Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENGUJIAN IMPACT OF JET

1.1 PENDAHULUAN

Pengujian impact of jet merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang


pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan (vane).
Fluida yang mengalir melalui nozzle akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan sebelum melalui nozzle. Perubahan kecepatan ini akan menimbulkan
perubahan momentum karena kecepatan berbanding lurus dengan momentum. Pada
eksperimen ini gaya dibandingkan dengan semburan nozzle yang dikenakan pada
plat diukur dan dibandingkan dengan momentum dalam nozzle.
Pancaran (jet) dari suatu fluida selalu mempunyai kecepatan, oleh karena
itu jet juga memiliki energi kinetik. Jika ada penghalang yang berada pada lintasan
gerak dari pancaran maka akan menerima gaya dinamik yang disebut sebagai
impact of jet
Perubahan tekanan menjadi kecepatan sering dimanfaatkan untuk kerja mesin
yang menggunakan fluida sebagai fluida kerjanya, salah satunya adalah prinsip
nozzle yang memanfaatkan kecepatan fluida..Aliran mengenai sudut-sudut turbin
yang mana turbin dikopel dengan generator, pada sudut turbin menggunakan
prinsip momentum dan impuls (Faisal, 2015)
Praktikum kali ini menggunakan dua jenis vane, yaitu vane cekung dan
datar. Vane ini akan menahan tumbukan dari air yang disemburkan oleh nozzle.
Dari sini kita dapat mengukur momentum yang terjadi akibat tumbukan air
dengan vane. Dapat dilihat dengan pengaturan jockey weight dan weight beam
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Thermal, 2017)

1
2

1.1.1 Tujuan Praktikum


Dalam praktikum ini para praktikan diharapkan mampu:
1. Mengetahui prinsip kerja nozzle yaitu mengubah tekanan menjadi kecepatan.
2. Mengukur besarnya gaya tolak yang diakibatkan oleh semburan air yang keluar
dari nozzle .
3. Mengetahui pengaruh bentuk permukaan vane terhadap besarnya gaya yang
ditimbulkan oleh semburan air melalui nozzle. (Jobsheet Praktikum Fenomena
Dasar Thermal, 2017)

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Pengetahuan Umum Impact of Jet
Pancaran (jet) dari suatu fluida selalu mempunyai kecepatan, oleh karena itu
jet juga memiliki energi kinetik. Jika ada penghalang yang berada pada lintasan
gerak dari pancaran maka akan menerima gaya dinamik (dynamic force) yang
disebut sebagai impact of jet. (Ainun, 2016)
Prinsip kerja impact of jet dapat dilihat pada skema gambar berikut:

Gambar 1.1 Skema dari fasilitas percobaan (Elric, 2011)

Eksperimen ini didasarkan pada momentum yang terjadi akibat tumbukan


pancaran air dengan plat.
3

Gambar 1.2 Skema tumbukan air pada plat (Memorial University, 2016)

Air yang ditampung pada hidraulic bench, dipompa naik dengan menggunakan
pompa sentrifugal yang akhirnya terhubung dengan perlengkapan jet impact
melalui supply house. Air yang terpompa dirubah tekanannya menjadi lebih tinggi
dengan menggunakan sebuah nozzle pada ujung selang air. Air yang keluar dengan
tekanan yang lebih tinggi akan menjadi sebuah gaya yang menumbuk plat yang
berada di atasnya. Dari sini kita dapat mengukur momentum yang terjadi akibat
tumbukan air dengan plat. Dapat dilihat dengan pengaturan jockey weight dan
weight beam.

Gambar 1.3 Sketsa pengukuran peralatan impact of jet (Janna, 2012)


4

Putaran pompa dapat diatur untuk mengetahui perbedaan aliran air yang
akan timbul untuk menghasilkan momentum. Flowmeter diintegrasi dan telah
dipilih untuk suatu metoda pengukuran arus yang sangat berguna. Tangki nozzle
meter dipasang untuk mengakomodasi laju alir tinggi atau rendah.

Suatu katup peredam di dalam dasar tangki volumetric dioperasikan oleh suatu
pengontrol actuator. Bukaan katup peredam mengembalikan volume air yang
terukur kepada air bah di dalam dasar bangku untuk pendaurulangan. Suatu
overflow di dalam tangki volumetric menghindari terjadinya genangan.

