Anda di halaman 1dari 43

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

BAB II
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdeformasi secara terus-menerus akibat terkena tegangan geser
(shear stress). Hal ini menunjukan terdapat tegangan geser ketika fluida mengalir.

Gambar 2.1 Perilaku Sebuah Fluida yang Ditempatkan Antara Dua Plat Parallel
Sumber : Munson, (2004,p.18)

dv
τ = dx ............................................................................................................... (2-1)

Keterangan :
τ = Tegangan geser fluida (N/m2)
μ = Viskositas fluida (kg/ms)
dv
= Gradien kecepatan (m/s)
dx

2.1.2 Macam-macam Fluida


A. Berdasarkan Laju Deformasi dan Tegangan Geser
1. Fluida Newtonian
Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan geser dan regangan gesernya linier.
Fluida Newtonian memiliki viskositas dinamis yang tidak akan berubah karena
pengaruh gaya-gaya yang bekerja padanya. Viskositas fluida newtonian hanya
bergantung pada temperatur dan tekanan.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 29
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.2 Variasi Linier dari Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser Fluida
Sumber : Munson (2002,p.17)

2. Fluida Non-Newtonian
Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan
secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki viskositas dinamis
yang dapat berubah-ubah ketika terhadap gaya yang bekerja pada fluida tersebut dan
waktu. Contoh Fluida non-Newtonian adalah plastik

Gambar 2.3 Variasi Linier dari Tegangan Geser Terhadap Laju Geser Beberapa Fluida,
Termasuk Fluida non-Newtonian
Sumber : Munson (2002,p.17)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 30
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
B. Berdasarkan Mampu Mampat :
1. Compressible Fluid
Compressible Fluid adalah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah pada
setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada setiap titik
yang dialirinya. Hal ini disebabkan karena volume fluida yang berubah-ubah, dapat
membesar atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya. Compressible Flow
memiliki bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan Mach yaitu perbandingan
antara kecepatan fluida per kecepatan suara, seperti pada persamaan di bawah ini :

v
Ma = a > 0,3................................................................................................... (2-2)

Keterangan :
v = Kecepatan fluida (m/s2)
a = Kecepatan suara (m/s2)
Ma = Bilangan Mach

2. Incompressible Fluid
Incompressible Fluid adalah fluida yang memiliki volume dan massa jenis tetap
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini sama pada setiap titik
yang dialirinya. Incompressible flow memiliki bilangan Mach lebih kecil dari 0,3.

v
Ma = a < 0,3................................................................................................... (2-3)

Pembagian kecepatan berdasarkan bilangan Mach :


 Subsonik (Mach < 1,0)
 Sonik (Mach = 1,0)
 Transonik (0,8 < Mach < 1,3)
 Supersonik (Mach >1,0)
 Hipersonik (Mach > 5,0)

C. Berdasarkan Sifat Alirannya :


1. Aliran Laminer

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 31
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Alirannya memiliki lintasan lapisan batang yang panjang, sehingga seperti
berlapis-lapis. Aliran ini mempunyai bilangan Reynolds (Re) kurang dari 2300.

Gambar 2.4 Aliran Laminer


Sumber: Cengel (2006,p.323)

2. Aliran Turbulen
Alirannya mengalami pergolakan (berputar-putar) dan mempunyai bilangan Re
lebih dari 4000. Ciri-ciri aliran ini tidak memiliki keteraturan dalam lintasan fluida dan
kecepatan fluida tinggi.

Gambar 2.5 Aliran Turbulen


Sumber : Cengel (2006,p.323)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 32
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
3. Aliran Transisi
Alirannya merupakan alitan peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Aliran ini memiliki bilangan Re antara 2300 – 4000.

Gambar 2.6 Aliran Transisi


Sumber : Cengel (2006,p.340)

D. Berdasarkan Bentuk Aliran


1. Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak, tetapi tidak terdapat perubahan kecepatan. Fluida
Statis diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida Dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang tidak
seragam. Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke luas penampang
yang berbeda.

2.1.3 Hukum Bernoulli


Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam satu
pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Syarat Hukum Bernoulli adalah :
1. Steady state
2. Densitas relatif konstan
3. Gesekan diabaikan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 33
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
4. Diacu pada titik yang terletak di satu streamline
5. No heat transfer
6. Tidak dipengaruhi gerakan poros
Secara umum, terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku untuk
aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk fluida termampatkan
(compressible flow) :
a. Aliran Tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya :
air, minyak, emulsi, dll

Gambar 2.7 Prinsip Bernoulli


Sumber : Suharto (2013,p.19)

Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan menggunakan konsep
kekekalan energi atau prinsip usaha – energi.

Energi Potensial + Energi Kinetik + Energi Tekanan = Konstan


mgh + 1⁄2 mv2 + PV = Konstan ................................................................. (2-4)

Diasumsikan volume pada fluida konstan :

mgh 1⁄ mv2 PV
2
+ + = Konstan
V V V

ρgh + 1⁄2 ρv2 + P = Konstan

mgh 1⁄2 mv2 PV


+ + = Konstan
mg mg mg
v2 P
h + 2g + ρg = Konstan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 34
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
v2 P
h + 2g + γ = Konstan…………………………………………………………(2-5)

Keterangan :
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
γ = Berat jenis fluida (N/m3)

b. Aplikasi Hukum Bernoulli


Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum Bernoulli yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia
masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli tersebut :
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan
pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung menuju
bak-bak penampungan. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.

2.1.4 Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer.
Tedapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynolds (Reynolds Number).
Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

VL Gaya Inersia
Re = = ……………………………………………………….(2-6)
v Gaya Viskos

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 35
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Keterangan :
Re = Angka Reynolds (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
μ
v = Viskositas kinematis, v = ⁄ρ (ft2/s atau m2/s)

2.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat
cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan meter (m). Menurut
Bernoulli ada 3 macam head fluida, yaitu :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan antara head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada
sisi hisap.

