Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN KELISTRIKAN



Shift / Hari, Tanggal Praktikum :


Asisten Dosen : 1. Adams Rizan Abdalla
2. Anadia Nafila
3. M. Indra Sanuddin
4. Laras Dwi
5. Ismail
6. Rizky Bangsawan
Praktikum ke :

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Titin Septianah 240110150004


2. M Ilham 240110150003
3. Kristina Sitanggang 240110150009
4. Arike Putri Agustina 240110150017
5. Rizal Hadyan F 240110150021
6. Rizqita Thifal S 240110150027

DEPARTEMEN TEKNIK DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
1. TEORI PLTA 2016
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu
sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan
mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak
dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di
Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit
listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula
beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga
nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n
b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk
diketahui oleh para mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.
Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan
sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan
oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan
PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak
mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak
mulai menipis.
2. PERHITUNGAN POTENSI DAYA
3. ALUR PROSES PLTA JATILUHUR SECARA AKTUAL

Keterangan gambar:

1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air

2. Intake, pintu masuk air sungai/tendon

3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake

4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock

5. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin serta
untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar.

6. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat
katup pengatur ditutup

7. Main stop valce, berfungsi sebagai katup pengatur turbine


8. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak

9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak

10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit dengan induksi
elektromagnetik.

11. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen

Cara Kerja:

Pertama-tama, ada air yang masuk dari sungai/ waduk/ bisa juga disebut
dengan tandonke turbin melalui suatu alat yang dinamakan penstock. Kemudian
ada suatu katup pengaman yang berguna untuk memberikan atau mengatur aliran
air dari tempat semula dan masuk ke headrace di tunnel yang berfungsi juga untuk
menghentikan aliran dari air tersebut.
Kedua, energi yang dihasilkan dari air potensial tersebut mampu
menggerakkan turbin dan menghasilkan suatu energi gerak yang dikonversikan
juga menjadi energi listrik oleh bantuan generator. Cara kerja pembangkit listrik
tenaga air sederhana yang selanjutnya yaitu energi listrik dari generator tersebut
kemudian diatur lalu ditransfer dengan alat yang dinamakan main transformer
supaya sesuai dengan kapasitas dari transmission line yang meliputi tegangan,
daya dan lainya untuk didistribusikan ke rumah-rumah warga.
4. PEROLEHAN DAYA AKTUAL SAAT KUNJUNGAN
5. KAPASITAS DAYA TERPASANG (MAKSIMUM)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatiluhur dibangun pada tahun
1957 sampai 1967, yaitu sekitar 10 tahun pembangunan. Pemasokan listrik sudah
dimulai sekitar tahun 1965. PLTA ini menggunakan tenaga dari generator yang
dihubungkan dengan turbin tempat penampungan tenaga listrik tersebut. Selain
energi kinetik dari air, PLTA Jatiluhur juga mengandalkan gerakan ombak atau
tenaga hidroelektrisitas yang merupakan sumber energi terbarukan lainnya.
Pasokan listriknya mampu mengaliri listrik di Pulau Jawa karena memiliki
kapasitas daya listrik hingga mencapai 187,5 MW.
6. PROSES KONVERSI LISTRIK HINGGA MASUK
JALUT/JARINGAN DISTRIBUSI PLN
1. Tahap I (Di Pembangkit Listrik)
Di pusat pembangkit listrik, terjadi proses perubahan energi menjadi
energi listrik. Turbin dan generator merupakan komponen utama dalam
beberapa jenis pembangkit listrik. Contohnya di PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air). Energi kinetik yang dihasilkan oleh aliran air diubah
menjadi energi listrik oleh generator.
2. Tahap 2 (Di Transformator Penaik Tegangan)
Di sini energi listrik dinaikkan tegangannya hingga 500 kV oleh
generator. Hal ini diperlukan agar arus listrik yang mengalir di saluran
tidak terlalu tinggi. Dengan demikian perpindahan arus listrik
berlangsung secara efektif dan efisien.
3. Tahap 3 (Di Gardu Induk)
Melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), listrik dialirkan
ke Gardu Induk. Di sini tegangan listrik diturunkan menjadi tegangan
menengah 20 kV oleh transformator penurun tegangan.
4. Tahap 4 (Di Gardu Distribusi)
Di sini, energi listrik kembali diturunkan lagi tegangannya menjadi
tegangan rendah 220 Volt. Tegangan listrik sebesar ini sudah sesuai
dengan kebutuhan di rumah. Setelah itu, energi listrik dialirkan ke
rumah-rumah dan industri melalui jaringan distribusi.
5. Tahap 5 (Di Rumah Konsumen)
Energi listrik yang sampai pada konsumen dapat dimanfaatkan untuk
menonton TV, mendinginkan lemari es, menyerika, penerang ruangan,
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai