3
4
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 142 tahun 2015 tentang Kawasan Industri
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagalistrikan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 24 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum
Ketenagalistrikan
11/13/2017 5
Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah bertujuan untuk :
Sebagai salah satu rujukan dalam perencanaan pembangunan di wilayah
Provinsi Jawa Barat khususnya dalam hal penyediaan tenaga listrik.
Memberikan acuan dalam penyusunan perencanaan ketenagalistrikan di
Provinsi Jawa Barat.
Sebagai bahan penyusunan regulasi ketenagalistrikan daerah dan
sebagai rekomendasi untuk masukan daerah dalam RUKN
Menyusun rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan dan investasi
yang dibutuhkan
11/13/2017 6
Manfaat dari kegiatan ini adalah :
Tersedianya rujukan dalam perencanaan pembangunan di wilayah
Provinsi Jawa Barat khususnya dalam hal penyediaan tenaga listrik.
Tersedianya acuan dalam penyusunan perencanaan ketenagalistrikan di
Provinsi Jawa Barat.
Menjadi bahan penyusunan regulasi ketenagalistrikan daerah dan
sebagai rekomendasi untuk masukan daerah dalam RUKN
Terencanakannya pengembangan sistem ketenagalistrikan dan investasi
yang dibutuhkan
11/13/2017 7
Menentukan latar belakang penyusunan RUKD, penetapan visi dan misi sektor
ketenagalistrikan, pokok – pokok RUKN dan KEN, dan landasan hukum RUKD;
Menentukan rekomendasi kebijakan dan strategi pengelolaan ketenagalistrikan daerah
yang menjabarkan kebijakan sektor ketenagalistrikan daerah;
Menentukan rekomendasi arah pengembangan penyediaan tenaga listrik daerah;
Menggambarkan kondisi penyediaan tenaga listrik daerah provinsi jawa Barat saat ini;
Menghitung proyeksi kebutuhan tenaga listrik daerah provinsi Jawa Barat;
Menghitung Kebutuhan Investasi penyediaan tenaga listrik di daerah provinsi Jawa
Barat;
Sistematika penyusunan dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKD) harus
sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri ESDM nomor 24 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan;
Data – data yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan
Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2017 merupakan data historis minimal 10 (sepuluh)
tahun terakhir
11/13/2017 8
Kompilasi
Data
Data Historis
Proyeksi Neraca Neraca Perencanaan
(minimal 10 Model Simulasi
tahun) Kebutuhan energi daya ketenagalistrikan
Linear, Kebutuhan
Jumlah Perencanaan
Regresi, tambahan
penduduk, lokasi dan
Logaritmik, daya,
PDRB, jumlah
dll kebutuhan
pelanggan penambahan
listrik, tambahan pembangkit,
konsumsi pembangkit, saluran
listrik, jaringan, Dikerjakan dengan dll distribusi dan
dll bantuan add-ins Simple-E transmisi,
investasi, dll
Pemetaan
Pemetaan kondisi Perencanaan
eksisting Ketenagalistrikan
9
GAMBARAN UMUM
PROVINSI JAWA BARAT
Kependudukan Provinsi Jawa Barat
Jumlah penduduk di Provinsi Jawa Barat selalu mengalami
Jumlah rumah tangga di Provinsi Jawa Barat yang selalu
kenaikan (laju pertumbuhan rata-rata 1,54%). Hal ini
meningkat mengindikasikan meningkatnya kebutuhan
berdampak pada kebutuhan listrik yang juga akan
rumah tangga akan listrik di masa yang akan datang
meningkat setiap tahunnya.
KK
Jiwa Pertumbuhan Penduduk
12110023,27
12580863
12469059
11934011,73
11711493,36
12195244
47379400
46709600
46029600
45340800
11493700
44643500
11324000
43938800
43053732
10860700
10708100
41501564
10027407,39
10556200
10545000
40918290
10364000
38352980,26
39039888,8
40329051
10207000
10185000
37678157,89
39739100
37015209,06
36363924,84
9560700
35724100
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik
Perekonomian Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Nilai PDRB ADHK 2010, sektor yang paling banyak
Perhitungan PDRB perkapita didapat dari perbandingan
menyumbang nilai PDRB Prov Jawa Barat adalah sektor Industri. Diikuti
antara nilai PDRB dan jumlah penduduk pada tahun yang
oleh sektor bisnis. Semakin tinggi nilai PDRB persektor, maka kebutuhan
sama.
akan listrik pada sektor tersebut juga semakin tinggi.
