Keterangan:
Gambar 2.1 Variasi Linier Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
Fluida Sumber: Bruce R. Munson (2013)
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida Non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini
memiliki viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya
yang bekerja pada fluida tersebut dan waktu. Contoh Fluida Non-Newtonian
adalah plastik, oli, getah karet.
Gambar 2.2 Variasi Linier Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
Fluida Non-Newtonian
Sumber: Bruce R. Munson (2013)
B. Berdasarkan Sifat Mampu Mampat
1. Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada
setiap titik yang dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubah-
ubah, dapat membesar atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya.
Compressible fluid memiliki Bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan Mach
yaitu perbandingan Antara kecepatan fluida per kecepatan suara. Seperti pada
persamaan dibawah ini.
= > 0.3
Dimana:
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titik yang dialirinya. Incompressible fluid memiliki Bilangan Mach lebih
kecil dari 0,3.
= < 0.3
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bilangan Re
Antara 2300-4000.
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak terdapat perubahan kecepatan. Fluida
statis diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang tidak
seragam. Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke luas
penampang yang berbeda.
1.1.3 Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Syarat hukum Bernoulli adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3. Gesekan diabaikan
4. Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku
untuk aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
v2
P1 P2
v1
Gambar 2.6 Prinsip Bernoulli
Sumber: Suharto (2015)
Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan
menggunakan konsep kekelan energi atau prinsip usaha-energi.
+ + =
1
+ 2 + =
2
2
+ + =
2
2
+ + =
2
Keterangan:
b. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
udara, gas alam, dll.
= =
Keterangan:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dlam pipa (ft atau m)
= Viskositas kinematis, = (ft2/s atau m2/s)
1.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan
meter (m). Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.
Keterangan:
= Head tekanan(m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)
2. Head Kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari
keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.
2 2
=
2 2
Keterangan:
= Head kecepatan atau head kinetik (m)
2
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)
2
2
= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m)
2
3. Head Potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi
suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh
posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
Z = Zd Zs
Keterangan
1.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
(headlosses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
Gambar 2.7 Minor losses (a) gate, (b) orifice, (c) elbow dan (d) valve
Sumber: Suharto (2015)
2
=
2
Keterangan:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
b. Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa yang
disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran
pipa,diameter pipa dan bilangan Reynold. Koefisien gesek dipengaruhi juga oleh
kecepatan,karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen
berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
2
= . .
2
Keterangan:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
Keterangan:
Re = Angka Reynold
V = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Kemudian angka kekasaran () dibagi dengan diameter pipa didapat suatu harga
/d. Dari bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis /d. Kemudian ditarik
ke kiri sejajar garis bilangan Reynold, maka akan didapat harga f.
1.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal
sekon (Pa.s). Alat yang digunakanuntuk mengukur viskositas yaitu viskometer. Rumus
viskositas adalah sebagai berikut :
Keterangan:
Keterangan:
Macam-Macam Viskositas:
1. Viskositas Dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
a. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
c. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya.Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
Eccentric memliki desain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari
concentric. Bentuknyayang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve
lainnya.
d. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
Gambar 2.14 Ball Valve
Sumber: Frank M White (1991)
e. Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk
fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
a. Rotameter
Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung
tertutup. Tersusun dari tabung dengan pelampung di dalamnya yang kemudian
didorong oleh aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.
Gambar 2.16 Rotameter
Sumber: R.K. Rajput (2008)
b. Venturi
Alat ini digunakan untuk mengetahui beda tekanan. Efek venturi terjadi
ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.
c. Nozzle
Alat ini digunakan untuk mengetahui laju aliran, kecepatan suatu fluida.
2. Eccentric Orifice
Digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat
3. Segmental Orifice
Digunakan untuk fluida khusus.
Gambar 2.21 Segmental Orifice
Sumber: R.K. Rajput (2008)
BAB II
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
Gambar tersebut merupakan gambar dari uji tarik. Dari gambar tersebut dapat
dilihat batas elastisitas dinyatakan dengan titik A. Bila bahan diberi beban sampai titik
A, kemudian bebannya dihilangkan maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi
semula yaitu regangan nol pada titik O. Batas proporsional adalah titik sampai dimana
penerapan hukum hooke masih bisa ditolelir. Pada titik B regangan yang ada adalah
regangan total. Ketika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar
regangan OE adalah regangan plastis. Tegangan tarik maksimum pada gambar
ditunjukkan dengan titik C merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan
dalam uji tarik. Kekuatan patah pada gambar ditunjukkan dengan titik d, merupakan
besar tegangan dimana beban yang diuji mengalami fracture atau patah.
Dimana, E adalah Modulus Young dan I adalah momen inersia penampang dan M(L) =
P L adalah pernyataan untuk momen pada titik berjarak L dari ujung, maka :
2 3
= =
0 2 3
2.1.5. Momen
Momen adalah kecenderungan sebuah gaya untuk memutar sebuah benda
disekitar sumbu tertentu dari benda tersebut. Bila didefinisikan dari persamaannya
adalah hasil perkalian dari besar gaya (F) dengan jarak tegak lurus (d).
M = F.d
= .