Anda di halaman 1dari 56

KOMPONEN SISTEM PLTS

INVERTER
Jakarta, 13-15 September 2021
Hartadhi

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 1


Pokok Bahasan

• Pendahuluan
• Pengertian Dan Fungsi Inverter
• Prinsip Kerja dan Tipe Inverter
• Switching
• MPPT
• Klasifikasi Inverter
• Inverter Off-Grid & On-Grid
• Inverter Mikro, String & Central
• Pemilihan Inverter Dalam PLTS
• DC/AC Ratio
• Tegangan String
• Rugi daya inverter
• Pengujian Inverter
• Penutup
www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 2
Pendahuluan

▪Listrik yang dihasilkan dari sel surya fotovoltaik berupa listrik arus searah (DC).
▪Sementara, perangkat rumah tangga dan berbagai barang elektronik
membutuhkan sumber listrik bolak-balik (AC)
▪Dibutuhkan satu komponen penting untuk mengubah tegangan DC menjadi
tegangan AC, yakni inverter.
▪Banyak produk inverter di pasaran dengan fungsi, kapasitas, dan kualitas yang
bervariasi, perlu pengetahuan untuk memilih inverter sesuai dengan kebutuhan
▪Pelatihan ini akan memberikan wawasan mengenai tipe, fungsi dan prinsip kerja
inverter serta aplikasinya.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pengertian Dan Fungsi Inverter

Inverter:
• Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk mengkonversi atau mengubah
tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC).
• Inverter merupakan kebalikan dari rectifier
• Beberapa jenis inverter: inverter yang hanya menghasilkan tegangan bolak-balik saja (push-pull
inverter), sampai dengan inverter yang mampu menghasilkan tegangan sinus murni tanpa
harmonisasi.
• Inverter berdasarnya fasanya: Inverter satu fasa, tiga fasa, sampai dengan multifasa.

Sumber tegangan = Pengaturan frequensi


Sumber arus
~ Pengaturan tegangan

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Prinsip Kerja Inverter

• Teknik switching digunakan untuk menyalakan (On) dan mematikan (Off) sakelar secara
bergantian, sehingga terbentuk pulsa atau gelombang kotak dengan arah negatif dan positif.
• Prinsip kerja inverter dengan 4 sakelar (Switch):
• Sakelar S1 dan S4 dalam kondisi on S2 dan S3 off, maka mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke
kanan,
• sakelar S2 dan S3 dalam kondisi on S1 dan S4 0ff, maka mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kanan
ke kiri.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Teknologi Switching

1. MOSFET
• Tegangan bisa mencapai 1200VDC
• Aplikasi untuk kapasitas inverter 5KW dengan
kemampuan arus hanya mencapai 17A
• Frekuensi Tinggi

2. IGBT
• Tegangan tinggi bisa mencapai 1200 VDC
• Untuk kapasitas inverter besar, dengan arus
bisa mencapai 500A dengan tegangan 1200V
• Frekuensi Menengah

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Inverter Gelombang Kotak (Square wave)
• Output berbentuk gelombang kotak
• Inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk mensupply tegangan ke beban induktif atau motor listrik.
• Menghasilkan tegangan 220 Vac, 50Hz.
• Kualitas rendah, dengan THD yang tinggi.

• Output berbentuk gelombang kotak yang dimodifikasi, sehingga menyerupai gelombang sinus.
• Inverter jenis ini memiliki efisiensi daya yang rendah apabila digunakan untuk mensupplay beban induktor atau motor
listrik.
• Gelombang outputnya menyentuh titik nol selama beberapa saat sebelum pindah ke positif atau negatif;
• Memiliki THD yang lebih baik dibanding square wave
• Output berbentuk gelombang sinus murni.
• Dapat memberikan supply tegangan ke beban
(Induktor) atau motor listrik dengan efisiensi daya
yang baik.
• Pure Sine Wave atau true Sine wave menyerupai
sinusoidal sempurna pada jaringan listrik (PLN)
dengan THD ˂ 3%
• Teknologi pulse width modulation (PWM)
• Digunakan juga oleh grid tie inverter

