1.1 PENDAHULUAN
1
2
Gambar 1.2 Skema tumbukan air pada plat (Memorial University, 2016)
Air yang ditampung pada hidraulic bench, dipompa naik dengan menggunakan
pompa sentrifugal yang akhirnya terhubung dengan perlengkapan jet impact
melalui supply house. Air yang terpompa dirubah tekanannya menjadi lebih tinggi
dengan menggunakan sebuah nozzle pada ujung selang air. Air yang keluar dengan
tekanan yang lebih tinggi akan menjadi sebuah gaya yang menumbuk plat yang
berada di atasnya. Dari sini kita dapat mengukur momentum yang terjadi akibat
tumbukan air dengan plat. Dapat dilihat dengan pengaturan jockey weight dan
weight beam.
Putaran pompa dapat diatur untuk mengetahui perbedaan aliran air yang
akan timbul untuk menghasilkan momentum. Flowmeter diintegrasi dan telah
dipilih untuk suatu metoda pengukuran arus yang sangat berguna. Tangki nozzle
meter dipasang untuk mengakomodasi laju alir tinggi atau rendah.
Suatu katup peredam di dalam dasar tangki volumetric dioperasikan oleh suatu
pengontrol actuator. Bukaan katup peredam mengembalikan volume air yang
terukur kepada air bah di dalam dasar bangku untuk pendaurulangan. Suatu
overflow di dalam tangki volumetric menghindari terjadinya genangan.
Gambar 1.4 merupakan permodelan dari semburan nozzle yang berupa fluida,
dimana memiliki spesifikasi dan perhitungan yang terpadu dalam impact of a jet,
sebagai berikut :
Gambar 1.4 Susunan impact of jet dan vane (Memorial University, 2016)
900 m u0
1200 1,5 m u0
1800 2 m u0
\ 300 0,87 m u0
5
a. Momentum
Momentum adalah besaran vektor yang merupakan perkalian dari massa dan
kecepatan dari suatu benda. Dalam konsep fisika, momentum dapat diartikan
sebagai ukuran kesukaran suatu benda yang bergerak untuk berhenti. Momentum
suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan
sebagai (Wikipedia, 2017):
P = m.v (1.1)
Di bawah ini persamaan momentum antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.
= (0 1 ) cos (N) (1.2)
b. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama
ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. (Wikipedia, 2017).
Persamaan Bernoulli dalam aliran zat cair diturunkan berdasarkan persamaan
6
Euler. Persamaan ini menggunakan pendekatan hukum kedua dari Newton tentang
gerakan dalam bentuk gaya yang sama dengan massa kali percepatan (F = ma).
Syarat menurunkan persamaan Bernoulli dari persamaan Euler adalah sebagai
berikut:
1. Aliran inviscid
2. Incompressible
3. Steady
4. Aliran sepanjang streamline
Di bawah ini persamaan Bernoulli antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.
Pn u2 Pp v 2
Zn Zp
2g 2g
Pn Pp
dimana : 0 dan Z n Z p s
maka, v 2 u 2 2 gs (1.4)
dimana:
P : tekanan (Pa)
Pn : tekanan masuk (Pa)
Pp : tekanan keluar (Pa)
g : gravitasi bumi (m/s2)
h, s : ketinggian (m)
Zn : ketinggian masuk (m)
Zp : ketinggian keluar (m)
u : kecepatan masuk (m/s)
v : kecepatan keluar (m/s)
: massa jenis (kg/m3)
: berat jenis (N/m3)
7
c. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Persamaan kontinuitas berlaku untuk
semua fluida, semua jenis aliran, semua keadaan (steady dan unsteady) dengan atau
tanpa adanya reaksi kimia di dalam aliran tersebut. Berikut bentuk umum
persamaan kontinuitas (Rianda, 2015) :
_ _
m1 m 2
1 A1v1 2 A2v2 (1.5)
Aliran steady, jadi: cv dV 0
t
cs v.ndA m
out m
in
m Q AV
Qin Qout
V1 A1 V2 A2 (1.6)
dimana:
_ _
m1 , m 2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
1, 2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)
: massa jenis (kg/m3)
V1, V2 : volume masuk, keluar (m3)
v : kecepatan (m/s)
Qin, Qout : debit masuk, keluar (m3/s)
A1, A2 : luas permukaan (m2)
: laju aliran massa (kg/s)
8
1.2.2 Nozzle
Nozzle adalah alat yang digunakan untuk mengekspansikan fluida sehingga
kecepatannya meningkat dan tekanannya menurun. Fungsi nozzle adalah pressure
control untuk mesin dan perangkat percepatan konversi energi gas menjadi energi
kinetik.
a. Nozzle Konvergen
Nozzle konvergen adalah dimana luas penampang masuk lebih besar daripada
luas penampang keluarnya (A1 > A2) dan pada nozzle konvergen dapat
menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid. Tekanan masuk lebih
besar daripada tekanan keluar dan kecepatan masuk lebih rendah daripada
kecepatan keluar..
b. Nozzle Divergen
Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil daripada
luas penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya dapat
menggunakan compressible fluid. Tekanan masuk lebih rendah daripada tekanan
keluar dan kecepatan masuk lebih tinggi daripada kecepatan keluar.
(a) (b)
Gambar 1.7 (a) Nozzle konvergen-divergen (b) turbo jet engine (Putri, 2015)
dimana:
V : Volume bench (m3)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
y : Posisi jockey weight dari titik 0 (m)
: Laju aliran massa (kg/s)
: Sudut defleksi (0)
u0 : Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
u1 : Kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)
: Massa jenis air (kg/m3)
11
Pulsemeter
Volumemeter
Load Cell
Delivery Valve
Pompa
Motor Listrik
Sentrifugal
Supply Hose
Adjusting Nut
Spring
b. Jockey Weight
Jockey weight ditunjukan oleh Gambar 1.13 yang berfungsi sebagai
pemberat. Jockey weight ini bersama-sama weight beam digunakan untuk
mengukur gaya semprot dari nozzle.
Jockey weight
c. Weight Beam
Weight beam ditunjukan oleh Gambar 1.18 yang berupa suatu plat uji
tertentu yang berputar pada bantalan yang presisi di salah satu ujungnya
dan mempunyai skala tertentu di sepanjang batangnya.
14
Weight Beam
d. Tally
Tally ditunjukan oleh Gambar 1.15 yang berfungsi untuk mengembalikan
weight beam ke posisi horizontal pada tiap waktu pembacaan dibutuhkan.
Tally
e. Plastic Strip
Plastic strip ditunjukkan oleh Gambar 1.20 yang berfungsi sebagai
penghubung antara weight beam dengan cover plate.
Plastic Strip
(a) (b)
Gambar 1.17 (a) Vane datar, (b) Vane cekung (Laboratorium Thermofluida,
2017)
g. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat aliran air. Nozzle ditunjukan oleh
Gambar 1.18.
Nozzle
h. Supply Hose
Supply hose ditunjukkan oleh Gambar 1.19 yang berfungsi untuk
menyediakan suplai air yang berasal dari pompa sentrifugal untuk disalurkan ke
nozzle.
16
Supply Hose
i. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi sebagai saluran buang air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.20.
Drain Pipe
j. Retaining Screw
Retaining screw yang ditunjukan oleh Gambar 1.21 berfungsi untuk
mengikat vane pada weight beam.
17
Retaining Screw
k. Cover Plate
Cover Plate yang ditunjukan oleh Gambar 1.22 berfungsi sebagai atap
impact of jet.
Cover Plate
3. Delivery Valve
Delivery Valve yang ditunjukan oleh Gambar 4.24 berfungsi untuk
mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.
Delivery Valve
4. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal yang ditunjukan Gambar 1.25 berfungsi untuk
mengalirkan air dari hydraulic bench menuju supply hose.
Pompa Sentrifugal
5. Motor Listrik
Motor listrik ditunjukkan oleh Gambar 1.26 yang berfungsi untuk memutar
poros pompa sentrifugal.
19
Motor
Listrik
6. Pulse Meter
Pulse Meter pada Gambar 1.27 berfungsi untuk mengukur kecepatan
putaran motor listrik.
7. Load Cell
Load Cell pada Gambar 1.28 berfungsi untuk mengukur massa fluida yang
mengalir pada saat pengujian.
20
8. Stopwatch
Stopwatch ditunjukkan oleh Gambar 1.29 yang berfungsi untuk mengukur
waktu untuk air dalam hydraulic bench mencapai 5 liter.
Gambar 1.29 Stopwatch (HP Android Xiaomi Redmi Note 3 Pro, 2017)
21
Mulai
B
A
23
B A
Ganti vane
cekung?
Ya
Tidak
Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel
Selesai
u0 u 2 2 gs
1,29282 0,687
= 0,493 m/s
4) Laju momentum masuk sistem dalam sumbu X ( J )
J u0 m
= 0,493 0.1014 = 0,050 kg.m/s
5) Laju momentum meninggalkan sistem ( J ' )
J ' m u0 cos
Dimana untuk vane cekung = 180
J =0.1014 0,493 cos 180
= -0,050
6) Gaya pada vane ( F )
F 4 g y 39.2 y
= 39,2 0,033
= 1,2936 N
26
= 0,01%
u
u m 12,75 0,0000102 0,00013005m / s
m
u 0,00013005
Ralat Nisbi ( RN ) = 100% 100% 0,001099%
u 11,832
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,001099% = 99,998901%
3) Kecepatan fluida sebelum terdefleksi
u 0 u 2 0,687
u0 u 1,293
u u 0,687
2
1,2932 0,687
u 0
1,312 m/s
u
u
u 0 0 u 1,312 0,00013005 0,00017 m/s
u
u 0 0,00017
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,0011%
u0 11,80
Keseksamaan = 100% - 0,0011% = 99,9989%
J
u 0 0,493 m/s
m
J
m 0.1014
u 0
J J
J m u 0
u 0
m
J 0,493 0,00001028 0,1014 0,00017 0,00002229
J 0,00002229
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,445%
J 0,00500
28
J '
m sin 180 0
u
J '
u sin180 0
m
J ' J '
J ' u m 0
u
m
J ' 0
J ' 0
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100%
J' 0,050
= ~ (tak terdefinisikan )
Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)
F
F y 39,2 0,0005 0,0196 N
y
F 0,0196
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 1,519%
F 1,29
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 1,519% = 98,480 %
29
Bukaan
0,104 1,32 0,528 0,05466 0 0,6272
Penuh
Bukaan
0,098 1,25 0,438 0,04297 0 0,588
2/3
Bukaan
0,081 1,035 0,193 0,01563 0 0,392
1/3
1.4 Pembahasan
1.4.1 Grafik dan Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Cekung 1800 rpm
Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,8232, dengan momentum
bernilai 0,013. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 1,2152, dengan momentum
bernilai 0,042. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 1,2936, dengan
momentumnya senilai 0,05. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
32
Gaya (F)
0,36
0,38 Bukaan 1/3
0,40
0,42
0,44
0,46
Gaya (F)
0,48
0,50
0,52
0,54
0,56 Bukaan 2/3
0,58
0,60
Bukaan Penuh
0,62
Gaya (F)
Bukaan Penuh
0,60
Bukaan 2/3
0,55
Gaya (F)
0,50
0,45
Bukaan 1/3
0,40
Gaya (F)
0,26
0,24
Gaya (F)
0,22
Bukaan 2/3
0,20
0,18
Bukaan 1/3
0,16
0,14
0,000 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007
Momentum (J)
Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,1568, dengan momentum
bernilai 0,0061. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 0,196, dengan momentum
bernilai 0,0033. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 0,2744, dengan
momentumnya senilai 0,0004. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
35
1.5.2 Saran
1. Sebaiknya lebih teliti lagi dalam mengukur nilai y, karena sulit untuk
memposisikan tally tepat di tengah.
2. Karena pengaruh getaran yang menyebabkan pembacaan skala yang tidak
akurat, sebaiknya kekauan pegas ditingkatkan.
3. Sebaiknya untuk perhitungan data di lakukan beberapa kali supaya hasilnya
lebih akurat.
4. Penandaan step pada tally sebaiknya diperjelas sehingga mempermudah
pembacaan.
5. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan diharapkan
sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error yang terjadi.
36
DAFTAR PUSTAKA