Gambar 1.4 merupakan permodelan dari semburan nozzle yang berupa fluida,
dimana memiliki spesifikasi dan perhitungan yang terpadu dalam impact of a jet,
sebagai berikut :

Gambar 1.4 Susunan impact of jet dan vane (Memorial University, 2016)

Tabel 1.1 Pengaruh bentuk vane terhadap gaya vane


Bentuk F

900 m u0

1200 1,5 m u0

1800 2 m u0

\ 300 0,87 m u0
5

a. Momentum
Momentum adalah besaran vektor yang merupakan perkalian dari massa dan
kecepatan dari suatu benda. Dalam konsep fisika, momentum dapat diartikan
sebagai ukuran kesukaran suatu benda yang bergerak untuk berhenti. Momentum
suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan
sebagai (Wikipedia, 2017):
P = m.v (1.1)
Di bawah ini persamaan momentum antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.
= (0 1 ) cos (N) (1.2)

Dalam keadaan ideal, nozzle diasumsikan isotachatic atau kecepatan konstan


u0 = ui
= 0 (1 cos ) (N) (1.3)
dimana :
F : Gaya fluida yang keluar dari nozzle (N)
: Sudut defleksi ( 0 )
u0 : Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
u1 : Kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)

: mass flow rate ( )

b. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama
ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. (Wikipedia, 2017).
Persamaan Bernoulli dalam aliran zat cair diturunkan berdasarkan persamaan
6

Euler. Persamaan ini menggunakan pendekatan hukum kedua dari Newton tentang
gerakan dalam bentuk gaya yang sama dengan massa kali percepatan (F = ma).
Syarat menurunkan persamaan Bernoulli dari persamaan Euler adalah sebagai
berikut:
1. Aliran inviscid
2. Incompressible
3. Steady
4. Aliran sepanjang streamline
Di bawah ini persamaan Bernoulli antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.

Pn u2 Pp v 2
Zn Zp
2g 2g
Pn Pp
dimana : 0 dan Z n Z p s

maka, v 2 u 2 2 gs (1.4)
dimana:
P : tekanan (Pa)
Pn : tekanan masuk (Pa)
Pp : tekanan keluar (Pa)
g : gravitasi bumi (m/s2)
h, s : ketinggian (m)
Zn : ketinggian masuk (m)
Zp : ketinggian keluar (m)
u : kecepatan masuk (m/s)
v : kecepatan keluar (m/s)
: massa jenis (kg/m3)
: berat jenis (N/m3)
7

c. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Persamaan kontinuitas berlaku untuk
semua fluida, semua jenis aliran, semua keadaan (steady dan unsteady) dengan atau
tanpa adanya reaksi kimia di dalam aliran tersebut. Berikut bentuk umum
persamaan kontinuitas (Rianda, 2015) :
_ _
m1 m 2
1 A1v1 2 A2v2 (1.5)


Aliran steady, jadi: cv dV 0
t

cs v.ndA m
out m
in

m Q AV
Qin Qout
V1 A1 V2 A2 (1.6)
dimana:
_ _
m1 , m 2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
1, 2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)
: massa jenis (kg/m3)
V1, V2 : volume masuk, keluar (m3)
v : kecepatan (m/s)
Qin, Qout : debit masuk, keluar (m3/s)
A1, A2 : luas permukaan (m2)
: laju aliran massa (kg/s)
8

1.2.2 Nozzle
Nozzle adalah alat yang digunakan untuk mengekspansikan fluida sehingga
kecepatannya meningkat dan tekanannya menurun. Fungsi nozzle adalah pressure
control untuk mesin dan perangkat percepatan konversi energi gas menjadi energi
kinetik.

a. Nozzle Konvergen

Nozzle konvergen adalah dimana luas penampang masuk lebih besar daripada
luas penampang keluarnya (A1 > A2) dan pada nozzle konvergen dapat
menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid. Tekanan masuk lebih
besar daripada tekanan keluar dan kecepatan masuk lebih rendah daripada
kecepatan keluar..

Gambar 1.5 Nozzle konvergen (Murod, 2013)

b. Nozzle Divergen

Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil daripada
luas penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya dapat
menggunakan compressible fluid. Tekanan masuk lebih rendah daripada tekanan
keluar dan kecepatan masuk lebih tinggi daripada kecepatan keluar.

Gambar 1.6 Nozzle divergen (Murod, 2013)


9

c. Nozzle konvergen-divergen (C-D Nozzle )

Nozzle konvergen divergen adalah nozzle gabungan antara nozzle konvergen


dan nozzle divergen. Tujuan dari nozzle ini yaitu menaikkan kecepatan fluida dan
menurunkan tekanan pada fluida. Nozzle ini berfungsi untuk mengakselerasi gas
panas dengan tekanan tinggi sehingga mencapai kecepatan supersonik. Bentuk
nozzle yang sedemikian rupa membuat energi panas yang mendorong aliran udara
terkonversi secara maksimal menjadi energi kinetik. Gambar 1.7 (a) merupakan
gambar dari sistem nozzle konvergen-divergen dan gambar 1.7 (b) merupakan
contoh konvergen-divergen, yaitu turbo jet engine. (Putri, 2015)

(a) (b)

Gambar 1.7 (a) Nozzle konvergen-divergen (b) turbo jet engine (Putri, 2015)

1.2.3 Rumus Perhitungan Impact of Jet

Data standar pengujian adalah sebagai berikut:

Massa jenis air () = 103 kg/m3


Diameter nozzle (d) = 10 mm
Luas penampang nozzle (A) = 78, 5 mm2
Massa dari jockey weight (m) = 0,6 kg
Jarak antara pusat vane dengan daerah batas = 0,15 m
Tinggi vane di atas nozzle (s) = 35 mm

Rumus perhitungan yang digunakan pada pengujian impact of jet adalah


sebagai berikut:
10

1. Laju aliran massa ()


xV
= (/) (1.7)

2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle (u)



= = (/) (1.8)

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)


0 = 2 2 (1.9)
4. Laju momentum masuk sistem (J)
= x m (kg.m/s2) (1.10)
5. Laju momentum meninggalkan sistem (J)
= x m x cos (kg.m/s2) (1.11)
6. Perubahan laju momentum (J)
J = J J (1.12)
7. Gaya pada vane (F)
= 4. . (N) (1.13)

dimana:
V : Volume bench (m3)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
y : Posisi jockey weight dari titik 0 (m)
: Laju aliran massa (kg/s)
: Sudut defleksi (0)
u0 : Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
u1 : Kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)
: Massa jenis air (kg/m3)
11

1.2.4 Aplikasi Impact of Jet


a. Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari hari
Water Rocket
Water rocket (rocket air) adalah suatu rocket yang meluncur karena adanya
tekanan tinggi yang disemburkan oleh pompa.

Gambar 1.8 Water rocket (Wikipedia, 2017)


b. Aplikasi Dalam Dunia Industri
Water jet cutting (abrasivejets)
Alat yang digunakan dalam proses pemotongan dingin dengan jalan
menyemprotkan air yang bertekanan dan kecepatan tinggi ke permukaan benda
kerja. Untuk mendapat kan konsentrasi pengikisan permukaan benda maka
digunakan nozzle berdiameter lubang 0,1 s/d0,4mm. Tekanan air yang digunakan
mencapai 400 MPa dan kecepatan supersonic yangmencapai 900 m/det. Jarak ujung
nozzle ke permukaan benda kerja akan berpengaruh terhadap kecepatan pengikisan.

Gambar 1.9 Abrasivejets (Bardo, 2010)


12

1.2.5 Peralatan dan Prosedur Pengujian Impact of Jet


1.2.5.1 Peralatan Pengujian Impact of Jet
Berikut ini merupakan bagian-bagian alat dari pengujian impact of jet dan
fungsinya, alat percobaan secara keseluruhan ditunjukan Gambar 1.10.

Impact of Jet Hydraulic


Bench

Pulsemeter
Volumemeter

Load Cell
Delivery Valve

Pompa
Motor Listrik
Sentrifugal

Gambar 1.10 Keseluruhan Alat Percobaan (Laboratorium Thermofluida, 2017)


1. Impact of Jet
Impact of jet yang digunakan untuk mengetahui besarnya gaya dorong akibat
adanya perubahan tekanan menjadi kecepatan. Bagian-bagian impact of jet
ditunjukkan pada Gambar 1.11 sebagai berikut :

Adjusting Nut Jockey Weight

Spring Weight Beam

Tally Plastic Strip

Cover Plate Vane

Nozzle Drain Pipe

Supply Hose

Gambar 1.11 Impact of jet (Laboratorium Thermofluida, 2017)


13

a. Adjusting Nut dan Spring


Adjusting nut ditunjukan oleh Gambar 1.12 berfungsi untuk menyeting nol
posisi awal dari weight beam. Spring sebagai tahanan gaya dorong yang dihasilkan.

Adjusting Nut

Spring

Gambar 1.12 Adjusting Nut dan Spring (Laboratorium Thermofluida, 2017)

b. Jockey Weight
Jockey weight ditunjukan oleh Gambar 1.13 yang berfungsi sebagai
pemberat. Jockey weight ini bersama-sama weight beam digunakan untuk
mengukur gaya semprot dari nozzle.

Jockey weight

Gambar 1.13 Jockey Weight (Laboratorium Thermofluida, 2017)

c. Weight Beam
Weight beam ditunjukan oleh Gambar 1.18 yang berupa suatu plat uji
tertentu yang berputar pada bantalan yang presisi di salah satu ujungnya
dan mempunyai skala tertentu di sepanjang batangnya.
14

Weight Beam

Gambar 1.14 Weight Beam (Laboratorium Thermofluida, 2017)

d. Tally
Tally ditunjukan oleh Gambar 1.15 yang berfungsi untuk mengembalikan
weight beam ke posisi horizontal pada tiap waktu pembacaan dibutuhkan.

Tally

Gambar 1.15 Tally (Laboratorium Thermofluida, 2017)

e. Plastic Strip
Plastic strip ditunjukkan oleh Gambar 1.20 yang berfungsi sebagai
penghubung antara weight beam dengan cover plate.

Plastic Strip

Gambar 1.16 Plastic Strip (Laboratorium Thermofluida, 2017)


15

f. Vane Cekung dan Datar


Vane ditunjukkan oleh Gambar 1.17 yang berfungsi untuk mengetahui
variasi gaya akibat bentuk pancaran balik aliran yang berbeda.

(a) (b)
Gambar 1.17 (a) Vane datar, (b) Vane cekung (Laboratorium Thermofluida,
2017)

g. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat aliran air. Nozzle ditunjukan oleh
Gambar 1.18.

Nozzle

Gambar 1.18 Nozzle (Laboratorium Thermofluida, 2017)

h. Supply Hose
Supply hose ditunjukkan oleh Gambar 1.19 yang berfungsi untuk
menyediakan suplai air yang berasal dari pompa sentrifugal untuk disalurkan ke
nozzle.
16

Supply Hose

Gambar 1.19 Supply Hose (Laboratorium Thermofluida, 2017)

i. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi sebagai saluran buang air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.20.

Drain Pipe

Gambar 1.20 Drain Pipe (Laboratorium Thermofluida, 2017)

j. Retaining Screw
Retaining screw yang ditunjukan oleh Gambar 1.21 berfungsi untuk
mengikat vane pada weight beam.
17

Retaining Screw

Gambar 1.21 Retaining Screw (Laboratorium Thermofluida, 2017)

k. Cover Plate
Cover Plate yang ditunjukan oleh Gambar 1.22 berfungsi sebagai atap
impact of jet.

Cover Plate

Gambar 1.22 Cover Plate (Laboratorium Thermofluida, 2017)


2. Volumemeter
Volumemeter ditunjukan oleh Gambar 1.23 yang berfungsi untuk mengukur
volume maupun laju volume aliran air.

Gambar 1.23 Volumemeter (Laboratorium Thermofluida, 2017)


18

3. Delivery Valve
Delivery Valve yang ditunjukan oleh Gambar 4.24 berfungsi untuk
mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.

Delivery Valve

Gambar 1.24 Delivery Valve (Laboratorium Thermofluida, 2017)

4. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal yang ditunjukan Gambar 1.25 berfungsi untuk
mengalirkan air dari hydraulic bench menuju supply hose.

Pompa Sentrifugal

Gambar 1.25 Pompa Sentrifugal (Laboratorium Thermofluida, 2017)

5. Motor Listrik
Motor listrik ditunjukkan oleh Gambar 1.26 yang berfungsi untuk memutar
poros pompa sentrifugal.
19

Motor
Listrik

Gambar 1.26 Motor listrik (Laboratorium Thermofluida, 2017)

6. Pulse Meter
Pulse Meter pada Gambar 1.27 berfungsi untuk mengukur kecepatan
putaran motor listrik.

Gambar 1.27 Pulse Meter (Laboratorium Thermofluida, 2017)

7. Load Cell
Load Cell pada Gambar 1.28 berfungsi untuk mengukur massa fluida yang
mengalir pada saat pengujian.
20

Gambar 1.28 Load Cell (Laboratorium Thermofluida, 2017)

8. Stopwatch
Stopwatch ditunjukkan oleh Gambar 1.29 yang berfungsi untuk mengukur
waktu untuk air dalam hydraulic bench mencapai 5 liter.

Gambar 1.29 Stopwatch (HP Android Xiaomi Redmi Note 3 Pro, 2017)
21

1.2.5.2 Prosedur Pengujian

Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench.


2. Menyambung pipa air ke supply hose.
3. Memasang vane datar.
4. Meletakkan jockey weight pada posisi nol.
5. Memutar pengatur pegas sehingga weight beam dalam kondisi
kesetimbangan.
6. Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.
7. Mengatur rpm motor 1300 dan 1600.
8. Mengatur jockey weight sehingga posisi weight beam konsisinya setimbang,
mencatat berapa skala yang terbaca pada weight beam dari posisi nol.
9. Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga volume pada hydraulic bench
mencapai 5 liter.
10. Mencatat nilai y dan torsi.
11. Lakukan kembali langkah nomor 5 sampai 8 dengan menggunakan vane
cekung.
12. Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel.
13. Lakukan kembali langkah nomer 6 sampai 10 dengan menggunakan vane
datar
14. Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel (Jobsheet
Praktikum Fenomena Dasar Thermal, 2017)
22

1.2.5.3 Diagram Alir Pengujian Impact of Jet

Mulai

Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench

Menyambung pipa air ke supply hose

Memasang vane datar

Meletakkan jockey weight pada posisi nol

Mengatur adjusting nut dan spring sehingga weight beam


dalam kondisi kesetimbangan

Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3 pada delivery


valve

Mengatur rpm motor 1250 dan 1500 rpm

Mengatur jockey weight sehingga posisi weight


beam konsisinya setimbang, mencatat berapa skala
yang terbaca pada weight beam dari posisi nol

Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk


hingga volume pada hydraulic bench
mencapai 5 liter sebanyak 3 kali

B
A
23

B A

Mencatat nilai y dan torsi

Atur kecepatan ke 0 rpm

Posisikan jockey weight ke titik nol

Ganti vane
cekung?
Ya
Tidak
Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel

Selesai

Gambar 1.30 Diagram Alir Pengujian Impact of jet


24

1.3 Pengolahan Data


1.3.1 Data Hasil Paraktikum
a. Vane cekung 1800 rpm
Tabel 1.2. Data hasil praktikum vane cekung kecepatan 1800 rpm

Bukaan V (m3) y (mm) Torsi (Nm) t1 t2 t3 trata-rata

Bukaan Penuh 5.10-3 33 0.059 50 49 49 49.3


Bukaan 2/3 5.10-3 31 0.061 52 51 51 51.3
Bukaan 1/3 5.10-3 21 0.056 64 63 64 63.6

b. Vane datar 1800 rpm


Tabel 1.3. Data hasil praktikum vane datar kecepatan 1800 rpm

Bukaan V (m3) y (mm) Torsi (Nm) t1 t2 t3 trata-rata

Bukaan Penuh 5.10-3 16 0.057 49 48 48 48.3


Bukaan 2/3 5.10-3 15 0.057 50 52 51 51
Bukaan 1/3 5.10-3 10 0.057 62 61 62 61.6

c. Vane cekung 1500 rpm


Tabel 1.4. Data hasil praktikum vane cekung kecepatan 1500 rpm

Bukaan V (m3) y (mm) Torsi (Nm) t1 t2 t3 trata-rata


Bukaan Penuh 5.10-3 15 0,043 78 77 78 77.6
Bukaan 2/3 5.10-3 14 0,039 80 81 80 80.3
Bukaan 1/3 5.10-3 10 0,04 96 95 96 95.6

