tabung ini diletakkan di moncong pesawat, maka dia

digunakan sebagai pengukur kecepatan lajunya pesawat itu. Tabung pitot, adalah

alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas.

2 gh'
Kecepatan gas dalam pipa: V =

V = kelajuan gas, satuan m/s

h = beda tinggi air raksa, satuan m

A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 = luas panampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

= massa jenis gas, satuannya kg/m3

= massa jenis cairan pada manometer satuannya kg/m3

Perbedaan tekanan (P2 - P1) = takanan hidrostatis zat cair dalam manometer

(warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air rakasa misalnya). Secara

sistematis bisa ditulis sebagai berikut: Perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2.

3
4

Ruas kirinya sama (P2 - P1). Persamaan in kita gunakan untuk menghitung laju

aliran gas alias udara menggunakan si tabung pitot (Anonimous, 2009).

Tabung pitot statik memberikan cara yang sederhana dan relatif murah

untuk mengukur kecepatan kecepatan fluida. Penggunaannya tergqantung pada

kemampuan mengukur tekanan-tekanan statik dan dinamik. Diperlukan kehati-

hatian untuk mendapatkan nilai-ilai tekanan ini dengan akurat. Sebagai contoh,

suatu pengukuran tekanan statik yang akurat membutuhkan kondisi dimana tidak

ada sedikitpun energi kinetik fluida yang diubah menjadi kenaikan tekanan pada

titik pengukuran. Hal ini membutuhkan lubang yang halus tanpa adanya guratan

ataupun ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaan yang dimaksud dapat

menyebabkan tekanan yang terukur lebih besar atau kurang dari tekanan

statikyang sesungguhnya (Munson, 1997).

Ada banyak properti yang telah digunakan dalam praktek rekayasa untuk

mengukur aliran fluida. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan tabung pitot,

metera arus, dan anenometer putar dan kawat panas. Teknik pembagian aliran

pada penampang tetap digunakan pada pengukururan aliran refigeran ataupun

instalisasi fluida pada industri, dimana tidak praktis untuk merangsang peralatan

seperti kosen, venturi dan lain lain alat ukur yang terpasang tetap (Duncan, 1970).

Kerugian primer dari tabung pitot adalah bahwa pitot itu harus disesuaikan

denagn arah aliran. Untuk sudut penyimpanan lebih besar dari S, terdapat

kesalahan besar dalam pengukuran o dan n Tabung pitot berguna dalam zat cair

dan gas, untuk gas dibutuhkan korelasi ketermampatan bila bilangan Mach aliran

tinggi, karena tabung berisi fluida yang berhubungan dengan pengindra tekanan

mempunyai tanggapan yang lamban, tabung pitot tidak berguna dalam


5

pengukuran aliran taktunak. Piranti ini menyerupai titik dan dapt dibuat cukup

kecil untuk mengukur aliran darah dalam arteri dan vena misalnya. Tabung pitot

tidak sesuai untuk mengukur aliran gas kecepatan rendah, sebab perbedaan

tekanan yang ditimbulkannya kecil. Misalnya kalau v = ft/s di dalam udara

satndar dan persamaan ( 6,129 ) kita hitung o - hanya 0.001 lbf/ft2 (0,048 Pa).

Kebanyakan alat ukur tekanan gas tidak cukup peka untuk mengukur tekanan

sekecil ini (White, 1986).

Bentuk tabung pitot disesuaikan pada kecepatan takaran cangkir dalam

pipa. Ketentuan tersebut harus dibuat untuk sisipan tabung dalam pipa lalu

dikoneksikan pada zat cair yang sempit. Perbedaan manometer biasanya

digunakan untuk perbedaan tekanan (Henke, 1996).

Ada banyak alat yang digunakan dalam praktek untuk mengukur aliran

fluida. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan tabung pitot, meteran arus, dan

anememeter. Tabung pitot mengukur kecepatan di suatu titik berdasarkan

kenyataan bahwa tabung tersebut mengukur tekanan stagnasinya, yang melampui

tekanan statistik sebesar (v2/2) (Streter, 1998).

Dalam sebuah aliran fluida yang jauh dari dinding, atau dimana arah aliran

berliku, ukuran tekanan udara yang akurat dapat dibuat dengan menggunakan

sebuah pemeriksa tekanan udara statik, seperti alat pemeriksa harus dirancang

agar ukuran lubang tepat berkenaan ke ujung dan batang alat untuk menghindari

kesalahan dalam hasil. Dalam penggunaaannya bagian pengukuran harus lurus

dengan arah aliran lokal (Fox and McDonald, 1985).


6

Tabung pitot, ditunjukkan dragmatis dalam Gambar.29, dipakai untuk

mengukur kecepatan-kecepatan aliran atau intensitas tekanan lokal, teristimewa

dalam terowongan angin atau saluran aliran yang di dalamnya, misalnya, model-

model dicoba. Harus merupakan instrument yang ramping sehingga tidak terlalu

menginterferensikan aliran.

Gamb.29. Tabung Pitot

(Dugdale, 1986).

Jika efek ketinggian diabaikan, tekanan stagnasi adalah tekanan terbesar

yang diperoleh sepanjang suatu garis arus. Tekanan ini menunjukkan perubahan

dari seluruh energi kinetik menjadi sebuah kenaikan tekanan. Jumlah dari tekanan

statik dari stagnasi di dalam sebuah fluida mengimplikasikan bahwa kecepatan

fluida dapat dihitung. Hal ini merupakan prinsip yang mendasari tabung pitot

statik (Munson dan Young, 1997).

Tabung pitot statik memberikan cara yang sederhana dan relatif murah

untuk mengukur kecepatan fluida. Penggunaaannya tergantung pada kemampuan

mengukur tekanan-tekanan statik dan dinamik. Diperlukan kehatian-kehatian

untuk mendapatkan nilai-nilai tekanan ini dengan akurat. Pengukuran yang akurat

dari tekanan statik sangat memerlukan kehati-hatian. Seringkali sulit untuk

mengukur kecepatan v di dalam suatu saluran terbuka (White, 1986).


METODOLOGI PRAKTIKUM

Tanggal dan Tempat Percobaan

Percobaan Tabung Pitot dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2009 di

Laboratorium Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara,

Medan.

Alat:

1. Gelas ukur, sebagai alat pengukur volume air yang akan digunakan.

2. Isolasi, untuk perekat.

3. Pipa air inci panjang 30 cm.

- pipa pvc

- bambu

- alumunium

- besi

4. Penggaris 30 cm.

5. Selang air inci panjang 5 meter.

6. Stop watch.

7. Tabung pitot.

8. Ember plastik.

9. Lilin mainan.

Bahan :

- air

7
8

Prosedur Percobaan :

1. Dimasukkan pipa pitot pada bagian tengah pipa percobaan dengan lubang

pipa menghadap air yang mengalir dan diisolasi.

2. Dihubungkan pipa selang dengan pipa selang yang jadi objek percobaan

dan pada sambungan diisolasi.

3. Dihubungkan selang ke kran air.

4. Disiapkan stop watch.

5. Dibuka kran air sehingga air mengalir pada pipa dan dicatat ketinggian air

pada pipa pitot yang terletak pada bagian tengah pipa.

6. Dicatat waktu untuk mengalirkan air (60 detik).

7. Ditampung air yang mengalir dan diukur volumenya.

8. Diulangi percobaan sebanyak tiga kali.

9. Dihitung dengan menggunakan rumus:

V
Debit (Q) =
t

dimana, V = volume (m3)

t = waktu (s)

Q
Koefisien debit (Cd) = A 2 gh

Dimana, Q = debit (m2/s)

A = luas penampang (m2)

g = gravitasi (10 m/s2)

h = ketinggian (m)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pipa PVC

Tinggi Koefisien
Ulangan Waktu (s) Volume (ml) Debit (m3/s)
(mm) Debit
1 3,5.10-2 60 6.920 1,15.10-4 4,42.10-3
2 2,3.10-2 60 12.980 2,16.10-4 1,08.10-2
3 2,4.10-2 60 2.200 3,66.10-4 1,83.10-3

