Anda di halaman 1dari 43

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

BAB II
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdefomasi secara terus-menerus (continue) akibat
terkena tegangan geser (shear stress). Hal ini menunjukkan terdapat tegangan geser
ketika fluida mengalir.
=

du
dx

Dimana:
= Tegangan geser fluida (N/m2)
= Viskositas fluida (kg/ms)
du
dx = Gradien kecepatan (m/s)

Gambar 2.1 Tegangan Geser Pada Fluida


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 47)
2.1.2 Macam-macam Fluida
A. Berdasarkan Laju Deformasi dan Tegangan Geser:
1. Newtonian Fluid
Fluida newtonian adalah fluida yang tegangan geser dan regangan
gesernya linier. Hal ini berarti bahwa fluida newtonian memiliki viskositas
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


dinamis yang tidak akan berubah karena pengaruh gaya-gaya yang bekerja
padanya. Viskositas fluida newtonian hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan.

Gambar 2.2 Variasi Linier Dari Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser Fluida
Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 47)
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida non-newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki
viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida tersebut dan waktu. Contoh fluida non-newtonian adalah plastik.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.3 Variasi Linier dari Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
Beberapa Fluida Termasuk Fluida Non-Newtonian
Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 48)
B. Berdasarkan Mampu Mampat:
1. Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada
setiap titik yang dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubahubah, dapat membesar atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya.
Compressible fluid memiliki bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan Mach
yaitu perbandingan antara kecepatan fluida per kecepatan suara. Seperti pada
persamaan dibawah ini.
v
Ma= >0,3
a
Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
a = Kecepatan suara (m/s)
Ma = Bilangan mach
2
Kecepatan suara dapat dirumuskan dengan persamaan a=20,047 T , di

mana T adalah temperatur udara (K), dan a adalah kecepatan suara (m/s).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titik yang dialirinya. Incompressible fluid memiliki bilangan mach lebih
kecil dari 0,3.
v
Ma= <0.3
a
Pembagian kecepatan berdasarkan bilangan mach :
Subsonic (Mach < 1,0)
Sonic (Mach = 1.0)
Transonic (0,8 < Mach < 1.3)
Supersonic (Mach > 1.0)
Hypersonic (mach > 5.0)
C. Berdasarkan Sifat Alirannya:
1. Fluida dengan Aliran Laminer
Fluida dengan aliran laminer adalah fluida yang alirannya memiliki
lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga seperti berapis-lapis. Aliran ini
mempunyai bilangan Re kurang dari 2300.

Gambar 2.4 Aliran Laminar


Sumber: Yunus A. Cengel (2006, 323)
2. Fluida dengan aliran turbulen

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Fluida dengan aliran turbulen adalah fluida yang alirannya mengalami
pergolakan (berputar-putar) dan mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. Ciri-ciri
aliran ini tidak memiliki keteraturan dalam lintasa fluida, kecepatan fluida tinggi.

Gambar 2.5 Aliran Turbulen


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 323)
3. Aliran Transisi
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan
aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bilangan
Re Antara 2300-4000.

Gambar 2.6 Aliran Transisi


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 47)
Menurut hasil percobaan oleh Reynolds, apabila bilangan Reynolds
kurang dari pada 2300, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila
bilangan Reynolds lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Sedang antara 2300 dan 4000 aliran dapat laminer ke turbulen tergantung pada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

D. Berdasarkan bentuk aliran


1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak terdapat perubahan kecepatan.
Fluida statis diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang tidak
seragam. Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke luas
penampang yang berbeda
2.1.3 Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jaluraliran yang sama. Syarat hukum Bernoulli adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3. Gesekan diabaikan
4. Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku
untuk aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
a) Aliran tak Termampatkan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contohnya: air, minyak, emulsi, dll.
Asal mula Bernoulli :

Gambar 2.7 Prinsip Bernoulli


Sumber : Frank M. White (2009, 120)
Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan menggunakan
konsep kekelan energi atau prinsip usaha-energi.
Energi Potensial + Energi Kinetik + Energi tekanan=Konstan