Nilai PDRB ADHK 2010 Per Sektor Provinsi Jawa Barat (Rp. Juta) PDRB/Kapita Provinsi Jawa Barat
1400000
Rp. Juta
26,9
25,8
1200000
25,0
24,1
23,0
22,0
1000000
20,6 21,1
20,0
19,1
18,2
Rp. Milyar
800000 17,5
16,9
15,6 15,9 16,4
15,4
600000
400000
200000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Lainnya 104749 105463 107224 113824 114789 116655 125500
PDRB Tambang 36637 34496 32286 33225 31098 28829 28180 26947 27648 29964 30127 29105 27214 26872 27291 27404 27139
PDRB Industri 255412 261785 278906 289780 299109 324413 350533 375764 409136 403772 416705 439478 459827 492919 518729 541008 566658
PDRB Publik 18044 19776 20908 22190 23400 24694 26018 27067 27626 28181 46894 49327 53813 56003 60882 66287 70340 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Bisnis 159717 165923 172561 184633 198648 209560 224358 241312 251073 271842 308210 342249 380332 403925 427523 455729 485909
5943396
6650405
4929967
10.010
10.216
10.173
9.979
10.045
9.826
8.885
8.609
3126550
1878094
1551444
1305933
1196262
1124663
958016
803024
2.588
514430
491133
442496
417208
374100
313278
101121
34806
269
190
2006 S/D S/D S/D S/D S/D S/D S//D S/D S/D
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
Potensi Sumber Energi Provinsi Jawa Barat
Cadangan minyak bumi Jawa Barat: 606,33 MMSTB
Cadangan minyak bumi luar Jawa Barat: 6.698,69 MMSTB Intensitas radiasi matahari di Jawa Barat: 2.558
Impor minyak bumi sesuai ketersediaan pasar Wh/m2 – 4.149 Wh/m2
Potensi tersebut telah termanfaatkan sebagai
Cadangan gas alam Jawa Barat: 4,28 TSCF PLTS di wilayah Jawa Barat dengan kapasitas
Cadangan gas alam luar Jawa Barat: 147,05 TSCF terpasang: 6,5 kWp
Impor gas alam lah sesuai ketersediaan pasar
Kecepatan angin di Jawa Barat: 2m/s – 3m/s
Cadangan batubara di luar Jawa Barat: Belum ada pemanfaatan terhadap potensi
- Sumber daya: 124.796,74 juta ton tersebut
- Cadangan: 32.384,74 juta ton
Impor batubara sesuai ketersediaan pasar Kecepatan arus gelombang laut di Jawa Barat
bagian selatan: 1m/s – 2,5 m/s
Potensi air di Jawa Barat yang dapat dibangkitkan menjadi Belum ada pemanfaatan terhadap potensi
pembangkit listrik: 2.137,5 MW tersebut
Sebesar 1.928 MW sudah dimanfaatkan oleh PLTA besar
dan 131,5 MW sudah dimanfaatkan sebagai PLTMH Potensi energi dari tongkol jagung dan umbi-
di Jawa Barat umbian: 13,67 GCal/ tahun
Potensi energi dari sampah perkotaan:
Potensi geothermal di Jawa Barat yang dapat 7,128 GCal/ hari
dibangkitkan menjadi pembangkit listrik: 5.389 MWe Belum ada pemanfaatan terhadap potensi
Sebesar 1.085 MW sudah dimanfaatkan oleh PLTP tersebut
di Jawa Barat
Ketenagalistrikan Provinsi Jawa Barat
Sektor yang mengonsumsi listrik paling tinggi adalah sektor industri diikuti oleh sektor rumah tangga. Akan tetapi jika dilihat
berdasarkan jumlah pelanggan PLN, rumah tangga merupakan konsumen listrik PLN paling besar dengan persentase sekitar 90%.
60000 14000000
12000000
50000
10000000
40000
8000000
Pelanggan
GWh
30000
6000000
20000
4000000
10000
2000000
0 0
20002001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016 20002001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016
a. Rumah Tangga b. Bisnis c. Publik d. Industri a. Rumah Tangga b. Bisnis c. Publik d. Industri
Konsumsi Listrik Provinsi Jawa Barat (GWh) Konsumen Listrik Provinsi Jawa Barat (Pelanggan)
Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
Ketenagalistrikan Provinsi Jawa Barat
Sektor bisnis merupakan sektor dengan tarif listrik paling mahal dan Meskipun pelanggan listrik PLN mayoritas adalah rumah tangga,
sektor rumah tangga merupakan yang paling murah. nyatanya di Provinsi Jawa Barat masih terdapat rumah tangga yang
Tarif rata-rata ini dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh belum menggunakan listrik dari PLN. Di lain sisi setiap tahunnya rasio
pemerintah elektrifikasi Provinsi Jawa Barat selalu meningkatdan ditargetkan 100%
di Tahun 2018
1400
120,00
1200
100,00
1000
80,00
800
Rp/kWh
60,00
600
40,00
400
200 20,00
0 0,00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037
Tarif Rata-Rata (Nominal) a. Rumah Tangga b. Bisnis c. Publik d. Industri %
Tarif Rata-rata Listrik Provinsi Jawa Barat Rasio Elektrifikasi Listrik Provinsi Jawa Barat
Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat
25.000,00
Ketenagalistrikan Provinsi Jawa Barat
7.778,34 Data daya tersambung dan beban puncak akan mempengaruhi
perhitungan kebutuhan penambahan daya listrik berdasarkan hasil
20.000,00 7.317,38
simulasi kebutuhan listrik.