Pipa Besi

Tinggi Koefisien
Ulangan Waktu (s) Volume (ml) Debit (m3/s)
(mm) Debit
1 3.10-2 60 8560 1,42.10-4 5,88.10-3
2 1,6.10-2 60 8360 2,39.10-4 7,85.10-3
3 2,10.10-2 60 8520 5,8.10-4 2,96.10-3

Pipa Alumunium

Tinggi Koefisien
Ulangan Waktu (s) Volume (ml) Debit (m3/s)
(mm) Debit
1 2,2.10-2 60 8360 1,39.10-4 6,68.10-4
2 2,3.10-2 60 8300 1,38.10-4 6,47.10-4
3 2,5.10-2 60 8400 1,4.10-4 6,3.10-3

Pipa Bambu

Tinggi Koefisien
Ulangan Waktu (s) Volume (ml) Debit (m3/s)
(mm) Debit
1 1,5.10-2 60 9320 1,5.10-4 9,06.10-3
2 2,3.10-2 60 7700 1,28.10-4 6,08.10-3
3 2,2.10-2 60 8800 1,48.10-4 7,06.10-2
Perhitungan

Volume (m 3 )
Debit (Q) =
waktu (s)

9
10

- Pipa PVC

6,92.10 2 m 3
Q1 = = 1,15.10-3 m3/s
60 s

0,1298 m 3
Q2 = = 2,16.10-3 m3/s
60 s

2,2.10 2 m 3
Q3 = = 3,6.10-3 m3/s
60 s

- Pipa Besi

8,56.10 2 m 3
Q1 = = 1,42.10-3 m3/s
60 s

8,36 m 3
Q2 = = 1,39.10-3 m3/s
60 s

8,52.10 2 m 3
Q3 = = 5,8.10-3 m3/s
60 s

- Pipa Alumunium

8,36.10 2 m 3
Q1 = = 1,39.10-3 m3/s
60 s

8,3 m 3
Q2 = = 1,38.10-3 m3/s
60 s

8,4.10 2 m 3
Q3 = = 1,4.10-3 m3/s
60 s

- Pipa Bambu

9,32.10 2 m 3
Q1 = = 1,5.10-3 m3/s
60 s

7,7 m 3
Q2 = = 1,28.10-3 m3/s
60 s
11

8,8.10 2 m 3
Q3 = = 1,46.10-3 m3/s
60 s

Debit
Koefisien Debit (Cd) = Luas penampang pipa x 2.g.tinggi pitot

- Pipa PVC

1,15.10-3 m 3 /s
Cd1 = = 4,42.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .3,5.10 -2 m

2,16.10 -3 m 3 /s
Cd2 = = 1,08.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .23.10- 2 m

3,6.10 -3 m 3 /s
Cd3 = = 4,42.10-3
1/4 (2.10 -2 2
m) x 2
2.10 m/s .23.10 -2
m

- Pipa Besi

1,42.10-3 m 3 /s
Cd1 = = 8,88.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .3,10.10- 2 m

1,39.10 -3 m 3 /s
Cd2 = = 7,85.10-2
1/4 (2.10 -2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .116.10 -2 m

5,8.10 -3 m 3 /s
Cd3 = = 2,96.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2.10 - 2 m

- Pipa Alumunium

1,39.10-3 m 3 /s
Cd1 = = 6,68.10-4
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2,2.10 - 2 m

1,38.10-3 m 3 /s
Cd2 = = 6,47.10-4
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2,3.10 -2 m
12

1,4.10 -3 m 3 /s
Cd3 = = 6,3.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2,5.10 -2 m

- Pipa Bambu

1,5.10 -3 m 3 /s
Cd1 = = 9,06.10-3
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .1,5.10 -2 m

1,28.10-3 m 3 /s
Cd2 = = 6,08.10-2
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2,3.10 -2 m

1,46.10-3 m 3 /s
Cd3 = = 7,06.10-2
1/4 (2.10 - 2 m) 2 x 2.10 m/s 2 .2,2.10 - 2 m

Pembahasan

Dari data percobaan diperoleh debit dan koefisien debit untuk masing-

masing pipa. Pada pipa pvc,debit percobaan pertama adalah 1,15x10-4 dan

koefisien debitnya 4,42x10-3. Percobaan kedua debitnya adalah 2,16x10-4 dengan

koefisien debitnya 1,08x10-2. Percobaan ketiga debitnya adalah 3,66 x 10 -4 dengan

koefisien debitnya 1,83x10-3.


13

Pada pipa besi, debit percobaan pertama adalah 1,42x10-3 dengan koefisien

debitnya 5,88x10-3. Percobaan kedua, debitnya adalah 1,39x10-3 dengan koefisien

debitnya 7,85x10-3. Percobaan ketiga, debitnya adalah5,8x10-4 dengan koefisien

debitnya 2,96x10-3.

Untuk pipa alumunium, debit percobaan pertama adalah 1,39x10-3 dengan

koefisien debitnya 6,68x10-4. Pada percobaan kedua, debitnya adalah 1,38x10-3

dengan koefisien debitnya 6,47x10-4. Pada percobaan ketiga jumlah debiot adalah

1,4x10-3 dengan koefisien debitnya adalah 6,3x10-3.

Untuk pipa bambu, pada percobaan pertama didapat debit sejumlah

1,5x10-3 dengan koefisien debitnya adalah 3,06x10-3. Pada percobaan kedua

debitnya adalah 1.28x10-3 dengan koefisien geser debitnya adalah 6,08x10-3. Pada

percobaan ketigs, debit berjumlah 1,46x10-3 dengan koefisien debitnya adalah

7,06x10-2

Nilai Cd yang terbesar hingga yang terkecil terdapat pada :

- pipa bambu sebesar : 4,68x10-2

- pipa PVC sebesar : 5,6x10-3

- pipa besi sebesar : 5,56x10-3

- pipa alumunium sebesar : 2,53x10-3

Adapun faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran dari keran dan

perbedaan hasil Cd dipengaruhi oleh :

- Volume fluida, dimana makin banyak volume fluida makin besar tekanan

keluaran dari pada fluida untuk keluar.


14

- Gravitasi, dimana makin jauh benda dari pusat bumi, gravitasinya makin

kecil.

- Kecepatan aliran, berpengaruh besar karena akan mempengaruhi deras

arus aliran.

- Diameter aliran, makin besar diameter air makin banyak air keluar.

- Luas penampang dan berat jenis, makin besar luas penampangnya makin

kecil aliran fluida karena fluida memenuhi semua tempat/arah.

Kegunaan tabung pitot pada percobaan ini adalah untuk menghitung

kecepatan aliran fluida. Koefisien debit adalah perbandingan antara debit absolut

dengan debit teoritis dimana aliran teoritis dari tangki besar melalui lubang relatif

kecil dengan luas pada kedalaman di bawah permukaan air bebas. Dari percobaan

yang dilakukan diperoleh debit air yang dilakukan secara berulang-ulang pada

pipa PVC, pipa besi, pipa alumunium.

Nilai koefisien debit yang terbesar terjadi pada pipa alumunium sebesar

1,39x10-3 disebabkan karena permukaan dari pipa alumunium sangat halus dan

licin sehingga laju aliran air tedak dihalangi oleh permukaannya. Nilai koefisien

debit yang terkecil pada pipa bambu yaitu sebesar 3,06x10-3. Hal ini terjadi karena

permukaan dari pipa bambu kasar sehingga mempengaruhi laju aliran air yang

mengalir di dalam pipa.

Yang mempengaruhi nilai Cd tinggi dan rendah adalah:

- Permukaan dari pada pipa, jika permukaan pipa halus maka Cd-nya tinggi

dan jika permukaan pipa kasar maka Cd-nya rendah.


15

- Diameter aliran, ini berpengaruh terhadap Cd karena besar kecil diameter

pipa mempengaruhi besar kecil aliran fluida. Semakin besar diameter pipa

maka semakin kecil Cd nya dan sebaliknya.