1
m v2
mgh 2
PV
+
+
=Konstan
V
V
V
1
gh+ V 2 + P=Konstan
2
1
m v2
mgh 2
PV
+
+
=Konstan
mg
mg
mg

h+

v2 P
+ =Konstan
2 g g

h+

Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

v2 P
+ =Konstan
2g

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


= Massa jenis fluida (kg/m3)
= Berat jenis fluida (N/m3)

b) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
udara, gas alam, dll.
c) Aplikasi Hukum Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum
Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang
kehidupan manusia masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli
tersebut:
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan
badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk.
Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung
menujubak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.
2.1.4 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau
laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynolds (Reynolds
Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
=

VL Gaya Inersia
=
v
Gaya Viskos

Dimana:
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Re= Angka Reynolds (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
v

= Viskositas kinematis, = / (ft2/s atau m2/s)

2.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan
meter (m). Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.
P Pd Ps
=

Dimana:
P

= Head tekanan (m)

Pd
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
Ps
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)

2. Head kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari
keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.
2

hk=

Vd Vs

2g
2g

Dimana:
hk

= Head kecepatan atau head kinetik (m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2

Vd
2g

= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)

V s2
2g

= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m)

3. Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi
suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh
posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
Z = Zd Zs
Dimana:
Z= Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)
2.1.5 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
(head losses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
Losses umumnya digolongkan sebagai berikut:
a) Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi
istilah tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan
ukurannya. Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap lokal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 Minor Losses Akibat Valve


LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 348)

h=k

v2
2g

Dimana:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

b) Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam
pipa yang disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung
kekasaran pipa, diameter pipa dan bilangan Reynolds. Koefisien gesek dipengaruhi
juga oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran
turbulen berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
h f =f .

L v2
.
D 2g

Dimana:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.9 Moody Chart


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 898)
Untuk mendapatkan harga f dapat digunakan grafik Moody (Moody
Diagram). Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan
Reynolds dapat dicari terlebih dahulu dengan menggunakan:
=

VL
v

Dimana:
Re = Angka Reynolds
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
V = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Kemudian angka kekasaran () dibagi dengan diameter pipa didapat suatu
harga /d. Dari bilangan Reynolds ditarik garis keatas sampai pada garis /d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynolds, maka akan didapat harga f.

2.1.7 Viskositas

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal
sekon (Pa.s). Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas yaitu viskometer. Rumus
viskositas adalah sebagai berikut :
=

u
Zo

Dimana :
= Tegangan geser (N/m)

= Viskositas dinamik (Ns.m-2)


u
Zo = Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis (m/s)

v=

Dimana :
v = Viskositas kinematik (m2/s)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)

= Densitas atau massa jenis (kg/m)

Macam-macam viskositas :
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Grafik 2.10 Viskositas Dinamik


Sumber : Frank M. White (2009, 824)
2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya. Viskositas
ini dinyatakan dalam satuan Stoke (St) pada cgs dan m/s pada SI.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Grafik 2.11 Viskositas Kinematik


Sumber : Frank M. White (2009, 825)
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Tabel 2.1 Kerapatan dan Kekentalan Udara Pada 1 Atm

Sumber: Yunus A. Cengel (2006, 912)


Tabel 2.2 Kerapatan dan Kekentalan Air Pada 1 Atm

Sumber: Frank M. White (2009, 826)


b) Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
c) Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar
tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang
dikenakannya.
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2.1.8 Macam-macam Katup


Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup,
membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa macam katup yang
sering digunakan, yaitu
a) Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang digerakkan
ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasanya digunakan untuk posisi buka
atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.

Gambar 2.12 Gate Valve


Sumber : Brian Nesbitt (2007, 87)
b) Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.

Gambar 2.13 Globe Valve


Sumber : Brian Nesbitt (2007, 88)
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017
KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

c) Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
Eccentric memliki desain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari
concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve
lainnya.

Gambar 2.14 Butterfly Valve


Sumber : Frank M. White (2009, 392)

d) Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.15 Ball Valve


Sumber : Brian Nesbitt (2007, 102)
e) Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk
fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.

Gambar 2.16 Plug Valve


Sumber : Brian Nesbitt (2007, 111)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.1.9 Jenis-jenis Flowmeter
Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit fluida, ada 4
jenis Flowmeter yaitu :
a) Rotameter
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung
tertutup. Tersusun dari tabung dengan pelampung didalamnya yang kemudian
didorong oleh aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.

Gambar 2.17 Rotameter


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 372)
b) Venturi
Alat yang digunakan untuk mengetahui beda tekanan. Efek venturi terjadi
ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.

Gambar 2.18 Venturi


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 367)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


c) Nozzle
Alat yang digunakan untuk mengetahui laju aliran,kecepatan sutu fluida.

Gambar 2.19 Nozzle


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 367)
d) Orifice
Alat untuk mengukur besar arus aliran dengan pengurangan diameter secara
tiba-tiba:

Gambar 2.20 Orifice


Sumber : Yunus A. Cengel (2006, 367)
2.2 Tujuan Pengujian
1

Mengetahui pengaruh faktor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada
bilangan Reynolds tertentu.

Mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 90 , reducer used pipe,


sudden enlargement & contraction pipe, globe valve, gate valve, cock pada
bilangan reynold tertentu.

Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.3 Spesifikasi Alat

Gambar 2.21 Fluid Circuit Friction Apparatus


Sumber : Laboratorium Fenomena Dasar Mesin FT-UB (2016)

Model

Pompa air
Laju aliran x Head

: 0,75 kW

Tangki penyimpanan air


Kapasitas

: 73 liter/menit x 15m

Motor penggerak
Daya

: FLEA-2000AL

: 50 100 liter

Pengaturan kerugian gesek


Jaringan pipa, nominal (in)

: B, B, 1 B, 1 B.

Perubahan penampang

: Pembesaran dan pengecilan langsung,


pembesaran dan pengecilan secara berangsurangsur.

Peralatan pipa

: Katup pintu air (gerbang), katup bola dan kran.

Belokan

: 90 radius kecil dengan penghubung ulir

(sekrup) dan radius besar yang disambung dengan


las.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Peralatan
Flowmeter

: Orificemeter, Nozzle, Venturimeter, Rotameter.

Manometer pipa U (air raksa)

: 550 (air raksa tidak disuplai)

Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm


Penunjuk tekanan

: 32 point

Kebutuhan Pendukung
1

Listrik 3 fase 220 / 380 V, 50 / 60 Hz

Suplai air dingin pada tekanan utama (mains) dan kering

Dimensi dan Berat


Panjang

: 3200 mm

Lebar

: 700 mm

Tinggi

: 1700 mm

Volume

: 8 m3

Berat

: 800 kg

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Water Pipe Line Detail

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Gambar 2.22 Water Pipe Line Detail
Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2016)

Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail

Gambar 2.23 Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail


Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2016)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Kinematic Viscosity of Water

Gambar 2.24 Kinematic Viscosity of Water


Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2016)
2.4 Cara Pengambilan Data
2.4.1 Eksperimen Untuk Mengukur Kerugian Gesek Pada Pipa

Persiapan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


1

Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).

Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank
ram (cock) agar air dapat mengalir.
3

Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.

Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.

Pengukuran
1

Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.

Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).

Buka katup ventilasi manometer air.


4

Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan


tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka
pada katup yang diinginkan dan seterusnya.

Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.

Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).

2.4.2 Eksperimen Untuk Mengukur Kerugian Head Pada Peralatan Pipa

Persiapan
1

Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).

Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air dapat mengalir.

Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.

Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.

Pengukuran
1

Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
2

Buka katup (gate valve, globe valve, dan cock) dalam keadaan bukaan penuh.

Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).

Buka katup ventilasi manometer air.


5 Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan tekanan
antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin mengetahui
perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada katup yang
diinginkan dan seterusnya.

Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.

Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).

2.4.3 Eksperimen Untuk Pengukuran dengan Orifice, Nozzle, dan Tabung Venturi

Persiapan
1

Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).

Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air dapat mengalir.

Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.

Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.

Pengukuran
1

Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.

Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).

Buka katup ventilasi manometer air.


4

Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan


tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka
pada katup yang diinginkan dan seterusnya.

Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.

Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.5 Hasil Pengujian
2.5.1 Data Hasil Pengujian

No

1
0,5
2
0,7
3
0,9
4
1,1
5
1,3
6
1,5
7
1,7
8
1,9
9
2,1
10
2,3

14
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Tabel 2.3 Data Hasil Pengujian Pada Katup 23-24


Katup 23-24
Q1 (m3/detik)
V (m/s)
H1
H2
H
360
320
20
0,000138889
0,379219223
365
325
40
0,000194444
0,530906913
390
322
68
0,00025
0,682594602
430
380
50
0,000305556
0,834282292
468
335
33
0,000361111
0,985969981
511
336
175
0,000416667
1,13765767
566
336
230
0,000472222
1,28934536
3264 3046 218
0,000527778
1,441033049
3332 2978 354
0,000583333
1,592720738
3373 2938 435
0,000638889
1,744408428
13059 11316 1623 0,003888889
10,61813826

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

Re d

0,029439412
0,030040216
0,03089321
0,015206308
0,007185655
0,028621651
0,029286612
0,022222271
0,029539546
0,030260265
0,252695148

9650,253565
13510,35499
17370,45642
21230,55784
25090,65927
28950,76069
32810,86212
36670,96355
40531,06497
44391,1664
270207,0998

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

No

0,5

Tabel 2.4 Data Hasil Pengujian Pada Katup 7-8 (Gate Valve)
Katup 7-8 (Gate
Q1 (m3/detik)
V (m/s)
(7-8)
Valve)
H1
H2
H
144 141
3
0,000138889
0,232262814
1,089978573

0,7

187

185

0,000194444

0,325167939

0,370741011

10573,3213

0,9

225

223

0,00025

0,418073064

0,224275427

13594,27024

1,1

274

270

0,000305556

0,51097819

0,300269579

16615,21918

1,3

326

323

0,000361111

0,603883315

0,161239434

19636,16812

1,5

364

359

0,000416667

0,696788441

0,201847884

22657,11707

1,7

410

403

0,000472222

0,789693566

0,220007209

25678,06601

1,9

448

440

0,000527778

0,882598692

0,201288749

28699,01495

2,1

479

467

11

0,000583333

0,975503817

0,226563951

31719,96389

10

2,3

0,000638889

1,068408942

0,223215524

34740,91283

14

484
329
5

13

497
335
4

58

0,003888889

6,50335878

3,219427341

211466,4259

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

Re d
7552,372355

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Tabel 2.5 Data Hasil Pengujian Pada Katup 13-14 (Nozzle)


Katup 13-14 (Nozzle)
No
Q
Q1 (m3/detik)
V (m/s)
Qn (m3/detik)
H1
H2
H
1
0,5
215
95
120
0,000138889
0,138822997
0,000173361
2
0,7
290
85
210
0,000194444
0,194352195
0,000229335
3
0,9
395
45
350
0,00025
0,249881394
0,00029607
4
1,1
598
0,000305556
0,305410592
0,000387
3454 2856
5
1,3
3563 2734
829
0,000361111
0,360939791
0,000455656
6
1,5
3699 2584 1115
0,000416667
0,41646899
0,000528442
7
1,7
3862 2434 1428
0,000472222
0,471998188
0,000598032
8
1,9
4080 2216 1864
0,000527778
0,527527387
0,000683256
9
2,1
4230 2067 2163
0,000583333
0,583056586
0,000736018
10
2,3
4406 1877 2529
0,000638889
0,638585784
0,000795856

14
28194 16993 11206 0,003888889
3,887043904
0,004883025
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

Cn

Re d

0,801155274
0,847863047
0,84439529
0,789549582
0,792507538
0,788480832
0,789627259
0,772445703
0,792553065
0,802769264
8,021346853

5838,80888
8174,332431
10509,85598
12845,37954
15180,90309
17516,42664
19851,95019
22187,47374
24522,99729
26858,52085
163486,6486

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.5.2 Contoh Perhitungan
1

Mengukur Kerugian Gesek Pada Pipa


a

Laju aliran perdetik Q1 ( m3/detik )


Q 1=

Q
x 103
3.6

Q 1=

0.5
3
x 10
3.6

Q1= 0.000138889 m3/detik


b

Kecepatan Air Dalam Pipa V ( m/s )


V=

Q1 / 2
xd
4

V=

0.000138889/3.14
2
x 0.0216
4

V = 0.379219223 m/s

Dengan d adalah diameter dalam pipa , yaitu d B = 0.0216 m


c

Faktor gesekan untuk air dalam pipa


=

2 ghd
2
V l

0.379219223

(2)(9.8)(0.02)( 0.0216)
=

= 0.029439412 m

Dengan h adalah tekanan diferensial yaitu h , h , h 1, h 1 (mH2O), dan L


adalah panjang pipa = 2m

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


d

Bilangan Reynolds untuk aliran air dalam pipa


d=

d .V

d=

( 0.0216 ) .(0.379219223)
0.008488 x 104

d=

9650,253565

Dimana adalah viskositas kinematik air pada temperatur 27C (m2/s) 27 =


0.008488 x 10-4
2

Mengukur Kerugian Head Pada Peralatan Pipa


a

Laju aliran perdetik Q1 ( m3/detik )


Q 1=

Q
3
x 10
3.6

Q 1=

0.5
x 103
3.6

Q1= 0.000138889 m3/detik


b

Kecepatan Air Dalam Pipa V ( m/s )


V=

Q1 / 2
xd
4

V=

0.000138889/3.14
2
x 0.0276
4

V = 0.232262814 m/s

Dengan d adalah diameter dalam pipa , yaitu d 14 B = 0.0276 m


c

Koefisien Kerugian Head Pada Gate Valve

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


78=

78=

h78
2

(V ) /2 g
0.003
( 0.232262814 )2 /2(9.8)

78= 1.089978573
d

Bilangan Reynolds untuk aliran air dalam pipa


d=

d .V

d=

( 0.0276 ) x (0.232262814)
4
0.008488 x 10

d=

7552.372355

Dimana adalah viskositas kinematik air pada temperatur 27C (m2/s) 27 =


0.008488 x 10-4
3

Mengukur Koefisien Aliran Pada Nozzle


a

Laju aliran perdetik Q1 ( m3/detik )


Q 1=

Q
3
x 10
3.6

Q 1=

0.5
3
x 10
3.6

Q1= 0.000138889 m3/detik


Dengan Q didapat dari Rotameter
b

Kecepatan Air Dalam Pipa V ( m/s )


V=

Q1 / 2
xd
4

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


V=

0.000138889/3.14
x 0.03572
4

V = 0.138822997 m/s

Laju Aliran Teoritis Pada Nozzle Qn ( m3/detik )

Qn= d n 2 2. g . hn
4
Qn=

3.14
(0.012)2 2 x 9.8 x 0.12
4

Qn= 0.000173361 m3/detik


Dengan :
dn = diameter Nozzle (0.012 m)
g = 9.8 m/s2
hn = 13.6 x hn
hn = perbedaan tekanan antara tingkat yang atas dan bawah pada nozzle (mH2O)
hn = pembacaan dari perbedaan merkuri kolom pada pipa manometer U air raksa
(mHg)
d

