BAB I
PENDAHULUAN
dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian
kecil) (Eswanto & Syahputra, 2017).
Berdasarkan paparan diatas, Prektikum Fenomena Dasar Mesin Fluid
Circuit And Friction Experimental Apparatus ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman mengenai fenomena-fenomena serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pada Fluid Circuit and Friction Apparatus.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa itu mekanisme sistem perpipaan
2. Mengetahui mekanisme pengaplikasian Fluid Circuit pada alat Friction
Experimental Apparatus
3. Mengetahui pengaruh antara debit dan diameter sistem perpipaan
FLUID CIRCUIT AND FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Variasi Linier Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
untuk Fluida Umum
FLUID CIRCUIT AND FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Gambar 2.2 Variasi Tegangan Geser dengan Laju Regangan Geser pada
Beberapa Jenis Cairan
Sumber: Munson dkk., (1994)
V
Ma= (2.1)
c
Keterangan:
Ma = Bilangan Mach
V = Kecepatan fluida (ft/s)
c = Kecepatan suara (ft/s)
b. Incompressible Fluid
Incompressible fluid adalah fluida yang memiliki densitas dan volume
yang tetap pada tiap alirannya, dengan kata lain kerapatannya konstan terhadap
perubahan tekanan. Incompressible fluid memiliki bilangan Mach yang lebih kecil
dari 0,3. Aliran dapat dikategorikan berdasarkan nilai bilangan Mach sebagai
berikut.
Sonic (Ma = 1)
Subsonic (Ma < 1)
Supersonic (Ma > 1)
Hypersonic (Ma >> 1)
2.1.2.3 Berdasarkan Sifat Alirannya
Berdasarkan sifat alirannya fluida dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu sebagai berikut.
a. Aliran Laminar
Fluida aliran laminar adalah aliran fluida yang memiliki aliran sangat
teratur yang dicirikan oleh lapisan-lapisan fluida yang halus dan berlapis-lapis
(Çengel dkk., 2017). Aliran laminar mempunyai bilangan Reynold yang kurang
dari 2300.
b. Aliran Transisi
Fluida aliran aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan
transisi atau perubahan dari aliran laminar ke aliran turbulen (Çengel dkk., 2017).
Fluida yang memiliki aliran transisi memiliki nilai bilangan Reynold antara 2300-
4000.
c. Aliran Turbulen
Fluida beraliran turbulen adalah fluida yang memiliki Gerakan sangat tidak
teratur. Aliran ini biasanya terjadi pada kecepatan tinggi dan ditandai dengan
fluktasi (Çengel dkk., 2017). Aliran turbulen memiliki nilai bilangan Reynold
yang lebih dari 4000.
fluida ideal tidak dianggap berubah, di mana viskositasnya nol dan fluidanya
mampat (Russell C. Hibbeler & Kai Beng Yap, 2018).
vL
Re= (2.x)
v
Keterangan:
Re = Angka Reynold
2.3 Head
Head dapat diartikan sebagai energi per satuan berat pada fluida. Satuan
dari head adalah meter (m) atau feet (ft) (Putro dkk., 2020). Ada tiga macam head
fluida antara lain.
1. Head Tekanan
Head tekanan merupakan ketinggian kolom fluida yang didukung oleh
tekanan yang bekerja pada dasarnya (Russell C. Hibbeler & Kai Beng Yap, 2018),
atau dapat dikatakan perbedaan tekanan yang bekerja pada permukaan fluida saat
masuk dengan tekanan yang bekerja pada permukaan fluida saat keluar. Head
tekanan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.
P Pd P s
= − (2.)
γ γ γ
Keterangan:
P
= Head tekanan (m atau ft)
γ
Pd
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m atau ft)
γ
Ps
= Tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m atau ft)
γ
2. Head Kinetik
Head kinetik dapat didefinisikan sebagai ketinggian yang dibutuhkan
cairan untuk mencapai kecepatan selama jatuh bebas tanpa gesekan (Çengel dkk.,
2017). Head kinetik bisa didapatkan dari Persamaan 2. berikut.
FLUID CIRCUIT AND FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Vd 2 Vs 2
hk = − (2.)
2g 2g
Keterangan:
hk = Head kecepatan atau head kinetik (m atau ft)
Vd2
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m atau ft)
2g
Vs2
= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m atau ft)
2g
3. Head Potensial
Head potensial atau head statis bisa disebut juga dengan head elevasi.
Head potensial berhubungan dengan energi potensial suatu partikel. Head
potensial didasarkan pada ketinggian fluida di atas datum plane. Hal ini dapat
diartikan sebagai suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang
disebabkan oleh posisinya. Head potensial dapat ditentukan menggunakan
Persamaan 2. berikut.
Z=Zd−Zs (2.)
Keterangan:
Z= Head statis total atau head potensial (m atau ft)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m atau ft)
Zs = Head statis pada sisi isap (m atau ft)
2.4 Losses
Perhitungan losses atau kerugian energi dari head losses tergantung pada
major losses dan minor losses pada aliran perpipaan di jaringan perpipaan dan
ditentukan oleh kebutuhan dari daya pemompaan (Cengel dkk., 2017).
a) Minor Losses
Minor Losses merupakan kerugian energi local yang disebabkan oleh
gangguan aliran karena pemasangan appurtenances, seperti valves, bends, dan alat
kelengkapan lainnya. Alat-alat pelengkap tersebut diberi istilah hidrolis seperti
misalnya perubahan bentuk saluran atau perubahan ukurannya (Annan & Gooda,
2018). Persamaan untuk Minor Losses dapat dilihat pada Persamaan 2.x.
FLUID CIRCUIT AND FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
v2
hL =Σ k L (2.X)
2g
Keterangan :
b) Major Losses
Rugi mayor (major losses) adalah rugi aliran yang diakibatkan gesekan
antara fluida dengan dinding pipa lurus yang mempunyai luas penampang yang
tetap ( Eka dkk., 2017). Besarnya koefisien gesekan pipa tergantung pada
kekasaran pipa, diameter pipa dan bilangan Reynolds atau dapat dikatakan juga
kerugian akibat adanya gesekan fluida dengan dinding memanjang. Persamaan
untuk Major Losses dapat dilihat pada Persamaan 2.x.
L v2
hf =f × × (2.X)
D 2g
Keterangan :
Keterangan:
Re = Angka Reynold
Angka kekasaran (ε) dibagi dengan diameter pipa didapat suatu harga ε/d.
Selanjutnya bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis ε/d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynold, maka akan didapat harga
f.
2.5 Viskositas
u
τ =μ (2.12)
Zo
Keterangan:
u m ft
= Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis ( atau )
Zo s s
μ
v= (2.13)
ρ
FLUID CIRCUIT AND FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Keterangan:
1. Viskositas Dinamik
2. Viskositas Kinematik
a. Suhu
b. Konsentrasi Larutan
c. Tekanan
a. Gate Valve
Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan sistem yang panjang,
kegunaan utama dari gate valve adalah hanya untuk menutup dan membuka aliran.
Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate
atau trotthling) (Yusuf & Hariadi, 2021).
Gambar 2.X Gate Valve
b. Globe Valve
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur
besarkecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling) (Yusuf & Hariadi, 2021).
Gambar 2.X Globe Valve
c. Ball Valve
Ball valve adalah katup dengan piringan berbentuk bola. Bagian katup yang
mengontrol aliran melaluinya sphere yang memiliki lubang, atau port. Lubang
tegak lurus terhadap ujung katup, dan aliran diblokir ketika katup ditutup. Tuas
akan sejalan dengan posisi port yang memungkinkan melihat posisi katup (Arman
dkk, 2019).
Gambar 2.x Ball Valve
d. Butterfly Valve
Butterfly valve adalah salah satu jenis valve yang serba guna, dapat diaplikasikan
pada sistem pemipaan dimanapun, di industri, pembangunan kapal, platform, di
perumahan dan lain-lain. Selain itu butterfly valve bisa di pasang pada instalasi
berbagai media yang melaluinya misalnya oleh cairan, gas, lumpur dengan
berbagai tingkat tekanan dan suhu. Dengan sudut putaran kerja hanya 90˚
memungkinkan valve jenis ini dapat dioperasikan dengan cepat namun tidak
mampu di setting untuk ukuran aliran tertentu. Valve ini biasa disebut sebagai
quarter turn valve. Dengan bahan penutup saluran sebuah disc valve ini
digerakkan dengan poros aktuator yang terhubung dengan handel di sisi luar valve
(Arman dkk, 2019).
Gambar 2.x Butterfly Valve
e. Plug Valve
Plug Valve adalah elemen mesin yang biasanya digunakan untuk regulasi aliran
medium fluida, semi-cair, dan granular pada berbagai tangki dan sistem perpipaan.
Plug Valve adalah gerakan katup rotasi seperempat putaran yang menggunakan
plug meruncing atau silinder untuk menghentikan atau memulai aliran. Plug Valve
memiliki satu atau lebih lorong berlubang yang menyamping melalui plug
sehingga cairan dapat mengalir melalui plug saat katup dibuka (Maulana dkk,
2020).
Gambar 2.X Plug Valve
f. Diaphragm Valve\
Cara kerja diaphragm valve adalah membuka valve yang dipasang pada satu unit
control electronic yang mana coil harus bekerja dan magnetic core yang diluarnya
akan tertarik kedalam melalui lubang pembuka, sehingga udara tekan akan keluar
melalui ruangan pipa lubang pembuka, karena udara tidak dapat keluar melalui
lubang secepat lubang pembuka, maka ruangan tersebut menjadi kehilangan
tekanan, sehingga diaphragm menjadi terangkat atau terbuka. Power untuk coil
dan core diputus maka lubang akan tertutup, dengan melalui lubang saluran maka
udara tekan akan memenuhi ruangan dan menekan diaphragm duduk pada
tempatnya (Zulva dkk, 2006).
