LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCA PANEN II
(Penyimpanan dan Pengemasan BHP)
Oleh:
NPM : 240110140061
2.1 Pendinginan
Sayur dan buah setelah dipanen masih melangsungkan metabolisme.
Akibat kegiatan itu, komposisi maupun mutu sayur dan buah selalu mengalami
perubahan. Metabolisme sayur dan buah sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya
(Anonim,2012).
Penyimpanan pada suhu rendah (mendekati titik beku air) dapat
mengurangi laju respirasi sayur dan buah, disamping dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Pendingin tidak bisa membunuh
mikroorganisme, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya. Untuk itu, sayur dan
buah yang akan disimpan harus dibersihkan terlebih dahulu. Suhu ruang
pendingin dan kelembaban ruang pendingin perlu diatur karena dengan
pengaturan tersebut dapat menentukan keawetan dan mempertahankan mutu sayur
dan buah yang disimpan. Bila kelembaban di ruang pendingin kurang, sayuran
dan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin akan menjadi layu. Sayuran
daan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin umumnya mudah rusak,
sehingga kualitasnya menurun (Anonim,2012).
Sayuran dan buah sangat peka terhadap kerusakan akibat pembekuan.
Pembekuan dan pencairan kembali (thawing) yang berulang kali akan sangat
menurunkan kalitas bahan yang disimpan.Semua bahan yang disimpan dalam
keadaan dingin atau beku perlu dilakukan pengemasan untuk menghindari
rehidrasi. Freeze burn merupakan perubahan warna, tekstur, dan citarasa serta
nilai yang bersifat iireversible pada bahan yang dibekukan (Anonim,2012).
2.2 Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik ( gesekan, benturan, getaran ).
Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industry agar mempunyai bentuk – bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarrik pembeli. Karena itu,
bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya ( Anonim, 2010 ).
Perlu diingat bahwa bahan kemasan terdiri dari berbagai macam. Bahkan
dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, bahan kemasan juga sudah
berkembang begitu pesat. Berbagai penelitian telah menemukan bahan – bahan
kemasan baru. Dan kini ada ribuan macam bahan kemasan. Pengemasan dapat
diartikan sebagaimekanisme perlindungan produk dimana pengemas bertindak
menghambat oksigen , uap air, komponen kimia dan mikroorganisme yang dapat
menurunkan kualitas produk. Kemasan juga menginformasikan deskripsi produk,
berat atau volume, nama pabrik, cara preparasi produk, nilai gizi dan cara
menghidangkan. Pengemasan adalah cara yang efektif dalam memasarkan dan
mempromosikan produk ( Wirya, 1999 ).
Pengemasan hasil pertanian ditujukan untuk membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Disamping itu dpat pula untuk mencegah atau mengurangi serangan mikroba dan
serangga dengan menjaga tetap bersih. Kemasan juga dimaksudkan untuk untuk
melindungi bahan / barang dari kemungkinan kerusakan fisik dan mekanis (
memar. Lecet, pecah belah, penyok, rusak oleh cahaya, dll ). Bahan atau barang
yang akan dikemas hendaklah bersih dan bebas dari kotoran, cacat atau rusak agar
setelah dikemas benar – benar tahan lama dan tidak cepat rusak ( Sumitra,2003).
Dalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah , yaitu
wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan.
Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavor dan
perubahan lainnya. Selain ituuntuk wadah utama biasanya diperlukan syarat –
syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan
dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemak, mencegah masuknya bau
dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau
benturan dan transparan ( Winarno, 1983 )
2.4.1 Aluminium
Contoh aluminium yang fleksibel adalah aluminium foil. Aluminium foil
merupakan lembaran logam aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan <
0,15 mm. Sifat-sifat dari aluminium yaitu hermetik, fleksibel, tidak tembus cahaya
sehingga dapat digunakan untuk bahan yang berlemak, berminyak dan bahan-
bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarine dan yoghurt.
2.4.2 Keramik
Umumnya bahan pengemas keramik merupakan bahan pengemas tertua,
biasanya berupa botol, guci, pot dan vas bunga. Pada fermentasiuntuk pembuatan
kecap dan touco biasanya menggunakan wadah yang terbuat dari tanah lempung.
2.4.3 Gelas
Wadah atau bahan pengemas dari gelas biasa digunakan untuk mengemas
bahan cair seperti parfum, bahan kosmetik ( pembersih wajah ), susu dan lain –
lain. Pengemasan menggunakan bahan gelas mempunyai keuntungan yaitu
bersifat inert terhadap bahan kimia, jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari
dalam, tahan panas dan murah harganya.
2.4.4 Logam
Bahan kemasan logam yang dimaksud adalah bahan logam yang
menggunakan bahan tembaga, perak dan emasatau campuran dari bahan – bahan
tersebut. Karena emas relative mahal maka digunakanbahan dari timah, seng,
kuningan dan besi tahan karat ( steiless steel ). Bahan kemasan dari steiless steel
banyak digunakan dalam industry pangan karena bahan ini hamper tidak bereaksi
dengan bahan pangan.
Keuntungan wadah kaleng untuk bahan makanan dan minuman adalah
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, barrier (pelindung / penahan ) yang
baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk
kemasan hermetic, toksisitasnya relative rendah meskipun ada kemungkinan
migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas dan tahan terhadap perubahan –
perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim ( Anonim, 2010 ).
2.4.5 Kayu
Kayu pada umumnya digunakan untuk peti kemas karena dapat dibuat
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Disamping sebagai peti kemas, kayu juga
digunakan sebagai wadah atau kemasan telur, tomat, buah – buahan dan lain –
lain.
Kelemahan dari penggunaan kayu sebagai pengemas adalah pengetahuan
tentang struktur kayu, perakitan masih lemah sehingga saat ini perakitan
menggunakan kayu. Perakitan masih dilakukan dengan cara yang sederhana dan
jarang sekali melakukan pengematan terhadap kandungan air pada kayu.
2.4.7 Plastik
Menurut Syarief et al (1989), berdasarkan ketahanan plastic terhadap
perubahan suhu, maka plastikdibagi menjadi dua yaitu :
1. Thermoplastic, bila plastic meleleh pada perubahan suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu, bersifatreversible ( dapat kembali kebentuk
semula atau mengeras bila didinginkan ).
2. Termoset atau termodursisabel, jenis plastic ini tidak dapat mengikuti
perubahan suhu ( tidak reversible ). Sehingga bila pengerasantelah terjadi
maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan dengan suhu
tinggi tidak dapat melunakkan jenis plastic ini melainkan akan menjadi
arang dan terurai. Karena sifat thermoset yang demikian maka bahan ini
banyak digunakan sebagai tutup ketel.
Penggunaan dalam penemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis kemasan, sedangkan kelemahan plastic adalah tidak tahan terhadap suhu
panas, tidak hemetis ( plastic masih bias ditembus udara melalui pori-pori plastic )
dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasanketika suhu turun. Jenis
plastic yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophane,
poliviniklorida, ( PVC ), polyester, poliamida, dan poli etilen tereptalat ( PET ).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu:
1. Pisang
2. Bayam
3. Tomat ceri
4. Bawang merah
4.1 Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Ruangan Refrigerator
Hari ke-
T (0C) RH (%) T (0C) RH (%)
0 25,1 74,1 10 30
1 27,3 70,6 12,7 56,4
2 25,6 63 10 43,3
3 26,9 71,8 10 63,3
Bawang merah 5,59 5,62 6,10 6,12 4,22 4,2 9,81 9,79
Keterangan gambar:
Kiri = ruangan
Kanan = refrigerator
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan pada suhu rendah dapat mempertahankan nilai gisi dan mutu
fisik suatu bahan.
2. Penyimpanan dan pengemasan pada bahan hasil pertanian dapat
menurunkan kadar air sehingga mutu bahan hasil panen lebih baik.
3. Terdapat beberapa bahan yang lebih cocok disimpan di refrigerator seperti
bawang merah.
4. Bawang merah yang diismpan diruangan akan lebih cepat mengalami
pertunasan.
5. Semakin lama bahan disimpan, kandungan gula atau indeks brix dari suatu
bahan akan bertambah karena proses metabolisme yang terjadi didalam
bahan.
6.2 Saran
Saran dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mentaati peraturan laboratorium dengan tidak ribut diruangan.
2. Mendengarkan instruksi dari asisten agar tidak salah dalam praktikum.
3. Menjaga alat-alat yang terdapat di laboratorium.
LAMPIRAN
Gambar 1. Refraktometer
Gambar 2. Pisang