Koefisien Aliran Pada Nozzle Cn


Cn=

Q1
Qn

Cn=

0.000138889
0.000173361

Cn= 0.801155274

Bilangan Reynolds untuk Aliran Air dalam Pipa


d=

d .V

d=

( 0.0357 ) .(0.138822997)
0.008488 x 104

d=

5838.80888

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Dimana adalah viskositas kinematik air pada temperatur 27C (m2/s) 27 =
0.008488 x 10-4

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.5.3 Grafik dan Pembahasan
2.5.3.1 Grafik Hubungan Kerugian Gesek () Terhadap Bilangan Reynolds

0.04
0.03
0.03
0.02

Kerugian Gesek ()

0.02
0.01
0.01
0
0

10000

20000

30000

40000

50000

Bilangan Reynolds (Red)


Hubungan Kerugian Gesek () Terhadap Bilangan Reynolds
Poly. (Hubungan Kerugian Gesek () Terhadap Bilangan Reynolds

Gambar 2.25 Grafik Hubungan Kerugian Gesek () Terhadap Bilangan Reynolds


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Pembahasan :
Pada grafik menjelaskan bahwa sumbu X menunjukkan bilangan Reynolds dan
sumbu Y menunjukkan kerugian gesek. Bilangan Reynolds adalah bilangan tak
berdimensi yang menentukan jenis aliran suatu fluida. Bila bilangan Reynolds
menunjukkan angka kurang dari 2300 maka alirannya laminar, bila menunjukkan angka
lebih dari 4000 maka alirannya turbulen dan apabila diantara 2300 4000 maka
alirannya transisi. Sedangkan kerugian gesek adalah kerugian yang terjadi akibat
gesekan antara fluida dengan dinding pipa lurus, kerugian ini terjadi di sepanjang pipa,
biasa disebut Mayor Losses. Jika ditinjau berdasarkan rumus persamaan antara bilangan
Reynolds dengan koefisien gesek yaitu:
d=

d .V

V
=
;
d
2 ghd
V2l

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


=

2 ghd
2

l
d

( )

2 ghd
2 2

l
2
d

2 gh d 3
2 2 l

Dari rumus diatas bisa dilihat bahwa jika bilangan Reynolds (Red) semakin
tinggi maka kerugian geseknya

( )

cenderung turun, karena bilangan Reynolds

(Red) berbanding lurus dengan kecepatan aliran (V) yang jika semakin tinggi kecepatan
aliran (V) maka Reynolds (Red) juga akan meningkat. Contohnya terdapat pada data ke4 dengan bilangan Reynolds 21230,55784 memiliki kerugian gesek sebesar
0,015206308 yang menurun dibandingkan dengan sebelumnya yaitu pada data ke-3,
ketika bilangan Reynolds 17370,45642 yang memiliki kerugian gesek sebesar
0,03089321. Namun dari data perhitungan yang didapat, sebagian besar terjadi
penyimpangan karena saat bilangan Reynolds meningkat, kerugian geseknya juga
cenderung meningkat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya perubahan kecepatan
yang signifikan tetapi diiringi perubahan ketinggian manometer yang terlalu tinggi,
sehingga koefisien gesek meningkat. Selain karena faktor tersebut, penyimpangan juga
dimungkinkan terjadi karena pembacaan skala manometer yang kurang teliti.

Gambar 2.26 Aliran Laminar, Turbulen, dan Transisi


Sumber : Bruce R. Munson (2006)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2.5.3.2 Grafik Hubungan Koefisien Kerugian Head Terhadap Bilangan Reynolds

Koefisien Kerugian Head ()

27
24
21
18
15
12
9
6
3
0

10000

20000

30000

40000

Bilangan Reynolds (Red)


Gate Valve

Polynomial (Gate Valve)

Globe Valve

Polynomial (Globe Valve)

Cock Valve

Polynomial (Cock Valve)

Gambar 2.27 Grafik Hubungan Koefisien Kerugian Head Terhadap Bilangan Reynolds
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Pembahasan :
Pada Grafik menjelaskan bahwa sumbu X menunjukkan bilangan Reynolds dan
sumbu Y menunjukkan koefisien kerugian head. Pada Gate Valve kecenderungan setiap
peningkatan bilangan Reynolds adalah meningkat, pada Globe Valve kecenderungan
setiap peningkatan bilangan Reynolds adalah meningkat, pada Cock Valve
kecenderungan setiap peningkatan bilangan Reynolds adalah menurun, hanya koefisien
air tertinggi pada Globe Valve. Dimana koefisien kerugian head adalah nilai kerugian
energi pada fluida yang disebabkan oleh valve. Dari grafik diketahui bahwa semakin
besar bilangan Reynolds maka koefisien head cenderung menurun.
d=

d .V

78=

h78
2

(V ) /2 g

Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa semakin besar kecepatan aliran

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


fluida maka bilangan Reynolds yang didapat juga akan semakin besar dan
menyebabkan koefisien kerugian geseknya semakin menurun.
Secara teoritis semakin tinggi bilangan Reynolds maka koefisien kerugian headnya
semakin rendah. Urutan kerugian head dari yang paling tinggi ke rendah secara teoritis

adalah globe valve, cock valve, dan gate valve. Pada grafik tidak terjadi penyimpangan
karena kecenderungan grafik sesuai dengan dasar teori. Ketika bilangan Reynolds lebih
dari 4000 maka akan turbulen dan aliran membentuk putaran. Ketika melewati gate
valve dikarenakan luas penampang yang berbeda yaitu bertambah besar mengakibatkan
kecepatan semakin cepat.

Gambar 2.28 Penampang pada Globe Valve,Gate Valve, dan Cock Valve
Sumber : John Fuchs (2012,80)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


2.5.3.3 Grafik Hubungan Koefisien Aliran Terhadap Bilangan Reynolds
1.2
1
0.8

Koefisien Aliran (C)

0.6
0.4
0.2
0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

Bilangan Reynolds (Red)


Nozzle

Polynomial (Nozzle)

Venturi

Polynomial (Venturi)

Orifice

Polynomial (Orifice)

Gambar 2.29 Grafik Hubungan Koefisien Aliran Terhadap Bilangan Reynolds


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Pembahasan :
Grafik diatas menjelaskan disumbu X merupakan bilangan Reynolds dan disumbu Y
merupakan koefisien aliran. Koefisien aliran adalah perbandingan antara laju aliran (Q 1)
dengan laju aliran teoritis (Qn). Berdasarkan teori, semakin besar kecepatan alir maka
bilangan Reynolds juga akan besar menjadikan koefisien aliran semakin kecil. Ketika debit
fluida ditambah maka kecepatan aliran pada fluida meningkat pada pipa sehingga koefisien
aliran semakin menurun. Pada grafik terlihat bahwa semakin besar bilangan Reynolds, maka
koefisien aliran cenderung semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori.
d=

d .V

V=

Q1 / 2
xd
4

Qn= d n 2 2. g . hn
4

Qv= d v2 2. g . hv
4

Qo= d o2 2. g . ho
4

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


Cn=

Q1
Qn

Cv=

Q1
Qv

Co=

Q1
Qo

Semakin besar Q1 maka kecepatan alir semakin besar, sehingga bilangan Reynolds
semakin besar. Dengan meningkatnya Q 1 maka koefisien aliran juga meningkat. Koefisien aliran
juga dipengaruhi oleh laju aliran pada flowmeter, laju aliran pada flowmeter menunjukan losses
yang terjadi pada flowmeter. Semakin kecil losses yang terjadi pada flowmeter maka koefisien
pada aliran semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.

Secara teoritis urutan koefisien aliran dari yang paling tinggi ke rendah koefisien
aliran pada pengujian venturi, pengujian nozzle, dan yang terakhir orifice. Pada grafik tidak
terjadi penyimpangan karena kecenderungan grafik sesuai dengan dasar teori.
Pada venturi luas penampang mengalami pembesaran pada saat ujung pipa venturi
yang mengakibatkan laju aliran air menurun dan tekanan air meningkat. Karena tekanan
meningkat maka Qv juga mengalami peningkatan dan koefisien aliran akan menurun.
Pada nozzle aliran air akan meningkat, hal ini disebabkan luas penampang mengalami
penyempitan dan mengakibatkan laju aliran air meningkat dan tekanan air menurun yang
mengakibatkan Qn juga menurun. Jika Qn menurun maka koefisien aliran akan meningkat.
Pada orifice terjadi aliran vortex pada saat fluida memasuki orifice, aliran vortex ini
menghambat kecepatan air pada pipa. Sehingga kecepatan air dalam orifice menurun dan
menyebabkan tekanannya meningkat. Jika ho meningkat maka nilai Qo akan meningkat juga,
maka koefisien aliran air pun akan menurun.
2.6 Kesimpulan dan Saran
2.6.1 Kesimpulan
1

Apabila pada suatu aliran terdapat kerugian gesek yang tinggi, maka kecepatan alirannya
semakin kecil. Diketahui bahwa kecepatan aliran berbanding lurus dengan bilangan
Reynolds, sehingga bilangan Reynolds berbanding terbalik dengan kerugian gesek.
Semakin besar bilangan Reynolds alirannya semakin turbulen, karena pada aliran turbulen
fluida yang mengalir tidak teratur sehingga fluida yang bergesekan dengan dinding sedikit.
2

Kerugian head adalah kerugian energi pada suatu aliran fluida. Hal ini
disebabkan karena adanya vorteks pada cock valve yang menyebabkan luas
penampang pada bagian yang diukur manometer menjadi semakin kecil
diameternya karena terdapat vorteks. Kerugian head pada fluida disebabkan
oleh kerugian head kecepatan fluida yang disebabkan oleh bidang kontak

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS


antara fluida dan vorteks.
3

Koefisien aliran nozzle dilihat dari jumlah aliran sebelum masuk nozzle
dibanding jumlah aliran keluar pada nozzle. Pada saat bilangan Reynolds
rendah, aliran pada pipa cenderung laminar, tetapi apabila bilangan Reynolds
semakin tinggi, aliran pada pipa akan semakin turbulen. Saat aliran tersebut
turbulen maka terdapat rongga-rongga udara sehingga tidak terisi penuh
dengan aliran, maka jumlah aliran pada aliran tubulen lebih kecil
dibandingkan dengan aliran laminar. Sehingga Semakin besar bilangan
Reynolds, maka kecepatan aliran fluida meningkat maka Q 1 meningkat dan
semakin meningkat Q1 maka koefisien aliran fluida juga meningkat. Sehingga
nilai koefisien aliran cenderung konstan, ini disebabkan karena koefisien
aliran itu merupakan perbandingan antara laju aliran (Q 1) dan laju aliran
teoritis (Qn) yang hasil perbandingannya cenderung konstan.

2.6.2 Saran
1. Sistem hendaknya terus diperbaiki agar lebih baik kedepannya, dan sebaiknya dibuat
jadwal timeline dalam bentuk kalender di awal praktikum untuk memudahkan praktikan.
2. Laboratorium sebaiknya memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mengetahui
alat-alat lain diluar bab yang diajarkan. Karena pada Laboraturium Fenomena Dasar
Mesin terdapat banyak alat-alat yang belum diketahui praktikan.
3. Laboratorium sebaiknya memperbaiki atau memperbarui alat-alat yang sudah mulai rusak
atau sudah mulai kurang baik kinerjanya. Selain itu laboratorium sebaiknya memiliki
website yang diperbarui setiap hari mengenai informasi-informasi laboraturium agar dapat
diakses oleh praktikan dengan lebih cepat dan lebih efisien.
Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam membaca skala hasil dari pengukuran agar didapatkan
hasil data yang lebih akurat, dan sebaiknya praktikan lebih diawasi oleh asisten agar
praktikan tidak melakukan kesalahan terutama saat melakukan pengukuran.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2016/2017


KELOMPOK 8

Anda mungkin juga menyukai