Anda di halaman 1dari 7

Tugas Energi dan Kelistrikan

Literatur Mengenai SSM (Supply Side Management) Dan DSM (Demand Side
Management)

Oleh :
Nama

: Rusydah Ulfa

NPM

: 240110150016

Kelas/Angkatan

: TEP A / 2015

Dosen

: Ir. Totok Herwanto, M.Eng.

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
TUGAS 1

I.

Definisi SSM (Supply Side Management)


SSM (Supply Side Management) merupakan suatu usaha pengelolaan untuk

meningkatkan mutu penyediaan energi listrik dari sisi penyedia (Afi, 2013), yaitu
dengan:
1. Menurunkan biaya penyediaan energi listrik
2. memperbesar kapasitas penyediaan energi listrik
3. meningkatkan penyaluran energi listrik
Selain itu didalam Supply Side Management memiliki pilihan dan kesempatan,
seperti:
1. Sumber daya alam dan persiapannya
2. Pembangkitan tenaga listrik dan konversi energy
3. Transmisi
4. Distribusi
5. Transportasi bahan bakar fosil
II.

SSM (Supply Side Management) pada Perusahaan Listrik


Manajemen Sisi Pasokan tersebut bagi PLN adalah melakukan pengaturan

pengoperasian berbagai pusat pembangkit untuk memenuhi permintaan konsumen


setiap saat. Sehingga diperoleh suatu kemampuan untuk memenuhi permintaan beban
yang senantiasa berfluktuasi, secara ekonomis dan andal. Misalnya pengoperasian
PLTU Batubara untuk memikul beban dasar, dan pengoperasian PLTA dan PLTG
untuk memenuhi kebutuhan beban puncak. (Johnny, 2014)
III.

Tujuan SSM (Supply Side Management)


Tujuan dari SSM (Supply Side Management) terkait dengan permasalahan

ketenagalistrikan atau krisis energi listrik (Reflect, 2012), yakni:


1. Memilih pembangkit yang efisien
2. Bahan bakar murah dan ramah lingkungan
3. Persediaan masih cukup lama
Adapun target minimal yang terdapat pada SSM (Supply Side Management) yakni
menghitung kapasitas KVA terpasang.
IV.

Strategi yang Harus Dilakukan


Strategi atau kiat-kiat yang harus dilakukan dari SSM (Supply Side

Management) diantaranya ialah dengan memanfaatkan captive power, menekan susut

distribusi, uprating trafo yang sudah kelebihan beban, menambah kapasitas


pembangkitan, membatasi kapasitas daya terpasang (contoh). (Reflect, 2012)

No.

Pembangkit

Kapasitas (MW)

Selesai

PLTG Muara Tawar

2 x 143

2004

PLTU Tanjung Jati B

2 x 660

2006

PLTP Bedugul

10

2006

PLTP Dieng

3 x 60

2002, 2006, 2007

PLTP Patuha

3 x 60

2006, 2007, 2008

PLTP Wayung Windu

2 x 110

2000, 2006

PLTP Cibuni

10

2006

PLTP Kamojang

60

2006

Menurut Afi. 2013, Inti dari SSM (Supply Side Management) adalah :
a) Peningkatan efisiensi baik sekarang maupun di masa yang akan datang
dilakukan dengan menggunakan sumbar daya alam yang dapat diperbarui.
b) Pilihan penyediaan energi harus diidentifikasi, dievaluasi diseleksi dengan
ketat dan diimplementasikan agar selaras dengan kebutuhan pengguna dan
tetap memperoleh keuntungan secara ekonomi dan lingkungan.
Hal-hal yang harus segera dilakukan adalah :

V.

a) Memperbaiki pembangkit dan jaringan yang sudah ada


b) Agregasi beban
c) Penggantian bahan bakar
d) Kogenerasi dan on-site generation
Definisi DSM (Demand Side Management)
Demand Side Management (DSM) merupakan suatu usaha pengelolaan untuk

menekan kebutuhan listrik dari sisi pengguna dengan menaikkan efisiensi


penggunaan Energi Listrik. Program Demand Side Management dimaksudkan untuk
mengendalikan pertumbuhan permintaan tenaga listrik, dengan cara mengendalikan
beban puncak, pembatasan sementara sambungan baru terutama di daerah kritis, dan
melakukan langkah-langkah efisiensi lainnya di sisi konsumen. (Afi, 2013)
Demand Side Management (DSM) terdiri dari :

a) Perencanaan (planning)
b) Pelaksanaan (implementing)
c) Pengawasan (monitoring)
VI.

Manfaat Demand Side Management (DSM)


1. Manfaat DSM bagi pelanggan (Reflect, 2012):
a) Biaya rekening listrik berkurang namun penggunaan tetap terpenuhi.
b) Meningkatkan effisiensi energi listrik efisiensi produksi.
c) Meningkatkan pendapatan pelanggan dengan penghematan.
2. Manfaat DSM bagi perusahaan listrik (Reflect, 2012):
a) Mengupayakan pengurangan pertumbuhan beban puncak sistem.
b) Dapat mengurangi bahan bakar, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan.
c) Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan.
d) Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan energi listrik.
e) Menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan pelanggan.
f) Memberlakukan standar peralatan hemat energi.
g) Membentuk iklim kompetisi -- meningkatkan produksi.
3. Manfaat DSM bagi masyarakat (Reflect, 2012):
a) Dapat menghindari pemadaman bergilir.
b) Dapat menghemat sumber daya alam.
c) Dapat memberi kesempatan penyediaan energi listrik bagi masyarakat
d)
e)
f)
g)

VII.

yang belum menikmati listrik.


Memasyarakatkan Konservasi Energi dan Hemat Energi.
Meningkatkan effisiensi ekonomi nasional.
Melestarikan sumber daya alam dan dampak lingkungan.
Memberlakukan standar peralatan hemat energi.

Demand Side Management (DSM) pada Perusahaan Listrik


Sasaran Bentuk Beban DSM (Demand Side Management): (Afi, 2013)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peak Clipping (Pemenggalan Beban Puncak)


Valley Filling (Pengisian Beban di Luar Beban Puncak)
Load Shifting (Pemindahan Beban)
Strategic Conservation (Strategi Konservasi)
Strategic Load Growth (Strategi Pertumbuhan Beban)
Flexible Load Shape (Bentuk Beban Yang Fleksibel)

Kegiatan-kegiatan DSM (Demand Side Management) meliputi: (Afi, 2013)


a) Manajemen Beban (Load Management)

b) Suatu bentuk kegiatan yang diterapkan oleh perusahaan listrik baik disisi
pemakai (pelanggan) maupun disisi penyedia (perusahaan listrik).
c) Identifikasi dan promosi pada pengguna listrik baru.
d) Suatu bentuk kegiatan perusahaan listrik untuk berusaha menambah pemakai

VIII.

listrik baru (menambah pelanggan).


e) Elektrifikasi.
f) Penggunaan peralatan listrik sebagai pengganti peralatan konvensional.
g) Strategi konservasi.
h) Usaha penghematan pemakaian energi listrik.
i) Penyesuaian dalam market share.
j) Usaha untuk mendapatkan penjualan listrik seoptimal mungkin.
k) Pembuatan tarif khusus pada pelanggan.
Kategori dari pemasaran DSM yang perlu diperhatikan
1. Pilihan-pilhan harga
Memberikan pelanggan pilihan-pilihan harga untuk yang terlibat program,

sehingga diharapkan pelanggan merubah proses, membeli peralatan, agar pola


pemakai sesuai dengan yang diharapkan perusahaan listrik. (Afi, 2013)
2. Insentif langsung
Memberikan konsumen insentif berupa pembayaran langsung, rebate, bill
credit, untuk

merangsang kegiatan-kegiatan yang mana secara ekonomi kurang

menarik tanpa insentif. Misalnya, pembelian peralatan yang efisien, peralatan


penyimpan panas, dsb. (Afi, 2013)
3. Kontak pelanggan secara langsung
Melakukan komunikasi secara langsung ke konsumen untuk meningkatkan
kemauan dan keberanian konsumen untuk menerima program dan inisiatif perusahan
listrik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara misalnya : tinjauan lapangan, pelayanan
audit energi, klinik energi, dsb. (Afi, 2013)
4. Kerjasama usaha bersama
Menngkatkan kemampuan perusahaan listrik pada program pemasaran dan
penerapan melalui kerjasama dengan para ahli dibidang lain seperti arsitek, insinyur,
konsultan, kontraktor dan bidang terkait lainnya. Program kerjasama didisain dimana
perusahaan listrik dan unit kegiatan yang berhubungan, bekerjasama secara saling
menguntungkan. (Afi, 2013)
5. Iklan

Meningkatkan kepedulian masyarakat akan program-program baru dan dapat


mempengaruhi pelanggan akan program-program perusahaan. Iklan ini bisa melalui
berbagai sarana seperti media elektronik seperti televisi, radio, media koran, spandukspanduk, selebaran brosur, seminar, dsb. (Afi, 2013)

IX.

X.

Proses perencanaan DSM (Demand Side Management)


1. Identifikasi objek beban.
2. Identifikasi sektor, penggunaan akhir dan pengukuran efisiensi target.
3. Memahami pangsa pasar dalam sektor dan pengukuran target.
4. Mengembangkan rancangan program.
5. Mengadakan seleksi efektifitas biaya.
6. Menyiapkan rencana implementasi.
7. Menjalankan program.
8. Evaluasi program.
Strategi DSM (Demand Side Management)
1. Efisiensi energi, mengurangi penggunaan energi secara umum. (Afi, 2013)
2. Penurunan beban puncak, mengurangi konsumsi beban puncak. (Afi, 2013)
3. Penggeseran beban, menggeser waktu penggunaan energi pada saat yang
lebih murah. (Afi, 2013)
4. Pembangunan beban, menaikkan konsumsi energi pada jam off-peak atau
menaikkan konsumsi secara keseluruhan. (Afi, 2013)
5. Valley Filling, (Penambahan Beban), Program Untuk menambahkan atau
meningkatkan beban pada saat LWBP. (Reflect, 2012)
6. Load Shifting, Program untuk menggeser beban dari WBP ke LWBP.
(Reflect, 2012)
7. Konservasi Energi, Program untuk menurunkan atau menghemat pemakaian
listrik. (Reflect, 2012)
8. Strategi Load Growth (Pertumbuhan Beban), Program untuk meningkatkan
atau pemasaran pemakaian listrik. (Reflect, 2012)
9. Flexible Load Shape (Pola beban Fleksibel), Program untuk memperbaiki
dan menjaga sistem dengan mengurangi beban atau pemadaman. (Reflect,
2012)

DAFTAR PUSTAKA
Afi. 2013. Demand Side Management dan Supply Side Management. Available at:
https://id.scribd.com/doc/146342583/Jelaskan-mengenai-DSM-dan-SSMdocx. Diakses pada tanggal: 15 Oktober 2016
Johnny, Havianto. 2014. Manajemen Sisi Permintaan. Available at: http://jonnyhavianto.blogspot.com/2014/04/manajemen-sisi-permintaan.html.
Diakses pada tanggal: 15 Oktober 2016
Reflect. 2012. Perencanaan Manajemen Energi. Dokumen Pdf. Available at:
https://id.scribd.com/doc/102167651/Perencanaan-Manajemen-Energi.
Diakses pada tanggal: 15 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai