BAB I
PENDHULUAN
1.1 PLTS Kayubihi Bangli
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kayubihi Bangli diresmikan
pada tanggal 25 Februari 2013 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) pada saat itu yaitu Jero Wacik. Dalam acara peresmian tersebut Menteri
ESDM di dampingi Gubernur Bali, Inspektur Jenderal KESDM, Direktur Jenderal
EBTKE, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Direktur Utama PT PLN (Persero).
PLTS Kayubihi Bangli dikelola Perusda Bangli bernama Perusda Bhukti Mukti
Bhakti. Dalam pengelolaanya, Bupati sudah menunjuk I Gusti Made Satria Wira
Tenaya asal Tabanan sebagai direktur utama di perusda tersebut.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dibangun di atas lahan dengan
luas tanah 1.2 ha dan menghasilkan 1MWp. Listrik yang dihasilkan dari PLTS
tersebut nantinya akan langsung disalurkan ke jaringan PLN.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin 7
april, melakukan Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bangli
yang dibiayai APBN Kementerian ESDM Tahun Anggaran (TA) 2013. Peresmian
PLTS dilaksanakan secara simbolis dengan penandatanganan prasasti.
1.1.1
Gambaran Umum
Secara geografis Indonesia terletak di daerah garis khatulistiwa sehingga
sumber energi surya sangat berlimpah sehingga memiliki potensi yang sangat
besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkitan energi listrik. Intensitas radiasi
matahari di Indonesia cukup tinggi dengan rata-rata sekitar 4.8 kWh/m 2 per hari
diseluruh wilayah Indonesia. Ini Berarti tiap 1 kW photovoltaic (PV) dapat
menghasilkan 4,8 kWh energi listrik setiap harinya. Berlimpahnya energi surya di
negara kita ini merupakan potensi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik secara optimal.
Di masa yang akan datang, penggunaan pembangkit listrik berbahan
bakar fosil, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) semakin lama akan
semakin berkurang ketersediaan bahan bakarnya. Diperlukan teknologi energi
terbarukan (Renewable Energi) seperti photovoltaic (PV) yang memiliki reputasi
sebagai sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Oleh karena itu
pemanfaatan energi terbarukan berpotensi sebagai sumber alternatif dalam
mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mampu menjaga dan
1
juga
ditemukan
berpotensi
menyebabkan
gangguan
sehingga
dapat
dilakukan
Gambaran Khusus
Pada PLTS Kayubihi terdiri dari komponen-komponen dalam konversi
energinya yaitu seperti bagian rangkaian panel surya, inverter, panel distribusi,
transformator dan komputer sebagai operator pada PLTS Kayubihi. Bagian yang
penulis pilih adalah pada bagian inverter. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar losses yang terjadi pada inverter pada saat running dan
juga mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya fault pada inverter.
1.1.3
SDM
Gambar 1.1
perencanaan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem PLTS On-Grid
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya terinterkoneksi jaringan (OnGrid) adalah pembangkitan energi listrik hasil konversi dari energi matahari yang
terhubung langsung dengan jaringan listrik PLN. Listrik yang dihasilkan pada
PLTS melalu proses konversi energi tidak disimpan dahulu melainkan langsung
disalurkan ke jaringan PLN untuk menyuplai kebutuhan konsumen.
Pada sistem ini dilengkapi juga dengan sistem monitoring yang bertujuan
untuk memonitor atau mengawasi proses konversi energi matahari ke energi listrik
dari berbagai parameter mulai dari tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif,
frekuensi, dan temperatur. Serta sistem ini juga berfungsi untuk memonitor
jalannya proses penyaluran energi listrik dari PLTS ke jaringan PLN.
2.1.1
daya listrik AC output dari inverter dengan jaringan listrik utama yang langsung
disalurkan ke jaringan listrik utama. Inverter ini dilengkapi fasilitas sistem kontrol
untuk regulasi tegangan dan frekuensi sistem.
Setiap photovoltaic array memerlukan grid inverter untuk mengubah ke
bentuk AC sehingga inverter yang digunakan berjumlah 50 unit. Inverter ini akan
memulai proses konversi ketika menerima teganga DC dari PV berkisar 480 800
Vdc. Tegangan output dari inverter ini yaitu 400Vac 3 fasa dengan frekuensi 50
Hz. Temperatur operasi dari inverter ini berkisar antara -25OC sampai +60OC.
2.1.1.3 Array Protetiction Panel.
Komponen ini merupakan panel yang digunakan untuk mengisolasi
setiap string array dari solar modul yang dimaksudkan untuk kemudahan dalam
perawatan. Panel array dilengkapi dengan circuit breaker (CB), lightning arrester
dan penangkal petir.
2.1.1.4 Panel Distribusi
Ouput dari inverter akan disalurkan ke panel distribusi terlebih dahulu.
Pada sistem PLTS ini terdapat 5 unit panel distribusi dimana 1 panel distribusi
melingkupi 10 unit inverter.
Panel distribusi dibuat dari bahan pelat besi dengan tebal minimum 1
mm. dan dicat dengan menggunakan Polyester Epoxy Powder, sehingga
mempunyai sifat mekanik yang cukup baik. Panel distribusi terdiri dari busbar
positif, negatif, netral dan ground. Dilengkapi saklar utama / pemisah, circuit
breaker (CB), fuse, lampu indikator, volt-meter, ampere-meter, kWh-meter, dan
frekuensi meter. Data-data pengukuran tegangan, arus dan frekuensi (display
dalam bentuk digital) harus dapat dibaca oleh remote monitoring system.
2.1.1.5 Step Up Transformator
Step up transformator merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menaikkan tegangan. Setelah dari panel distribusi, kemudian akan disalurkan ke
step up trafo untuk dinaikkan tegangannya dari 400 Vac ke 20 kV dengan
kapasitas 250kVa.
Transformator jenis ini dilengkapi dengan sistem proteksi motorized
pole-mounted outdoor Load-Break Switch (LBS) dengan kapasitas yang sesuai.
Serta dilengkapi dengan electricity meter (kWh Meter) untuk mengukur netenergi yang masuk ke jaringan transmisi.
2.1.1.6 Remote Monitoring Sistem
Komponen ini merupakan peralatan elektrtonik untuk menampilkan
parameter-parameter, data-data dan informasi-informasi dari sebuah sistem PLTS
sangat diperlukan untuk menganalisis kehandalan fungsi (performance ratio) dan
jumlah energi yang diproduksi (harian, bulanan, dan tahunan) yang dapat diakses
melalui Ethernet atau Internet.
Parameter yang dapat dimonitoring yaitu AC Voltage, AC Current, DC
Voltage, DC Current, Temperatur, Daily generated kWh, total generated kWh,
fault information of inverter, AC frekuensi, Power factor.
2.1.1.7 Support Module
Penyangga PV array yang berfungsi sebagai alas / dudukan susunan
modul surya photovoltaic yang bahannya terbuat dari besi / metal yang digalvanis
dengan metoda hot deep galvanized. Untuk penyangga photovoltaic memiliki
ketinggian antara modul dan permukaan tanah pada titik terendah sebesar 70 cm,
serta sudut kemiringan
2.1.2
MV
LBS Motorized & System Control
10
2.3.2
Karakteristik Tegangan dan Arus AC
Listrik AC (Alternating Current) merupakan listrik yang kuat arus
maupun tegangannya merupakan fungsi periodik terhadap waktu, artinya besar
arus maupun tegangan dari listrik ini berubah-ubah secara periodik.
Tegangan AC memiliki dua polaritas yang berubah-ubah dari polaritas
yang paling tinggi ke polaritas yang lebih rendah dalam satuan waktu. Dengan
demikian tegangan AC memiliki phase dan frekuensi 50 Hz atau 60 Hz.
Berdasarkan penggunaan jumlah phase-nya, tegangan AC terdiri dari
a. Tegangan AC satu phase yang terdiri dari Phase, Neutral, dan Ground.
b. Tegangan AC tiga phase yang terdiri dari Phase R, Phase S, Phase T,
Neutral, dan Ground.
11
(PLTS)
Kayubihi
ini
menggunakan inverter 3 fasa jenis Sungrow SG20KTL. Inverter ini akan bekerja
ketika menerima teganga DC dari PV berkisar 480 800 Vdc. Tegangan output
dari inverter ini yaitu 400Vac 3 fasa dengan frekuensi 50 Hz. Temperatur operasi
dari inverter ini berkisar antara -25OC sampai +60OC.
Inverter jenis Sungrow SG20KTL merupakan string inverter 3 fasa tanpa
menggunakan transformator. Inverter ini sebagai komponen yang paling penting
di antara PV array dan jaringan PLN. Inverter memiliki fungsi untuk
mengkonversi arus DC yang telah dihasilkan pada PV modul menjadi arus AC
yang tentunya parameter-parameter yang disesuaikan dengan jaringan yang ada.
Secara umum alur dari PLTS Kayubihi ini dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
12
instruksi keselamatan harus dibaca terlebih dahulu dan selalu berpedoman pada
instruksi tersebut saat melakukan pekerjaan pada inverter tersebut.
Untuk semua pemasangan atau instalasi selain instruksi-instruksi
keselamatan, diperlukan juga pekerja yang berkompeten. Pekerja harus sudah
mengerti petunjuk-petunjuk instalasi dan juga selalu menggunakan alat-alat
pelindung diri untuk sistem kelistrikan. Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan
oleh pekerja antara lain :
a. Pemasangan inverter.
b. Menghubungkan (connecting) inverter dengan photovoltaic (PV).
c. Melakukan commissioning inverter.
d. Melakukan perawatan dan perbaikan pada inverter.
2.3.1
LCD Display Panel
Tampilan depan pada inverter terdapat LED indikator, tombol, dan layar
LCD.
Status LED
RUN : on
FAULT ; off
RUN : off
Deskripsi
Inverter berfungsi normal dengan mengasilkan AC power dan
menyalurkan langsung ke jaringan.
Terjadi malfungsi pada inverter atau terjadi gangguan proteksi
13
FAULT ; on
RUN : off
FAULT ; off
2.3.2
Deskripsi Fungsi
Fungsi dari inverter dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai
berikut :
a. Fungsi Konversi
Inverter mengkonversi Direct current (DC) power menjadi alternating
current (AC) power, dengan parameter yang disesuaikan dengan
kebutuhan jaringan.
b. Tampilan dan Penyimpana Data
Inverter dapat menampilkan dan menyimpan data termasuk data running
dan data fault dari inverter.
c. Konfigurasi Parameter
Parameter-parameter dari inverter dapat dikonfigurasi untuk operasi yang
optimal sesuai dengan kebutuhan.
d. Communication Interface
Inverter menggunakan standard RS485 interface untuk menghubungkan
peralatan monitoring dengan sistem yang ada.
e. Fungsi Proteksi
Proteksi pada inverter meliputi proteksi polaritas terbalik, proteksi short
circuit, pengawasan insulasi tahanan ke tanah, pengawasan output
tegangan, pengawasan output frekuensi, proteksi arus, pengawasan
komponen DC terhadap output AC, proteksi anti-islanding, dan
pengawasan Temperatur.
2.3.3
Derating
Derating pada output inverter merupakan langkah untuk memproteksi
inverter dari kelebihan beban atau overload yang berpotensi menyebabkan
malfungsi operasi. Derating inverter akan aktif apabila :
a. Input DC yang dihasilkan PV overload.
14
2.3.4
Electrical Connection
Menghubungkan inverter pada sistem PLTS meliputi menghubungkan
dengan PV array dan menghubungkan dengan jaringan PLN.
15
Item
A
B
C
D
E
2.3.5
Deskripsi
PV Array
Solar Info Logger
PC
AC Circuit Breaker
Jaringan
Commissioning
16
Jika ada sinar matahari sehingga dapat dihasilkan daya DC. PV array
akan menyuplay daya DC ke inverter dan layar LCD akan aktif untuk memeriksa
validitas inverter terlebih dahulu
3. Pilihan bahasa akan tampil pada layar inverter. Lakukan pengaturan
bahasa dengan dua tombol di sebelah kanan.
17
Gambar 2.10
7. Setelah melakukan konfigurasi kode grid Grid Code, pada layar akan
muncul tampilan menu Pro-Param. Informasi detail dapat dilihat pada
user manual bagian Protective Parameter Setting.
Photovoltaic group
Array 50 (20 kWp)
18
Photovoltaic group
Array 3 (20 kWp)
Photovoltaic group
9. Setelah semua parameter selesai dikonfigurasi,
maka akan muncul
Array 2 (20 kWp)
10. Inverter akan masuk ke tampilan utama. Amati status indikator pada
LCD. Jika Commissioning inverter berhasil, maka akan muncul indikator
RUN yang tampil pada menu State.
19
Gambar 2.15
2.3.6
Disconnecting
Untuk melakukan suatu pemeliharaan, inverter harus di non-aktifkan
(disconnect) terlebih dahulu. Ketika inverter dalam kondisi normal, me nonaktifkan inverter tidak perlu dilakukan. Untuk menon-aktifkan (disconnect)
inverter harus mengikuti beberapa langkah di bawah ini :
1. Disconnect atau lepaskan AC circuit breaker eksternal.
2. Putar saklar DC ke posisi OFF.
3. Tunggu selama 10 menit.
4. Tarik keluar konektor AC dari inverter.
5. Lepaskan penguncian konektor DC.
2.3.7
Prosedur Pengecekan Rutin
1. Periksa LED indikator apakah inverter dalam kondisi RUN atau
FAULT.
2. Jika LED indikator menyatakan RUN artinya inverter berfungsi
dengan normal.
3. Jika LED indikator menyatakan FAULT artinya inverter sedang
mengalami gangguan yang menyebabkan output dari inverter tidak dapat
disalurkan ke jaringan.
4. Perlu dilihat berapa nilai fault-code pada inverter untuk mengetahui
masalah apa yang terjadi pada inverter.
5. Untuk mengetahui fault-code yang terjadi pada inverter dapat diperoleh
dari history record inverter fault seperti pada gambar di bawah :
20
6.
Amati fault-code yang terjadi. Untuk mengetahui penjelasan nilai faultcode dapat dilihat pada user manual Sungrow SG20KTL bagian
Troubleshooting of Fault in LCD Screen dengan total 77 jenis (0001
0077).
2.3.8
Maintenance
Perawatan secara rutin sangat perlu dilakukan agar kondisi inverter tetap
dalam keadaan baik sehingga dapat bekerja dengan optimal. Kerusakan peralatan
meliputi
tegangan DC, arus DC, total daya DC sebagai input, tegangan AC tiap fasa, arus
AC tiap fasa, output daya aktif dan reaktif, serta frekuensi. Berdasarkan
21
sepesifikasi teknis yang tercantum pada inverter, tertulis bahwa efisiensi dari
inverter ini sangat tinggi yaitu sebesar 98% namun tidak tertutup kemungkinan
pada kenyataannya dilapangan tidak sesuai dengan spesifikasi teknisnya. Untuk
mengetahui tingkat efisiensi dari inverter dapat dilakukan dengan membandingan
input yang diteria dari PV array dengan output dari inverter.
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengamatan Status Inverter
Dari total 50 unit inverter yang terpasang pada sistem PLTS Kayubihi ini
digolongkan berdasarkan lokasi inverter terpasang yaitu menjadi lima bagian
antara lain bagian A, B, C, D, dan E dengan masing-masing bagian terdiri dari 10
unit inverter.
Pengamatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui status dari
inverter apakah RUN atau FAULT yang nantinya apabila inverter RUN
akan dianalisis seberapa besar efisiensi sehingga diketahui losses yang terjadi
pada inverter tersebut, sebaliknya apabila inverter dalam keadaan FAULT akan
dianalisis faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
Setelah melakukan pengamatan diketahui bahwa dari 50 unit inverter
hanya 20 unit inverter yang berada dalam kondisi RUN antara lain 6 unit pada
bagian A, 8 unit pada B, dan 6 unit pada bagian C. 30 unit sisanya mengalami
FAULT
3.2 Analisis Losses
Dari 20 unit inverter yang berada dalam kondisi RUN yang dibedakan
menjadi 3 group berdasarkan letak lokasi terpasangnya inverter yaitu group
inverter A, group inverter B, dan group inverter C dilakukan pengamatan rutin
selama 10 hari dimulai pada tanggal 22 Juni 2015 sampai tanggal 1 Juli 2015
dengan rentang waktu yang berbeda yaitu pada pukul 9.00, pukul 12.00, dan
pukul 15.00. Dalam pengamatan, parameter-parameter yang dicatat yaitu meliputi
daya DC sebagai input dari inverter dan daya DC output dari inverter. Dari kedua
data yang dicatat akan dilakukan perhitungan efisiensi dengan membandingkan
kedua data tersebut. Dari perhitungan tingkat efisiensi yang dilakukan maka akan
diperoleh besar losses yang dialami oleh inverter. Dari data hasil pengamatan
yang telah diperoleh sehingga dapat dilakukan analisis sebagai berikut :
4.1 Perbandingan Daya DC dengan Daya AC pada pukul 9.00
Tabel 3.1 Perbandingan Daya DC dengan Daya AC pada pukul 9.00
Hari ke
1
Group Inverter A
Pdc (W)
Pac (W)
13197.17
13090.00
22
Group Inverter B
Pdc (W)
Pac (W)
1381.33
1373.00
Group Inverter C
Pdc (W)
Pac (W)
7320.83
7160.00
23
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3763.50
7045.33
8959.33
9393.50
9501.50
2201.67
9338.83
1656.83
9404.17
3650.67
6903.83
8784.00
9123.33
9310.83
2136.83
9092.17
1611.33
9215.33
2368.33
2560.50
3373.00
2526.33
3622.67
893.00
3932.00
3824.17
4136.50
2320.33
2491.83
3305.00
2475.17
3549.50
867.83
3852.67
3745.50
4053.00
3284.67
4572.10
6184.17
6699.83
6298.17
2171.50
5747.33
2798.50
6315.83
3210.00
4457.50
6058.67
6554.00
6150.83
2121.33
5589.33
2741.83
6170.17
Group Inverter A
Pdc (W)
Pac (W)
3875.33
3786.50
6033.00
5910.67
6824.00
6685.67
5837.00
5812.50
9565.67
9218.33
5767.67
5670.83
8557.83
8384.50
8953.33
8763.83
13815.17
11274.50
15822.83
15501.83
Group Inverter B
Pdc (W)
Pac (W)
3122.83
3074.67
8027.00
7780.50
11415.50
10846.00
7267.50
7121.50
4942.00
4925.83
10470.67
10188.33
14318.83
13850.50
10755.00
10524.33
9322.17
8963.83
14068.67
13786.00
Group Inverter C
Pdc (W)
Pac (W)
4197.33
4143.00
9159.33
8975.50
11035.83
10828.83
6514.50
6383.67
4824.00
4727.00
5273.67
5172.50
11181.50
10791.00
9501.00
9305.00
12457.83
11772.00
13527.83
13011.67
24
Group Inverter A
Pdc (W)
Pac (W)
3842.33
3760.17
3042.33
2692.33
2546.50
2502.17
3532.83
3450.00
2100.00
1611.33
3332.50
3244.83
3607.17
3526.50
12137.83
11235.17
11647.33
11413.50
11249.00
11021.83
Group Inverter B
Pdc (W)
Pac (W)
4734.92
4670.00
6355.83
6333.33
8408.17
8229.17
4640.50
4551.67
6057.17
5950.50
4844.33
4814.00
3745.67
3737.50
12188.17
11943.50
11098.83
10881.00
12176.17
11811.33
Group Inverter C
Pdc (W)
Pac (W)
6598.67
6496.83
4023.50
3943.00
2960.17
2900.50
4447.67
4348.33
7676.33
7438.50
3970.17
3870.83
4143.00
4057.50
12875.67
12584.00
12783.00
12511.50
10764.00
10550.33
25
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
76.73
97.37
97.76
92.56
97.99
97.98
94.27
98.24
99.37
99.78
97.99
98.04
97.00
98.47
96.90
97.50
97.94
97.73
97.88
98.01
97.82
Group Inverter B
Efisiensi
Losses
Group Inverter C
Efisiensi
Losses
Pukul 9.00
Pukul 12.00
Pukul 15.00
(%)
97.70
96.34
94.27
(%)
2.30
3.66
5.73
(%)
97.97
97.41
98.47
(%)
2.03
2.59
1.53
(%)
97.71
97.40
97.82
(%)
2.29
2.60
2.18
Rata-rata
96.10
3.90
97.95
2.05
97.64
2.36
26
Unit inverter pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Kayubihi yang
berada dalam kondisi fault berjumlah 30 unit tercatat lebih banyak dibandingkan
dengan unit inverter yang berada dalam kondisi RUN.
Terdapat sejumlah 77 penyebab fault yang mungkin terjadi berdasarkan
user manual dari inverter jenis Sungrow SG20KTL. Untuk mengetahui faktor apa
saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi dapat dilakukan pengamatan faultcode pada masing-masing inverter. Fault-code yang tercatat pada inverter secara
otomatis berupa angka. Setiap fault-code memiliki deskripsi yang berbeda-beda.
Data fault-code yang didapatkan setelah melakukan pengamatan
berdasarkan langkah-langkah yang diinstruksikan diperoleh bahwa ke-30 unit
inverter yang berada dalam kondisi fault memiliki fault-code yang sama yaitu
0005, 0009, 0010. Ketiga fault-code yang tercatat tersebut memiliki deskripsi
yang berbeda-beda yang dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 3.8 Deskripsi Fault-code pada inverter
Fault-
Deskripsi
code
Tegangan output dari inverter terlalu rendah sehingga inverter tidak dapat
0005
menyalurkan daya.
Output frekuensi dari inverter berubah-ubah secara drastik dan cenderung berada
0009
0010
Berdasarkan ketiga jenis fault yang dialami ke-30 unit inverter ini dapat
disimpulkan bahwa terjadinya fault disebabkan karena output tegangan dan
frekuensi
dari
inverter
terlalu
rendah
sehingga
inverter
tidak
dapat
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut :
1. Dari 50 unit inverter yang terpasang pada sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Kayubihi terdapat 20 unit yang berada dalam
kondisi RUN antara lain group inverter A sejumlah 6 unit, group
inverter B sejumlah 8 unit, dengan rata-rata tingkat efisiensi masingmasing sebesar 96.10%, 97.95 %, 97.64 % sehingga diketahui bahwa
losses yang terjadi pada group inverter A sebesar 3.90 %, group inverter
B sebesar 2.05 %, dan group inverter C sebesar 2.36 %.
2. Dari ke-30 unit inverter yang mengalami fault diperoleh data fault-code
dari unit inverter tersebut antara lain :
-
0005
Tegangan output dari inverter terlalu rendah.
0009
Output frekuensi dari inverter berubah-ubah secara drastik dan
cenderung berada dibawah frekuensi jaringan nominal sebesar 50Hz.
0010
Islanding. Output dari inverter tidak dapat disalurkan ke jaringan
secara keseluruhan dan dibuang dalam bentuk energi panas.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan guna peningkatan efisiensi sehingga
dapat meminimalisasi terjadinya losses serta perbaikan terhadap inverter yang
megalami fault yaitu :
1. Diharapkan ketelitian dalam pengambilan data yang akan dianalisis untuk
memperoleh hasil yang lebih akurat.
28
28