P Pd Ps
= − ……………………………………………………………………….(2-7)
γ γ γ

Keterangan :
P
γ
= Head tekanan (m)
Pd
γ
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
Ps
γ
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi hisap (m)

2. Head Kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari
keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.

Vd2 Vs2
hk = − .………………………………………………………………(2-8)
2g 2g

Keterangan :
hk = Head kecepatan atau head kinetik (m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 36
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Vd2
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)
2g

Vs2
= Kecepatan zat cair pada saluran hisap (m)
2g

3. Head Potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane), jadi suatu
kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh posisinya atau
disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.

Z = Zd − Zs…………………………………………………………………….(2-9)

Keterangan :
Z = Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi hisap (m)

2.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida, head losses tergantung
pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran
2. Kecepatan fluida
3. Kekentalan
Losses umumnya digolongan sebagai berikut :
a. Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi istilah
tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan ukurannya.
Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap lokal adalah :

Gambar 2.8 Minor Losses. (a) Gate, (b) Orifice, (c) Elbow, (d) Valve
Sumber : Suharto (2015,p.19)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 37
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
v2
h=k ……………………………………………………………………...(2-10)
2g

Keterangan :
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

b. Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa yang
disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran pipa,
diameter pipa dan bilangan Reynolds. Koefisien gesek dipengaruhi juga oleh kecepatan,
karena distribusi kecepatan pada aliran laminer dan aliran turbulen berbeda. Secara
matematik, dapat ditunjukan sebagai berikut :

L V2
hf = f. . …………………………………………………………………..(2-11)
D 2g

Keterangan :
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 38
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.9 Diagram Moody


Sumber : Suharto (2015,p.19)

Untuk mendapatkan harga f dapat menggukan grafik Moody (Moody diagram),


misalnya akan mencari koefisien gesekan suatu pipa, harga bilangan Reynolds dapat
dicari terlebih dahulu.
Kemudian angka kekasaran (ε) dibagi diameter pipa didapat suatu harga ε⁄d , lalu
ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynolds, akan mendapat harga f.

2.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Viskositas zat cair
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan
SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m 2 atau Pascal sekon (Pa.s). Alat yang digunakan
untuk mengukur viskositas yaitu viskometer. Berikut ini adalah macam-macam viskositas :
1. Viskositas dinamik adalah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk
memindahkan suatu bidang horisontal terhadap lainnya, dalam unit velositas (velocity),
ketika mempertahankan jarak dalam cairan.rasio antara shear stress dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 39
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
τ
μ=u .....……………………………………………....……………….......(2-12)
⁄Z0

Keterangan :
τ = Tegangan geser (N/m)
μ = Viskositas dinamik (Ns.m2)
u
= Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis (m/s)
Z0

Gambar 2.10 Viskositas Dinamik


Sumber : White (1986,p.20)

2. Viskositas kinematik adalah rasio antara viskositas absolut untuk kepadatan (densitas)
dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat. Dihitung dengan
membagi viskositas dinamik dengan densitas massa cairan. Viskositas ini dinyatakan
dalam satuan Stoke (St) pada cgs dan m2/s pada SI.

μ
v = ………………………………………………………………………...(2-13)
ρ

Keterangan :
v = Viskositas kinematik (m2/s)
μ = Viskositas dinamik (Ns.m2 atau kg.m/s)
ρ = Densitas atau massa jenis (kg/m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 40
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.11 Viskositas Kinematik


Sumber : White (1986,p.24)

Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :


a. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik, maka viskositas akan
turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

Tabel 2.1
Kerapatan dan Kekentalan Udara pada 1 atm
T, ˚C ρ, kg/m3 µ, N · s/m2 v, m2/s T, ˚F ρ, µ, lb · s/ft2 v, ft2/s
slug/ft3
0 1000 1.788 E-3 1.788 E-6 32 1.940 3.73 E-5 1.925 E-5
10 1000 1.307 E-3 1.307 E-6 50 1.940 2.73 E-5 1.407 E-5
20 998 1003 E-3 1.005 E-6 68 1.937 2.09 E-5 1.082 E-5
30 996 0.799 E-3 0.802 E-6 86 1.932 1.67 E-5 0.864 E-5
40 992 0.657 E-3 0.662 E-6 104 1.925 1.37 E-5 0.713 E-5
50 98 0.548 E-3 0.555 E-6 122 1.917 1.14 E-5 0.597 E-5
60 983 0.467 E-3 0.475 E-6 140 1.908 0.975 E-5 0.511 E-5
70 978 0.405 E-3 0.414 E-6 158 1.897 0.846 E-5 0.446 E-5
80 972 0.355 E-3 0.365 E-6 176 1.886 0.741 E-5 0.393 E-5
90 965 0.316 E-3 0.327 E-6 194 1.873 0.660 E-5 0.352 E-5
100 958 0.283 E-3 0.295 E-6 212 1.859 0.591 E-5 0.318 E-5
Sumber : White (1991, p.21)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 41
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Tabel 2.2
Kerapatan dan Kekentalan Air pada 1 atm
T, ˚C ρ, kg/m3 µ, N · s/m2 v, m2/s T, ˚F ρ, slug/ft3 µ, lb · s/ft2 v, ft2/s
-40 1.52 1.51 E-5 0.99 E-5 -40 2.94 E-3 3.16 E-7 1.07 E-4
0 1.29 1.71 E-5 1.33 E-5 32 2.51 E-3 3.58 E-7 1.43 E-4
20 1.20 1.80 E-5 1.50 E-5 68 2.34 E-3 3.76 E-7 1.61 E-4
50 1.09 1.95 E-5 1.79 E-5 122 2.12 E-3 4.08 E-7 1.93 E-4
100 0.946 2.17 E-5 2.30 E-5 212 1.84 E-3 4.54 E-7 2.47 E-4
150 0.835 2.38 E-5 2.85 E-5 302 1.62 E-3 4.97 E-7 3.07 E-4
200 0.746 2.57 E-5 3.45 E-5 392 1.45 E-3 5.37 E-7 3.71 E-4
250 0.675 2.75 E-5 4.08 E-5 482 1.31 E-3 5.75 E-7 4.39 E-4
300 0.616 2.93 E-5 4.75 E-5 572 1.20 E-3 6.11 E-7 5.12 E-4
400 0.525 3.25 E-5 6.20 E-5 752 1.02 E-3 6.79 E-7 6.67 E-4
500 0.457 3.55 E-5 7.77 E-5 932 0.89 E-3 7.41 E-7 8.37 E-4
Sumber : White (1991,p.21)

b. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.
c. Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.