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Gelombang Sinusoidal dengan Teknik PWM

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Algoritma MPPT

• Tujuan MPPT: Menempatkan sumber tenaga (PV atau String PV) pada titik daya maksimal secara
kontinyu (sistem fotovoltaik jarang beroperasi dalam kondisi ambien yang konstan).
• Parameter yang dibutuhkan dlm MPPT:
• VMP – Tegangan pada MPP
• IMP – Arus Pada MPP

• Tegangan MPP dari string PV (dan modul PV) tetap lebih atau kurang konstan pada nilai iradiasi
>300 W/m²
• Di Asia Tenggara, sebagian besar dari energi tahunan dihasilkan pada kondisi atmosfer yang
berubah. MPPT harus memiliki perilaku operasi dinamis yang sangat cepat

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Algoritma MPPT

• Salah satu faktor yang secara signifikan mempengaruhi tegangan MPP adalah suhu, dan karena
parameter ini tidak berubah dengan cepat, pelacak MPPT tidak perlu terlalu cepat.

• Penting untuk membedakan antara perubahan


iradiasi pada iradiasi rendah (<300 W/m²) dan nilai
iradiasi yang lebih tinggi (> 300 W/m²)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Algoritma MPPT

• Jika terjadi perubahan dalam rentang iradiasi rendah (mis. Dari 100W/m² hingga 300W/m²), pelacakan
MPPT harus cepat (perilaku dinamis), karena tegangan MPP berubah secara signifikan.

• Jika terjadi perubahan pada iradiasi yang lebih tinggi (mis. Dari 800W/m² ke 1000 W/m²), pelacakan
MPPT bisa lebih lambat (perilaku statis), karena tegangan MPP TIDAK berubah secara signifikan.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

• Aplikasi inverter pada sistem PLTS yang tersedia dipasaran dikelompokkan menjadi 2 (dua),yaitu Off-Grid dan
On-Grid (Grid Tie). Perbedaan mendasar dari kedua alat ini adalah cara supply ke jaringan.
• OFF GRID INVERTER
• Bekerja dengan menggunakan sumber listrik backup battery yang dihasilkan dari solar panel system dan
menggantikan saat jaringan listrik dari penyedia listrik utama (PLN) padam
• GRID TIE INVERTER
• Bekerja secara langsung dari solar panel system tanpa melalui sumber backup, juga dapat digunakan secara
bersama dengan penyedia jaringan listrik utama (PLN), sehingga dapat mengurangi beban tagihan listrik.
• System ini bekerja secara sinkron dan otomatis berbagi beban antara solar panel system sebagai yang utama
dan PLN sebagai backup, bila supply yang dihasilkan solar panel system kurang maka akan dipenuhi dari PLN

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

• Secara sederhana yang mengubah daya DC dari


baterai menjadi listrik AC untuk mensuplai rumah atau
peralatan AC;
• Memiliki kemampuan: sebagai inverter/ charger,
pemantauan lanjutan dan fitur lainnya
• Digunakan pada sistem PLTS di daerah terpencil yang
tidak terjangkau oleh jaringan PLN atau isolated grid.
• Daya input inverter ini dari baterai, yang dihasilkan
dari panel surya.
• Tersedia di pasaran: modified sine wave inverters
hingga pure sine wave inverters dengan kapasitas
antara 100W - 100kW.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

• DC Coupling
Menggunakan bidirectional inverter
atau disebut juga battery inverter atau
off grid inverter.

