Anda di halaman 1dari 6

5-9 PERSAMAAN BERNOULII

Hukum Bernoulli
Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah dari
tekanan (p), energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per
satuan volum (rgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu
garis arus.
p1 + ½rv12 + rgh1 = p2 + ½ rv22+ rgh2
atau
2
p+½rv +rgh = Konstan
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.

Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :

1. Semprotan
2. Sayap pesawat terbang
3. Venturi meter=alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran
cair.
4. Pipa pitot
5. Tower air

Dalam hal fluida tak bergerak (statis), v1 = v2 = 0, persamaan Bernoulli


diturunkan menjadi :
p1 + ½ r 02 + r g h1 = p2 + ½ r 02 + r g h2
p1 - p2 = rg(h2- h1)
Dalam hal fluida mengalir dalam pipa mendatar (horisontal) di mana h1 = h2
p1 - p2 = r(v22- v12)

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum


kekekalan
energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah
tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan
volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
CONTOH SOAL

Pada gambar dibawah ini, air dipompa dengan kompresor bertekanan 120 kPa
memasuki pipa bagian bawah (1) dan mengalir ke atas dengan kecepatan 1 m.s -
1
(g = 10 m.s-2 dan massa jenis air 1000 kg.m-3). Tekanan air pada pipa bagian
atas (II) adalah….

Pembahasan

Diketahui :
Jari-jari pipa besar (r1) = 12 cm
Jari-jari pipa kecil (r2) = 6 cm
Tekanan air pada pipa besar (p1) = 120 kPa = 120.000 Pascal
Kecepatan air pada pipa besar (v1) = 1 m.s-1
Tinggi pipa besar (h1) = 0 m
Tinggi pipa kecil (h2) = 2 m
Percepatan gravitasi (g) = 10 m.s-2
Massa jenis air = 1000 kg.m-3

Ditanya : Tekanan air pada pipa 2 (p2)

Jawab :
Kecepatan air pada pipa 2 dihitung menggunakan Persamaan Kontinuitas :
A1 v1 = A2 v2
(π r12)(v1) = (π r22)(v2)
(r12)(v1) = (r22)(v2)
(r12)(v1) = (r22)(v2)
(122)(1 m/s) = (62)(v2)
144 = 36 v2
v2 = 144 / 36
v2 = 4 m/s

Tekanan air pada pipa 2 dihitung menggunakan persamaan Bernoulli :


120.000 + ½ (1000)(12) + (1000)(10)(0) = p2 + ½ (1000)(42) + (1000)(10)(2)
120.000 + ½ (1000)(1) + (1000)(10)(0) = p2 + ½ (1000)(16) + (1000)(10)(2)
120.000 + 500 + 0 = p2 + (500)(16) + 20.000
120.000 + 500 = p2 + 8000 + 20.000
120.500 = p2 + 28.000
p2 = 120.500 – 28.000
p2 = 92.500 Pascal
p2 = 92,5 kPa

5-10 APLIKASI DARI PRINSIP BERNOULII

1. Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa
terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara
tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan
tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas
dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
- ρ = massa jenis udara (kg/m3)
- va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
- vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
- F= Gaya angkat pesawat (N)
Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan
menggunakan persamaan Bernoulli dianggap bentuk sayap pesawat terbang
sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah
tetap (streamline)
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian
bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara di bagian atas
lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).

Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :


p1 + ½ 𝜌v12 + 𝜌 g h1 = p2 + ½ 𝜌.v22 + 𝜌 g h
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2),
sehingga 𝜌g h1 = 𝜌g h2.
dan persamaan di atas dapat ditulis :
p1 + ½ 𝜌.v12 = p2 + ½ 𝜌v22
p1 – p2 = ½ 𝜌v22 - ½ 𝜌v12
p1 – p2 = ½ 𝜌 (v22 – v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan p1 > p2
untuk luas penampang sayap F1 = p1 A dan F2 = p2 A dan kita dapatkan
bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2)
menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat
terbang dirumuskan sebagai :
F1 – F2 = ½ 𝜌 A(v22-v12 )
Dengan 𝜌 = massa jenis udara (kg/m3)

2. Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk


Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar
pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil
daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke
atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.

5-11 VISTOSITAS

1. Pengertian Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena
itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat
mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan
internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul

Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh


adanya gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Viskositas juga disebut sebagai ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar.
2r 2 × g (ρb − ρf)
ᶯ=
9v
Keterangan:
ᶯ = Viskositas (Pa.s)
r = Jari-jari benda (m)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
𝜌𝑏 = Massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝑓 = Massa jenis fluida (kg/m3)
𝑣 = Kecepatan benda (m/s)
2. Jenis Viskositas
Viskositas alias kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida
riil/nyata itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air,
sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal.
Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal
hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran
fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis).
Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
(Rian, 2013).
Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh
koefisien viskositas. Berikut ini adalah tabel viskositas untuk berbagai fluida:
Tabel 2.1 Koefisien Viskositas untuk Berbagai Fluida

Fluida Temperatur (°𝑪) Koefisien Viskositas, ᶯ (Pa.s)


Air 0 1,8 × 10-3
Air 20 1,0 × 10-3
Air 100 0,3 × 10-3
Oli Mesin (SAE 10) 30 200 × 10-3
Udara 20 0,018× 10-3
Hidrogen 0 0.009× 10-3
Uap Air 100 0,013× 10-3

CONTOH SOAL

Tentukanlah koefisien viskositas udara apabila kecepatan terminal satu tetes air
hujan berdiameter 0,5 mm yang jatuh adalah 7,5 m/s. (Diketahui massa jenis
udara = 1,3 kg/m3 dan percepatan gravitasi Bumi = 10 m/s2).
Pembahasan:
Diketahui:
d = 0,5 mm

r = d/2 = 0,5/2 = 0,25 mm = 0,25 x 10-3 m


VT = 7,5 m/s
ρf = 1,3 kg/m3
g = 10 m/s2
ρb = 1000 kg/m3
Ditanyakan: ɳ = …?
Jawaban:

VT = 2r2g(ρb – ρf)/9ɳ
ɳ = 2r2g(ρb – ρf)/9VT
ɳ = 2 . (0,25 x 10-3) . 10 . (1000 – 1,3) / 9 . 7,5
ɳ = 5 x 10-3 . 998,7 / 67,5 = 73,98 x 10-3 Pas

Anda mungkin juga menyukai