2.1.8 Macam-macam Katup


Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup, membuka
atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa macam katup yang sering
digunakan yaitu :
a. Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang digerakkan ke atas
bawah untuk membuka dan menutup. Biasanya digunakan untuk posisi buka atau tutup

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 42
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka. Alat ini adalah salah satu
alat yang kami gunakan dalam Praktikum Fenomena Dasar Mesin.

Gambar 2.12 Gate Valve


Sumber : Rahman (2012,p.6)

b. Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida. Globe valve memiliki
keuntungan yang lain yaitu kemampuanya untuk menahan bocor, maksudnya ia lebih
rekat di banding dengan jenis valve lainya. oleh karenanya, ia dapat di gunakan untuk
tekanan tinggi atau dalam aplikasi volume aliran yang lebih besar. Alat ini adalah salah
satu alat yang kami gunakan dalam Praktikum Fenomena Dasar Mesin.

Gambar 2.13 Globe Valve


Sumber : White (1986,p.21)

c. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di tengahnya.
Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric. Eccentric memiliki

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 43
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
desain yang lebih sulit, tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari concentric. Bentuknya
yang sederhana membuat lebih ringan dibanding valve lainnya.

Gambar 2.14 Butterfly Valve


Sumber : Dwi (2014,p.13)

d. Cock Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder.
Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat
atau mengandung unsur pada seperti lumpur.

Gambar 2.16 Cock Valve


Sumber : Dwi (2014,p.7)

2.1.9 Jenis-jenis Flowmeter

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 44
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit fluida, ada 4 jenis
flowmeter, yaitu :
a. Rotameter
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung tertutup.
Tersusun dari tabung dengan pelampung di dalamnya yang kemudian di dorong oleh
aliran, lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.

Gambar 2.17 Rotameter


Sumber : Rajput (2008,p.22)

b. Venturi
Alat yang digunakan untuk mengetahui beda tekanan. Efek venturi terjadi ketika
fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.

Gambar 2.18 Venturi


Sumber : Rajput (2008,p.22)

c. Nozzle
Sebuah nozzle sering berbentuk pipa atau tabung dari berbagai variasi luas
penampang, dan dapat digunakan untuk mengarahkan atau memodifikasi aliran fluida
(cairan atau gas). Nozel sering digunakan untuk mengontrol laju aliran, kecepatan, arah,

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 45
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
massa, bentuk, dan / atau tekanan dari aliran yang muncul. Kecepatan nozzle dari fluida
meningkat sesuai energi tekanannya.

Gambar 2.19 Nozzle


Sumber : Patidar (2017,p.15)

d. Orifice
Alat untuk mengukur besar arus aliran. Menggunakan prinsip Bernoulli yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara tekanan dan kecepatan fluida. Ada beberapa
macam orifice seperti konsentris orifice, eksentris orifice, dan segmental orifice.

Gambar 2.20 Orifice


Sumber : Patidar (2017,p.15)

2.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui faktor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan Reynolds
tertentu.
2. Mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 900, reducer used pipe, sudden
enlargement dan contraction pipe, globe valve ,gate valve , dan cock valve pada
bilangan Reynolds tertentu.
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle, dan pipa venturi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 46
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.3 Spesifikasi Alat

Gambar 2.21 Fluid Circuit Friction Experimental Apparatus


Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin (2019, p.1)

 Model : FLEA-2000AL
 Pompa air
Laju aliran x Head : 73 liter/menit x 15m
 Motor penggerak
Daya : 0,75 kW
 Tangki penyimpanan air
Kapasitas : 50 – 100 liter
 Pengaturan kerugian gesek
Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1¼ B.
Perubahan penampang : Pembesaran dan pengecilan langsung, pembesaran
dan pengecilan secara berangsur-angsur.
Peralatan pipa : Katup pintu air (gerbang), katup bola dan kran.
Belokan : 90o – radius kecil dengan penghubung ulir (sekrup)
dan radius besar yang disambung dengan las.
 Peralatan
Flowmeter : Orificemeter, Nozzle, Venturimeter, Rotameter.
Manometer pipa U (air raksa) : 550 (air raksa tidak disuplai)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 47
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point
 Kebutuhan Pendukung
1. Listrik 3 fase 220 / 380 V, 50 / 60 Hz
2. Suplai air dingin pada tekanan utama (mains) dan kering
 Dimensi dan Berat
Panjang : 3200 mm
Lebar : 700 mm
Tinggi : 1700 mm
Volume : 8 m3
Berat : 800 kg

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 48
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
 Water Pipe Line Detail

Gambar 2.22 Water Pipe Line Detail


Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2019)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 49
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
 Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail

Gambar 2.23 Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail


Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2019)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 50
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
 Kinematic Viscosity of Water

Gambar 2.24 Kinematic Viscosity of Water


Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2019)

2.4 Cara Pengambilan Data


A. Katup 23-24 (Pengambilan data untuk mengukur kerugian gesek pada pipa)
a. Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection, dan katup
pembuangan (kontrol aliran).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 51
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gatevalve), drank
ram (cock) agar air tidak mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
b. Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat di rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasimanometer air
4. Buka katup 23 dan 24 pada pressure tapping selection untuk mengetahui
perbedaan tekananan antara dua titik tersebut (hanya dua katup yang terbuka).
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
B. Katup 9 – 10 (Pengambilan data untuk mengukur head pada peralatan pipa)
a. Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection, dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gatevalve), drank
ram (cock) agar air tidak mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
b. Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat di rotameter.
2. Buka katup (gatevalve ,globevalve , dan cock) dalam bukaan penuh.
3. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
4. Buka katup ventilasi manometer air
5. Buka katup 9 dan 10 pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik tersebut (hanya dua katup yang terbuka).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 52
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
6. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
7. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch(OFF).
C. Katup 15 - 16 (Pengambilan data untuk pengukuran perbedaan tekanan pada
orifice,nozzle, dan tabung venturi)
a. Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection, dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve),drank
ram (cock) agar air tidak mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
b. Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan,debit aliran dapat dilihat di rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air
4. Buka katup 15 dan 16 pada pressure tapping selection untuk mengetahui
perbedaan tekananan antara dua titik tersebut (hanya dua katup yang terbuka).
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 53
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5 Hasil Pengujian
2.5.1 Data Hasil Pengujian

Tabel 2.3
Data Hasil Pengujian Pipa Lurus (23-24)
Q Katup 23-24 Q1 V
No λ Re d
(mᶾ/s) H1 H2 ΔH (mᶾ/s) (m/s)
(m) (m) (m)
1 0.5 0,38 0,364 0,016 0,000138889 0,379219 0,0235515 9591,493
2 0.7 0,412 0,365 0,047 0,000194444 0,530907 0,0352973 13428,09
3 0.9 0,458 0,312 0,146 0,00025 0,682595 0,0663295 17264,69
4 1.1 0,48 0,357 0,123 0,000305556 0,834282 0,0374075 21101,29
5 1.3 0,52 0,355 0,165 0,000361111 0,985970 0,0359283 24937,88
6 1.5 0,557 0,352 0,205 0,000416667 1,137658 0,0335282 28774,48
7 1.7 0,245 0,227 0,2448 0,000472222 1,289345 0,0311711 32611,08
8 1.9 0,252 0,222 0,408 0,000527778 1,441033 0,0415903 36447,67
9 2.1 0,252 0,22 0,4352 0,000583333 1,592721 0,0363153 40284,27
10 2.3 0,254 0,221 0.476 0,000638889 1,744408 0,0312202 44120,87
∑ 14 3,81 2,995 2,2388 0,003888889 10,61814 0,3723393 268561,8
Keterangan: Manometer air
Manometer raksa

Tabel 2.4
Data Hasil Pengujian Gate Valve (7-8)
V
Q Katup 7-8 Q1
(m/s)
No ξ (7-8) Re d
(mᶾ/s) ΔH (mᶾ/s)
(m)
1 0,5 0,444 0,333 -0,111 0,000138889 0,13882 -0,18807196 5803,2564
2 0,7 0,493 0,313 0,18 0,000194444 0,19435 0,155602836 8124,559
3 0,9 0,27 0,202 0,9248 0,00025 0,24988 0,48361959 10445,862
4 1,1 0,27 0,2 0,952 0,000305556 0,30541 0,333267267 12767,164
5 1,3 0,294 0,18 1,5504 0,000361111 0,36094 0,388595831 15088,467
6 1,5 0,303 0,172 1,7816 0,000416667 0,41647 0,33540441 17409,769
7 1,7 0,327 0,145 2,4752 0,000472222 0,47200 0,36278852 19731,072
8 1,9 0,345 0,127 2,9648 0,000527778 0,52753 0,347879856 22052,374
9 2,1 0,365 0,105 3,536 0,000583333 0,58306 0,339636807 24373,677
10 2,3 0,492 0,079 5,6168 0,000638889 0,63859 0,449753312 26694,98
∑ 14 3,603 1,856 19,8706 0,003888889 3,88704 3,008476467 162491,18

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 54
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Tabel 2.5
Data Hasil Pengujian Nozzle (15-16)
ΔH Q1 V Qn
No. Q (m3/h) 3
Re d Cn
(m) (m /s) (m/s) (m3/s)
1 0,5 0,5 0,00013889 0,13882 5803,2564 0,000354 0,392484
2 0,7 17,68 0,00019444 0,19435 8124,5590 0,002104 0,092405
3 0,9 28,56 0,00025 0,24988 10445,8615 0,002674 0,093476
4 1,1 39,44 0,00030556 0,30541 12767,1641 0,003143 0,097221
5 1,3 50,32 0,00036111 0,36094 15088,4667 0,003550 0,101721
6 1,5 61,2 0,00041667 0,41647 17409,7692 0,003915 0,106427
7 1,7 72,08 0,00047222 0,47200 19731,0718 0,004249 0,111142
8 1,9 82,96 0,00052778 0,52753 22052,3744 0,004558 0,115786
9 2,1 93,84 0,00058333 0,58306 24373,6769 0,004848 0,120327
10 2,3 104,72 0,00063889 0,63859 26694,9795 0,005121 0,124753
∑ 14 551,3 0,00388889 3,8870439 162491,1796 0,03452 1,355742681
Manometer air
Manometer raksa