• AC coupling
Menggunakan grid inverter atau bisa kita
sebut juga string inverter.
www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI
Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

• Grid-follower, bukan grid-former


• Dengan trafo / tanpa trafo
• Anti-islanding wajib tersedia
• Sinkronisasi harus sesuai dengan grid-code
• Droop controller
• Harus rendah emisi elektromagnetik dan
emisi suara & tidak membahayakan /
mengganggu manusia dan lingkungan
• Grounding dan isolation monitoring yang
baik, supaya ground fault failure dapat
dimitigasi

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 16


Klasifikasi Inverter - Inverter Off-Grid & On-Grid

▪ Mengubah daya DC dari modul surya menjadi daya AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang
sudah ada.
▪ Dikenal sebagai synchronous inverter (langsung sinkron dengan grid saat dinyalakan ) dan tidak dapat berdiri
sendiri, jika jaringan listriknya tidak tersedia.
▪ Memiliki anti-islanding protection, bila ada gangguan pada jaringan/black out, maka Inverter akan secara otomatis
terlepas dari grid (OFF) dan akan terhubung kembali (ON) secara otomatis saat jaringan kembali normal.
▪ Dilengkapi dengan MPPT pada sisi input yang memungkinkan inverter untuk mengambil jumlah yang optimal
dari sumber daya listrik tertentu.
▪ Ada 3 type grid-tie inverter yang saat ini banyak di pasaran, yaitu: micro inverter, string inverter dan central
inverter.
▪ String inverter memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan central inverter, umumnya memiliki kapasitas
<60 kW, sedangkan central inverter memiliki kapasitas >100 kW.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Perbedaan Inverter Off-Grid & On-Grid

No Parameter Inverter Off-Grid Inverter On-Grid


1 Konversi daya • Mengkonversi daya dc • Mengkonversi daya dc langsung
dari baterai dari modul surya
• tegangan baterai relatif • tegangan pada modul surya
stabil berubah-ubah (bergantung
pada kondisi penyinaran
matahari).
2 Besarnya daya • Daya output bergantung • Daya output bergantung pada
output pada besar beban besar daya yang dihasilkan
• Tidak bergantung pada modul surya,
besarnya daya yang • Tidak bergantung pada
dihasilkan modul surya besarnya beban
3 Aplikasi • tidak bisa dipakai sebagai • dapat digunakan pada
inverter On grid PLTS terpusat (off grid) dengan
sistem AC couple

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Inverter String dan Central – Pro vs Kon
Inverter Kelebihan Kekurangan
Cenderung bebas perawatan Biasanya lebih mahal
Efisiensi tinggi
Kehilangan energi lebih sedikit pada
kegagalan fungsi inverter tunggal
Inverter cadangan dapat disimpan di
lokasi PLTS
Inverter string
Inverter tunggal dapat dengan mudah
diganti pada kerusakan
Orientasi baris yang berbeda
dimungkinkan karena string terpisah
Tersedia
Produksi masal
Perilaku beban sebagian yang baik Perawatan tahunan
Kehilangan energi tinggi pada
Masa pakai cenderung lebih panjang
kegagalan fungsi inverter
Inverter Sentral
Keandalan tinggi Tidak ada stok inverter cadangan
Perlu kelas isolasi tegangan yang lebih
Menurunkan biaya spesifik
www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI
tinggi
Transformer-less Inverter – Grounded (-)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Transformer-less Inverter – Grounded (-)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Mikro, String & Central

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Mikro, String & Central
• Micro inverter dihubungkan ke sebuah panel
surya untuk mengubah arus DC yang
dihasilkan menjadi arus AC.
• Arus AC dari setiap inverter mikro ini
kemudian dikombinasikan bersama dengan
output dari inverter Mikro lain untuk dikirim
ke jaringan.
• Rating mikro inverter biasanya sekitar 250Wp
hingga 300Wp, sesuai kapasitas modul.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Mikro, String & Central

• Variasi kapasitas/rating sangat luas


• Memiliki MPPT pada level string (string terpisah satu
sama lain)
• Fase tunggal
• Pemeliharaan dan penggantian dapat dilakukan oleh
personel non-spesialis.
• Suku cadang dapat disimpan di lokasi
• Kegagalan satu/beberapa inverter tidak berdampak
signifikan terhadap kinerja PLTS.
• Dapat memiliki atau tanpa trafo
• Pada inverter tanpa trafo:
• Tegangan String PV harus jauh lebih tinggi daripada tegangan di sisi AC,
atau konverter step-up DC-DC harus digunakan.
• Akan terjadi peningkatan interferensi elektromagnetik (EMI)
• Membutuhkan peralatan pelindung tambahan (pemutus sirkuit kebocoran
bumi yang sensitif DC)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Mikro, String & Central

• Konfigurasi Master – Slave


Beberapa inverter dapat dikelompokkan
bersama untuk daya tinggi atau
dimatikan untuk beradaptasi dengan
output PV yang rendah:
o Arsitektur modular
o Hanya inverter yang diperlukan yang
beroperasi secara bersamaan
o Waktu pengoperasian didistribusikan
secara seragam sehingga usia pakai dapat
diperpanjang
o Meningkatkan efisiensi pada rasio daya
rendah (1 - 2%)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Klasifikasi Inverter - Inverter Mikro, String & Central
• Inverter Central terhubung ke beberapa string
panel surya (Combiner Box) dan bukan hanya
satu string seperti pada String inverter.
• Biasa digunakan untuk skala menengah dan besar
dengan rating DC (PDCmax) inverter central berkisar
50kWp - 1MWp.
• 3 fasa
• Kehandalan tinggi
• Tidak adanya MPPT untuk masing-masing string
(meningkatkan rugi daya jika ada perbedaan tilt,
orientasi, shading atau jenis modul yang berbeda)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter pada PLTS

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter pada PLTS

• Pemilihan inverter: harga vs. kualitas


• Inverter telah mencapai tingkat teknologi yang tinggi dan untuk para user dapat
dipahami sebagai black-box (dengan syarat memiliki sertifikat IEC 62109)
• Inverter adalah otak dan kaki tangan (alat gerak) pada sistem PLTS: setting parameter
tetap dikerjakan oleh installer (by design)
• String-inverter (DC-cabling pendek) vs. Central-inverter (DC-cabling panjang)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 28


Pemilihan Inverter pada PLTS
No Kriteria Deskripsi
Skema tarif feed-in (FiT) mungkin bertingkat untuk kapasitas PLTS yang berbeda yang
1 Skema insentif
mungkin mempengaruhi ukuran inverter.
Kapasitas PLTS mempengaruhi konsep koneksi inverter. Inverter sentral biasanya
2 Ukuran proyek
digunakan di PLTS besar
Inverter efisiensi tinggi harus dicari. Produksi energi tambahan biasanya mengkompensasi
3 Performa biaya awal yang tinggi. Efisiensi berubah dengan tegangan input DC, persentase beban,
dan beberapa faktor lainnya
4 Rentang MPP Rentang MPP yang luas memungkinkan fleksibilitas dalam memfasilitasi desain
Peraturan kelistrikan nasional mungkin menetapkan batasan pada perbedaan daya
5 Output 3 fase atau fase tunggal
maksimum antara fase untuk beban asimetris.
Kompatibilitas modul thin film dengan inverter transformerless harus dikonfirmasi dengan
6 Teknologi modul
produsen
Inverter transformator harus digunakan jika isolasi galvanik diperlukan antara sisi DC
7 Isolasi Galvanik
dan AC dari inverter
Peraturan jaringan mempengaruhi ukuran dan teknologi inverter. Peraturan jaringan
8 Peraturan Jaringan nasional mungkin memerlukan inverter untuk dapat mengontrol daya reaktif. Peraturan
jaringan juga menetapkan persyaratan pada THD pada keluaran daya AC inverter
Keandalan inverter yang tinggi memastikan downtime, biaya perawatan dan perbaikan
9 Keandalan produk
yang rendah. Jika tersedia, angka masa pakai (MTBF) dan track record harus dinilai
www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI
Pemilihan Inverter pada PLTS

No Kriteria Deskripsi
Jika modul dengan spesifikasi yang berbeda akan digunakan, maka inverter string atau
10 Pasokan modul
multi-string direkomendasikan, untuk meminimalkan kerugian mismatch modul.
Pemeliharaan dan kemudahan Kemudahan servis dan perawatan yang berkualifikasi, dan ketersediaan suku cadang
11
servis merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan selama pemilihan inverter.
Jika terjadi kesalahan dengan inverter string, hanya sebagian kecil dari output PLTS
yang hilang. Inverter cadangan dapat disimpan secara lokal dan diganti oleh teknisi
12 Ketersediaan sistem
terlatih. Dengan inverter sentral, sebagian besar output pembangkit akan hilang
(misalnya, 100 kW) sampai diperoleh penggantinya.
Kemudahan memperluas kapasitas sistem dan desain fleksibilitas harus dipertimbangkan
13 Modularitas
saat memilih inverter
Untuk situs dengan kondisi naungan atau orientasi yang berbeda, inverter string mungkin
14 Kondisi naungan
lebih cocok
Penempatan luar / dalam ruangan dan kondisi ambien situs memengaruhi kelas IP dan
15 Lokasi pemasangan
persyaratan pendinginan
Pemantauan / pencatatan / Pemantauan PLTS, pencatatan data, dan persyaratan kendali jarak jauh menentukan
16
telemetri serangkaian kriteria yang harus diperhitungkan saat memilih inverter

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter pada PLTS

Standar kualitas Inverter:


• Garansi produk, garansi penuh untuk minimum 2 tahun
• Efisiensi minimum pada beban 75%: ≥96%
• Frekuensi output 50 Hz ± 0,5% Hz (dan mengikuti grid hingga ± 3 Hz dari
frekuensi nominal selama operasi normal)
• THD <4%
• Temperatur Operasi: 0 – 50oC
• Proteksi Enclosure: IP 20 (indoor) atau IP65 (outdoor).
• Konsumsi sendiri tanpa beban <1% & mode sleep <0,05%.
• Memiliki fungsi proteksi yang mencakup:
o Proteksi kesalahan polaritas untuk kabel DC
o Proteksi tegangan dan beban berlebih
o Deteksi Islanding untuk sistem yang terhubung ke jaringan (tergantung pada regulasi
jaringan)
o Pemantauan tahanan insulasi

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter – DC/AC Ratio

Faktor berikut mempengaruhi keputusan DC/AC


Ratio
• Grid hosting capacity?
• Efisiensi inverter & system keseluruhan?
• Kondisi iklim & Fluktuasi cuaca?
• Harga modul?

?
• Ketersediaan area modul?
• Degradasi tahunan modul?
• Harga inverter?
• Ketersedian model & tipe inverter?
• Arus DC maksimum inverter?

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter – DC/AC Ratio >1

1. Memanfaatkan output inverter dengan lebih baik


Daya, arus, dan tegangan nominal modul PV merupakan nilai pada
Kondisi Uji Standar (STC) yaitu:
a. Temperatur 25º C
b. Massa Udara 1.5
c. Insolasi 1000W/m2
Saat suhu modul PV meningkat, tegangan dan dayanya akan menurun.
Pada radiasi maksimum, modul beroperasi pada suhu hingga 65ºC
sehingga daya turun antara 20-25% dari daya Nominal (STC)

2. Menurunkan biaya spesifik energi Output (Rp/kWh)


Memperbesar array PV meningkatkan biaya modul PV & struktur
penyangga (rig) tanpa meningkatkan kuantitas dan rating komponen
sistem lainnya (inverter, breaker, kabel, dll). Oleh karena itu
peningkatan produksi energi dengan biaya terpasang Rp/kW yang
rendah. Contoh kasus pada Desain Cerah menunjukkan array PV
pada inverter 5kW, dapat meningkatkan output energi tahunan 28%
hanya dengan peningkatan ~ 10% biaya proyek.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter – DC/AC Ratio >1

• Target Pout,AC ➤ jumlah grid-tied


inverter dengan rating yang sesuai
• Spesifikasi DC/AC-Ratio ➤ PSH (peak
sun hour) yang variatif setahunnya
• Over-paneling: utilisasi PV-inverter ⇮
• Kecepatan Penurunan harga modul PV
➤ “overhead“ modul PV tidak mubazir
• As DC/AC ratio increases, the
inverter is more likely to derate

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 34


Pemilihan Inverter – DC/AC Ratio >1
Pemilihan DC / AC Ratio ideal yang memaksimalkan net present value
(NPV) bersifat variabel

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 35


Overpaneling DC/AC-Ratio > 1

Apa saja variabel penting dan bagaimana mereka keterkaitannya?

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 36


Overpaneling DC/AC-Ratio > 1
Contoh NPV VS DC/AC Ratio

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 37


Pemilihan Inverter – Optimasi Tegangan String
▪ Tegangan operasi array harus disesuaikan tegangan optimal inverter. Kurva Ƞ vs. V digunakan
untuk mengoptimalkan konfigurasi string/array.
▪ Jumlah maksimum modul dalam sebuah string:
• Melewati batas atas (VInv, DC Max) dapat mengurangi masa pakai inverter atau mengakibatkan
inverter tidak beroperasi.
• Tegangan tertinggi adalah tegangan rangkaian terbuka (VOC) di siang hari terdingin
▪ Jumlah minimum modul dalam sebuah string:
• Melewati batas bawah (VInv, DC Turn-off) akan mengakibatkan inverter tidak beroperasi.
• Tegangan terendah adalah tegangan rangkaian terbuka (VOC) di siang hari terpanas

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter – Droop controller

Contoh dari merk tertentu:


• Droop controller mencegah overfrekuensi disebabkan oversupply daya ke jaringan
• PAC nominal 100% pada flow < f < fhigh, contohnya flow = 45,5 Hz, fhigh = 51 Hz
• PAC nol untuk f < flow dan f > fhigh

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 39


Pemilihan Inverter – Kemampuan Daya Reaktif

Setiap generator dalam PLT EBT harus mampu beroperasi dalam rentang faktor daya dari
0,90 leading sampai 0,85 lagging. Pengoperasian di luar batasan ini masih dapat diterima
selama daya reaktif PLT EBT masih dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemakaian
sendiri, atau jika tidak, maka daya reaktif disediakan di bawah pengaturan PLN, tanpa
menghasilkan dampak merugikan pada tegangan sistem

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 40


Pemilihan Inverter – Kemampuan Daya Reaktif

• Metode Q(V) : kontrol dinamik (feed-back), penyesuaian daya reaktif bergantung pada
deviasi nilai tegangan jaringan dari nilai nominalnya
• Metode cos φ (P) : kontrol statis (feed-forward), penyesuaian nilai sudut φ bergantung
pada nilai daya aktif yang dihasilkan
• Setting dapat ditetapkan oleh operator jaringan atau autonom berdasarkan algoritma
kontrol internal pada inverter

• Daya reaktif bertindak sebagai beban tambahan.


• Perancangan inverter perlu mempertimbangkan karakteristik system
jaringan untuk mengukur daya semu yang dibutuhkan dengan cara
yang tepat.
• Konsumsi daya reaktif oleh PLTS dapat dilakukan untuk mengurangi
tegangan jaringan karena tegangan jaringan berlebih akanmemicu
inverter memutuskan sambungan dari jaringan

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 41


Pemilihan Inverter – Kemampuan Daya Reaktif

• Pergeseran fasa yang ada dapat dikompensasikan dengan membuat pergeseran fasa ke
arah yang berlawanan, misalnya dengan menggunakan inverter
• Sebagai efek tambahan, pergeseran fasa kapasitif atau induktif mengatur tegangan
jaringan.
• Contoh: Pembangkit listrik besar dapat menghasilkan energi dengan pergeseran kapasitif untuk
mengkompensasi pengurangan tegangan efek induktif dari saluran udara yang panjang

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 42


Pemilihan Inverter – Anti-Islanding

• Membuat jaringan aman dari tegangan


listrik terhadap tenaga teknisi
• Diatur dalam grid-code negara yang
bersangkutan, contohnya pada aturan
PLN mengenai interkoneksi EBT
• Vgrid drop:
• Deteksi frekuensi jaringan mulai bekerja
• V inv,out akan menjadi fluktuatif, pada V atau f
• Vinv,out drop :
• Inverter dapat start ulang kemudian
sebagai micro-grid local  remote-
command dari operator jaringan

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 43


Pemilihan Inverter – LVFRT: Low-Voltage Fault Ride Through

•t = 0 :
• tegangan drop
• inverter sebagai current source
• satu-satunya penunjang energi
adalah kapasitor DC dalam inverter
• t = 0,15 s :
• tegangan kembali stabil
• transisi dari current source menjadi
voltage source → arus transien
• t = 0,2 s :
• inverter kembali sebagai voltage
source

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 44


Pemilihan Inverter – Emisi elektromagnetik

• Setiap ELDA (elektronika daya) dengan switching


akan menimbulkan tegangan gangguan
• Tes EMC diatur pada IEC 61000
• Gangguan EMC melalui pengkabelan
• Gangguan EMC melalui radiasi medan
elektromagnetik
• Level batas gangguan 100 – 500 μV

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 45


Efisiensi dan rugi daya

• Efisiensi peak: umumnya didesain pada beban maksimum


• Efisiensi EU: memperhitungkan pengoperasian pada rentang beban dari 0 sampai 100%
• Efisiensi bergantung pada tegangan DC saat pengoperasian
• Efisiensi bergantung pada temperatur pengoperasian

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 46


Efisiensi dan rugi daya

• Efisiensi Eropa?
Efisiensi yang dihitung dari beberapa efisiensi pada titik operasi berbeda yang ditimbang sesuai dengan
frekuensi terjadinya di lokasi tertentu di Eropa:

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 47


Rugi Daya

• Parameter yang mempengaruhi efisiensi inverter:


• Rugi-rugi / loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya dalam bentuk panas.
(Misal kerugian termal akibat suhu tinggi di gedung inverter)
• Total harmonic distortion (THD) mencerminkan kualitas inverter yang terhubung ke jaringan (<5%).
• Kerugian dalam konversi DC ke AC. Kerugian dalam elektronika daya
• Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter bila digunakan untuk beban-beban induktif,
maka effisiensinya akan berkurang dibandingkan dengan true sine wave inverter.

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Rugi Daya

• Kerugian karena konsumsi sendiri


• Jika ada trafo, rugi daya trafo, kerugian magnet dan tembaga (tidak konstan, tergantung pada
input daya DC, tegangan operasi, kondisi cuaca (suhu dan radiasi))
• Variasi irradiasi menyebabkan fluktuasi dalam output daya dan MPP dari array, beban dan
efisiensi yang berbeda dalam inverter.

• Umumnya effisiensi inverter adalah berkisar 50-


97% tergantung dari beban outputnya. Effisiensi
tertinggi grid tie inverter yang diclaim bisa
mencapai 95-97% bila beban outputnya hampir
mendekati rated bebannya.
• Inverter beroperasi dengan efisiensi maksimum
pada rentang tegangan tertentu, sehingga
rancangan tegangan string harus menyesuaikan..