Gambar 2.X Diaphragm Valve
g. Needle Valve
Katup ini dapat digunakan untuk throttling dengan sangat akurat dan juga dapat
digunakan pada tekanan atau temperatur tinggi Needle valve berfungsi untuk
mengatur aliran fluida yang mengalir dalam sistem dan berfungsi untuk
menurunkan tekanan (Hidayat Novel, 2011).
Segmented Ball Valve mirip dengan Ball Valve konvensional, tetapi dengan V-
notch segment di dalam bola. Katup kontrol ini memiliki kemampuan jangkauan,
kontrol, dan penutup yang baik. V-notch ball memberikan aksi geser positif dan
menghasilkan karakteristik aliran persentase yang sama. Ini memberikan kontrol
aliran kapasitas tinggi yang tidak tersumbat. V-notch ball telah dibuat khusus
untuk memaksimalkan kapasitas dan meningkatkan masa pakai seal dan shutoff
integrity.
i. Pinch Valve
Pinch Valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan
yang mempunyai partikel solid yang banyak serta fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak) (Putra dkk, 2014).
Gambar 2.x Pinch Valve
a) Rotameter
b) Venturimeter
Venturi meter terdiri dari sepotong pipa utama yang menurun ukurannya ke bagian yang
disebut throat, diikuti oleh ukuran yang meningkat secara bertahap kembali ke ukuran
pipa asli(Shashi Menon, 2015). Venturimeter merupakan perangkat di mana laju aliran
dalam saluran pipa diukur dengan mempersempit bagian dari tabung. Di bagian tabung
yang menyempit, kecepatan aliran meningkat. Dengan mengukur tekanan penurunan yang
dihasilkan, laju aliran di saluran pipa dapat diukur(Nakayama, 2018).
c) Nozzle
Nozzle adalah perangkat di mana aliran mengembang dari tekanan tinggi ke rendah untuk
menghasilkan jet berkecepatan tinggi(Schreir, 2012). Pola aliran yang dihasilkan untuk
nozzle lebih mendekati ideal daripada aliran menggunakan venturi(Munson dkk, 2013).
d) Orifice
Alat ini digunakan untuk mengukur besar arus aliran. Terdapat 4 (empat) jenis
orifice, yaitu:
1. Concentric Orifice
Concentric Orifice adalah disk logam dengan lubang persis di tengah, yang dimasukkan
ke dalam pipa yang membawa cairan yang mengalir (Morris & Langari, 2021).
Gambar 2.x Concentric Orifice
2. Eccentric Orifice
Eccentric Orifice adalah disk logam dengan lubang di tengah tetapi agak dibawah
daripada Concentric Orifice, yang dimasukkan ke dalam pipa yang membawa cairan yang
mengalir. Orifice ini digunakan untuk mengukur aliran fluida yang membawa material
solid.
3. Segmental Orifice
Segmental Orifice adalah disk logam dengan lubang di tengah yang memiliki ukuran
setengah lingkaran, yang dimasukkan ke dalam pipa yang membawa cairan yang
mengalir. Orifice ini digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan konsentrasi material
solid yang tinggi.
Quadrant Radius Orifice adalah disk logam dengan lubang di tengah yang memiliki
desain pada sisi upstream dibentuk seperti nozzle dan sisi downstream berfungsi sebagai
sharp edge yang ditunjukkan pada Gambar 2.X, yang dimasukkan ke dalam
pipa yang membawa cairan yang mengalir. Orifice ini digunakan untuk mengukur fluida
kental dengan Reynold Number dibawah 10000.
1. Venturi 1
(a)
(b)
(b)
3. Ventui 3 Gambar 3.10 (a) Venturi 2, (b) Dimensi Venturi 2
Sumber : Laboratorium FDM TM UM (2021)
(a)
(b)
a. Persiapan
1) Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).
2) Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram agar air dapat mengalir.
3) Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
b. Pengukuran
1) Putar katup kontrol aliran (valve 1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
6) Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch
(OFF).
Pipa
a. Persiapan
2) Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air dapat mengalir.
b. Pengukuran
1) Putar katup kontrol aliran (valve 1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
2) Buka katup (gate, valve, globe valve, dan cock) dalam keadaan bukaan
penuh.
7) Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch
(OFF).
a. Persiapan
2) Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate
valve), drank ram (cock) agar air bisa mengalir.
b. Pengukuran
1) Putar katup kontrol aliran (valve 1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
6) Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch
(OFF).