Tabel 2.6
Data Hasil Pengujian Globe Valve (9-10)
Katup 9-10 Q1
Q
No V ξ (9-10) Re d
(m3/h) H1 H2 ΔH (m3/s)
(m) (m) (m)
1 0.5 0.21 0.195 0.015 0.000139 0.13893 15.23105225 5807.899
2 0.7 0.262 0.229 0.033 0.000194 0.19391 17.20199152 8105.9886
3 0.9 0.309 0.25 0.059 0.00025 0.24988 18.5199685 10445.862
4 1.1 0.363 0.275 0.088 0.000306 0.30585 18.43775622 12785.735
5 1.3 0.422 0.298 0.124 0.000361 0.36083 18.66704312 15083.824
6 1.5 0.477 0.316 0.161 0.000417 0.41680 18.16444009 17423.697
7 1.7 0.539 0.328 0.211 0.000472 0.47178 18.58089834 19721.787
8 1.9 0.594 0.33 0.264 0.000528 0.52775 18.57822983 22061.66
9 2.1 0.249 0.223 0.3536 0.000583 0.58272 20.41001839 24359.749
10 2.3 0.25 0.22 0.408 0.000639 0.63870 19.6031876 26699.622
∑ 14 3.675 2.664 1.7166 0.003889 3.88715 162679.2168 162495.82
Manometer air
Manometer raksa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 55
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Tabel 2.7
Data Hasil Pengujian Venturi (15-16)
ΔH Q1 V Qv
No. Q (m3/h) Re d Cv
(m) (m3/s) (m/s) (m3/s)
1 0,5 0,094 0,00013889 0,13882 5803,2564 0,000153 0,905198
2 0,7 0,194 0,00019444 0,19435 8124,5590 0,000220 0,882134
3 0,9 0,311 0,00025 0,24988 10445,8615 0,000279 0,895776
4 1,1 0,461 0,00030556 0,30541 12767,1641 0,000340 0,899248
5 1,3 0,68 0,00036111 0,36094 15088,4667 0,000413 0,875037
6 1,5 0,8976 0,00041667 0,41647 17409,7692 0,000474 0,878794
7 1,7 1,1968 0,00047222 0,47200 19731,0718 0,000547 0,862532
8 1,9 1,4688 0,00052778 0,52753 22052,3744 0,000607 0,870181
9 2,1 1,7952 0,00058333 0,58306 24373,6769 0,000671 0,869962
10 2,3 2,0944 0,00063889 0,63859 26694,9795 0,000724 0,882136
∑ 14 9,1928 0,00388889 3,8870439 162491,1796 0,00443 8,820997536
Manometer air
Manometer raksa

Tabel 2.8
Data Hasil Pengujian Oriface (17-18)
ΔH Q1 V Qo
No. Q (m3/h) Re d Co
(m) (m3/s) (m/s) (m3/s)
1 0,5 0,21 0,00013889 0,13882 5803,256413 0,000229 0,605616462
2 0,7 0,29 0,00019444 0,19435 8124,558979 0,000270 0,721500034
3 0,9 0,471 0,00025 0,24988 10445,86154 0,000343 0,727896063
4 1,1 0,748 0,00030556 0,30541 12767,16411 0,000433 0,705958548
5 1,3 1,0608 0,00036111 0,36094 15088,46667 0,000515 0,700589964
6 1,5 2,1216 0,00041667 0,41647 17409,76924 0,000729 0,571606055
7 1,7 1,904 0,00047222 0,47200 19731,07181 0,000691 0,683837266
8 1,9 2,312 0,00052778 0,52753 22052,37437 0,000761 0,693580702
9 2,1 2,8696 0,00058333 0,58306 24373,67694 0,000848 0,688091079
10 2,3 3,4408 0,00063889 0,63859 26694,9795 0,000928 0,68823291
∑ 14 15,4278 0,00388889 3,8870439 162491,1796 0,00575 6,786909082
Manometer air
Manometer raksa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 56
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Tabel 2.9
Data Hasil Pengujian Cock Valve (11-12)
Q Katup 11-12 Q1 V
No. ξ (11-12) Re d
(m3/h) H1 (m) H2 (m) ΔH (m) 3
(m /s) (m/s)
1 0.5 0.249 0.246 0.003 0.000139 0.13893 3.046210449 5807.899
2 0.7 0.281 0.277 0.004 0.000194 0.19391 2.085089882 8105.9886
3 0.9 0.32 0.31 0.01 0.00025 0.24988 3.138977711 10445.862
4 1.1 0.356 0.344 0.012 0.000306 0.30585 2.514239484 12785.735
5 1.3 0.397 0.38 0.017 0.000361 0.36083 2.559191395 15083.824
6 1.5 0.432 0.41 0.022 0.000417 0.41680 2.482097403 17423.697
7 1.7 0.467 0.441 0.026 0.000472 0.47178 2.289589369 19721.787
8 1.9 0.497 0.463 0.034 0.000528 0.52775 2.392650811 22061.66
9 2.1 0.525 0.481 0.044 0.000583 0.58272 2.539708171 24359.749
10 2.3 0.55 0.5 0.05 0.000639 0.63870 2.402351422 26699.622
∑ 14 4.074 3.852 0.222 0.003889 3.88715 25.4501061 162495.82

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 57
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.2 Contoh Perhitungan
1. Mengukur Kerugian Gesek pada Pipa
a. Laju Aliran Per Detik, Q1 (m3/detik)
Q
Q1 = x 10-3
3,6
0,5
Q1 = x 10-3
3,6
3
Q1 = 0,00013889 m ⁄s

Keterangan :
Q = debit air didapat dari Rotameter (m3/s)

b. Kecepatan Air dalam Pipa, V (m/s)


Q1
V= π
x d2
4
0,000139
V= 3,14
x (0,0216)2
4

V = 0,379219 m⁄s

Keterangan :
d = diameter dalam pipa (m)

c. Faktor Gesekan untuk Air dalam Pipa, λ


2g x h x d
λ=
V2 x l
2(9,8) x 0,016 x 0,0216
λ=
(0,379219)2 x 2
λ = 0,0235515
d. Bilangan Reynolds untuk Aliran Air dalam Pipa, Red
dxV
Red =
v
0,0216 x 0,379219
Red =
0,00854 x 10-4
Red = 9591,493

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 58
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Keterangan :
v = 0,00854 x 10-4 m2/s (viskositas kinematik air pada suhu 27oC)

2. Mengukur Koefisien Aliran pada Nozzle


a. Laju Aliran Per Detik, Q1 (m3/s)
Q
Q1 = x10-3
3,6
0,5
Q1 = x10-3
3,6
3
Q1 = 0,00013889 m ⁄s

