Anda di halaman 1dari 30

BAB I

IMPACT OF JET

1.1 PENDAHULUAN
Pancaran (jet) dari suatu fluida selalu memiliki kecepatan. Oleh karena itu jet
juga memiliki energy kinetic. Jika ada penghalang yang berada lintasan pancaran
tersebut maka akan menerima gaya dinamis yang disebut impact of jet. (Teknik Mesin
UGM, 2010)
Impact of jet sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan prinsip kerja nozzle. Di
mana perubahan tekanan menjadi kecepatan sering dimanfaatkan untuk kerja mesin
yang menggunakan fluida sebagai fluida kerjanya. Aliran nozzle mengenai sudu-sudu
turbin yang mana turbin dikopel dengan generator, pada sudu turbin menggunakan
prinsip momentum dan impuls.
Penggunaan aplikasi impact of jet dalam kehidupan manusia sangatlah beragam.
Mulai dari kehidupan sehari-hari, industri dan teknologi tinggi. Dalam kehidupan
sehari-hari, impact of jet dimanfaatkan pada selang semprot dan mesin kapal. Dalam
industry impact of jet dimanfaatkan untuk sand blasting dan water jet cutting. Dalam
penerapan teknologi tinggi, impact of jet digunakan pada roket.
Pada eksperimen ini gaya yang dibangkitkan oleh semburan nozzle dikenakan
pada plat diukur dan dibandingkan dengan momentum dalam nozzle. (Jobsheet
Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017)
1.1.1 Tujuan Praktikum
Pengujian Impact of Jet pada praktikum Fenomena Dasar Termal adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui prinsip kerja nozzle yaitu mengubah tekanan menjadi kecepatan.
2. Mengukur besarnya gaya tolak yang diakibatkan oleh semburan air yang keluar
dari nozzle.
3. Mengetahui pengaruh bentuk permukaan vane terhadap besarnya gaya yang
ditimbulkan oleh semburan air melalui nozzle. (Jobsheet Praktikum Fenomena
Dasar Termal, 2017)

1
2

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Pengetahuan Umum Impact of Jet
Impact of jet adalah peristiwa tumbukan yang didasari oleh teori momentum
untuk fluida. Fluida pada impact of jet dialirkan melalui nozzle. Aliran fluida yang
melalui nozzle akan mengalami pertambahan kecepatan akibat reduksi luas penampang
aliran. Impact of jet berhubungan dengan tiga prinsip fisis, yaitu momentum,
kontinuitas, dan Bernoulli.
a. Momentum
Impact of jet adalah peristiwa tumbukan yang didasari oleh teori momentum
untuk fluida. Fluida pada impact of jet dialirkan melalui nozzle. Aliran fluida yang
melalui nozzle akan mengalami pertambahan kecepatan akibat reduksi luas penampang
aliran. Pertambahan kecepatan tersebut juga memperbesar momentum yang dihasilkan
oleh fluida karena kecepatan (v) berbanding lurus dengan momentum (P). (Prakarsa,
2015)
P  m.v (1.1)
Dimana:
P : momentum (kg.m/s)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s) ( Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Thermal, 2017)

b. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida
dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus
memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan
sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis
memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama
lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran. Dalam aliran tabung, fluida
masuk dan keluar melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida tidak boleh
dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan
garis-garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran tidak tunak lagi. Berikut rumus dari
persamaan kontinuitas. (Prakarsa, 2015)
3

1 A1v1  2 A2v2

Di bawah ini persamaan kontinuitas antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.
  Q  AV
m
Qin  Qout
(1.2)
V1 A1  V2 A2
Dimana:
_ _
 m1 ,  m 2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
ρ1, ρ2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)
 : massa jenis (kg/m3)
V1, V2 : volume masuk, keluar (m3)
v :kecepatan (m/s)
Qin, Qout : debit masuk, keluar (m3/s)
A1, A2 : luas permukaan (m2)
ṁ : laju aliran massa (kg/s)

c. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yang sama(Wikipedia, 2017). Momentum yang besar
mengakibatkan gaya yang besar pula saat tumbukan terjadi. Dalam impact of jet ini,
gaya yang terjadi adalah gaya tumbuk fluida terhadap vane. Berikut adalah rumus dari
hukum bernoulli.
4

𝑝 𝑉2
𝑧 + 𝜌𝑔 + 2𝑔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (1.3)

Dimana:
z: elevasi
𝑝
: tinggi tekanan
𝜌𝑔

𝑉2
: tinggi kecepatan
2𝑔

(Fissik, 2013)
Bila diilustrasikan, persitiwa tumbukan fluida pada pengujian impact of jet ini
dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Ilustrasi peristiwa tumbukan air pada Hemispherical vane dan Flat
Vane (Cooles, 2017)
Secara umum, prinsip kerja impact of jet adalah pompa menghisap air pada
tangki penampung untuk dialirkan menuju nozzle melalui flow control valve, flowmeter,
dan water supply hose. Skema bagian impact of jet dapat dilihat pada gambar 1.2 di
bawah ini.

Gambar 1.2 Skema bagian impact of jet (Cooles, 2017)


5

Di dalam nozzle, tekanan fluida diubah menjadi kecepatan, kemudian aliran flida
disemprotkan ke vane. Fluida yang menumbuk vane akan menyebabkan naiknya weight
beam. Kenaikan tersebut kemudian diseimbangkan dengan jockey weight. Dari angka
yang ditunjukan saat penyeimbangan tersebut, dapat diketahui momentum yang
menumbuk vane.
1.2.2 Nozzle
Nozzle adalah sebuah alat untuk mengubah tekanan fluida menjadi kecepatan.
Hal tersebut terjadi akibat reduksi luas penampang, dimana kita ketahui bahwa
𝐴1 𝑣1
𝑣2 =
𝐴2
Keterangan:
v2 = kecepatan fluida yang keluar dari nozzle (m/s)
v1 = kecepatan fluida yang keluar dari nozzleI (m/s)
A1= luas penampang inlet (m2)
A2= luas penampang outlet (m2)
Pada nozzle luas penampang inlet lebih besar dari outlet (A1> A2), sehingga
kecepatan fluida pada outlet menjadi lebih besar dari inlet.
Jenis nozzle secara umum dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu konvergen,
divergen, dan konvergen-divergen. (Hall, 2015)
a. Nozzle Konvergen
Nozzle konvergen adalah nozzle yang memiliki luas penampang masuk lebih
besar daripada luas penampang keluarnya (Ain > Aout) dan pada nozzle konvergen dapat
menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid. Aplikasi dari nozzle
konvergen ini ada pada turbin impuls karena memiliki prinsip kerja yang meningkatkan
kecepatan fluida untuk member impuls pada turbin. Sehingga Vin < Vout seperti yang
diperlihatkan Gambar 1.3

Gambar 1.3 Nozzle Konvergen (Cengel, 2006)


6

b. Nozzle Divergen
Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil daripada luas
penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya dapat menggunakan
compressible fluid, sehingga Vin < Vout. Bentuk ini sering disebut dengan diffuser.
Aplikasi pada diffuser ini ada pada nozzle selang pemadam kebakaran untuk api
tersebar. Dimana prinsip kerjanya adalah menaikkan tekanan tetapi menurunkan
kecepatan. Bentuk nozzle divergen di perlihatkan pada Gambar 1.4 dibawah ini.

Gambar 1.4 Nozzle Divergen (Cengel, 2006)


c. Nozzle Konvergen-Divergen
Nozzle konvergen-divergen adalah nozzle yang memiliki luasan variable. Pada
nozzle ini, aliran lebih dulu masuk melalui bagian konvergen lalu berkumpul pada
minimum area atau throat, kemudian dikembangkan melalui bagian divergen dan keluar
disebelah kanan. Aplikasi Nozzle konvergen-divergen terdapat pada mesin jet atau
pendorong roket dimana prinsip kerjanya adalah untuk mendapatkan kecepatan dan
tekanan yang tinggi agar pesawat ataupun roket dapat mendapatkan gaya lift untuk
mengudara (Hall, 2015). Bentuk nozzle konvergen-divergen di perlihatkan pada Gambar
1.5 dibawah ini.

Gambar 1.5 Nozzle Konvergen-Divergen (Cengel, 2006)


7

1.2.3 Rumus Perhitungan Impact of Jet


Dalam pengujian Impact of Jet dibutuhkan beberapa data standar yang didapatkan
sesuai dengan spesfikasi dari property air dan peralatan impact of jet. Data-datanya
sebagai berikut. (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017)
Massa jenis air () : 103 kg/m3
Diameter nozzle (d) : 10 mm
Luas penampang nozzle (A) : 78, 5 mm2
Massa dari jockey weight (m) : 0,6 kg
Jarak antara pusat vane dengan daerah batas : 0,15 m
Tinggi vane diatas nozzle (s) : 35 mm
Rumus perhitungan yang digunakan pada pengujian impact of jet adalah sebagai
berikut:
1. Laju aliran massa (𝑚)
𝜌xV
𝑚= (𝑘𝑔/𝑠) (1.4)
𝑡

2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle(u)


𝑚
𝑢 = 𝜌𝐴 (𝑚/𝑠) (1.5)

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)


𝑢0 = 𝑢2 − 2𝑔𝑠 (1.6)
4. Momentum masuk sistem (J)
𝐽 = 𝑢𝑜 x m(kg.m/s2) (1.7)
5. Momentum meninggalkan sistem (J’)
𝐽′ = 𝑢𝑜 x mx cos β(kg.m/s2) (1.8)
6. Gaya pada vane(F)
𝐹 = 4. 𝑔. 𝑦 (N) (1.9)

dimana:
ṁ : laju aliran massa (kg/s)
V : volume bench (m3)
t : waktu (sekon)
u0 : kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
8

u1 : kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)


A : luas permukaan (m2)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
s : ketinggian (m)
J : momentum masuk system (kg m/s2)
Jl : momentum meninggalkan sistem (kg m/s2)
F :gaya fluida yang keluar dari nozzle (N)
 :sudut defleksi (0)
y : posisi jockeyweight dari titik 0 (m)
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017)
1.2.4 Aplikasi Impact of Jet
Prinsip-prinsip dalam impact of jet dimanfaatkan dalam berbagai sisi kehidupan
manusia. Mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dunia industri. Berikut adalah
contoh-contohnya.
a. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Turbin Impuls
Dalam sebuah turbin impuls, cairan tersebut dikirim melalui nozzle sehingga
sebagian besar energi mekanik yang tersedia yang diubah menjadi energi kinetik. The
highspeed jet kemudian pengaruh pada ember berbentuk baling-baling yang mentransfer
energi ke poros turbin, seperti yang digambarkan pada gambar 1.6.

Gambar 1.6 Turbin Impuls (Cengel, 2006)


9

2. Selang Pemadam Kebakaran


Pada ujung selang petugas pemadam, dipasang nozzle yang berfungsi sebagai
pengarah air bertekanan yang berasal dari instalasi jaringan pipa, maupun yang berasal
dari tangki penampungan air di dalam mobil petugas pemadam kebakaran. Pada
dasarnya, terdapat beragam macam nozzle dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda. Namun, semua jenis nozzle kebakaran tersebut umumnya memiliki kemampuan
beroperasi yang sama, yaitu dengan menggunakan sebuah katup penutup atau Shut-Off
Valve yang berfungsi sebagai pengontrol air. (Muntoha, 2015)

Gambar 1.7 Selang Pemadam Kebakaran (Maxima Protektama, 2015)


b. Aplikasi Dalam Dunia Industri
1. Abrasive Blasting
Abrasive blasting adalah operasi paksa mendorong aliran bahan abrasif terhadap
permukaan di bawah tekanan tinggi untuk menghaluskan permukaan kasar,
mengasarkan permukaan halus, membentuk permukaan, atau menghilangkan
kontaminan permukaan. Sebuah cairan bertekanan, biasanya udara, atau roda sentrifugal
yang digunakan untuk mendorong bahan blasting (sering disebut media). (Wikipedia,
2010)

Gambar 1.8 Mekanisme Abrasive Blasting (Ormer, 2017)


2. Water Jet Cutting
10

Water jet cutting ini memanfaatkan high-pressure water jet technology. Di mana
teknologi ini dapat mengatasi kekurangan-kekurangan alat permesinan konvensional,
seperti peralatan yang mudah aus, permasalahan akibat beban termal, dan kualitas
permukaan. (Azhari, 2012)

Gambar 1.9 Water Jet Cutter (WardJet, 2017)


1.2.5 Peralatan dan Prosedur Pengujian Impact of Jet
Pengujian Impact of jet pada praktikum fenomena dasar mesin bagian termal ini
dilaksanakan di Laboratorium Thermofluida, Kampus Teknik Mesin, Universitas
Diponegoro. Pengujian ini dilakukan menggunakan peralatan dan prosedur sebagai
berikut.
1.2.5.1 Peralatan Pengujian Impact of Jet
a. Rangkaian uji Impact Of Jet

Impact of Jet Hydraulic


Bench

Pulsemeter

Load Cell
Motor
Listrik
Pompa
Sentrifugal

Gambar 1.10 Rangkaian peralatan uji Impact of Jet (Laboratorium


Thermofluida Teknik Mesin Universitas Diponegoro, 2017).
11

b. Impact of Jet
Peralatan pengujian dalam praktikum fenomena dasar mesin bagian termal pos
Impact of Jet.

Jockey Weight
Adjusting Nut

Spring Weight Beam

Plastic Strip Tally

Cover Plate

Nozzle Drain Pipe


Supply Hose
Gambar 1.11 Impact of Jet (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas
Diponegoro, 2017).
Bagian-bagian dari Impact of Jet adalah sebagai berikut.
1. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat laju aliran air dan mengarahkan air agar
menumbuk vane.

Nozzle

Gambar 1.12 Nozzle (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
2. Vane
Vane cekung dan datar berfungsi untuk mengetahui variasi gaya akibat bentuk
pancaran balik aliran yang berbeda.
12

b a

Gambar 1.13 (a) Vane datar (b) Vane cekung

3. Supply Hose
Supply hose berfungsi untuk menyediakan suplai air yang berasal dari pompa
sentrifugal untuk disalurkan ke nosel.

Supply
Hose

Gambar 1.14 Supply Hose (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
4. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi untuk mengalirkan air keluar alat uji impact of jet ke
hydraulic bench.

Drain
Pipe

Gambar 1.15 Drain Pipe (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
13

5. Cover Plate
Cover plate berfungsi untuk menutup alat percobaan agar air tidak keluar saat
pengujian impact of jet.

Cover
Plate

Gambar 1.16 Cover Plate (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
6. Plastic Strip
Plastic strip berfungsi untuk menghubungkan cover plate dengan weight beam.

Plastic
Strip

Gambar 1.17 Plastic Strip (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
7. Weight Beam
Weight beam yang bersama-sama jockey weight berfungsi untuk mengukur gaya
semprot dari nosel.

Weight
Beam

Gambar 1.18 Weight Beam (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
14

8. Jockey Weight
Jockey Weight berfungsi sebagai pemberat sekaligus penunjuk skala pada weight
beam. Jockey weight memiliki berat 0.6 kg

Jockey
Weight

Gambar 1.19 Jockey Weight (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
9. Adjusting Nut dan Spring
Adjusting nut berfungsi untuk menyeting nol posisi awal dari weight beam.
Spring sebagai tahanan gaya dorong yang dihasilkan.

Adjusting
Nut Spring

Gambar 1.20 Adjusting Nut (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
10. Tally
Tally berfungsi untuk mengindikasikan posisi horizontal weight beam pada tiap
waktu pembacaan dibutuhkan.

Tally

Gambar 1.21 Tally (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
15

c. Hydraulic Bench
Tempat menampung air untuk pengujian Impact of jet.
Hydraulic
Bench

Gambar 1.22 Hydraulic Bench (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
Bagian-bagian dari hydraulic bench adalah sebagai berikut.
1. Volumemeter
Volumemeter berfungsi untuk mengukur volume air yang ditampung oleh
hydraulic bench.

Gambar 1.23 Volumemeter (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
2. Valve
Valve berfungsi untuk mengatur variasi laju aliran air masuk, baik bukaan
penuh, 2/3 dan 1/3.

Gambar 1.24 Valve (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
16

d. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal berfungsi untuk memompa air masuk ke dalam sistem.

Pompa
Sentrifugal

Gambar 1.25 Pompa Sentrifugal (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2017).
e. Motor Listrik
Motor listrik berfungsi untuk memberkan daya pada pompa sentrifugal.

Motor
Listrik

Gambar 1.26 Motor Listrik (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
f. Pulse meter
Pulse meter berfungsi untuk mengatur jumlah putaran motor listrik.

Gambar 1.27 Pulse Meter (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
17

g. Load Cell
Load cell berfungsi untuk mengukur kecepatan massa yang masuk ke dalam
sistem.

