Anda di halaman 1dari 22

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCA PANEN II
(Penyimpanan dan Pengemasan BHP)

Oleh:

Nama : Yeyen Yulianti

NPM : 240110140061

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 26 April 2016

Waktu : 12.30-14.10 WIB


Co. Ass : 1. Anisa Yanthy Rahayu
2. Chavvah Hashilah
3. Nur Aisyah
4. Rifki Amrullah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mempermudah pengaturan, pengangkutan dan penempatan dari dan
ke tempat penyimpanan serta untuk memberikan perlindungan pada bahan tahap
awal, maka perlu dilakukan pengemasan terhadap bahan hasil pertanian. Kemasan
adalah media atau wadah yang dipergunakan untuk membungkus bahan hasil
pertanian sebelum bahan tersebut disimpan dalam ruang penyimpanan. Biasanya,
bahan hasil pertanian akan terjaga dengan baik bila dilakukan pengemasan.
Namun pada kenyataannya, tidak semua bahan hasil pertanian memberi dampak
yang sama jika disimpan dalam bentuk kemasan. Pengemasan hanya cocok untuk
beberapa bahan hasil pertanian yang telah dikeringkan.
Peranan pengemasan sangat penting dalam tahap pengawetan bahan hasil
pertanian. Pengemasan atau juga disebut pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan dapat membantu dalam hal mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi bahan pangan yang ada didalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Selain itu, peranan
pengemasan yaitu untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk
industry agar mempunyai bentuk-bentuk yang dapat memudahkan dalam hal
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Kemasan juga dapat dijadikan sebagai
perangsang daya tarik pembeli. Oleh karena itu, sebaiknya bentuk, warna dan
dekorasi dari kemasan perlu perhatian lebih agar dapat menarik banyak pembeli.
Untuk mempertahankan kesegaran bahan hasil pertanian diperlukan suatu
teknologi pengawetan makanan dalam bentuk segar. Teknologi pengawetan
makanan tersebut dilkaukan agar bahan hasil pertanian tidak cepat busuk sehingga
bisa dikonsumsi dalam jangka waktu lebih lama.
Pendinginan merupakan salah satu teknologi yang diterapkan manusia
dalam usaha untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan hasil pertanian.
Proses pendinginan merupakan suatu rangkain dari berbagai tahapan pengolahan
bahan hasil pertanian yang sering menjadi acuan untuk menentukan kualitas suatu
bahan hasil pertanian. Hingga saat ini, pendinginan merupakan satu-satunya cara
ekonomis untuk penyimpanan jangka panjang bahan hasil pertanian. Karena
pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme. Pendinginan
dapat mengawetkan bahan hasil pertanian sampai beberapa hari bahkan dalam
hitungan minggu. Dengan pendinginan, mutu dari suatu bahan tidak bisa ditambah
melainkan hanya bias dipertahankan.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus


1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat mempelajari penyimpanan pada bahan hasil pertanian.
1.2.2 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat menganalisis dan menenrapkan pengukuran perubahan
kualitas bahan hasil pertanian dengan penyimpanan.
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendinginan
Sayur dan buah setelah dipanen masih melangsungkan metabolisme.
Akibat kegiatan itu, komposisi maupun mutu sayur dan buah selalu mengalami
perubahan. Metabolisme sayur dan buah sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya
(Anonim,2012).
Penyimpanan pada suhu rendah (mendekati titik beku air) dapat
mengurangi laju respirasi sayur dan buah, disamping dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Pendingin tidak bisa membunuh
mikroorganisme, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya. Untuk itu, sayur dan
buah yang akan disimpan harus dibersihkan terlebih dahulu. Suhu ruang
pendingin dan kelembaban ruang pendingin perlu diatur karena dengan
pengaturan tersebut dapat menentukan keawetan dan mempertahankan mutu sayur
dan buah yang disimpan. Bila kelembaban di ruang pendingin kurang, sayuran
dan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin akan menjadi layu. Sayuran
daan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin umumnya mudah rusak,
sehingga kualitasnya menurun (Anonim,2012).
Sayuran dan buah sangat peka terhadap kerusakan akibat pembekuan.
Pembekuan dan pencairan kembali (thawing) yang berulang kali akan sangat
menurunkan kalitas bahan yang disimpan.Semua bahan yang disimpan dalam
keadaan dingin atau beku perlu dilakukan pengemasan untuk menghindari
rehidrasi. Freeze burn merupakan perubahan warna, tekstur, dan citarasa serta
nilai yang bersifat iireversible pada bahan yang dibekukan (Anonim,2012).

2.2 Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik ( gesekan, benturan, getaran ).
Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industry agar mempunyai bentuk – bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarrik pembeli. Karena itu,
bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya ( Anonim, 2010 ).
Perlu diingat bahwa bahan kemasan terdiri dari berbagai macam. Bahkan
dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, bahan kemasan juga sudah
berkembang begitu pesat. Berbagai penelitian telah menemukan bahan – bahan
kemasan baru. Dan kini ada ribuan macam bahan kemasan. Pengemasan dapat
diartikan sebagaimekanisme perlindungan produk dimana pengemas bertindak
menghambat oksigen , uap air, komponen kimia dan mikroorganisme yang dapat
menurunkan kualitas produk. Kemasan juga menginformasikan deskripsi produk,
berat atau volume, nama pabrik, cara preparasi produk, nilai gizi dan cara
menghidangkan. Pengemasan adalah cara yang efektif dalam memasarkan dan
mempromosikan produk ( Wirya, 1999 ).
Pengemasan hasil pertanian ditujukan untuk membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Disamping itu dpat pula untuk mencegah atau mengurangi serangan mikroba dan
serangga dengan menjaga tetap bersih. Kemasan juga dimaksudkan untuk untuk
melindungi bahan / barang dari kemungkinan kerusakan fisik dan mekanis (
memar. Lecet, pecah belah, penyok, rusak oleh cahaya, dll ). Bahan atau barang
yang akan dikemas hendaklah bersih dan bebas dari kotoran, cacat atau rusak agar
setelah dikemas benar – benar tahan lama dan tidak cepat rusak ( Sumitra,2003).
Dalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah , yaitu
wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan.
Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavor dan
perubahan lainnya. Selain ituuntuk wadah utama biasanya diperlukan syarat –
syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan
dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemak, mencegah masuknya bau
dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau
benturan dan transparan ( Winarno, 1983 )

2.3 Fungsi Dan Peranan Bahan Pengemas


Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
bahan pangan yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan dapat
sampai ketangan konsumen dengan baik ( Mushollaeni, 2009 ) Menurut Erliza
dan Sutedja ( 1987 ) bahan kemasan harus mempunyai syarat – syarat yaitu tidak
toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan
syarat – syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan
menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan
pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus
memenuhi syarat – syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis
mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk
daerah subtropics atau daerah dingin.demikian juga untuk daerah yang
kelembapan tinggi dan daerah kering.
Menurut julianti dan Nurmiah (2006 ), fungsi paling mendasardari pengemas
adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan – kerusakan,
sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi
dari bahan pengemas, yaitu :
1. Sebagai wadah misalnya wadah atau tempat penyimpanan atau distribusi
produk dari pabrik ke pengguna.
2. Sebagai protector, pengemas harus melindungi produk yang dikemas yang
dapat terjadi selamat transportasi dan distribusi.
3. Sebagai media komunikasi, pengemas harus mengidentifikasikan produk
dan asal usulnya, sebagai informasi bagi konsumen bagaimana
pengumuman dan penyimpanan produk juga dapat memuat informasi yang
diperlukan misalkan info nutrisi.
4. Dapat menurunkan biaya produksi, pengemasan yang baik akan
mempermudah penanganan distribusi dan pemasaran, sehingga
menurunkan biaya pekerja yang tinggi.
Pengemas harus mempertahankan produk agar tetap bersih dan memberikan
perlindungan terhadap kontaminasi dan pencemaran lainnya.kemasan harus
memberikan perlindungan pada makanan terhadap kerusakan fisik, air, udara dan
sinar harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses
pengepakan, serta harus mempunyai ukuran, bentuk, berat yang memudahkan
bagi proses selanjutnya dan harus memberikan informasi dan daya tarik bagi
konsumen. ( Syarief, et al., 1989 )

2.4 Jenis dan Fungsi Pengemas


Menurut Syarief, et al.,(1989), bila diperhatikan dipasaran maka untuk
produk yang berbeda umumnya jenis bahan pengemas yang digunakan berbeda
pula, meskipun adapula jenis produk yang sama maka jenis bahan pengemas yang
digunakanbisa lebih dari satu jenis, sebagai contoh : produk susu bubuk, ada yang
dikemas langsung dari alumanium foil kemudian dikemas didalam kardus. Contoh
lain produk keripik atau chips, produk ini ada yang dikemas di kantong plastik
adapula yang dikemas di alumanium foil. Bahan pengemas digolongkan menjadi
empat yaitu :
1. Keramik, yang termasuk dalam kelompok ini adalah bahan – bahan dari
gelas dan keramik.
2. Logam, termasuk plat/lempengan timah (tinplate), alumanium.
3. Bahan alami (dari tanaman) seperti kayu,serat tanaman dan karet.
4. Plastik.