d. Vane datar 1500 rpm


Tabel 1.5. Data hasil praktikum vane datar kecepatan 1500 rpm

Bukaan V (m3) y (mm) Torsi (Nm) t1 t2 t3 trata-rata

Bukaan Penuh 5.10-3 7 0,04 77 78 78 77.6


25

Bukaan 2/3 5.10-3 5 0,043 84 85 83 84


Bukaan 1/3 5.10-3 4 0,037 95 95 94 94.6

1.3.2 Perhitungan Data Hasil Praktikum


Perhitungan vane cekung, kecepatan 1800 rpm, bukaan penuh

1) Laju aliran massa ( m )
v 1000 0,005
m 0.1014kg / s
t 49.3
2) Kecepatan keluar dari nozzle setelah terdefleksi ( u )

u 12,75 m 12,75 0,1014 1,2928m / s
3) Kecepatan masuk fluida ( u0 )

u0 u 2 2 gs

1,29282 0,687
= 0,493 m/s
4) Laju momentum masuk sistem dalam sumbu X ( J )

J u0 m
= 0,493 0.1014 = 0,050 kg.m/s
5) Laju momentum meninggalkan sistem ( J ' )

J ' m u0 cos
Dimana untuk vane cekung = 180
J =0.1014 0,493 cos 180
= -0,050
6) Gaya pada vane ( F )
F 4 g y 39.2 y
= 39,2 0,033
= 1,2936 N
26

1.3.3 Perhitungan Ralat


1) Laju Aliran Massa
V
m
t

Dimana : m : Laju aliran massa
: massa jenis air
V : volume
t : waktu

m Qty

t t2

m 1000 0,005
0,002057 kg/s
t 49.32

m

m T
t
= 0,002057 0,005 = 1.028 x 105 kg/s

m 0,0000102
Ralat Nisbi ( RN )
100% 100%
m 0,1014

= 0,01%

Keseksamaan 100% 0,01%


= 99,99%

2) Kecepatan Keluar dari nozzel


u 12,75 m
27

u
u m 12,75 0,0000102 0,00013005m / s

m
u 0,00013005
Ralat Nisbi ( RN ) = 100% 100% 0,001099%
u 11,832
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,001099% = 99,998901%
3) Kecepatan fluida sebelum terdefleksi

u 0 u 2 0,687
u0 u 1,293

u u 0,687
2
1,2932 0,687
u 0
1,312 m/s
u
u
u 0 0 u 1,312 0,00013005 0,00017 m/s
u
u 0 0,00017
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,0011%
u0 11,80
Keseksamaan = 100% - 0,0011% = 99,9989%

4) Momentum Masuk Sistem



J u0 m

J

u 0 0,493 m/s
m
J
m 0.1014
u 0

J J
J m u 0
u 0
m
J 0,493 0,00001028 0,1014 0,00017 0,00002229
J 0,00002229
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,445%
J 0,00500
28

Keseksamaan = 100% - 0,445 % = 99,554%

5) Momentum Meninggalkan sistem



J ' m u 0 cos 0,050

J '
m sin 180 0
u
J '
u sin180 0
m

J ' J '
J ' u m 0
u
m

J ' 0
J ' 0
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100%
J' 0,050
= ~ (tak terdefinisikan )
Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)

6) Gaya Pada Vane


F 4 g y 39,2 y
F
39,2
y
y skala terkecil 0,001 0,0005

F
F y 39,2 0,0005 0,0196 N
y
F 0,0196
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 1,519%
F 1,29
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 1,519% = 98,480 %
29

1.3.4 Tabel Hasil Pengolahan Data


a. Vane cekung 1800 rpm
Tabel 1.6. Data hasil perhitungan vane cekung kecepatan 1800 rpm
m U J J'
Bukaan U (m/s) F(N)
(Kg/s) (m/s) (Kg.m/s) (Kg.m/s)
Bukaan
0,101 1,293 0,493 0,05 -0,05 1,2936
Penuh
Bukaan
0,097 1,243 0,429 0,042 -0,042 1,2152
2/3
Bukaan
0,079 1,002 0,159 0,013 -0,013 0,8232
1/3

b. Vane datar 1800 rpm


Tabel 1.7. Data hasil perhitungan vane datar kecepatan 1800 rpm
m U J J'
Bukaan U (m/s) F(N)
(Kg/s) (m/s) (Kg.m/s) (Kg.m/s)

Bukaan
0,104 1,32 0,528 0,05466 0 0,6272
Penuh
Bukaan
0,098 1,25 0,438 0,04297 0 0,588
2/3
Bukaan
0,081 1,035 0,193 0,01563 0 0,392
1/3

c. Vane cekung 1500 rpm


Tabel 1.8. Data hasil perhitungan vane cekung kecepatan 1500 rpm
m U J J'
Bukaan U (m/s) F(N)
(Kg/s) (m/s) (Kg.m/s) (Kg.m/s)
Bukaan
0,0644 0,822 0,0056 0,0004 -0,00036 0,588
Penuh
Bukaan
0,0623 0,794 0,0279 0,0017 -0,00173 0,5488
2/3
Bukaan
0,0523 0,667 0,1207 0,0063 -0,00631 0,392
1/3
30

d. Vane datar kecepatan 1500 rpm


Tabel 1.9. Data hasil perhitungan vane datar kecepatan 1500 rpm
m U J J'
Bukaan U (m/s) F(N)
(Kg/s) (m/s) (Kg.m/s) (Kg.m/s)
Bukaan
0,0644 0,822 0,0056 0,0004 0 0,2744
Penuh
Bukaan
0,0595 0,759 0,055 0,0033 0 0,196
2/3
Bukaan
0,0529 0,674 0,1159 0,0061 0 0,1568
1/3
31

1.4 Pembahasan
1.4.1 Grafik dan Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane Cekung 1800 rpm

Gambar 1.31 Grafik Vane Cekung 1800 rpm

Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,8232, dengan momentum
bernilai 0,013. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 1,2152, dengan momentum
bernilai 0,042. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 1,2936, dengan
momentumnya senilai 0,05. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
32

b. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane datar 1800 rpm

Gaya (F)

0,36
0,38 Bukaan 1/3
0,40
0,42
0,44
0,46
Gaya (F)

0,48
0,50
0,52
0,54
0,56 Bukaan 2/3
0,58
0,60
Bukaan Penuh
0,62

0,02 0,04 0,06


Momentum (J)

Gambar 1.32 Grafik Vane datar 1800 rpm

Pada grafik di atas, terlihat dengan jelas bahwa adanya perubahan


momentum menyebabkan resultan gaya yang bekerja pada vane datar pada
kecepatan 1800 rpm berubah dalam selang wakttu tertentu. Pada bukaan penuh,
1/3, 2/3 resultan dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang terjadi
linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,6272, dengan momentum bernilai
0,05466. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 0,588, dengan momentum bernilai
0,04297. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 0,6272, dengan
momentumnya senilai 0,05466. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor. Hal ini tidak sesuai dangan hubungan antara gaya dan momentum
yang seharusnya berbanding lurus ketidaksesuaian ini terjadi karena kesalahan
setting nol sehingga nilai y tidak relevan
33

c. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane cekung 1500 rpm

Gaya (F)

Bukaan Penuh
0,60

Bukaan 2/3
0,55
Gaya (F)

0,50

0,45

Bukaan 1/3
0,40

0,000 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007


Momentum (J)

Gambar 1.33 Grafik Vane Cekung 1500 rpm

Pada grafik di atas, terlihat dengan jelas bahwa adanya perubahan


momentum menyebabkan resultan gaya yang bekerja pada vane datar pada
kecepatan 1500 rpm berubah dalam selang wakttu tertentu. Pada bukaan penuh,
1/3, 2/3 resultan dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang terjadi
linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,392, dengan momentum bernilai
0,0063. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 0,5488, dengan momentum bernilai
0,0017. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 0,588, dengan
momentumnya senilai 0,0004. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor. Hal ini tidak sesuai dangan hubungan antara gaya dan momentum
yang seharusnya berbanding lurus ketidaksesuaian ini terjadi karena kesalahan
setting nol sehingga nilai y tidak relevan
34

d. Grafik Hubungan Antara F dengan J pada Vane datar 1500 rpm

Gaya (F)

0,28 Bukaan Penuh

0,26

0,24
Gaya (F)

0,22
Bukaan 2/3
0,20

0,18
Bukaan 1/3
0,16

0,14
0,000 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007
Momentum (J)

Gambar 1.34 Grafik Vane datar 1500 rpm

Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum yang
terjadi linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,1568, dengan momentum
bernilai 0,0061. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 0,196, dengan momentum
bernilai 0,0033. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya senilai 0,2744, dengan
momentumnya senilai 0,0004. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan ketidaktepatan
pemasangan vane, kesalahan pengaturan load cell, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
35

1.5 Kesimpulan dan Saran


1.5.1 Kesimpulan
1. Secara umum dari data didapat hasil percobaan nilai gaya selalu lebih besar dari
pada nilai laju momentum nya. Sehingga bentuk dari grafik nya menurun.
2. Semakin lebar bukaan katup delivery maka nilai dari laju momentumnya akan
meningkat. Jadi akan terlihat bukaan penuh > bukaan 2/3 > bukaan 1/3.
3. Semakin besar kecepatan putar motor, maka akan semakin besar pula gaya yang
mengenai vane-nya (F).
4. Hasil pada praktikum impact of jet mengalami sedikit kesalahan/error
dikarenakan ketidakakuratan pembacaan nilai y pada weight beam maka hasil
yang didapatkan tidak valid.

1.5.2 Saran
1. Sebaiknya lebih teliti lagi dalam mengukur nilai y, karena sulit untuk
memposisikan tally tepat di tengah.
2. Karena pengaruh getaran yang menyebabkan pembacaan skala yang tidak
akurat, sebaiknya kekauan pegas ditingkatkan.
3. Sebaiknya untuk perhitungan data di lakukan beberapa kali supaya hasilnya
lebih akurat.
4. Penandaan step pada tally sebaiknya diperjelas sehingga mempermudah
pembacaan.
5. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan diharapkan
sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error yang terjadi.
36

DAFTAR PUSTAKA

Ainun, A.A. 2016. Impact Of Jet Flow. https://andiasriainun.blogspot.co.id/. 5


Maret 2017 (19:30)

Asisten Laboratorium Thermofluida Undip. 2017. Jobsheet Praktikum Fenomena


Dasar Thermal 2017.

Bardo, W. 2010. Water Jet Cutter dan Cara Kerjanya.


http://bardowenang.blogspot.co.id/2010/04/water-jet-cutter-dan-cara-
kerjanya.html. 6 Maret 2017 (07.30)

Elric, K. 2011. Impact Of A Jet.


http://shiroihime891.blogspot.co.id/2011/09/impact-of-jet-introduction-
water.html. 5 Maret 2017 (19:50).

Faisal, A. 2015. Material Teknik Pengujian


Impak.http://materialteknikafcoo19.blogspot.co.id/2015/01/praktikum.html. 5
Maret 2017 (19:00)

Memorial University. 2016. Experiment 5 - Impact of a Jet.


http://www.engr.mun.ca/~ccoles/ENGR5713/FMWPlab5.html. 5 Maret 2017
(19:20)

Murod, I. 2013. Prinsip Operasi dan Desain.


http://smteknindojaya.blogspot.co.id/2013/02/prinsip-operasi-dan-desain.html.
6 Maret 2017 (07.09)

Putri, A. 2015. Turbojet.


http://anandaputriap.blogspot.co.id/2015/03/turbojet.html. 6 Maret 2017
(05.55)

Rianda, P. 2015. Persamaan Kontinuitas dan Hukum Bernoulli.


http://riandamesin13.blogspot.co.id/2015/12/persamaan-kontinuitas-dan-
hukum.html. 6 Maret 2017 (05.40)

Wikipedia. 2017. Momentum. https://id.wikipedia.org/wiki/Momentum. 5 Maret


2017 (19:50).

Wikipedia 2017b. Prinsip Bernoulli.


https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli. 5 Maret 2017 (20:10).

Wikipedia. 2017c. Water Rocket. https://en.wikipedia.org/wiki/Water_rocket. 5


Maret 2017 (20:50).

Anda mungkin juga menyukai