Gambar 1.28 Load Cell (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
h. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu untuk air dalam hydraulic bench
mencapai 5 liter

Gambar 1.29 Stopwatch (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2017).
1.2.5.2 Produser Pengujian Impact of Jet
Percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench.
2. Menyambung pipa air ke supply hose.
3. Memasang vane datar
4. Meletakkan jockey weight pada posisi nol.
5. Memutar pengatur pegas sehingga weight beam dalam kondisi kesetimbangan
6. Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.
7. Mengatur rpm motor 1500 dan 1800.
8. Mengatur jockey weight sehingga posisi weight beam setimbang, mencatat berapa
skala yang terbaca pada weight beam dari posisi nol.
9. Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga volume pada hydraulic bench mencapai 5
liter.
18

10. Mencatat nilai y dan massa.


11. Lakukan kembali langkah nomor 5 sampai 8 dengan menggunakan vane cekung.
12. Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel.
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017)

1.2.5.3 Diagram Alir Pengujian Impact of Jet

Mulai

Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench

Menyambung pipa air ke supply hose

Memasang vane datar

Meletakkan jockey weight pada posisi nol

Mengatur adjusting nut dan spring sehingga weight beam


dalam kondisi kesetimbangan

Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3 pada delivery


valve

Mengatur rpm motor 1250 dan 1500 rpm

Mengatur jockey weight sehingga posisi weight


beam konsisinya setimbang, mencatat berapa
skala yang terbaca pada weight beam dari posisi
nol

B A
19

B A

Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk


hingga volume pada hydraulic bench
mencapai 5 liter sebanyak 3 kali

Atur kecepatan ke 0 rpm

Posisikan jockey weight ke titik nol

Mengganti
bentukvane?

YA

TIDAK

Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke


tabel

Selesai

Gambar 1.30 Diagram Alir Pengujian Impact of jet


20

1.3 PENGOLAHAN DATA


1.3.1 Data Hasil Praktikum
a. Vane Cekung 1500 rpm
Tabel 1.1 Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1500 rpm
Torsi
Bukaan V (m3) y(m) (N.m) t1 t2 t3 Trata-rata Massa
Penuh 5 0,15 0,298 76,9 75,83 76,21 76,31 0,203
Buka
2/3 5 0,14 0,270 81,2 80,34 80,83 80,79 0,197
Buka
1/3 5 0,13 0,251 87,2 88,31 87,85 87,79 0,197

b. Vane Datar 1500 rpm


Tabel 1.2 Data Hasil Praktikum Vane Datar 1500 rpm
Torsi
Bukaan V (m3) y(m) (N.m) t1 t2 t3 trata-rata Massa
Penuh 5 0,06 0,166 78,41 80,54 79,81 79,59 0,283
Buka
2/3 5 0,08 0,165 82,04 83,74 82,31 82,7 0,211
Buka
1/3 5 0,05 0,103 84,8 83,92 84,21 84,31 0,212

c. Vane Cekung 1800 rpm


Tabel 1.3 Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1800 rpm
Torsi
Bukaan V (m3) y(m) (N.m) t1 t2 t3 trata-rata Massa
Penuh 5 0,32 0,907 51,52 50,34 50,55 50,8 0,289
Buka
2/3 5 0,3 0,921 51,3 50,87 50,93 51,03 0,313
Buka
1/3 5 0,24 0,713 56,68 57,35 57,89 57,31 0,303

d. Vane Datar 1800 rpm


Tabel 1.4 Data Hasil Praktikum Vane Datar 1800 rpm
Torsi
Bukaan V (m3) y(m) (N.m) t1 t2 t3 trata-rata Massa
Penuh 5 0,14 0,416 51,28 50,62 51 50,99 0,303
Buka
2/3 5 0,18 0,494 51,56 50,93 52,34 51,61 0,28
Buka
1/3 5 0,14 0,421 53,37 52,92 53,21 53,17 0,307
21

1.3.2 Perhitungan Data Hasil Praktikum


Perhitungan vane cekung, kecepatan 1500 rpm, bukaan penuh.
1. Laju aliran massa (𝑚)
.  V 103  0,005
m   0,065 kg / s
t 76,31
2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle (u)
.
m 0, 065
u  3  0,834 m / s
 A 10 .78,5 x106
3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)

uo  u 2  2 gs  0,8342  2  9,81 0, 035  0, 0096 m / s

4. Momentum masuk sistem (J)


.
J  uo  m  0, 0096  0, 065  0, 000635 kgm / s 2

5. Momentum meninggalkan sistem (J’)


.
J '  u0  m  cos   0

6. Gaya pada vane (F)


F  4  g  y  4  9,81 0,15  5,886 N

1.3.3 Perhitungan Ralat


1. Laju Aliran Massa

 V

m
t
Dimana : m : Laju aliran massa
ρ : massa jenis air
Q : debit
t : waktu
22

m
  V
 2
t t
.
 m 1000  0, 005
  0, 000859 kg / s
t 76,312

m

m
   T
t
= 0,000859 x 0,005 = 0,00000429 kg/s
.
m 0, 00000429
.
100%  100%
0, 0655
Ralat Nisbi ( RN ) = m
= 0,0065 %
Keseksamaan = 100%-0,0094%

= 99,9934 %

2. Kecepatan Keluar dari nozzle

u  12,75  m

u .
u  ( )   m  12,75 x 0,0000429 = 0,0000547
m
u 0,0000547
Ralat Nisbi ( RN ) = 100%  100%  0,000429
u 0,834
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,000429% = 99,99957%

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi

u0  u 2  0,687

uo u 0,834
 
u u 2  0, 687 (0,834) 2  0, 687
u0
 8, 48 m/s
u
23

uo
u0  ( )   u  8, 48  0,0000547  0,0004642 m / s
u

Ralat Nisbi (RN) =


uo 0, 0004642
100%   100%  4, 791%
uo 0, 0096
Keseksamaan = 100% - 4,791% = 95,208%

4. Momentum Masuk Sistem

J  u0  m
J
.
 u0  0, 0096 m / s
m
J .
 m  0, 065 kg/s
u0
J . J
J  ( )  ( m )  ( )  ( u 0 )
m
.
u0

J  0,0096  0,00000429  0,65  0,00004642  0,0000304


J 0,0000304
Ralat Nisbi (RN) = 100%  100%  0,0479
J 0,000635
Keseksamaan = 100% - 0,0479% = 99,952%

5. Momentum Meninggalkan system

  u0  cos   0
J' m
J ' .
  m  sin 90  0, 0655
u
J '
.
 u  sin 90  0,834
m
24

J J ' .
J '  ( )  (u )  ( )  ( m)
u m
J '  0,0655  0,0000547  0,834  0,00000429  0, 00000717
Ralat Nisbi (RN) =
J ' 0,00231
100%  100% ~ (tak terdefinisi)
J' 0
Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)

6. Gaya pada Vane

F  4  g  y  39,24  y

F
 39,24
y
y  ½  skala terkecil  ½  0,001  0,0005

 F 
F     y  39,24  0,0005  0,0196 N
 y 
Ralat Nisbi (RN) =
F 0,0196
100%  100%  0, 277
F 7,0632
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,277% = 99,823%

1.3.4 Tabel Hasil Pengolahan Data


a. Vane Cekung 1500 rpm
Tabel 1.5 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1500 rpm

Bukaan m (Kg/s) U (m/s) Uо (m/s) J (Kg.m/s²) J' (Kg.m/s²) F

Penuh 0,065522 0,83467 0,098423 0,006449 -0,00645 5,886

2/3 0,061889 0,78839 0,255806 0,015832 -0,01583 5,4936


25

1/3 0,056954 0,72553 0,400757 0,022825 -0,02282 5,1012

b. Vane Datar 1500 rpm


Tabel 1.6 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Datar 1500 rpm

Bukaan m (Kg/s) U (m/s) Uо (m/s) J (Kg.m/s²) J' (Kg.m/s²) F

Penuh 0,062822 0,80028 -0,04655 0,00292 0 2,3544

2/3 0,060459 0,77018 -0,04691 0,00284 0 3,1392

1/3 0,059305 0,75547 -0,05813 0,00345 0 1,962

c. Vane Cekung 1800 rpm


Tabel 1.7 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1800 rpm

Bukaan m (Kg/s) U (m/s) Uо (m/s) J (Kg.m/s²) J' (Kg.m/s²) F

Penuh 0,098425 1,25382 0,885075 0,087114 -0,08711 12,556

2/3 0,097982 1,24817 0,435468 0,042668 -0,04267 11,772

1/3 0,087245 1,11139 0,274104 0,023914 -0,02391 9,4176

d. Vane Datar 1800 rpm


Tabel 1.8 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Datar 1800 rpm

Bukaan m (Kg/s) U (m/s) Uо (m/s) J (Kg.m/s²) J' (Kg.m/s²) F

Penuh 0,098058 1,24915 0,873381 0,085642 0 5,4936

2/3 0,09688 1,23414 0,418058 0,040502 0 7,0632

1/3 0,094038 1,19793 0,374026 0,035173 0 5,4936


26

1.4 PEMBAHASAN
1.4.1 Grafik dan Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Cekung 1500 rpm

6,0
Bukaan Penuh

5,7

Bukaan 2/3
Gaya (F)

5,4

5,1 Bukaan 1/3

-0,004 -0,002 0,000 0,002


Momentum (J)

Gambar 1.31 Grafik hubungan momentum dan gaya pada vane cekung 1500 rpm
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh hubungan antara momentum
dan gaya pada vane cekung 1500 rpm memiliki profil grafik yang linear. Nilai profil
grafik terendah berada pada saat bukaan 1/3 dan 2/3. Ini membuktikan bahwa saat katup
dibuka 1/3 dan 2/3, maka gaya yang dihasilkan akan kecil, karena bukaan katub kecil,
sehingga debit yang masuk juga kecil. Begitu juga nilai dari momentum. Sedangkan
saat bukaan penuh, maka disaat itulah nilai maksimal dapat terjadi.
b. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Datar 1500 rpm

3,2 Bukaan 2/3

3,0

2,8
Gaya (F)

2,6

2,4

2,2 Bukaan Penuh


Bukaan 1/3
2,0

1,8
0,0028 0,0029 0,0030 0,0031 0,0032 0,0033 0,0034 0,0035
Momentum (J)

Gambar 1.32 Grafik hubungan momentum dan gaya pada vane datar 1500 rpm
27

Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi sangat non-linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 2,35, dengan momentum
bernilai 0,00359. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 2,74, dengan momentum bernilai
0,00152. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 3,13, dengan momentumnya
senilai 0,00264. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan pemasangan vane,
kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan kecepatan motor.
c. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Cekung 1800 rpm

13,0
Bukaan Penuh
12,5

12,0 Bukaan 2/3

11,5
Gaya (F)

11,0

10,5

10,0

9,5 Bukaan 1/3

9,0
0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
Momentum (J)

Gambar 1.33 Grafik hubungan momentum dan gaya pada vane cekung 1800 rpm
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh hubungan antara momentum
dan gaya pada vane cekung 1800 rpm memiliki profil grafik yang linear. Nilai profil
grafik terendah berada pada saat bukaan 1/3 dan 2/3. Ini membuktikan bahwa saat katup
dibuka 1/3 dan 2/3, maka gaya yang dihasilkan akan kecil, karena bukaan katub kecil,
sehingga debit yang masuk juga kecil. Begitu juga nilai dari momentum. Sedangkan
saat bukaan penuh, maka disaat itulah nilai maksimal dapat terjadi.
28

d. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Datar 1800 rpm

7,2 Bukaan 2/3


7,0

6,8

6,6

6,4
Gaya (F)

6,2

6,0

5,8

5,6 Bukaan 1/3


Bukaan Penuh
5,4

0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09


Momentum (J)

Gambar 1.34 Grafik hubungan momentum dan gaya pada vane datar 1800 rpm
Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi sangat non-linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 4,31, dengan momentum
bernilai 0,0036. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 5,101, dengan momentum bernilai
0,00255. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 7,063, dengan momentumnya
senilai 0,00463. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan pemasangan vane,
kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan kecepatan motor.

1.5 KESIMPULAN DAN SARAN


1.5.1 Kesimpulan
1. Besarnya gaya dan momentum pada sistem dipengaruhi oleh besarnya laju aliran

massa ( m ). Semakin besarnya laju aliran massa, maka waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai volume 5 liter akan semakin singkat sehingga memperbesar
momentum yang terjadi.
2. Dalam pengolahan data yang dilakukan, kita dapatkan grafik hubungan antara
momentum dan gaya pada masing-masing vane yang dihasilkan yaitu naik seiring
bertambahnya gaya. Berikut satu sampel hasil perhitungan kecepatan keluar dari
vane datar 1800 rpm diperoleh dari rumus u  12,75  m
 (m/s) adalah bukaan
penuh (1,242 m/s) > bukaan ⅔ (1,217 m/s) > bukaan ⅓ (1,151 m/s)
29

3. Semburan air pada nozzle yang mengenai permukaan vane menimbulkan gaya
tolak, besarnya gaya tolak dipengaruhi:
a. Kecepatan air yang mengenai vane, dimana besarnya kecepatan berbanding
lurus dengan besarnya tekanan yang dirubah.
b. Kecepatan putar motor, dimana besar kecepatan putar motor mempengaruhi
gaya yang mengenai vane-nya (F), secara otomatis nilai dari momentumnya (J)
akan semakin besar pula.
.4. Dalam pengolahan data didapat posisi jockey weight (y) pada vane datar memiliki
nilai lebih kecil dari pada vane cekung dimana dari rumus dasar, F = 4gy, dimana
y adalah posisi jockey weight.
a. Secara kualitatif distribusi gaya pada :
-vane datar ialah terpusat dimana secara teori F = 2mu0
-vane cekung ialah menyebar dimana secara teori F = mu0
b. Secara kuantitatif posisi jockey weight pada :
-vane datar, pada kecepatan putar (v) = 1250 rpm ; dengan bukaan penuh
menunjukan Y =0.018 m
-vane cekung, pada kecepatan putar (v) = 1250 rpm ; dengan bukaan penuh
menunjukan Y =0.035 m

1.5.2 Saran
1. Pembacaan pada tally harus teliti agar diperoleh data yang akurat.
2. Volumemeter harus di bersihkan agar pembacaan volume air dapat lebih akurat.
3. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan diharapkan
sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error yang terjadi.
4. Penambahan stopwatch pada mesin untuk mempermudah penghitungan waktu
30

DAFTAR PUSTAKA
Cengel, Yunus, John M Cimbala, 2006, Fluid Mechanics: Fundamentals and
Application, McGraw Hill, New York
Cooles, Cynthia, 2017, Experiment 5 – Impact of Jet, Faculty of Engineering, Memorial
University, Diakses pada 8 Maret 2017,
http://www.engr.mun.ca/~ccoles/ENGR5713/FMWPlab5.html/
Fissik, 2013, Hukum Bernaulli, Fisika itu Asyik, Diakses pada 9 Maret 2017
http://fisikaituasyik.weebly.com/hukum-bernaulli.html
Hall, Nancy, 2015, Nozzle Design, Glenn Research Center, NASA, Diakses pada 9
Maret 2017, https://www.grc.nasa.gov/www/k-12/airplane/nozzled.html
Laboratorium Thermofluida, 2017, Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal,
Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, Semarang
Muntoha, Wahu Asyari, 2015, Nozzle Pemadam Kebakaran, Patigeni, Diakses pada 9
Maret 2017, http://patigeni.com/nozzle-pemadam-kebakaran/
Ormer, Don van, 2017, Industrial Sandblasting – Where Does All the Air Go?, Air Best
Practices, Diakses pada 9 Maret 2017,
http://www.airbestpractices.com/industries/metals/industrial-sandblasting-
%E2%80%93-where-does-all-air-go
Prakarsa, Anggita, 2015, Fluida Dinamis [Persamaan Kontinuitas], Catatan Perjalanan
seorang Mahasiswa Kura-kura, Diakses pada 9 Maret 2017,
http://anggitprakasa.blogspot.co.id/2015/11/fluida-dinamis-persamaan-
kontinuitas.html
Suhardi, 2017, Mengenal apa itu nozzle, CV Maxima Protektama, Diakses pada tanggal
9 Maret 2017, https://maximaprotektama.wordpress.com/tag/mengenal-apa-itu-
nozzle-nozzle-couplingconnector-nozzle-fire-hose-by-maxima-protektama-cv/
WardJet Inc. 2017, Precision and Quality, WardJet, Waterjet University, Diakses pada
9 Maret 2017, https://wardjet.com/waterjet/university/precision-quality/
Wikipedia, 2010, Abrasive Blasting, Wikipedia.org, Di akses pada 9 Maret 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Abrasive_blasting/
Wikipedia, 2017, Prinsip Bernoulli, Wikipedia.co.id, Diakses pada 9 Maret 2017,
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli

Anda mungkin juga menyukai