2.4.1 Aluminium
Contoh aluminium yang fleksibel adalah aluminium foil. Aluminium foil
merupakan lembaran logam aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan <
0,15 mm. Sifat-sifat dari aluminium yaitu hermetik, fleksibel, tidak tembus cahaya
sehingga dapat digunakan untuk bahan yang berlemak, berminyak dan bahan-
bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarine dan yoghurt.

2.4.2 Keramik
Umumnya bahan pengemas keramik merupakan bahan pengemas tertua,
biasanya berupa botol, guci, pot dan vas bunga. Pada fermentasiuntuk pembuatan
kecap dan touco biasanya menggunakan wadah yang terbuat dari tanah lempung.

2.4.3 Gelas
Wadah atau bahan pengemas dari gelas biasa digunakan untuk mengemas
bahan cair seperti parfum, bahan kosmetik ( pembersih wajah ), susu dan lain –
lain. Pengemasan menggunakan bahan gelas mempunyai keuntungan yaitu
bersifat inert terhadap bahan kimia, jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari
dalam, tahan panas dan murah harganya.

2.4.4 Logam
Bahan kemasan logam yang dimaksud adalah bahan logam yang
menggunakan bahan tembaga, perak dan emasatau campuran dari bahan – bahan
tersebut. Karena emas relative mahal maka digunakanbahan dari timah, seng,
kuningan dan besi tahan karat ( steiless steel ). Bahan kemasan dari steiless steel
banyak digunakan dalam industry pangan karena bahan ini hamper tidak bereaksi
dengan bahan pangan.
Keuntungan wadah kaleng untuk bahan makanan dan minuman adalah
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, barrier (pelindung / penahan ) yang
baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk
kemasan hermetic, toksisitasnya relative rendah meskipun ada kemungkinan
migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas dan tahan terhadap perubahan –
perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim ( Anonim, 2010 ).

2.4.5 Kayu
Kayu pada umumnya digunakan untuk peti kemas karena dapat dibuat
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Disamping sebagai peti kemas, kayu juga
digunakan sebagai wadah atau kemasan telur, tomat, buah – buahan dan lain –
lain.
Kelemahan dari penggunaan kayu sebagai pengemas adalah pengetahuan
tentang struktur kayu, perakitan masih lemah sehingga saat ini perakitan
menggunakan kayu. Perakitan masih dilakukan dengan cara yang sederhana dan
jarang sekali melakukan pengematan terhadap kandungan air pada kayu.

2.4.6 Kertas atau Karton


Bahan pengemas kertas atau karton banyak digunakan sebagai bahan
pengemas. Produk bakery ( roti, kue, dan pasty ) biasanya dikemas dikertas atau
dikarton. Karton jangan digunakan langsung untuk pengemas akan tetapi sebelum
dikemas didalam karton produk dikemas terlebih dahulu dengan plastic.
Penggunaan karton sebagai pengemas sekunder adalah untuk melindungi produk
dari kerusakan mekanis atau fisis. Selain itu juga bertujuan untuk mempermudah
dalam pengangkutan atau transportasi dan penyimpanan ( Anonim, 2011 ).

2.4.7 Plastik
Menurut Syarief et al (1989), berdasarkan ketahanan plastic terhadap
perubahan suhu, maka plastikdibagi menjadi dua yaitu :
1. Thermoplastic, bila plastic meleleh pada perubahan suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu, bersifatreversible ( dapat kembali kebentuk
semula atau mengeras bila didinginkan ).
2. Termoset atau termodursisabel, jenis plastic ini tidak dapat mengikuti
perubahan suhu ( tidak reversible ). Sehingga bila pengerasantelah terjadi
maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan dengan suhu
tinggi tidak dapat melunakkan jenis plastic ini melainkan akan menjadi
arang dan terurai. Karena sifat thermoset yang demikian maka bahan ini
banyak digunakan sebagai tutup ketel.
Penggunaan dalam penemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis kemasan, sedangkan kelemahan plastic adalah tidak tahan terhadap suhu
panas, tidak hemetis ( plastic masih bias ditembus udara melalui pori-pori plastic )
dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasanketika suhu turun. Jenis
plastic yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophane,
poliviniklorida, ( PVC ), polyester, poliamida, dan poli etilen tereptalat ( PET ).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan saat praktikum dilaksanakan adalah:
1. Refrigerator
2. Timbangan
3. Kertas Koran
4. Hygrometer
5. Refraktometer

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu:
1. Pisang
2. Bayam
3. Tomat ceri
4. Bawang merah

3.2 Prosedur Percobaan


1. Mengukur suhu dan kelembaban refrigerator dan ruangan selama 3 hari.
2. Menimbang berat bahan selama 3 hari.
3. Mengamati kenampakan fisik bahan selama 3 hari.
4. Membungkus bahan dengan kertas koran.
5. Menyimpan bahan didalam refrigerator
6. Untuk perlakuan kontrol simpan bahan di refrigerator dan ruangan tanpa
pembungkusan kertas koran
7. Amatilah berat dan kenampakan fisik bahan setiap hari selama 3 hari
penyimpanan.
8. Hitung indeks brix menggunakan refraktometer.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Ruangan Refrigerator
Hari ke-
T (0C) RH (%) T (0C) RH (%)
0 25,1 74,1 10 30
1 27,3 70,6 12,7 56,4
2 25,6 63 10 43,3
3 26,9 71,8 10 63,3

Tabel 2. Hasil Pengamatan Berat dan Kenampakan fisik bahan hari


ke 1, 2 dan 3
Ruangan Refrigerator
Hari Massa sampel Massa sampel
Bahan M control (g) M control (g) Gambar
ke- koran (g) koran (G)
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

Pisang 50,42 47,34 72,56 69,12 60,34 58,27 71,71 69,9

Bayam 2 5,42 2,35 9,04


Tomat ceri 16,72 12,52 13,62 18,16

Bawang merah 5,59 5,62 6,10 6,12 4,22 4,2 9,81 9,79

Pisang - - 48,87 44,09 - - 72,27 68,74

Bayam - - 5,22 5,31 - - 8,93 2,69


Tomat ceri - - 12,27 12,03 - - 11,61 11,48

Bawang merah - - 9,56 9,54 - - 5,01 4,98

Pisang - - 74,33 64,91 - - 69,71 61,88

Bayam - - 6,16 1,39 - - 4,93 2,31


Tomat ceri - - 16,88 16,38 - - 16,54 16,30

Bawang merah - - 5,56 5,52 - - 7,48 7,43

Keterangan gambar:
Kiri = ruangan
Kanan = refrigerator

Tabel 3. Pengukuran Indeks Brix


Hari ke- Bahan Ruangan (%) Refrigerator (%)
Pisang 21 -
0
Tomat ceri 3,5 -
Pisang 27,6 26
1
Tomat ceri 5,5 6,3
Pisang 24 23,8
2
Tomat ceri 6 6,2
Pisang 28,3 25,6
3
Tomat ceri 7,4 4,8
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai penyimpanan dan pengemasan


bahan hasil pertanian. Praktikan melakukan percobaan selama 3 hari yaitu
pengukuran suhu dan kelembaban; pengamatan berat dan kenampakan fisik bahan
pisang, bayam, tomat ceri dan bawang merah; serta pengukuran indeks brix untuk
bahan pisang dan tomat ceri.percobaan tersebut dibagi kedalam setiap kelompok
sama rata. Setiap kelompok akan membandingkan pengaruh penyimpanan dingin
dan pembungkus terhadap perubahan kualitas yang terjadi selama 3 hari berturut-
turut.
Penyimpanan dengan cara pendinginan dilakukan didalam refrigerator
sedangkan penyimpanan dengan pembungkus dilakukan dengan cara bahan hasil
pertanian dibungkus dengan koran.untuk kelompok 1 sampai kelompok 4, akan
mengukur berat dan kenampakan fisik bahan masing-masing. Sedangkan untuk
kelompok 5 akan mengukur indeks brix dari bahan pisang dan tomat ceri yang
disimpan di dalam refrigerator dan di ruangan. Pada masing-masing tempat
penyimpanan, harus dibandingkan lagi massa kontrol tanpa pembungkus dengan
massa sampel koran.
Penyimpanan dan pengemasan berperan penting dalam pengolahan bahan
hasil pertanian. Hal ini dikarenakan setiap bahan hasil pertanian memiliki daya
tahan yang terbatas dan akan mengalami pembusukan. Sementara penyimpanan
dingin dilakukan dalam refrigerator. Penyimpanan dingin sangat sesuai untuk
memperpanjang kesegaran ataupun masa simpan bahan hasil pertanian. Kegiatan
pengemasan adalah suatu kegiatan untuk menaungi, membungkus, mewadahi,
menutupi seluruh permukaan bahan hasil pertanian agar bahan tidak
terkontaminasi serangan mikroorganisme dan dapat memperpanjang umur simpan
ataupun dengan kata lain dapat menambah masa kadaluarsa bahan hasil pertanian.
Secara ekonomis, dengan dilakukannya pengemasan akan menambah nilai
jual produk sehingga dapat menarik minat konsumen. Pada sayuran dengan
dilakukannya pengemasan dapat mencegah proses kelayuan tersebut. Bahan dari
pengemasan pun perlu diperhatikan karena bahan yang digunakan haruslah cocok,
tidak berbahaya untuk bahan serta berperan dalam memperpanjang umur simpan
bahan tersebut. Dengan pengemasan yang baik, kandungan gizi dalam bahan
harus tetap terkandung, kadar air masih ada dalam bahan karena bahan pangan
akan terus mengalami respirasi meskipun setelah pemanenan.
Dari data hasil praktikum yang diperoleh, terdapat perbedaan hasil
pengukuran suhu dan kelembaban selama 4 hari berbeda yang diukur di ruangan
dan refrigerator. Hasil suhu selama 4 hari berturut-turut pada ruangan yaitu 25,1;
27,3; 25,6 dan 26,9. Perbedaan pun tidak terlalu jauh hanya berkisar pada 25,26
dan 27. Sedangkan untuk hasil suhu selama 4 hari berturut-turut pada refrigerator
yaitu 10; 12,7; 10 dan 10. Suhu di refrigerator lebih rendah daripada suhu di
ruangan. Untuk pengukuran kelembaban, kelembaban di ruangan lebih tinggi dari
kelembaban di refrigerator.
Percobaan pada hari pertama, massa dari setiap bahan mengalami
penurunan bahan yang di ruangan maupun bahan yang disimpan di refrigerator.
Seperti pada pisang perlakuan m control massa awalnya 50,42 gr dan massa
akhrnya 47,34 gr. Pada perlakuan massa sampel koran massa awalnya 72,56 gr
dan massa akhirnya 69,12 gr. Sedangkan dengan bahan yang disimpan di
refrigerator pada hari ke 1 dengan perlakuan m control massa awalnya 60,34 gr
dan massa akhirnya 58,27. Dan untuk perlakuan massa sampel koran massa awal
bahan 71,71 gr dan massa akhirnya 69,9 gr. Terdapat penurunan massa sekitar 2
gram tiap perlakuan. Kenampakan fisik dari tiap bahan belum terlihat jelas dari
pisang, bayam, tomat ceri maupun bawang merah.
Pengamatan hari kedua dan ketiga hanya dilakukan pada bahan non
control bagi bahan yang disimpan di ruangan maupun refrigerator. Pada hari
kedua, kenampakan fisik bahan mulai terlihat. Pada pisang, kuliat pisang mulai
berwarna hitam, bayam menjadi layu, kuliat tomat ceri mengkerut dan bawan
mulai membusuk. Massa dari tiap bahan mengalami penurunan sekitar 1 sampai 2
gram dari massa sebelumnya. Pada hari ketiga pengamatan, kulit pisang hampir
seluruhnya menghitam, bayam sangat layu, tomat ceri mengkerut dan bawang
merah tumbuhnya tunas pada zona perakaran. Massa dari bahan tetap mengalami
penurunan seperti pada pengamatan hari pertama dan kedua. Hanya saja
penurunan massa lebih sedikit yaitu sekitar 0,5 gram sampai 1 gram.
Pengukuran indeks brix pada bahan dimaksudkan untuk mengukur
kandungan gula pada bahan tersebut. Semakin matang suatu bahan, semakin
banyak kandungan gula. Sehingga dari hari ke hari pengukuran indeks brix
semakin meningkat. Kandungan indeks brix pisang yang disimpan diruangan dari
hari ke 0 sampai hari ke 3 yaitu berturu-turut 21; 27,6;24 dan 28,3. Pada hari ke 2,
indeks brix pada pisang mengalami penurunan dari 27,6 menjadi 24. Kandungan
indeks brix pisang yang disimpan di refrigerator dari hari ke 1 sampai hari ke 3
yaitu berturu-turut 26;23,8 dan 25,6. Pada hari ke 2, indeks brix pada pisang di
refrigerator pun mengalami penurunan dari 26 menjadi 23,8. Kandungan indeks
brix tomat ceri yang disimpan diruangan dari hari ke 0 sampai hari ke 3 yaitu
berturu-turut 3,5; 5,5; 6 dan 7,4. Pengukuran indeks brix pada tomat ceri yang
disimpan di ruangan sesuai dengan teori bahwa semakin lama bahan disimpan,
semakin banyak kandungan gula yang terdapat pada bahan seiring terjadinya
metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2007. Kemasan fleksibel. Direktorat jendral industry kecil menengah.