Keterangan :
Q = debit air didapat dari Rotameter (m3/s)

b. Kecepatan Air dalam Pipa, V (m/s)


Q1
V= π
x d2
4
0.00013889
V= 3,14
x (0,0357)2
4

V = 0,13882 m⁄s

Keterangan :
d = diameter dalam pipa (m)

c. Laju Aliran pada Nozzle, Qn (m3/s)


π
Qn = x dn 2 x√2g x hn
4
3,14
Qn = x (0,012)2 x√2 x 9,8 x 0,5
4
Qn = 0,000354 m3/s

Keterangan :
dₙ = diameter Nozzle (m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 59
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
d. Koefisien Aliran pada Nozzle, Cn
Q1
Cn =
Qn
0,00013889
Cn =
0,000353
Cn = 0,392484
e. Bilangan Reynolds untuk Aliran Pipa, Re d
1 1
d 14 x V 14
Red =
v
0,0357 x 0,13882
Red =
0,00854 x 10-4
Red = 5803,2564

Keterangan :
v = viskositas kinematik air pada suhu 27o C (m2/s)

3. Mengukur Kerugian Head pada Peralatan Pipa


a. Laju Aliran Per Detik, Q1 (m3/s)
Q
Q1 = x 10-3
3,6
0,5
Q11 = x 10-3
3,6
3
Q1 = 0,00013889 m ⁄s

Keterangan :
Q = debit air didapat dari Rotameter (m3/s)

b. Kecepatan Air dalam Pipa, V (m/s)


Q1
V= π
x d2
4
0,00013889
V= 3,14
x (0,0357)2
4

V = 0,13882 m⁄s

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 60
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
Keterangan :
d = diameter dalam pipa (m)

c. Koefisien Kerugian Head pada Gate Valve, ζ7-8


h
ζ9-10 =
1 2
(V 1 4)

2g
-111
ζ9-10 =
(0,13882)2⁄
2 x 9,8
ζ9-10 = -0,188071961
d. Bilangan Reynolds untuk Aliran Air dalam Pipa, Re d
1 1
d 14 x V 14
Red =
v
0,0357 x 0,13882
Red =
0,00854 x 10-4
Red = 5803,2564

Keterangan :
v = viskositas kinematik air pada suhu 27oC (m2/s)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 07 61
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2.5.3 Grafik dan Pembahasan


2.5.3.1 Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Faktor Gesekan

0,07

0,06

0,05
Faktor Gesekan

0,04

0,03

0,02

0,01

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000
Bilangan Reynolds (Re)

Pipa Lurus (23-24) Poly. (Pipa Lurus (23-24))

Gambar 2.25 Grafik Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Faktor Gesekan

Grafik ini adalah pengaruh Bilangan Reynolds terhadap faktor gesekan. Sumbu x
menyatakan bilangan reynolds dan sumbu y menyatakan faktor gesek. Bilangan Reynolds
adalah rasio antara gaya inersia dan gaya viskos yang menjelaskan hubungan kedua gaya
tersebut dengan kondisi aliran tertentu. Bilangan Reynolds berfungsi membedakan aliran
apakah transisi, turbulen atau laminer. Faktor gesekan adalah faktor yang terjadi akibat
gesekan antara fluida dengan dinding pada pipa lurus yang besarnya tergantung kekasaran
pipa, diameter pipa dan bilangan Reynolds.
Secara teoritis, dapat diketahui bahwa ketika bilangan Reynolds naik maka koefisien
gesek akan menurun. Karena kecepatan aliran dan debit fluida yang melewati pipa
semakin besar menyebabkan faktor gesekan semakin kecil. Dapat ditinjau berdasarkan
persamaan bilangan Reynolds dengan koefisien gesek yaitu :

d .V
Red = …………………………...……………………………………...(2-14)
μ
2 . g . h .d
λ= …………………………………………...…………………….(2-15)
V2 . l

f . L . V2
hf = D. 2g
………………………...………………………….…………...(2-16)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 62
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2 . g . h. d3
λ= ……………………...……………………………………...(2-17)
Re d2 . μ2 . l

Keterangan :
𝑅𝑒𝑑 = Bilangan Reynolds
d = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan air dalam pipa ( m/s )
𝜇 = Viskositas kinematik air dalam pipa ( m2/s )
𝜆 = Koefisien gesek air dalam pipa
𝑔 = Percepatan Gravitasi ( m/s2 )
ℎ = Tekanan Diferensial ( mH2O)
𝑙 = Panjang Pipa ( m )
ℎ𝑓 = Major losses ( m )
f = koefisien gesekan

Pada grafik konstan, dasar teori semakin turun. Semakin tinggi kecepatan aliran (V)
maka akan meningkatkan bilangan Reynold (Re d) dan menurunkan besar λ hal ini
disebabkan oleh berkurangnya gesekan antara fluida dengan pipa. Pada bilangan
Reynolds yang rendah (aliran laminar) partikel yang bergesekan dengan pipa semakin
banyak sehingga kerugian gesekan semakin besar. Namun, pada bilangan Reynolds yang
tinggi ( aliran turbulen ) partikel yang bergesekan dengan pipa lebih sedikit sehingga
kerugian gesekan pun semakin kecil. Fenomena ini terjadi aliran turbulen pada pipa lurus,
karena bilangan reynolds lebih besar dari 4000. Aliran fluida pada pipa lurus seringkali
mengalami major losses. Major losses dibagi menjadi 2, yaitu losses antar partikel fluida
dan losses antara partikel fluida dengan dinding pipa. Semakin besar bilangan reynolds,
maka semakin besar pula kecepatan alir dari fluidanya, yang menyebabkan major losses
juga semakin besar. Namun, apabila kecepatan alir dari fluida semakin besar, faktor
gesekan antara partikel fluida dengan dinding pipa akan semakin kecil.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 63
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.3.2 Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Koefisien Kerugian Head

25
Koefisien Kerugian Head (mᶾ/s)

20

15

10

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
-5
Bilangan Reynolds (Re)

Gate Valve (7-8) Cock Valve (11-12) Globe Valve (9-10)


Poly. (Gate Valve (7-8)) Poly. (Cock Valve (11-12)) Poly. (Globe Valve (9-10))

Gambar 2.26 Grafik Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Kerugian Head

Grafik di atas menyatakan pengaruh bilangan Reynolds terhadap koefisien kerugian


head. Pada grafik diatas sumbu y mewakili koefisien kerugian head, sedangkan sumbu x
mewakili bilangan Bilangan Reynolds. Titik berwarna ungu pada grafik mewakili koefisien
kerugian head globe valve, titik berwarna jingga mewakili koefisien kerugian head gate
valve, titik berwarna biru mewakili koefisien kerugian head cock valve. Garis berwarna
ungu, jingga dan biru melambangkan polinomial masing-masing titik, yaitu titik globe valve,
gate valve, dan cock valve.
Koefisien kerugian head adalah nilai kerugian yang terjadi karena beberapa faktor
seperti perubahan bentuk saluran ataupun perubahan bentuk ukurannya. Bilangan Reynolds
adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan Reynolds digunakan
untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer.

dxV
Red= …………………………...…………………………………………..(2-18)
v

Keterangan :
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan fluida (m/s)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 64
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

υ = Viskositas kinematik air (m2/s)

h9-10
ζ9-10 = (V)2⁄
…………………………...………………………………..……...(2-19)
2g

Keterangan :
ζ9-10 = Koefisien kerugian head

h9-10 = Tekanan diferensial (mH2O)


V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Perbandingan besarnya koefisien kerugian head antara globe valve, cock valve dan gate
valve juga bisa dilihat dari grafik di atas. Perbedaan koefisien kerugian head pada tiap valve
terjadi karena pengaruh kecepatan aliran dan bilangan Reynolds. Semakin tinggi kecepatan
aliran, kerugian head nya akan semakin kecil. Selain itu, beda geometri valve pada globe
valve, cock valve dan gate valve juga bisa mempengaruhi koefisien kerugian gesek. Semakin
tinggi beda geometris valve, semakin tinggi pula beda tekanan dan tentu akan mempengaruhi
kecepatan aliran, kemudian mempengaruhi kerugian head-nya.
Jika diurutkan berdasarkan nilai koefisien kerugian head, globe valve memiliki nilai
tertinggi, selajutnya cock valve, kemudian gate valve. Secara teoritis pun hasilnya sesuai.
Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan nilai beda geometris pada tiap valve. Selain itu bisa
juga terjadi karena adanya vortex. Vortex adalah gerakan cairan yang berputar cepat
mengitari pusatnya. Ketika bilangan Reynolds lebih dari 4000 maka aliran turbulen dan
aliran membentuk putaran. Adanya vortex ini tidak diharapkan karena semakin cepat aliran
fluida dipusaran tersebut maka tekanan semakin kecil. Tingkat kerumitan permukaan juga
berpengaruh pada masing – masing valve ketika fluida aliran menabrak geometri dari valve
yang semakin rumit tersebut, maka kerugian head akan semakin tinggi.
A. Globe Valve
Terdapat beberapa dinding penghambat dalam saluran globe valve. Dinding tersebut
menyebabkan terjadinya vortex yang akan berpengaruh pula ke koefisien kerugian head
dari globe valve. Oleh karena itu, globe valve memiliki koefisien kerugian head paling
tinggi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 65
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.27 Globe Valve


Sumber : White (1986,p.21)

B. Gate Valve
Gate Valve tidak memiliki dinding – dinding yang menghambat seperti globe valve.
Selain itu, katup penahan aliran air berbentuk silindris. Hal ini menyebabkan koefisien
kerugian head gate valve menjadi yang terendah dibanding valve yang lain.

Gambar 2.28 Gate Valve


Sumber : Fuchs (1989,p.32)

C. Cock Valve
Struktur geometri pada cock valve hampir sama dengan ball valve. Perbedaan yang
terlihat antara ball valve dengan cock valve adalah bentuk penampang yang menahan
aliran fluidanya. Penampang pada cock valve berbentuk silinder, yang dapat
menyebabkan terjadinya vortex pada aliran fluida, sehingga koefisien kerugian head-nya
berada di antara cock globe dan ball valve.

Gambar 2.29 Cock Valve


Sumber : Fuchs (1989, p.65)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 66
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.3.3 Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Koefisien Aliran

1,2

1,0
Koefisien Aliran

0,8

0,6

0,4

0,2

0,0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Bilangan Reynolds (Re)

Nozzle (13-14) Venturi (15-16) Orifice (17-18)


Poly. (Nozzle (13-14)) Poly. (Venturi (15-16)) Poly. (Orifice (17-18))

Gambar 2.30 Grafik Pengaruh Bilangan Reynolds terhadap Koefisien Aliran

Grafik di atas menyatakan pengaruh Bilangan Reynolds terhadap koefisien aliran. Pada
grafik diatas sumbu y mewakili koefisien aliran, sedangkan sumbu x mewakili bilangan
Bilangan Reynolds. titik berwarna merah pada grafik mewakili koefisien aliran pada nozzle,
garis berwarna jingga mewakili koefisien aliran pada orifice, garis berwarna ungu mewakili
koefisien aliran pada venturi. Garis berwarna merah, jingga, dan ungu melambangkan
polinomal masing-masing titik, yaitu titik nozzle, orifice, dan venturi. Koefisien aliran adalah
perbandingan antara laju aliran air dengan laju aliran air aktual pada flowmeter. Bilangan
Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskositas yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran turbulen dengan laminer.
Berdasarkan teori, semakin besar kecepatan alir maka bilangan Reynolds juga akan
besar menjadikan koefisien aliran semakin kecil. Ketika debit fluida ditambah maka
kecepatan aliran fluida pada pipa dan flowmeter akan meningkat, sehingga koefisien aliran
cenderung konstan. Data dihitung dengan rumus koefisien aliran dan Bilangan Reynolds.

𝑄
Cn= 𝑄1 …………………………...……………………………………………...(2-20)
𝑛

𝑄
Cv= 𝑄1…………………………...……………………………………….……...(2-21)
𝑣

𝑄1
Co= 𝑄 ………………………….………...……………………………………...(2-22)
𝑜

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 67
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
𝜋
Qn= 4 𝑑𝑛2 √2𝑔ℎ𝑛………………………….…………………………………...(2-23)
𝜋
Qv= 4 𝑑𝑣 2√2𝑔ℎ𝑣………………………….…………………………………...(2-24)
𝜋
Qo= 4 𝑑𝑜 2 √2𝑔ℎ𝑜………………………….…………………………………...(2-25)
dxV
Red= ………………………….…………………………………………....(2-26)
v

Keterangan :
Red = Bilangan Reynolds
d = Diameter dalam pipa (m)
V = Kecepatan air dalam pipa (m/s)
v = Viskositas kinematik air (m2/s)
Q1 = Laju aliran air (m3/detik)
Qn = Laju aliran air teoritis pada nozzle(m3/detik)
Qv = Laju aliran air teoritis pada venturi (m3/detik)
Qo = Laju aliran air teoritis pada orifice (m3/detik)
Cn = Koefisien aliran air pada nozzle
Cv = Koefisien aliran air pada venturi
Co = Koefisien aliran air pada orifice
dn = Diameter nozzle (m)
dv = Diameter venturi (m)
do = Diameter orifice (m)
hn = Perbedaan tekanan pada nozzle(mH2O)
hv = Perbedaan tekanan pada venturi (mH2O)
ho = Perbedaan tekanan pada orifice (mH2O)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Tekanan diferensial (mH2O)

Semakin tinggi kecepatan aliran (V) maka akan meningkatkan laju aliran air dan
membuat nilai koefisien aliran cenderung menurun. Nilai koefisien aliran paling tinggi
adalah venturi kemudian nozzle lalu orifice hal ini disebabkan karena orifice memiliki
bentuk penampang yang menyebabkan naiknya nilai tekanan fluida sehingga nilai perbedaan
tekanan yang terjadi di dalam orifice menjadi yang tertinggi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 68
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
A. Nozzle
Pada nozzle laju aliran air akan meningkat, hal ini disebabkan luas penampang
mengalami penyempitan dan beda tekanan juga meningkat, karena beda tekanan
meningkat, laju aliran pun akan meningkat dan koefisien aliran pun meningkat pula.

Gambar 2.31 Nozzle


Sumber : Patidar (2017,p.15)

B. Orifice
Pada orifice laju aliran fluida menjadi rendah karena luas penampang orifice bisa
menghambat laju aliran dan menyebabkan vortex, Jika laju aliran rendah, maka koefisien
aliran juga rendah.

Gambar 2.32 Orifice


Sumber : Patidar (2017,p.15)

C. Venturi
Pada venturi, luas penampang mengalami penyempitan seperti nozzle, dasar teorinya
sama seperti nozzle, yang membedakannya dengan nozzle adalah setelah penyempitan,
ada pembesaran penampang aliran yang menyebabkan beda tekanan pada venturi lebih
tinggi dari nozzle. Hal ini berdampak pada peningkatan laju aliran yang lebih tinggi dari

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 69
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
nozzle dan koefisien aliran pun lebih tinggi dari nozzle.

Gambar 2.33 Venturi


Sumber : Rajput (2008,p.22)

2.6 Kesimpulan dan Saran


2.6.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bilangan Reynolds maka kerugian gesekan fluida tersebut akan semakin
kecil dikarenakan pada kecepatan tinggi partikel yang bergesekan dengan dinding pipa
semakin kecil sehingga cenderung menurun.
2. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan dan bilangan
Reynolds suatu fluida. Maka, kerugian head yang terjadi pada fluida tersebut akan
semakin kecil. Urutan nilai kerugian head dari tertinggi yaitu globe valve, cock valve dan
gate valve dikarenakan bentuk geometris valve yang semakin rumit memiliki nilai
kerugian yang semakin tinggi.
3. Pada grafik pengaruh bilangan Reynolds terhadap koefisien aliran, dapat disimpulkan
bahwa semakin besar bilangan Reynolds suatu fluida, koefisien aliran fluida tersebut akan
semakin kecil dikarenakan semakin tinggi kecepatan aliran (V) yang melewati luas
penampang yang mengecil maka akan meningkatkan laju aliran air dan membuat nilai
koefisien aliran menurun. Urutan dari yang tertinggi yaitu venturi, nozzle dan orifice
dikarenakan pada pipa venturi nilai perbedaan tekanan yang paling rendah.

2.6.2 Saran
1. Untuk Laboratorium :
 Melengkapi berbagai alat dan keperluan yang menunjang pembelajaran di
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin serta peremajaan dari alat penunjang praktikum
.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 70
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2. Untuk Praktikum :
 Dapat ditingkatkan lagi dalam hal pengujian yang akan dilakukan serta alat praktikum
yang digunakan semakin baik.
3. Untuk Asisten :
 Agar dapat memperbaiki komunikasi dengan praktikan, agar praktikan tidak
canggung.
4. Untuk Praktikum :
 Agar dapat memperhatikan dengan baik lagi perihal timeline serangkaian kegiatan
Praktikum Fenomena Dasar Mesin serta lebih aktif lagi untuk mempersiapkan segala
hal yang diperlukan untuk menunjang berjalannya kegiatan agar dapat mengikuti
serangkain kegiatan Praktikum Fenomena Dasar Mesin dengan baik dan benar.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2019/2020


KELOMPOK 11 71

Anda mungkin juga menyukai