BAB II
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdefomasi secara terus-menerus (continue) akibat
terkena tegangan geser (shear stress). Hal ini menunjukkan terdapat tegangan geser
ketika fluida mengalir.
=
du
dx
Dimana:
= Tegangan geser fluida (N/m2)
= Viskositas fluida (kg/ms)
du
dx = Gradien kecepatan (m/s)
Gambar 2.2 Variasi Linier Dari Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser Fluida
Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 47)
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida non-newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki
viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida tersebut dan waktu. Contoh fluida non-newtonian adalah plastik.
Gambar 2.3 Variasi Linier dari Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
Beberapa Fluida Termasuk Fluida Non-Newtonian
Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 48)
B. Berdasarkan Mampu Mampat:
1. Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada
setiap titik yang dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubahubah, dapat membesar atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya.
Compressible fluid memiliki bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan Mach
yaitu perbandingan antara kecepatan fluida per kecepatan suara. Seperti pada
persamaan dibawah ini.
v
Ma= >0,3
a
Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
a = Kecepatan suara (m/s)
Ma = Bilangan mach
2
Kecepatan suara dapat dirumuskan dengan persamaan a=20,047 T , di
mana T adalah temperatur udara (K), dan a adalah kecepatan suara (m/s).
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titik yang dialirinya. Incompressible fluid memiliki bilangan mach lebih
kecil dari 0,3.
v
Ma= <0.3
a
Pembagian kecepatan berdasarkan bilangan mach :
Subsonic (Mach < 1,0)
Sonic (Mach = 1.0)
Transonic (0,8 < Mach < 1.3)
Supersonic (Mach > 1.0)
Hypersonic (mach > 5.0)
C. Berdasarkan Sifat Alirannya:
1. Fluida dengan Aliran Laminer
Fluida dengan aliran laminer adalah fluida yang alirannya memiliki
lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga seperti berapis-lapis. Aliran ini
mempunyai bilangan Re kurang dari 2300.
1
m v2
mgh 2
PV
+
+
=Konstan
V
V
V
1
gh+ V 2 + P=Konstan
2
1
m v2
mgh 2
PV
+
+
=Konstan
mg
mg
mg
h+
v2 P
+ =Konstan
2 g g
h+
Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8
v2 P
+ =Konstan
2g
b) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
udara, gas alam, dll.
c) Aplikasi Hukum Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum
Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang
kehidupan manusia masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli
tersebut:
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan
badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk.
Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung
menujubak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.
2.1.4 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau
laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynolds (Reynolds
Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
=
VL Gaya Inersia
=
v
Gaya Viskos
Dimana:
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8
2.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan
meter (m). Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.
P Pd Ps
=
Dimana:
P
Pd
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
Ps
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)
2. Head kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari
keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.
2
hk=
Vd Vs
2g
2g
Dimana:
hk
Vd
2g
V s2
2g
3. Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi
suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh
posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
Z = Zd Zs
Dimana:
Z= Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)
2.1.5 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
(head losses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
Losses umumnya digolongkan sebagai berikut:
a) Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi
istilah tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan
ukurannya. Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap lokal adalah sebagai berikut:
h=k
v2
2g
Dimana:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
b) Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam
pipa yang disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung
kekasaran pipa, diameter pipa dan bilangan Reynolds. Koefisien gesek dipengaruhi
juga oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran
turbulen berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
h f =f .
L v2
.
D 2g
Dimana:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
VL
v
Dimana:
Re = Angka Reynolds
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
V = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Kemudian angka kekasaran () dibagi dengan diameter pipa didapat suatu
harga /d. Dari bilangan Reynolds ditarik garis keatas sampai pada garis /d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynolds, maka akan didapat harga f.
2.1.7 Viskositas
u
Zo
Dimana :
= Tegangan geser (N/m)
v=
Dimana :
v = Viskositas kinematik (m2/s)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)
Macam-macam viskositas :
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
c) Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
Eccentric memliki desain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari
concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve
lainnya.
d) Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
Mengetahui pengaruh faktor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada
bilangan Reynolds tertentu.
Model
Pompa air
Laju aliran x Head
: 0,75 kW
: 73 liter/menit x 15m
Motor penggerak
Daya
: FLEA-2000AL
: 50 100 liter
: B, B, 1 B, 1 B.
Perubahan penampang
Peralatan pipa
Belokan
Peralatan
Flowmeter
: 32 point
Kebutuhan Pendukung
1
: 3200 mm
Lebar
: 700 mm
Tinggi
: 1700 mm
Volume
: 8 m3
Berat
: 800 kg
Persiapan
Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).
Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank
ram (cock) agar air dapat mengalir.
3
Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.
Pengukuran
1
Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
Persiapan
1
Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).
Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air dapat mengalir.
Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.
Pengukuran
1
Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
Buka katup (gate valve, globe valve, dan cock) dalam keadaan bukaan penuh.
Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
2.4.3 Eksperimen Untuk Pengukuran dengan Orifice, Nozzle, dan Tabung Venturi
Persiapan
1
Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).
Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air dapat mengalir.
Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.
Pengukuran
1
Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
No
1
0,5
2
0,7
3
0,9
4
1,1
5
1,3
6
1,5
7
1,7
8
1,9
9
2,1
10
2,3
14
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Re d
0,029439412
0,030040216
0,03089321
0,015206308
0,007185655
0,028621651
0,029286612
0,022222271
0,029539546
0,030260265
0,252695148
9650,253565
13510,35499
17370,45642
21230,55784
25090,65927
28950,76069
32810,86212
36670,96355
40531,06497
44391,1664
270207,0998
No
0,5
Tabel 2.4 Data Hasil Pengujian Pada Katup 7-8 (Gate Valve)
Katup 7-8 (Gate
Q1 (m3/detik)
V (m/s)
(7-8)
Valve)
H1
H2
H
144 141
3
0,000138889
0,232262814
1,089978573
0,7
187
185
0,000194444
0,325167939
0,370741011
10573,3213
0,9
225
223
0,00025
0,418073064
0,224275427
13594,27024
1,1
274
270
0,000305556
0,51097819
0,300269579
16615,21918
1,3
326
323
0,000361111
0,603883315
0,161239434
19636,16812
1,5
364
359
0,000416667
0,696788441
0,201847884
22657,11707
1,7
410
403
0,000472222
0,789693566
0,220007209
25678,06601
1,9
448
440
0,000527778
0,882598692
0,201288749
28699,01495
2,1
479
467
11
0,000583333
0,975503817
0,226563951
31719,96389
10
2,3
0,000638889
1,068408942
0,223215524
34740,91283
14
484
329
5
13
497
335
4
58
0,003888889
6,50335878
3,219427341
211466,4259
Re d
7552,372355
14
28194 16993 11206 0,003888889
3,887043904
0,004883025
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Cn
Re d
0,801155274
0,847863047
0,84439529
0,789549582
0,792507538
0,788480832
0,789627259
0,772445703
0,792553065
0,802769264
8,021346853
5838,80888
8174,332431
10509,85598
12845,37954
15180,90309
17516,42664
19851,95019
22187,47374
24522,99729
26858,52085
163486,6486
Q
x 103
3.6
Q 1=
0.5
3
x 10
3.6
Q1 / 2
xd
4
V=
0.000138889/3.14
2
x 0.0216
4
V = 0.379219223 m/s
2 ghd
2
V l
0.379219223
(2)(9.8)(0.02)( 0.0216)
=
= 0.029439412 m
d .V
d=
( 0.0216 ) .(0.379219223)
0.008488 x 104
d=
9650,253565
Q
3
x 10
3.6
Q 1=
0.5
x 103
3.6
Q1 / 2
xd
4
V=
0.000138889/3.14
2
x 0.0276
4
V = 0.232262814 m/s
78=
h78
2
(V ) /2 g
0.003
( 0.232262814 )2 /2(9.8)
78= 1.089978573
d
d .V
d=
( 0.0276 ) x (0.232262814)
4
0.008488 x 10
d=
7552.372355
Q
3
x 10
3.6
Q 1=
0.5
3
x 10
3.6
Q1 / 2
xd
4
0.000138889/3.14
x 0.03572
4
V = 0.138822997 m/s
Qn= d n 2 2. g . hn
4
Qn=
3.14
(0.012)2 2 x 9.8 x 0.12
4
Q1
Qn
Cn=
0.000138889
0.000173361
Cn= 0.801155274
d .V
d=
( 0.0357 ) .(0.138822997)
0.008488 x 104
d=
5838.80888
0.04
0.03
0.03
0.02
Kerugian Gesek ()
0.02
0.01
0.01
0
0
10000
20000
30000
40000
50000
d .V
V
=
;
d
2 ghd
V2l
2 ghd
2
l
d
( )
2 ghd
2 2
l
2
d
2 gh d 3
2 2 l
Dari rumus diatas bisa dilihat bahwa jika bilangan Reynolds (Red) semakin
tinggi maka kerugian geseknya
( )
(Red) berbanding lurus dengan kecepatan aliran (V) yang jika semakin tinggi kecepatan
aliran (V) maka Reynolds (Red) juga akan meningkat. Contohnya terdapat pada data ke4 dengan bilangan Reynolds 21230,55784 memiliki kerugian gesek sebesar
0,015206308 yang menurun dibandingkan dengan sebelumnya yaitu pada data ke-3,
ketika bilangan Reynolds 17370,45642 yang memiliki kerugian gesek sebesar
0,03089321. Namun dari data perhitungan yang didapat, sebagian besar terjadi
penyimpangan karena saat bilangan Reynolds meningkat, kerugian geseknya juga
cenderung meningkat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya perubahan kecepatan
yang signifikan tetapi diiringi perubahan ketinggian manometer yang terlalu tinggi,
sehingga koefisien gesek meningkat. Selain karena faktor tersebut, penyimpangan juga
dimungkinkan terjadi karena pembacaan skala manometer yang kurang teliti.
27
24
21
18
15
12
9
6
3
0
10000
20000
30000
40000
Globe Valve
Cock Valve
Gambar 2.27 Grafik Hubungan Koefisien Kerugian Head Terhadap Bilangan Reynolds
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Pembahasan :
Pada Grafik menjelaskan bahwa sumbu X menunjukkan bilangan Reynolds dan
sumbu Y menunjukkan koefisien kerugian head. Pada Gate Valve kecenderungan setiap
peningkatan bilangan Reynolds adalah meningkat, pada Globe Valve kecenderungan
setiap peningkatan bilangan Reynolds adalah meningkat, pada Cock Valve
kecenderungan setiap peningkatan bilangan Reynolds adalah menurun, hanya koefisien
air tertinggi pada Globe Valve. Dimana koefisien kerugian head adalah nilai kerugian
energi pada fluida yang disebabkan oleh valve. Dari grafik diketahui bahwa semakin
besar bilangan Reynolds maka koefisien head cenderung menurun.
d=
d .V
78=
h78
2
(V ) /2 g
adalah globe valve, cock valve, dan gate valve. Pada grafik tidak terjadi penyimpangan
karena kecenderungan grafik sesuai dengan dasar teori. Ketika bilangan Reynolds lebih
dari 4000 maka akan turbulen dan aliran membentuk putaran. Ketika melewati gate
valve dikarenakan luas penampang yang berbeda yaitu bertambah besar mengakibatkan
kecepatan semakin cepat.
Gambar 2.28 Penampang pada Globe Valve,Gate Valve, dan Cock Valve
Sumber : John Fuchs (2012,80)
0.6
0.4
0.2
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Polynomial (Nozzle)
Venturi
Polynomial (Venturi)
Orifice
Polynomial (Orifice)
d .V
V=
Q1 / 2
xd
4
Qn= d n 2 2. g . hn
4
Qv= d v2 2. g . hv
4
Qo= d o2 2. g . ho
4
Q1
Qn
Cv=
Q1
Qv
Co=
Q1
Qo
Semakin besar Q1 maka kecepatan alir semakin besar, sehingga bilangan Reynolds
semakin besar. Dengan meningkatnya Q 1 maka koefisien aliran juga meningkat. Koefisien aliran
juga dipengaruhi oleh laju aliran pada flowmeter, laju aliran pada flowmeter menunjukan losses
yang terjadi pada flowmeter. Semakin kecil losses yang terjadi pada flowmeter maka koefisien
pada aliran semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
Secara teoritis urutan koefisien aliran dari yang paling tinggi ke rendah koefisien
aliran pada pengujian venturi, pengujian nozzle, dan yang terakhir orifice. Pada grafik tidak
terjadi penyimpangan karena kecenderungan grafik sesuai dengan dasar teori.
Pada venturi luas penampang mengalami pembesaran pada saat ujung pipa venturi
yang mengakibatkan laju aliran air menurun dan tekanan air meningkat. Karena tekanan
meningkat maka Qv juga mengalami peningkatan dan koefisien aliran akan menurun.
Pada nozzle aliran air akan meningkat, hal ini disebabkan luas penampang mengalami
penyempitan dan mengakibatkan laju aliran air meningkat dan tekanan air menurun yang
mengakibatkan Qn juga menurun. Jika Qn menurun maka koefisien aliran akan meningkat.
Pada orifice terjadi aliran vortex pada saat fluida memasuki orifice, aliran vortex ini
menghambat kecepatan air pada pipa. Sehingga kecepatan air dalam orifice menurun dan
menyebabkan tekanannya meningkat. Jika ho meningkat maka nilai Qo akan meningkat juga,
maka koefisien aliran air pun akan menurun.
2.6 Kesimpulan dan Saran
2.6.1 Kesimpulan
1
Apabila pada suatu aliran terdapat kerugian gesek yang tinggi, maka kecepatan alirannya
semakin kecil. Diketahui bahwa kecepatan aliran berbanding lurus dengan bilangan
Reynolds, sehingga bilangan Reynolds berbanding terbalik dengan kerugian gesek.
Semakin besar bilangan Reynolds alirannya semakin turbulen, karena pada aliran turbulen
fluida yang mengalir tidak teratur sehingga fluida yang bergesekan dengan dinding sedikit.
2
Kerugian head adalah kerugian energi pada suatu aliran fluida. Hal ini
disebabkan karena adanya vorteks pada cock valve yang menyebabkan luas
penampang pada bagian yang diukur manometer menjadi semakin kecil
diameternya karena terdapat vorteks. Kerugian head pada fluida disebabkan
oleh kerugian head kecepatan fluida yang disebabkan oleh bidang kontak
Koefisien aliran nozzle dilihat dari jumlah aliran sebelum masuk nozzle
dibanding jumlah aliran keluar pada nozzle. Pada saat bilangan Reynolds
rendah, aliran pada pipa cenderung laminar, tetapi apabila bilangan Reynolds
semakin tinggi, aliran pada pipa akan semakin turbulen. Saat aliran tersebut
turbulen maka terdapat rongga-rongga udara sehingga tidak terisi penuh
dengan aliran, maka jumlah aliran pada aliran tubulen lebih kecil
dibandingkan dengan aliran laminar. Sehingga Semakin besar bilangan
Reynolds, maka kecepatan aliran fluida meningkat maka Q 1 meningkat dan
semakin meningkat Q1 maka koefisien aliran fluida juga meningkat. Sehingga
nilai koefisien aliran cenderung konstan, ini disebabkan karena koefisien
aliran itu merupakan perbandingan antara laju aliran (Q 1) dan laju aliran
teoritis (Qn) yang hasil perbandingannya cenderung konstan.
2.6.2 Saran
1. Sistem hendaknya terus diperbaiki agar lebih baik kedepannya, dan sebaiknya dibuat
jadwal timeline dalam bentuk kalender di awal praktikum untuk memudahkan praktikan.
2. Laboratorium sebaiknya memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mengetahui
alat-alat lain diluar bab yang diajarkan. Karena pada Laboraturium Fenomena Dasar
Mesin terdapat banyak alat-alat yang belum diketahui praktikan.
3. Laboratorium sebaiknya memperbaiki atau memperbarui alat-alat yang sudah mulai rusak
atau sudah mulai kurang baik kinerjanya. Selain itu laboratorium sebaiknya memiliki
website yang diperbarui setiap hari mengenai informasi-informasi laboraturium agar dapat
diakses oleh praktikan dengan lebih cepat dan lebih efisien.
Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam membaca skala hasil dari pengukuran agar didapatkan
hasil data yang lebih akurat, dan sebaiknya praktikan lebih diawasi oleh asisten agar
praktikan tidak melakukan kesalahan terutama saat melakukan pengukuran.