Depertemen perindustrian.jakarta.
Anonym. 2010. pengemasan bahan pangan .
http://www.smallcrab.com/kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan.
Anonym. 2011. Pengemasan dan penyimpanan hasil pertanian pangan dan
produknya. http://id.wikipedia.org/wiki/pengemasan.pada 20.12., 16
november 2011.
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Praktikum Satop II. Institut Pertanian Stiper,
Yogyakarta.
Erliza dan Sutedja.1987. pengantar pengemasan. Laboraturium pengemasan.
Jurusan TIP. IPB. Bogor.
Inkuiri. 2011. Mesin sealer plastic dan alumanium foil. www.saryayan-mesin-
sealer-plastik-alumanium-foil.htm. Diakses tanggal 4 maret 2011.
Julianti, E dan Nurmiah,M.2006. Teknologi pengemasan. Departemen teknologi
Pertanian, fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.
http://acourse.usu.ac.id/content/teknologi/teknologi/textbook.pdf
Mushollaeni, W. 2009. Materi makanan ringan dan gula. Diktat kuliah fakultas
pertanian. Universitas tribhuwana tunggadewi. Malang.
Nurminah, M. 2002. Penelitian sifat berbagai bahan kemasan plastic dan kertas
serta pengaruhnya terhadap bahan yang dikemas. Universitas Sumatra
Utara.
Sumitra, onit.2003. Mengidentifikasi Bahan Kemasan Alami. Direktorat
pendidikan menengah kejuruan direktorat jendral pendidikan dan dan
menengah depertemen pendidikan nasional.
Syarief, R.,S. Santausa, St. Ismayana, B. 1987. Teknologi Pengemasan pangan.
Laboraturium rekayasa proses pangan, PAU pangan dan gizi, IPB. Bogor.
Wirya, Iwan.1999. kemasan yang menjual. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F.G. 1983. Gizi pangan, teknologi dan konsumsi. Penerbit
Gramedia.Jakarta.
Winarno, F.G., Srikandi, F dan Dedi, F. 1986. Pengantar teknologi pangan.
Penerbit PT. media. Jakarta.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan pada suhu rendah dapat mempertahankan nilai gisi dan mutu
fisik suatu bahan.
2. Penyimpanan dan pengemasan pada bahan hasil pertanian dapat
menurunkan kadar air sehingga mutu bahan hasil panen lebih baik.
3. Terdapat beberapa bahan yang lebih cocok disimpan di refrigerator seperti
bawang merah.
4. Bawang merah yang diismpan diruangan akan lebih cepat mengalami
pertunasan.
5. Semakin lama bahan disimpan, kandungan gula atau indeks brix dari suatu
bahan akan bertambah karena proses metabolisme yang terjadi didalam
bahan.

6.2 Saran
Saran dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mentaati peraturan laboratorium dengan tidak ribut diruangan.
2. Mendengarkan instruksi dari asisten agar tidak salah dalam praktikum.
3. Menjaga alat-alat yang terdapat di laboratorium.
LAMPIRAN

Gambar 1. Refraktometer

Gambar 2. Pisang

Gambar 3. Proses untuk menghasilkan cairan dari pisang

Anda mungkin juga menyukai