- Ketinggian air pada tabung pitot, semakin tinggi ketinggian cairan/air di

dalamnya maka semakin kecil besar Cd nya dan semakin rendah

ketinggian cairannya di dalam tabung pitot maka semakin besar Cd nya.

- Debit (Q), debit juga sangat berpengaruh karena semakin besar debitnya

maka semakin besar / tinggi Cd nya dan sebaliknya.


KESIMPULAN

1. Pada pipa PVC, jumlah debit dan koefisien yang paling tinggi adalah

3,66x10-4 dan 4,42x10-2.

2. Pada pipa besi, jumlah debit dan koefisien yang paling tinggi adalah

5,8x10-4 dan 7,58x10-3.

3. Pada pipa alumuniam, jumlah debit dan koefisien yang paling tinggi

adalah 1,39x10-3 dan 6,68x10-4.

4. Pada pipa bambu, jumlah debit dan koefisien yang paling tinggi adalah

1,5x10-3 dan 9,06x10-3.

5. Koefisien debit air mengalir pada masing-masing pipa berbeda nilainya,

dikarenakan pengaruh kecepatan aliran pada keran dan letak pipa pada saat

dipegang.

6. Luas penampang berpengaruh besar, makin besar penampang, maka aliran

fluida makin kecil, karena fluida akan lambat keluar karena fluida

menempati seluruh penampang, dan apabila diamater besar, maka air akan

deras keluar.

7. Dari hasil percobaan didapat rata-rata debit dari masing-masing pipa

adalah: pipa alumunium sebesar =1,39x10-5, pipa PVC sebesar

=2,25x10-4, pipa besi sebesar =2,89x10-4 dan pipa bambu sebesar

=9,68x10-4.

8. Faktor yang mempengaruhi debit dan koefisien debit adalah kecepatan

fluida, volume fluida, diameter pipa, kemiringan pipa, posisi tabung pitot,

16
17

aliran air, waktu yang dibutuhkan, massa jenis fluida, kekentalan fluida

dan gaya gesek.

9. Dan percobaan yang dilakukan diperoleh rata-rata koefisien debit pada

setiap pipa adalah Alumunium=2,53x10-3, pipa PVC=5,6x10-3, pipa besi

sebesar 5,56x10-3 dan pada pipa bambu sebesar 4,68x10-2.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2009.http://wikipedia.com.Tabung Pitot. Medan [20 Agustus


2009].

Dugdale,R.H.1986. Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta.

Duncan, W.J., A.S Thom., A.D Young. 1970. Mechanics of Fluida Second
Edition. The Pitman Press. London.

Fox, R.W and A.T. Mc Donald. 1985. Introduction to Fluid Mechanics, USA.

Henke, L. 1966. Fluid mechanics. WCB. McGraw Hill Company. California.

Minson, B.R dan Donald F.Young. 1997. Mekanika Fluida Jilid I. Erlangga.
Jakarta.

Pollard, D.J dan Edward H.Wilson. 1996. Mekanika Fluida Edisi Kedua.
Metrik. Jakarta.

Streeter, V.L., E.Benjamin Wylie., Keith,W.Bedford. 1998. Fluid Mechanic


Mc.Graw Hill Companies. Singapore.

18
DAFTAR ISI

Hal

DAFTER ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................... 1
Tujuan....................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PRAKTIKUM
Tanggal dan Tempat Percobaan................................................................ 7
Alat........................................................................................................... 7
Bahan....................................................................................................... 7
Prosedur Praktikum.................................................................................. 8

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil......................................................................................................... 9
Perhitungan.............................................................................................. 10
Pembahasan.............................................................................................. 12

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

i
TABUNG PITOT

LAPORAN

KELOMPOK VIII

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2009

i
TABUNG PITOT

LAPORAN

KELOMPOK VIII

Laporan sebagai Salah Satu Syarat Untuk dapat Mengikuti Praktikal Test
Mekanika Fluida di Laboratorium Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


DEPARTEMEN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2009

Anda mungkin juga menyukai