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Pemilihan Inverter – Datasheet (1)
• Berapa jumlah
MPPTracker ?
• Berapa jumlah total
string yang dapat
tersambung ?
• Berapa nilai minimal
Voc dari string PV
supaya inverter
teraktivasi ?
• Berapa nilai Isc
maksimal dari setiap
string PV apabila
semua koneksi string
pada inverter
digunakan?

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 50


Pemilihan Inverter – Datasheet (2)
• Koneksi 1-fasa atau 3-fasa ?
• Berapa Q maksimal yang
dapat disuplai inverter?
• Apakah Iac,maks boleh
terjadi
kontinyu ?
• Mulai temperatur berapa
terjadi derating ?
• Apakah inverter ini boleh
digunakan outdoor?
• Apakah inverter memakai
kipas pendingin ?
• Apakah inverter ini memenuhi
toleransi +10% pada grid ?

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 51


Pengujian Inverter IEC 61863

• Tujuan – memeriksa kesesuaian spesifikasi teknis yang diberikan oleh manufaktur,


serta memberikan gambaran teknis kinerja inverter: bentuk gelombang, efisiensi, THD,
dll
• Acuan – IEC 61683 – Photovoltaic systems- Power conditioners – Procedure for
measuring efficiency
• Metodologi:
1. Uji Pendahuluan (Pre-Test)
2. Uji Konsumsi Diri (Self Consumption Test)
3. Uji Pembebanan (Load Test)
4. Uji Tegangan Bawah dan Tegangan Atas (Undervoltage and Overvoltage)
5. Uji Beban Rendah dan Beban Lebih (Underload and Overload)
6. Uji Beban Penuh Secara Kontinyu (Continuous Load Test)
7. Uji Fungsi Proteksi (Protection Function Test)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Standardisasi Terkait Inverter

• Grid code of countries with high installed capacity of solar PV Systems (Germany, China,
USA, UK, Thailand)
• IEC 61727: Characteristics of the Utility Interface
• IEC 62109: Safety of Static Inverters
• IEC 62509: Battery charge controllers for photovoltaic systems – Performance and
function
• IEC 62116: Testing procedure of Islanding Prevention Methods for Utility-Interactive
Photovoltaic Inverters
• IEC 60364-7-712: Electrical Installations of Buildings: Requirements for Special
Installations or Locations –Solar Photovoltaic power supply systems
• IEC 62891: Overall efficiency of grid connected photovoltaic inverters
• IEC 61000: Electromagnetic Compatibility
• IEC 61683: PV systems Power Conditioners – Procedure for measuring efficiency

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


Spesifikasi penting pada grid-tied inverter
• Tegangan no-load (open-circuit) Voc
• Voc,inv,start < Voc,PV,Tmax
• Voc,inv,max > Voc,PV,Tmin
• Tegangan MPP Vmpp
• Vmpp,inv,min < Vmpp,PV,Tmax
• Vmpp,inv,max > Vmpp,PV,Tmin
• Arus DC
• IDC,cont > Impp,PV,Gmax
• IDC,peak > Isc,PV,Gmax
• Daya listrik inverter:
(Ginv,DC/AC-Ratio * Pinv,ac,cont) > PPV,DC
• Target PAC,nominal : suhu ambien Tambien <
Tderating
www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 54
Penutup

• Inverter memegang peranan penting dalam sistem PLTS. Kriteria desain harus
dipenuhi sehingga hasil yang didapatkan optimal.
• Untuk sistem Off-grid, inverter yang dipakai adalah inverter bi-directional
inverter, sedangkan untuk sistem On-grid dipakai grid-tie inverter.
• Jaringan distribusi dan instalasi rumah mempunyai kriteria khusus yang harus
diperhatikan. Memenuhi standar yang di tetapkan (Pedoman Penyambungan
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Ke Sistem Distribusi PLN)

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI


THANK YOU

www.bppt.go.id BPPT RI @BPPT_RI @BPPT_RI 56

Anda mungkin juga menyukai