6.696,94
Daya tersambung setiap sektor mengalami kenaikan setiap tahun.
6.246,44 Daya tersambung paling tinggi terdapat pada
sektor Rumah tangga dan industri.
5.765,51
15.000,00
7.081,00
MW
5.051,44 959,06
7.024
859,91 3.301,34
6.585
4.446,77
6.253
786,78 3.021,67
5.595,0
4.225,28
5.375,0
4.153,00 715,64 3.177,71
4.816,0
3.980,15 2.847,01
10.000,00
4.554,0
3.713,29 639,22
4.287,1
10.139,76
4.255,2
4.012,6
3.674,76 2.274,39
3.899,0
3.872,5
9.458,51
3.853,0
587,80
3.785,0
3.521,5
544,49 1.986,77 8.749,86
8.189,72
500,58 1.802,00
468,72 1.622,98 7.423,45
432,69 1.490,87 6.772,21
399,53 1.376,72
372,48 1.446,49 6.192,06
5.000,00 1.102,78 5.728,64
5.424,33
5.117,95
4.556,804.681,08
-
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rumah Tangga Bisnis Publik Industri
Beban Puncak Provinsi Jawa Barat
Daya Tersambung Persektor di Provinsi Jawa Barat
Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
PETA Tahun 2016: s/d Tahun 2026:
32 Pembangkit dengan Tambahan 87
PEMBANGKIT, kapasitas 8.177,5 MW dan Pembangkit dengan
Daya 7899 MW kapasitas 13.129 MW
DAN
GARDU INDUK
PROVINSI
JAWA BARAT
Tahun 2016:
8 GITET yaitu Bekasi
(sebagian), Cibatu,
Cirata, Bandung
Selatan, Tasikmalaya,
Ujung Berung (belum
optimal), Cibinong
dan Mandirancan
dengan kapasitas
8.000 MVA
Ciambar, di
Kab. Sukabumi
Rancaekek, di
Kab. Sumedang dan
Kab. Bandung
Kawasan Industri
Kawasan
Strategis
Provinsi
Jawa Barat
Sumber: Perda Provinsi Jawa Barat No 22 Tahun 2010 tentang RTRWP Jawa Barat
Infrastruktur
Strategis
Provinsi
Jawa Barat
D
rumah tangga, tarif listrik rumah
• Inflasi /Indeks Harga Konsumen PRAKIRAAN
tangga)
• PDRB real:
E Bisnis : f (PDRB bisnis, tarif listrik bisnis) KEBUTUHAN
− Perkapita Publik : f (PDRB publik, tarif listrik publik) ENERGI LISTRIK
− Bisnis (Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
M Industri : f (PDRB industri, tarif listrik industri) (GWh):
Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda • Rumah tangga
• Pertumbuhan PDRB: Bappenas
Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan
A Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Real Estat; Jasa lainnya) • Pertumbuhan PDRB Industri: RIPIN Kemenperin
• Bisnis
− Publik (Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial • Jumlah konsumen rumah tangga: rasio elektrifikasi x
N Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial) jumlah rumah tangga
• Publik
D •
− Industri (Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas)
Konsumsi listrik
• Rasio elektrifikasi: ditargetkan (± 99% pada tahun 2020)
• Pertumbuhan penduduk/rumah tangga: BPS
• Industri
• Jumlah konsumen • Skenario tarif: nilai riil tetap (nilai nominal naik sebesar
• Tarif listrik inflasi)
• Rasio elektrifikasi • Inflasi: Bappenas
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037
a. Rumah Tangga b. Bisnis c. Publik d. Industri
Proyeksi Kebutuhan Listrik
• Terdapat peningkatan total kebutuhan listrik dari 59.128 GWh pada tahun 2017
menjadi 255.865 GWh pada tahun 2037 (rata-rata 7,89% per tahun)
• Sektor yang membutuhkan listrik terbesar adalah sektor industri, mendominasi
rata-rata sebesar 58,13% dari total kebutuhan listrik.
• Sektor yang membutuhkan listrik terkecil adalah sektor publik dengan kebutuhan
rata-rata 3,70% dari total kebutuhan listrik.
Proyeksi Jumlah Pelanggan Listrik
Prov Jawa Barat
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037
39
• Ketenagalistrikan: PT PLN (Persero)
dan BUMD Listrik
• EBT: BUMD bidang pembangunan
Strategi Anggaran Pemerintah infrastruktur EBT, Pendanaan Desa
Alokasi Anggaran didasarkan Mandiri Enegri
pada skala prioritas pemenuhan • Pengguna Energi (Energi Efisien dan
kebutuhan yang mampu Konservasi): insentif (perlu audit)
mendorong peningkatan efisiensi
pemanfaatan energi,
pertumbuhan ekonomi wilayah,
dan kesenjangan masyarakat Masalah utama: Kesenjangan antara
pilihan pendanaan yang tersedia dengan
kemampuan pinjaman pihak swasta
Swasta penyedia jasa. Beberapa jenis pola
Dilakukan untuk (PMDN dan PMA) pinjaman:
• Program-program terkait • Jaminan pinjaman dari pemerintah
pembangunan fisik • Fasilitasi pinjaman lunak
• Penerapan teknologi baru • Pola investasi parsial
40
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
SISTEM KETENAGALISTRIKAN
PROVINSI JAWA BARAT
Penyediaan tenaga listrik dan bauran Energi Primer
Jenis pembangkit yang menjadi prioritas di Jawa Barat adalah pembangkit berbahan
bakar panas bumi, gas bumi, pump storage, dan PLTU efisien (misal: teknologi fluidized
bed).
Manajemen permintaan dan penyediaan tenaga listrik
Pasokan tenaga listrik harus dapat memenuhi setiap permintaan beban pada setiap saat
Peran IPP dan WILUS harus diarahkan untuk mendukung peningkatan pelayanan tenaga
listrik dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang peran PLN sebagai satu-satunya penyedia tenaga listrik harus
mampu mendukung pasokan tenaga listrik sesuai pertumbuhan beban.
Ketersediaan sumber energi terbarukan khususnya tenaga air dan panas bumi harus
dioptimalkan sesuai dengan ketersediaannya.
Kendala reserve margin, keandalan dan kualitas daya listrik harus menjadi pertimbangan
dalam menjamin kesinambungan pelayanan tenaga listrik
42
Investasi dan pendanaan tenaga listrik
Perizinan
penerapan prinsip-prinsip pelayanan prima dengan mengedepankan transparansi,
efisiensi dan akuntabilitas
43
Penetapan wilayah usaha
Penetapan wilayah usaha dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Gubernur sesuai
dengan kewenangannya, kecuali yang izinnya diberikan oleh Menteri
Harga jual dan sewa jaringan tenaga listrik
Mekanisme jual beli dan transaksi tenaga listrik juga diatur oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat sesuai dengan kewenangannya.
Tarif tenaga listrik dan subsidi
mempertimbangkan harga ekonomi, pajak, dan insentif.
44
Program listrik perdesaan
dengan tujuan utama pemerataan akses terhadap listrik dan subsidi silang.
Perlindungan konsumen
kemampuan/kompetensi SDM penyedia tenaga listrik.
Penyelesaian perselisihan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai dengan kewenangannya memfasilitasi
penyelesaian perselisihan tersebut, melalui konsultasi, negosiasi dan perdamaian,
mediasi, konsiliasi, dan arbitrasi
Penegakan ketentuan pidana bidang ketenagalistrikan
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang ketenagalistrikan dan harus dilakukan dengan cara-cara yang
profesional, bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
45
Bidang keteknikan
Setiap perangkat, peralatan, dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Standar
Nasional Indonesia
Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib dilengkapi dengan sertifikat laik
operasi.
Tenaga teknik yang berkerja pada usaha ketenagalistrikan juga wajib memiliki sertifikat
kompetensi ahli ketenagalistrikan.
Perlindungan lingkungan
Melalui pemenuhan baku mutu lingkungan hidup, AMDAL/UKL-UPL, izin lingkungan dan Audit
lingkungan hidup
melalui kebijakan pemberian Kompensasi tanah, bangunan dan tanaman di bawah ruang
bebas SUTT/SUTET/SUTTAS
melakukan pendekatan penggunaan teknologi sistem pembangkit tenga listrik yang efisien
dan ramah lingkungan
46
TERIMAKASIH